Anda di halaman 1dari 123

PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN

KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - v


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat dan tuntunanNya
maka laporan pendahuluan ini dapat tersusun. Penyusunan database perumahan di
kecamatan Kotamobagu Barat ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dasar
terkait kondisi dan permasalahan pada tiap unit bangunan (tempat) tinggal dalam suatu
hamparan kawasan perumahan atau permukiman secara umum. Datadasar atau database
tersebut dikumpulkan dari satuan unit terkecil yaitu bangunan rumah tingga, yang dapat
dikompilasikan membentuk data dan informasi yang lebih makro, misalnya kawasan
permukiman kumuh atau kawasan perumahan yang rawan bencana dan sebagainya.

Database yang terkumpul akan disusun dalam sebuah platform aplikasi berbasis GIS
(Geographic Information System) dan back up data tabularnya dalam format Microsoft
Excel agar mudah dan familier untuk di lihat dan diolah.

Dalam pelaporan awal ini disampaikan beberapa hal yakni; tanggapan terhadap KAK,
uraian metodologi, standart teknis serta desain survey dan peta dasar yang akan
digunakan dalam pengumpulan data dan informasi.

Demikian laoran ini disampaikan sebagai bentuk dokumentasi output kegiatan sekaligus
penyajian progres pekerjaan. Atas dukungan dan masukan berbagai pihak hingga laoran ini
dapat tersusun , disampaikan terima kasih.

Konsultan Penyusun

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - i


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………… i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….. ii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………….. iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………………………. 1
1.2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran Kegiatan …………………………………. 2
1.3. Ruang Lingkup Kegiatan …………………………………………………… 3
1.4. Metodologi Pelaksanaan …………………………………………………… 3
1.5. Keluaran / Output Pekerjaan ………………………………………………. 5
1.6. Sistematika Pelaporan ……………………………………………………… 8

BAB II PEMAHAMAN TERHADAP KAK


2.1. Pemahaman Umum …………………………………………………………. 9
2.2. Pemahaman Khusus ………………………………………………………… 14

BAB III JADWAL KEGIATAN


3.1. Jadwal Kegiatan ……………………………………………………………… 15
3.2. Tahapan, Metodologi, dan Target Keluarannya …………………………. 16

BAB IV KETENTUAN TEKNIS


4.1. Definisi Istilah ………………………………………………………………… 18
4.2. Rumah, Perumahan, dan Permukiman …………………………………… 20
4.3. Rumah Tidak Layak Huni …………………………………………………... 24
4.4. Rawan Bencana ……………………………………………………………… 26

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - ii


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

BAB V DESAIN SURVEY DAN PETA DASAR


5.1. Desain Survey ……………………………………………………………….. 31
5.2. Peta Dasar ……………………………………………………………………. 37

BAB VI KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT


6.1. Kesimpulan …………………………………………………………………… 112
6.2. Tindak Lanjut …………………………………………………………………. 112

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - iii


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Matriks Substansi Output/Keluaran Penyusunan Database Perumahan


di Kecamatan Kotamobagu Barat ………………………………………………. 6

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penyusunan Database Perumahan di Kecamatan


Kotamobagu Barat ………………………………………………………………… 15
Tabel 3.2 Tahapan, Metodologi, dan Target Keluarannya ……………………………….. 16

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - iv


BAB 1
PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan suatu wilayah dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan ekonomi, pertambahan
jumlah penduduk dan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Semakin
bertumbuh perekonomian maka semakin bertambah pula jumlah penduduknya.
Pertambahan jumlah penduduk tersebut dapat diakibatkan dari adanya migrasi karena
faktor lapangan pekerjaan/ untuk tinggal dekat dengan lokasi pekerjaan, atau pertambahan
jumlah penduduk alami dari kelahiran. Namun suatu wilayah dapat mengalami
ketimpangan-ketimpangan atau ketidakteraturan karena hal tersebut. Suatu wilayah dapat
mengalami adanya perubahan fungsi dan pola penggunaan lahan untuk perumahan dan
permukiman, terjadi perkembangan yang tidak harmonis antara bangunan fisik dengan
ruang tersedia ataupun antara bangunan fisik dengan manusia. Dengan kata lain sarana
dan prasarana yang ada harus disesuaikan kembali. Satu sisi kondisi tersebut dapat
berdampak positif karena terjadi peningkatan kegiatan ekonomi, namun kondisi tersebut
dapat berdampak negatif karena terjadi kepadatan pada daerah permukiman dan dapat
menimbulkan ketidakteraturan bahkan muncul rumah tidak layak huni, kumuh, dan rawan
bencana. Karena itu, antisipasi dengan penunjang berupa penambahan dan pendataan
kondisi perumahan yang ada perlu dilakukan. Dalam kaitan, perumahan harus tertata
dalam kesatuan sistem permukiman yang terpadu sehingga permukiman aman, nyaman,
sejuk, berkesinambungan, sustainable dan indah.

Kondisi yang demikian juga terjadi di Kota Kotamobagu, dimana terjadi pertumbuhan
penduduk yang cukup tinggi. Pertumbuhan tersebut didorong oleh beberapa potensi
sumber daya alam yang cukup besar seperti sumber daya mineral, sumber daya hutan,
sumber daya laut dan perikanan dan lain-lain. Agar potensi sumber daya alam tersebut
dapat dimanfaatkan dan dikelola dengan baik dan dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat di Kota Kotamobagu, maka perlu didukung oleh beberapa faktor seperti
tersedianya dan berfungsinya infrastruktur prasarana dan sarana dengan baik sebagai
pendukung utama sistem perumahan.

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 1


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

Dengan kondisi beberapa perumahan di Kota Kotamobagu diantaranya Kecamatan


Kotamobagu Barat belum sepenuhnya terpenuhi dan tingkat kebutuhan bervariasi
tergantung kondisi geografis, budaya maupun kebiasaan atau norma masyarakat yang ada
di wilayah perumahan. Disamping itu akan berpengaruh terhadap kelancaran arus
permukiman dan menghambat kelancaran berbagai aktifitas sehari-hari masyarakat itu
sendiri. Untuk itu perlu adanya suatu pendataan/inventarisasi yang akan menjadi
kebutuhan perumahan. Data tersebut diidentifikasi kemudian dijadikan sebagai database
untuk program perbaikan dan peningkatan seluruh aspek perumahan yang ditindaklanjuti
pada program penanganan selanjutnya. Sehingga Kegiatan Inventarisasi dan Identifikasi
Perumahan Kecamatan Kotamobagu Barat Kota Kotamobagu perlu dilakukan.

1.2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran Kegiatan


1.2.1. Maksud Kegiatan
Maksud dari Kegiatan Inventarisasi dan Identifikasi Perumahan Kecamatan Kotamobagu
Barat Kota Kotamobagu adalah menyiapkan data terkini (data base) kondisi perumahan
yang akan dipergunakan sebagai acuan menyusun program penanganannya.

1.2.2. Tujuan Kegiatan


Sedangkan tujuan dari Kegiatan Inventarisasi dan Identifikasi Perumahan Kecamatan
Kotamobagu Barat Kota Kotamobagu adalah:
a. Pemutakhiran data perumahan
b. Penilaian kondisi perumahan
c. Evaluasi kondisi perumahan
d. Penyusunan rekomendasi penanganan

1.2.3. Sasaran Kegiatan


Sasaran dari Kegiatan Inventarisasi dan Identifikasi Perumahan Kecamatan Kotamobagu
Barat Kota Kotamobagu adalah:
a. Peta lokasi perumahan.
b. Keadaan dan kondisi perumahan.
c. Klasifikasi skala prioritas berdasarkan tingkat kebutuhan masyarakat.
d. Matriks rekomendasi penanganan serta usulan program dan kegiatan.

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 2


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

1.3. Ruang Lingkup Kegiatan


1.3.1. Lingkup Lokasi
Lokasi kegiatan yang menjadi tempat pelaksanaan berada di Kota Kotamobagu yaitu di
Kecamatan Kotamobagu Barat tepatnya di Kelurahan Mongkonai, Mongkonai Barat,
Molinow, Mogolaing, Gogagoman, dan Kotamobagu.

1.3.2. Lingkup Kegiatan


Lingkup kegiatan ini adalah:
a. Pendataan kondisi eksisting
- Pengumpulan data perumahan
Pengumpulan data ini dilakukan melalui survey kondisi perumahan
menggunakan metode kuisioner, wawancara dan pengamatan langsung.
- Kompilasi data
- Klasifikasi data
b. Penyusunan hasil pendataan
c. Penilaian dan evaluasi hasil pendataan
d. Penyajian hasil dan perumusan usulan rekomendasi

1.4. Metodologi Pelaksanaan


Metodologi pelaksanaan kegiatan ini, meliputi :
a. Tahapan pendataan kondisi eksisting
- Melakukan penyusunan pedoman kerja meliputi survey, pengolahan data dan
penyajian serta perumusan rekomendasi. Rencana ini merupakan pedoman
singkat yang menjabarkan lingkup pekerjaan penyusunan Database
Perumahan;
- Penyiapan sumber daya manusia beserta pembagian tugas dan tanggung
jawabnya, sesuai yang dipersyaratkan;
- Penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan;
- Mempersiapkan teknis pelaksanaan survey berupa penyiapan perangkat keras
dan perangkat lunak pengumpulan data lapangan, proses pengolahannya, dan
keluaran berupa informasi yang diinginkan. Salah satunya adalah penyiapan
form survey dan peta kerja untuk mengumpulkan informasi terkaiat database
Perumahan.
- Berkoordinasi dengan pihak pemberi kerja dan instansi pemerintah terkait lain,
untuk membantu dalam proses perolehan data.

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 3


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

- Melakukan survei dan pengumpulan informasi terkait data perumahan atau


bangunan gedung dengan fungsi domain sebagai hunian sesuai form survey di
Kecamatan Kotamobagu Barat.
- Survey dilakukan dengan metode pengamatan langsung pada lokasi atau objek
survey, serta sedapat mungkin melakukan wawancana dibantu dengan
pengisian kuisioner pada bangunan rumah tinggal yang pemiliknya bertepatan
berada dirumah saat survey rumah tinggal miliknya dilakukan. Jika pemilik tidak
berada di rumah atau tidak bersedia di wawancana, maka pengumpulan
informasi dilakukan dengan pengamatan secara umum dan pengisian
kuisionernya dilakukan berdasarkan informasi dari tetangga atau pemerintah
setempat.
- Kompilasi data dilakukan metode rekapitulasi yakni dengan merekap hasil
kuisioner dan informasi yang didapatkan dilapangan kedalam bentuk data
tabular, termasuk menitegasikannya dalam satu kesatuan „raw data” yang siap
untuk di input dan diolah dalam platfom GIS.
- Klasifikasi data dikakukan dengan metode pengelompokan yakni dengan
mengolongkan data berdasarkan output yang akan dikeluarkan. Klasifikasi data
ini bertujuan untuk memperjelas domain data berdasarkan kepentingan
pengolahan dan analisis datanya.

b. Tahapan penyusunan hasil pendataan


- Menyusun data yang telah dikompilasikan dalam format tabular dan yang telah
diklasifikasikan kedalam platform GIS (geografic information system).
- Data yang dinput didasarkan pada pengkodean berdasarkan feature identity
data (FID) yang terdapat pada peta dasar atau peta yang dijadikan acuan
dalam pelaksanaan survey.
- Metode penginputan data dilakukan dengan menambahkan dan mengisi
atribute data dalam shapefile (*shp) bangunan yang diklasifikasikan sebagai
rumah tinggal.
- Data yang di masukan dari hasil pendataan meliputi : kondisi umum bangunan
rumah tinggal, tingkat kerawanannya dengan ancaman bencana; kondisi
kawasan sekitarnya yang teridentifikasi sebagai kawasan kumuh, baik
disebabkan faktor internal maupun eksternal; klasifikasi layak dan
ketidaklayaakan hunian, status pembangunan rumah, serta kesesuaian
bangunan dengan aspek dasar aturan bangunan.

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 4


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

c. Tahapan penilaian dan evaluasi hasil pendataan


- Penilaian dan evaluasi hasil pendataan dilakukan berdasarkan data yang telah
diinput kedalam platform GIS, dimana data yang telah di input dan
diklasifikasikan dapat memberi gambaran yang jelas untuk dinilai atau dianalisis
serta dievaluai keberadaannya.
- Penilaian dilakukan berdasyarkan klasifikasi atau pembobotan yang memberi
gambaran atau penilaian terhadap objek berdasarkan tingkatnya, tinggi atau
sedang dan seterusnya.
- Penilaian dan evaluasi hasil pendataan merupanan bagian dari proses analisis
yang dilakuan dengan analisis berbasis GIS, yakni dengan metode
superimpose dan klasifikasifi.

d. Tahapan Penyajian hasil dan perumusan usulan rekomendasi


- Penyajian hasil dilakukan dengan penyusunan peta tematik sebagai bentuk
penyajian informasi berbasis spasial (by name by adress)
- Penyajian hasil dalam bentuk data tabular yakni tabel-tabel yang berisi
informasi makro maupun informasi mikro (berbasis satuan terkecil yakni per
bangunan/rumah)
- Penyajian data interaktif dalam format GIS yang dapat memberi informasi
secara terintegrasi lokasi bangunan pada peta, informasi makro dan mikro,
visialisasi atau foto bangunan/kondisi rumah.

1.5. Keluaran / Output Pekerjaan


Keluaran / output dari kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 :

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 5


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

Tabel 1.1

MATRIKS SUBSTANSI OUTPUT/KELUARAN PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN


DI KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

NO ASPEK KELUARAN BENTUK KELUARAN MUATAN DATA DAN INFORMASI


1 Data umum kondisi perumahan Berupa data deskriftif dan data spasial yakni berupa Data umum administratif (batas administrasi,
dan permukiman menurut peta dasar kawasan yang menjadi sasaran kegiatan sebaran rumah/bangunan, akses jalan,
administrasi wilayah kondisi topografi, sungai dan toponim)
2 Data perumahan dan permukiman Berupa sebaran area poligon kawasan perumahan Jumlah bangunan rumah yang kemungkinan
rawan bencana; yang rawan bencana, longsor, banjir serta garis terdampak, lokasi dan jalur efakuasi yang
sesar, yakni peta tematik rawan bencana. dibutuhkan berdasarkan klasifikasi ancaman
bencana
3 Data permukiman kumuh baik Berupa sebaran poligon area kawasan kumuh baik Jumlah bangunan yang terindikasi masuk
squatter dan slump area (titik yang berbentuk squater maupun slump, yakni peta dalam kawasan kumuh sesuai dengan
lokasi dan luas area); tematik kawasan kumuh kriteria kekumuhan dan status kepemilikan
lahannya (menentukan klasifikasi slum atau
squarter) yang ditunjang dengan data mikro
per satuan bangunan
4 Data perumahan padat; Berupa sebaran poligon yang di identifikasikan Tingkat kepadatan bangunan dalam suatu
berdasarkan kriteria kepadatan, atau rasio jumlah area kawasan perumahan tertentu.
bangunan dan luas lahan kawasan perumahan dan
permukiman tertentu, yakni peta tematik kapadatan
bangunan
5 Data rumah tidak layak huni; Berupa sebaran titik yang mengidentifikasikan Jumlah bangunan yang terindikasi sebagai
bangunan berdasarkan kriteria Kondisi bangunan rumah tidak layak huni berdasarkan
yang sudah tidak layak, rusak dan mengunakan klasifikasi ketidak-layakan dari jenis
material non parmanen, yakni peta tematik rumah konstruksi, kecukupan luas, serta kondisi
tidak layak huni (RTLH) sanitasi yang ditunjang dengan data mikro
per satuan bangunan
6 Data perumahan yang dibangun Berupa sebaran titik atau poligon yang Jumlah bangunan bangunan, rumah yang
oleh pihak berbadan hukum (RSH, mengidentifikasikan hamparan atau kumpulan diklasifikasikan berdasarkan status pihak
RSS, Town House,Rusunami, beberapa rumah yang dibangun datau yang membangun, jenis bangunannya
Rusunawa, Maisonete, Rukan, direncanakan oleh korporasi swasta atau (perumahan, ruko, atau rumah swadaya)
Ruko dan lain-lain); pemerintah, yakni peta tematik status dan jenis
rumah berdasarkan pihak yang membangun
LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 6
PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

NO ASPEK KELUARAN BENTUK KELUARAN MUATAN DATA DAN INFORMASI


7 Data perumahan Berupa sebaran titik yang mengidentifikasikan Jumlah bangunan rumah tinggal yang
swadaya/perorangan; bangunan yang dibangun secara swadaya dibangun secara mandiri, luas bangunan,
/perorangan (Bukan rumah tinggal yang jenis konstruksi, jumlah lantai, foto bangunan
memeperoleh bantuan pembangunan/program (data dan informasi mikro per satuan
tertentu) bangunan)
8 Data perumahan ideal sesuai Berupa sebaran titik yang mengidentifikasikan Jumlah bangunan rumah tinggal yang
KDB/KLB dan KDH; rumah tinggal yang masih memiliki halaman/area memenuhi standart KDB,KLB dan KDH yang
resapan serta mematuhi garis sempadan sepan, yang ditunjang dengan data mikro per satuan
samping atau belakang) bangunan
9 Data Kawasan Siap Bangun Berupa sebaran poligon hasill identifikasi lahan Luas lahan/ kawasan, ketersedian
(KASIBA) /Lahan Siap Bangun yang secara peruntukan rencana tata ruangnya infrastuktur penunjang, status kepemilikan
(LISIBA); adalah untuk perumahan dan permukiman , namun lahan, kriteria/spesifikasi lahan
belum dibangun atau merupakan lahan potensial
berdasarkan kriteria kemampuan lahan yang dapat
dibangun dalam jangka waktu 5-10 tahun kedepan
10 Data cadangan lahan untuk Berupa sebaran poligon hasill identifikasi lahan Luas lahan/ kawasan, ketersedian
perumahan (Land Banking); yang secara peruntukan rencana tata ruangnya infrastuktur penunjang, status kepemilikan
adalah untuk perumahan dan permukiman , namun lahan, kriteria/spesifikasi lahan
belum dibangun atau merupakan lahan potensial
berdasarkan kriteria kemampuan lahan yang dapat
dibangun dalam jangka waktu lebih dari 10 yahun
yang akan datang

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 7


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

1.6. Sistematika Pelaporan


Sistematika laporan Pendahuluan Kegiatan Inventarisasi dan Identifikasi Perumahan
Kecamatan Kotamobagu Barat Kota Kotamobagu adalah:
1. Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pekerjaan,
metodologi pelaksannan dan output atau keluaran pekerjaan serta sistematika
pelaporan.
2. Pemahaman terhadap KAK, berisi tentang tanggapan dan interpretasi terhadap KAK
yang menjadi acuan pekerjaan
3. Jadwal pelaksanan kegiatan, berisi uraian tahapan pekerjaan dan alokasi waktu
pelaksanaan pekerjaan termasuk target output yang dihasikan
4. Ketentuan teknis, berisis tentang ketentuan umum terkaiat bidadang perumahan dan
permukiman yang dijadikan acuan penilaian atau evaluasi terhadap kondisi
permukiman yang ada.
5. Desain survey dan peta dasar, berisi tentang bentuk form survey dan format tabel
kompilasinya serta peta dasar yang di bagi per area tertentu dari kelurahan yang
menjadi target kegiatan
6. Kesimpulan dan tindak lanjut, berisi tentang kesimpulan sementara dan rencana
tindak lanjut setelah laporan ini tersusun.

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 8


BAB 2
PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

BAB 2
PEMAHAMAN TERHADAP KAK

2.1. Pemahaman Umum

Poin KAK Pemahaman dan tanggapan terhadap KAK


1. Latar Belakang - Perkembangan suatu kawasan tidak lepas dari dukungan
sarana dan prasarana yang memadai
- Perkembangan di sektor ekonomi yang pesat diikuti pula oleh
pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, memberikan
andil untuk memacu pembangunan dan pengembangan lahan
baru.
- Kebutuhan akan perumahan yang semakin lama semakin
meningkat disertai laju penduduk yang semakin bertambah,
perlu diantisipasi dengan perimbangan sarana dan prasarana
yang mendukung.
- Kondisi perumahan di Kota Kotamobagu termasuk di
Kecamatan Kotamobagu Barat belum sepenuhnya terpenuhi
standart pelayanan dan kondisi yang ideal.
- Kondisi yang kurang representatif dari segi layanan sarana
dan prasarana, berpengaruh terhadap kelancaran berbagai
aktifitas sehari-hari masyarakat di kawasan tersebut.
- Untuk itu perlu adanya suatu pendataan/inventarisasi terkait
kondisi perumahan, permasalahan dan kebutuhan layanan
sarana dan prasarana. Data dan informasi tersebut akan
menjadi acuan dalam pengambilan kebujakan, strategi dan
program perbaikan dan peningkatan seluruh aspek
perumahan.
2. Maksud, Tujuan a. Maksud
dan Sasaran Menyiapkan data terkini (data base) kondisi perumahan yang
akan dipergunakan sebagai acuan menyusun program
penanganannya.
b. Tujuan

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 9


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

Poin KAK Pemahaman dan tanggapan terhadap KAK


- Pemutakhiran data perumahan.
- Penilaian kondisi perumahan.
- Evaluasi kondisi perumahan.
- Penyusunan skala prioritas, metode dan strategi penanganan.
c. Sasaran
- Peta lokasi perumahan.
- Keadaan dan kondisi perumahan.
- Skala prioritas dan metode penanganan berdasarkan tingkat
kebutuhan masyarakat.
- Jadwal dan rencana tindak dalam bentuk matrik serta strategi
penanganan.
3. Lokasi Pekerjaan Kecamatan Kotamobagu Barat Kota Kotamobagu
4. Nama organisasi a. K/L/D/I : Pemerintah Kota Kotamobagu
pengadaan jasa b. Satker/SKPD : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
konsultansi Permukiman
c. PPK : Oktaf Denni Tongkasi, ST
5. Sumber dana a. Sumber dana:
dan perkiraan Dana Alokasi Umum (DAU) tahun anggaran 2019
biaya b. Total perkiraan biaya yang diperlukan: Rp 400.000.000,00
(Empat ratus juta rupiah)
6. Ruang lingkup, a. Lingkup Lokasi
lokasi pekerjaan, Kecamatan Kotamobagu Barat.
fasilitas b. Lingkup Kegiatan
penunjang - Pendataan kondisi eksisting (Pengumpulan data perumahan,
Identifikasi data, Integrasi data yang berkaitan dengan
perumahan, Klasifikasi data)
- Penyusunan data.
- Evaluasi program yang telah dilakukan dan usulan program
berdasarkan kondisi eksisting.

7. Produk yang Terkumpulnya data perumahan yang relevan dan signifikan yang
dihasilkan dapat dijadikan dasar penentuan kebijakan, perencanaan,
pemrograman, penganggaran, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman di
Kecamatan Kotamobagu Barat Kota Kotamobagu
Hasil penyusunan database mencakup :

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 10


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

Poin KAK Pemahaman dan tanggapan terhadap KAK


- Data perumahan dan permukiman rawan bencana;
- Data permukiman kumuh baik squatter dan slump area (titik
lokasi dan luas area);
- Data perumahan padat;
- Data rumah tidak layak huni;
- Data perumahan yang dibangun oleh pihak berbadan hukum
(RSH, RSS, Town House,Rusunami, Rusunawa, Maisonete,
Rukan, Ruko dan lain-lain);
- Data perumahan swadaya/perorangan;
- Data perumahan ideal sesuai KDB/KLB dan KDH;
- Data perumahan ideal sesuai peruntukan (formal dan
informal);
- Data Kawasan Siap Bangun (KASIBA) /Lahan Siap Bangun
(LISIBA);
- 10.Data cadangan lahan untuk perumahan (Land Banking
8. Jangka waktu 120 (seratus dua puluh) Hari Kalender
pelaksanaan
pekerjaan
9. Kompetensi a. Tenaga Ahli
Tenaga - Team Leader;
Ahli/Terampil/Pe - Ahli Database;
ndukung lainnya - Ahli Geodesi
yang dibutuhkan b. Tenaga Pendukung
- Surveyor;
- Juru Gambar / Drafter
- Administrasi / Operator Computer
10. Peralatan yang - Perangkat Komputer PC & Printer
dibutuhkan - Global Positioning System (GPS)
- Kendaraan roda empat
- Kendaraan roda dua
- Kamera digital
11. Pendekatan dan A. TAHAPAN PERSIAPAN
metodologi - Menyusun pedoman dan alur kerja
- Menyiapkan sumber daya manusia beserta pembagian tugas
- Menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan;
- Mempersiapkan teknis pelaksanaan survei berupa penyiapan

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 11


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

Poin KAK Pemahaman dan tanggapan terhadap KAK


perangkat keras dan perangkat lunak
- Pengumpulan data lapangan, proses pengolahannya, dan
keluaran berupa informasi yang diinginkan.
- Berkoordinasi dengan instansi pemerintah setempat yang
dapat membantu dalam proses perolehan data.
B. TAHAPAN PELAKSANAAN SURVEY
- Survei dan wawancara kepada aparat pemerintah daerah,
masyarakat, pemangku kepentingan lainnya yang terkait
kondisi, permasalahan dan kebutuhan pada kawasan
perumahan;
- Pelaksanaan Database Perumahan yang dilakukan oleh
konsultan, didampingi oleh instansi terkait.
- Persiapan Survey Lapangan, termasuk persiapan alat survey
srta metode pengambilan data
- Penyiapan form survey untuk pendataan perumahan.
- Pembuatan lembar rekapitulasi daftar data primer dan data
sekunder.
- Penyediaan peta dasar untuk kebutuhan pendataan.
- Pembuatan program kerja survey lapangan.
- Pelaksanaan Survey Lapangan
C. TAHAPAN KOMPILASI DAN ANALISIS
- Melakukan kompilasi atau rekapitulasi hasil survey, termasuk
mengkalifikasikannya sesuai peruntukan output yang hendak
dicapai
- Melakukan kajian terhadap hasil survey sesuai pembagian
aspek yang menjadi tujuan penyusunan database, sesuai data
yang telah terkumpul.
- Melakukan evaluasi terhadap program
pengembangan/penanganan bidang perumahan yang telah
dilakukan berdasarkan hasil pendataan.

D. TAHAPAN KESIMPULAN
Perumusan kesimpulan terhadap hasil survey yang telah
dilakukan untuk menggambarkan secara rinci aspek-aspek terkait
output kegiatan

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 12


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

Poin KAK Pemahaman dan tanggapan terhadap KAK


12. Laporan Laporan yang harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa Konsultansi
kemajuan meliputi:
pekerjaan a. Laporan pendahuluan;
b. Laporan antara;
c. Laporan akhir;
d. Data Base dalam aplikasi GIS dan Ms. Excel
13. Sistem A. LAPORAN PENDAHULUAN
Pelaporan Laporan Pendahuluan secara substansi berisi :
- P endalaman Kerangka Acuan Kerja, pemahaman latar
belakang perlunya kegiatan database prasarana perumahan
dan permukiman;
- Uraian standart teknis terkait perumahan dan aspek terkait
output penyusunan database;
- Penetapan metoda dan pendekatan kajian, penyusunan
kerangka pencapaian sasaran, jadwal waktu, pengerahan
tenaga teknis/ahli yang terlibat;
- Desain survey dan peta kerja;
B. LAPORAN ANTARA
Laporan antara secara substansi berisi :
- Gambaran umum dan Identifikasi permasalahan perumahan;
- Penyajian progres tengah hasil survey perumahan dan
permukiman berdasarkan kerangka yang telah disepakati;
- Hasil kajian / analisis sementara terhadap aspek yang
menjadi output kegiatan
C. LAPORAN AKHIR
Laporan Akhir secara substansi berisi :
- Penyajian akhir hasil suryey
- Hasil akhir kajian/analisis terhadap aspek yang menjadi
output kegiatan
- Usulan rekomendasi program penanganan dan tindak lanjut
untuk masing-masing aspek yang menjadi output kegiatan
yakni : Perumahan rawan bencana, perumahan pada
kawasan kumuh, RTLH, Kesesuaian standart perumahan
ideal, KASIBA/LISIBA dan Alokasi cadangan kawasan
permukiman.
- Album Peta tematik Kecamatan Kotamobagu Barat;;

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 13


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

Poin KAK Pemahaman dan tanggapan terhadap KAK


D. DATABASE DALAM FORMAT APLIKASI BERBASIS GIS
DAN MS. EXCEL
Database ini dapat digunakan sebagai dasar dalam mengatur
dan mengelola data yang telah disusun. Database ii dapat
dimutahirkan di waktu yang akan datang sebagai alat
pertimbangan dalam mentukan kebijakan penanganan
perumahan.
E. FORMAT LAPORAN
Format produk laporan yang dihasilkan dibuat dalam bentuk
tulisan yang dilengkapi dengan gambar, peta, foto, dan
tabel/grafik, dengan format Ukuran kertas : A4, 80 gram HVS,
Pembatas kertas tipis berwarna sebagai pembatas antar bab;
Jenis huruf : standar Line spasi : 1,5 spasi

2.2. Pemahaman Khusus

Pemahaman khusus terhadap kegiatan ini adalah penyiapkan data dasar dari satuan unit
terkecil yakni bangunan yang berfungsi sebagai hunian atau bertipologi rumah tinggal.
Pengumpulan data dan informasi mencakup kondisi dasar rumah tinggal, material
bangunan, akses air bersih, listrik, pemenuhan syarat koefisien dasar bangunan (KDB),
sempadan bangunan, serta akses terhadap utilitas dasar lingkungan (jalan dan saluran),
maupun yang masuk dalam kategori rumah tidak layak huni (RTLH).
Dalam skala kawasan kondisi bangunan di pengaruhi oleh keberadaannya baik pada
kawasan yang terindikasi rawan bencana maupun kawasan kumuh. Selain itu database
yang dibutuhkan adalah mengidentifikasi perumahan yang dibangun oleh pihak berbadan
hukum atau koorporatif seperti real estate, ruko maupun rusun serta mengidentifikasi lahan
potensial untuk KASIBA/LISIBA termasuk lahan cadangan lain untuk kawasan perumahan
di masa yang akan datang di Kecamatan Kotamobagu Barat.

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 14


BAB 3
PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

BAB 3
JADWAL KEGIATAN

3.1. Jadwal kegiatan


Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah 120 hari yang dilampirkan
mlalui tabel berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penyusunan Database Perumahan di Kecamatan Kotamobagu Barat

JANGKA WAKTU
BULAN BULAN BULAN BULAN
NO TAHAPAN
KE - I KE - II KE - III KE - IV
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Pendataan Kondisi
I.
Eksisting
a. Pengumpulan
Data Perumahan
b. Kompilasi Data
c. Klasifikasi Data
Penyusunan Hasil
II.
Pendataan
Penilaian dan
III. Evaluasi Hasil
Pendataan
Penyajian Hasil dan
IV. Perumusan Usulan
Rekomendasi

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 15


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

3.2. Tahapan, Metodologi dan Target Keluarannya


Adapun tahapan, metodologi,dan target keluaran dari kegiatan ini adalah:

Tabel 3.2
Tahapan, Metodologi, dan Target Keluarannya

NO. TAHAPAN METODOLOGI DAN TARGET KELUARANNYA


1. Pendataan METODOLOGI
Kondisi - Penyusunan pedoman kerja (meliputi survey, pengolahan
Eksisting data dan penyajian serta perumusan rekomendasi), sebagai
pedoman singkat yang menjabarkan lingkup pekerjaan
penyusunan Database Perumahan;
- Penyiapan sumber daya manusia beserta pembagian tugas
dan tanggung jawabnya, sesuai yang dipersyaratkan;
- Penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan;
- Mempersiapkan teknis pelaksanaan survey berupa penyiapan
perangkat keras dan perangkat lunak pengumpulan data
lapangan, proses pengolahannya, dan keluaran berupa
informasi yang diinginkan. Salah satunya adalah penyiapan
form survey dan peta kerja untuk mengumpulkan informasi
terkaiat database Perumahan.
- Berkoordinasi dengan pihak pemberi kerja dan instansi
pemerintah terkait lain, untuk membantu dalam proses
perolehan data.
- Melakukan survei dan pengumpulan informasi terkait data
perumahan atau bangunan gedung dengan fungsi domain
sebagai hunian sesuai form survey di Kecamatan
Kotamobagu Barat.
- Survey dilakukan dengan metode pengamatan langsung pada
lokasi atau objek survey, serta sedapat mungkin melakukan
wawancana dibantu dengan pengisian kuisioner pada
bangunan rumah tinggal yang pemiliknya bertepatan berada
dirumah saat survey rumah tinggal miliknya dilakukan. Jika
pemilik tidak berada di rumah atau tidak bersedia di
wawancana, maka pengumpulan informasi dilakukan dengan
pengamatan secara umum dan pengisian kuisionernya
dilakukan berdasarkan informasi dari tetangga atau
pemerintah setempat.
- Kompilasi data dilakukan metode rekapitulasi yakni dengan
merekap hasil kuisioner dan informasi yang didapatkan
dilapangan kedalam bentuk data tabular, termasuk
menitegasikannya dalam satu kesatuan „raw data” yang siap
untuk di input dan diolah dalam platfom GIS.
- Klasifikasi data dikakukan dengan metode pengelompokan
yakni dengan mengolongkan data berdasarkan output yang
akan dikeluarkan. Klasifikasi data ini bertujuan untuk
memperjelas domain data berdasarkan kepentingan
pengolahan dan analisis datanya.

TARGET LUARAN
- Petunjuk teknis pelaksaan survey
- Jadwal pelaksanaan
- Form survey
- Peta kerja/peta survey

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 16


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

NO. TAHAPAN METODOLOGI DAN TARGET KELUARANNYA


2. Penyusunan METODOLOGI
Hasil - Menyusun data yang telah dikompilasikan dalam format
Pendataan tabular dan yang telah diklasifikasikan kedalam platform GIS
(geografic information system).
- Data yang dinput didasarkan pada pengkodean berdasarkan
feature identity data (FID) yang terdapat pada peta dasar atau
peta yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan survey.
- Metode penginputan data dilakukan dengan menambahkan
dan mengisi atribute data dalam shapefile (*shp) bangunan
yang diklasifikasikan sebagai rumah tinggal.
- Data yang di masukan dari hasil pendataan meliputi : kondisi
umum bangunan rumah tinggal, tingkat kerawanannya
dengan ancaman bencana; kondisi kawasan sekitarnya yang
teridentifikasi sebagai kawasan kumuh, baik disebabkan
faktor internal maupun eksternal; klasifikasi layak dan
ketidaklayaakan hunian, status pembangunan rumah, serta
kesesuaian bangunan dengan aspek dasar aturan bangunan.
TARGET LUARAN
- Hasil kompilasi survey dalam format GIS dilengkapi dengan
foto kondisi bangunan yang mengambarkan kondisi bangunan
secara visual.
3. Penilaian dan METODOLOGI
Evaluasi Hasil - Penilaian dan evaluasi hasil pendataan dilakukan
Pendataan berdasarkan data yang telah diinput kedalam platform GIS,
dimana data yang telah di input dan diklasifikasikan dapat
memberi gambaran yang jelas untuk dinilai atau dianalisis
serta dievaluai keberadaannya.
- Penilaian dilakukan berdasyarkan klasifikasi atau pembobotan
yang memberi gambaran atau penilaian terhadap objek
berdasarkan tingkatnya, tinggi atau sedang dan seterusnya.
- Penilaian dan evaluasi hasil pendataan merupanan bagian
dari proses analisis yang dilakuan dengan analisis berbasis
GIS, yakni dengan metode superimpose dan klasifikasifi.
TARGET LUARAN
- Database yang terklasifikasi sesuai dengan output kegiatan
4. Penyajian Hasil METODOLOGI
dan - Penyajian hasil dilakukan dengan penyusunan peta tematik
Perumusan sebagai bentuk penyajian informasi berbasis spasial (by name
Usulan by adress)
Rekomendasi - Penyajian hasil dalam bentuk data tabular yakni tabel-tabel
yang berisi informasi makro maupun informasi mikro (berbasis
satuan terkecil yakni per bangunan/rumah)
- Penyajian data interaktif dalam format GIS yang dapat
memberi informasi secara terintegrasi lokasi bangunan pada
peta, informasi makro dan mikro, visialisasi atau foto
bangunan/kondisi rumah.
TARGET LUARAN
- Peta Tematik sesuai output kegiatan
- Data tabular
- Database dalam format aplikasi GIS

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 17


BAB 4
PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

BAB 4
KETENTUAN TEKNIS

4.1. Definisi Istilah


1. Rumah komersial adalah rumah yang diselenggarakan dengan tujuan mendapatkan
keuntungan.
2. Rumah swadaya adalah rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat.
3. Rumah umum adalah rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah
bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
4. Rumah khusus adalah rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan
khusus.
5. Rumah Negara adalah rumah yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat
tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga serta penunjang pelaksanaan
tugas pejabat dan/atau pegawai negeri.
6. Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan
bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta
sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.
7. Perumahan kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi
sebagai tempat hunian. Kriteria perumahan kumuh dan permukiman kumuh
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kriteria kekumuhan ditinjau dari:
a. Bangunan gedung;
b. Jalan lingkungan;
c. Penyediaan air minum;
d. Drainase lingkungan;
e. Pengelolaan air limbah;
f. Pengelolaan persampahan; dan
g. Proteksi kebakaran.
8. Kawasan siap bangun yang selanjutnya disebut Kasiba adalah sebidang tanah yang
fisiknya serta prasarana, sarana, dan utilitas umumnya telah dipersiapkan untuk
pembangunan lingkungan hunian skala besar sesuai dengan rencana tata ruang.
9. Lingkungan siap bangun yang selanjutnya disebut Lisiba adalah sebidang tanah yang
fisiknya serta prasarana, sarana, dan utilitas umumnya telah dipersiapkan untuk

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 18


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

pembangunan perumahan dengan batas-batas kaveling yang jelas dan merupakan


bagian dari kawasan siap bangun sesuai dengan rencana rinci tata ruang.
10. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar
tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan! nyaman.
Yang dimaksud prasarana paling sedikit meliputi jalan, penyediaan air minum,
drainase, dan sanitasi. Prasarana sekurang-kurangnya antara lain mencakup:
a. Jaringan jalan;
b. Sistem penyediaan air minum;
c. Jaringan drainase;
d. Sistem pengelolaan air limbah;
e. Sistem pengelolaan persampahan; dan
f. Sistem proteksi kebakaran.
11. Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi. Yang
dimaksud sarana paling sedikit meliputi ruang terbuka hijau, sarana sosial dan/atau
sarana pendidikan. Sarana sekurang-kurangnya antara lain mencakup:
a. Sarana pemerintahan:
b. Sarana pendidikan;
c. Sarana kesehatan;
d. Sarana peribadatan;
e. Sarana perdagangan;
f. Sarana kebudayaan dan rekreasi; dan
g. Sarana ruang terbuka hijau.
12. Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian.
Yang dimaksud utilitas paling sedikit meliputi jaringan listrik dan jaringa !telepon.
Utilitas umum sekurang-kurangnya antara lain mencakup:
a. Jaringan listrik;
b. Jaringan telekomunikasi; dan
c. Jaringan gas.
13. Kawasan rawan bencana termasuk dalam kawasan lindung. Sesuai dengan definisinya
adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumberdaya buatan.
Sehingga pada kawasan rawan bencana dilakukan pembatasan kegiatan atau tidak
boleh dilakukan kegiatan budidaya (Undang–Undang nomor 26 tahun 2007).

Pengertian kawasan rawan bencana diambil dari definisi “rawan bencana” pada UU
tersebut yakni wilayah yang untuk jangka waktu tertentu tidak mampu mengurangi

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 19


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

dampak buruk dari suatu bahaya (geologis, hidrologis, biologis, klimatologis, geografis,
sosial, budaya, politik, ekonomi dan teknologi). Definisi ini sangat luas sehingga dapat
disimpulkan bahwa kawasan rawan bencana adalah wilayah yang rentan terhadap
perubahan yang merusak (Undang-undang nomor 24 tahun 2007).

Kawasan rawan bencana juga dapat disebabkan oleh pemukiman yang tidak
memenuhi syarat-syarat keselamatan seperti pada daerah bantaran sungai, di tepi
tebing, lereng bukit atau pada wilayah sesar aktif. Pengetahuan penduduk yang
terbatas atas ancaman bahaya menyebabkan kawasan pemukiman sering tidak
dilengkapi dengan persyaratan keselamatan, seperti bentuk dan struktur bangunan,
kondisi jalan pemukiman, kondisi drainase, ruang terbuka hijau maupun ruang atau
jalur evakuasi. Oleh karena itu Pemerintah Daerah berkewajiban membuat peraturan
kawasan (zoning regulation) untuk menata kembali pemukiman yang terletak pada
kawasan rawan bencana. “Zoning regulation” ternyata dapat melindungi masyarakat
dari bencana dan telah dipraktekan pada banyak negara. Jepang merupakan negara
yang sangat ketat terhadap peraturan kawasan (zonasi), sehingga daerah yang sering
dilanda gempa bumi maupun tsunami ini sangat jarang memakan korban jiwa.

4.2. Rumah, Perumahan, dan Permukiman


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 13/PRT/M/2016 Tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya rumah
adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana
pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi
pemiliknya. Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Pemukiman rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang
layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta
aset bagi pemiliknya.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Pemukiman.


Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Pemukiman.


Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang
berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal/lingkungan hunian dan tempat kegiatan mendukung prikehidupan dan penghidupan.
LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 20
PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

Perumahan dan permukiman adalah dua hal yang tidak dapat kita pisahkan dan berkaitan
erat dengan aktifitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan daerah.

Dalam penentuan lokasi suatu permukiman, perlu adanya suatu kriteria atau persyaratan
untuk menjadikan suatu lokasi! sebagai! lokasi! permukiman. Kriteria tersebut antara lain:
1. Tersedianya lahan yang cukup bagi pembangunan lingkungan dan dilengkapi dengan
prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial.
2. Bebas dari pencemaran air, pencemaran udara dan kebisingan, baik yang berasal
dari sumber daya buatan atau dari sumber daya alam (gas beracun, sumber air
beracun, dsb).
3. Terjamin tercapainya tingkat kualitas lingkungan hidup yang sehat bagi pembinaan
individu dan masyarakat penghuni.
4. Kondisi tanahnya bebas banjir dan memiliki kemiringan tanah 0-15 %, sehingga
dapat dibuat sistem saluran air hujan (drainase) yang baik serta memiliki daya
dukung yang memungkinkan untuk dibangun perumahan.
5. Adanya kepastian hukum bagi masyarakat penghuni terhadap tanah dan bangunan
diatasnya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:
a. Lokasinya harus strategis dan tidak terganggu oleh kegiatan lainnya.
b. Mempunyai akses terhadap pusat-pusat pelayanan, seperti pelayanan
kesehatan, perdagangan, dan pendidikan.
c. Mempunyai fasilitas drainase, yang dapat mengalirkan air hujan dengan cepat
dan tidak sampai menimbulkan genangan air.
d. Mempunyai fasilitas penyediaan air bersih, berupa jaringan distribusi yang siap
untuk disalurkan ke masing-masing rumah.
e. Dilengkapi dengan fasilitas pembuangan air kotor, yang dapat dibuat dengan
sistem individual yaitu tanki septik dan lapangan rembesan, ataupun tanki
septik komunal.
f. Permukiman harus dilayani oleh fasilitas pembuangan sampah secara teratur
agar lingkungan permukiman tetap nyaman.
g. Dilengkapi dengan fasilitas umum, seperti taman bermain untuk anak, lapangan
atau taman, tempat beribadah, pendidikan dan kesehatan sesuai dengan skala
besarnya permukiman tersebut.
h. Dilayani oleh jaringan listrik dan telepon.
6. Sifat Khas Fisik Tapak yang Penting
a. Kondisi tanah dan bawah tanah.
Kondisi bawah tanah dan harus sesuai dengan untuk pekerjaan galian dan
persiapan, peletakan jaringan utilitas serta pelandaian dan penanaman,

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 21


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

memberikan daya dukung yang baik untuk penghematan konstruksi bangunan


yang akan dibangun. Untuk menghemat konstruksi, sebaiknya lapisan bawah
tanah tidak mengandung batuan keras atau rintangan lain untuk efisiensi galian
utilitas pondasi atau kolong bangunan.
7. Air tanah dan drainase
Muka air tanah yang relatif rendah untuk untuk melingdungi bangunan dari genangan
pada kolong bangunan dan gangguan air selokan, tidak adanya rawa, dan kelandaian
lereng yang cukup memungkinkan penyaluran curah hujan permukaan normal dan
kelancaran aliran air selokan.
8. Keterbebasan dari banjir permukaan
Daerah pembangunan harus terbebas dari bahaya banjir permukaan yang
disebabkan oleh sungai, danau atau air pasang.
9. Kesesuaian penapakan bangunan yang akan direncanakan
Lahan tidak boleh terlalu curam demi kebaikan kelandaian dalam kaitannya dengan
kostruksi hunian. Tapak bangunan tidak boleh mempunyai ketinggian melebihi
kemampuan jangkuan air untuk keperluan rumah tangga dan penangulangan
kebakaran.
10. Kesesuaian untuk akses dan sirkulasi
Topografi harus memungkinkan pencapaian yang baik oleh kendaraan maupun
pejalan kaki, ke dan di dalam tapak. Topografi juga harus memungkinkan pelandaian
yang sesuai dengan standar yang ada.
11. Kesesuaian untuk pembangunan ruang terbuka
Lahan untuk halaman pribadi, tempat bermain dan taman lingkungan harus
memungkinkan pelandaian dan pembangunan yang sesuai dengan spesifikasi.
12. Keterbatasan dari bahaya kecelakaan topografi
Daerah yang akan dibangun hendaknya bebas dari kondisi topografi yang dapat
menyebabkan kecelakaan, seperti galian, lubang yang menganga, dan garis pantai
yang berbahaya.

Ketersediaan Pelayanan Sanitasi dan Perlindungan:


1. Persediaan air dan pembuangan air selokan saniter
Sistem persediaan air dan pembuangan harus dipandang sebagai pelayanan saniter
jangka panjang dan bukan hanya sekedar instalasi fisik. Penyetujuan dini dari pihak
berwenang dibidang kesehatan merupakan prasyarat untuk pembuatan fasilitas
pembuangan air kotor pada tapak dan untuk usulan pengembangan jaringan air
maupun selokan yang akan melayani tapak tersebut.
2. Pembuangan sampah

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 22


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

Apabila pelayanan sampah kota dapat diadakan, maka pemilihan tapak yang
menyangkut hal ini tidak akan menemui masalah. Tetapi kebutuhan fasilitas
pengolahan sampah pada tapak atau di sekitar tapak untuk penguburan, pembakaran
dan proses kimiawi memerlukan upaya penelaahan untuk pengalaman. Masalah
yang utama adalah pemisahan lahan untuk pembuangan, penghindaran bau-bauan
yang disebar oleh angin serta penggunaan metode pembuangan untuk mencegah
bersarangnya tikus dan pembiakan serangga.
3. Listrik, bahan bakar dan komunikasi
Listrik sangat penting untuk setiap rumah,tetapi karena pelayana !listrik biasanya
dapat diperluas untuk suatu pembangunan dan dapat dibangkitkan apabila diperlukan
maka listrik jarang menimbulkanmaslah dalam pemilihan tapak. Gas tidak dianggap
sebagai utilitas yang penting. Apabila keperluan gas berada di luar jangkauan
jaringan pelayanan, maka tabung gas bertekanan tinggi yang mudah diangkut dapat
digunakan. Pelayanan telepon, seperti! listrik dapat diperluas untuk tapak yang
memerlukannya.
4. Pengamanan oleh polisi dan penyelamat kebakaran
Kelayakan perlindungan oleh polisi tidak begitu terpengaruh oleh lokasi, tetapi seperti
halnya perlindungan terhadap kebakaran, apabila letak tempatnya terisolir maka segi
pembiayaan harus diperhitungkan.
5. Keterbatasan Dari Bahaya dan Gangguan Setempat
6. Bahaya kecelakaan Bahaya utama kecelakaan utama adalah tabarakan dengan
kendaraan bermotor lainnya, bahaya api dan ledakan, jatuh, dan tenggelam.
Penyebab tabrakan adalah lalu lintas jalan dan jalan kereta api serta musibah
pendaratan pesawat terbang di dekat jalur pendaratan.
7. Kebisingan dan getaran
Kebisingan yang berlebihan, kadang-kadang disertai getaran biasanya dihasilkan
oleh jalan kereta api, bandar udara, lalu lintas, industri berat, peluit kapal, dan
sebagainya. Perumahan tidak boleh terletak pada tapak yang terus menerus dilanda
kebisingan yang tidak terkendali, terutama di malam hari.
8. Bau-bauan, asap dan debu
Sumber bau-bauan yang tidak sedap biasanya adalah:
a. Pabrik, industri, terutama rumah potong hewan, penyamakan kulit dan pabrik
yang menghasilkan produk dari binatang; industri karet, kimia dan pupuk,
pewarnaan atau pencucian tekstil; pabrik kertas, sabun dan cat; dan pabrik gas.
b. Tempat pembuangan sampah, terutama apabila proses pemusnahan
melibatkan pembakaran.

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 23


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

c. Sungai yang dikotori air selokan, atau instalasi pengolahan tinja yang tidak
berjalan dengan sempurna.
d. Peternakan, terutama babi dan kambing, terutama apabila dipelihara secara
berdesak-desakan dan dalam keadaan kotor.
e. Asap lalu lintas kendaraan bermotor dan kereta api dengan bahan bakar
batubara.
f. Sumber asap dan debu yang sering dijumpai adalah industri, jalur kereta api,
tempat pembuangan dan kebakaran sampah. Debu juga berasal dari lahan
terbuka seperti lahan kosong, perkebunan yang tidak ditanami, tempat rekreasi
yang tak terurus dan daerah berdebu yang luas.

4.3. Rumah Tidak Layak Huni


Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Pemukiman,
rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni,
sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi
pemiliknya. Kriteria layak huni yang digunakan pada pekerjaan ini mengacu kepada:
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 13/PRT/M/2016 tentang perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 39/PRT/M/2015 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 06 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya. Rumah Tidak Layak Huni yang
selanjutnya disingkat RTLH adalah rumah yang tidak memenuhi persyaratan
kecukupan minimal luas, kualitas, dan kesehatan bangunan. Kriteria Bantuan Stimulan
Perumahan Swadaya (BSPS) kriteria rumah layak huni yaitu:
a. Persyaratan keselamatan bangunan dinilai berdasarkan tingkat kerusakan
komponen bangunan yang terdiri atas:
- Kerusakan ringan
Kerusakan ringan adalah kerusakan pada komponen non struktural
seperti dinding pengisi, kusen, penutup atap, langit-langit dan lantai.
- Kerusakan sedang
Kerusakan sedang adalah kerusakan pada komponen non struktural dan
salah satu komponen struktural seperti pondasi, tiang/kolom, balok,
rangka atap.
- Kerusakan berat
Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen
bangunan, baik struktural maupun non struktural.
- Kerusakan total

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 24


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

Kerusakan total adalah kerusakan pada seluruh komponen bangunan,


baik struktural maupun non struktural.
b. Persyaratan kecukupan ruang dinilai berdasarkan luas bangunan dan jumlah
penghuni dengan standar minimal 9m2/ orang.
c. Persyaratan kesehatan dinilai berdasarkan:
- Ketersediaan bukaan untuk pencahayaan seperti jendela dan pintu.
- Ketersediaan bukaan untuk penghawaan seperti ventilasi.
- Ketersediaan sarana mandi, cuci, dan kakus (MCK).

2. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor:


22/PERMEN/M/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat
Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota menegaskan kriteria rumah layak huni
yaitu:
a. Memenuhi persyaratan keselamatan bangunan
1) Ketentuan Struktur Bawah (Pondasi)
- Pondasi harus ditempatkan pada tanah yang mantap, yaitu
ditempatkan pada tanah keras, dasar pondasi diletakkan lebih dalam
dari 45 cm dibawah permukaan tanah.
- Seluruh badan pondasi harus tertanam dalam tanah
- Pondasi harus dihubungkan dengan balok pondasi atau sloof, baik
pada pondasi setempat maupun pondasi menerus
- Balok pondasi harus diangkerkan pada pondasinya, dengan jarak
angker setiap 1,50 meter dengan baja tulangan diameter 12 mm
- Pondasi tidak boleh diletakkan terlalu dekat dengan dinding tebing,
untuk mencegah longsor, tebing diberi dinding penahan yang terbuat
dari pasangan atau turap bambu maupun kayu
2) Struktur Tengah Ketentuan:
- Bangunan harus menggunakan kolom sebagai rangka pemikul, dapat
terbuat dari kayu, beton bertulang, atau baja
- Kolom harus diangker pada balok pondasi atau ikatannya diteruskan
pada pondasinya
- Pada bagian akhir atau setiap kolom harus diikat dan disatukan
dengan balok keliling ring balok dari kayu, beton bertulang atau baja
- Rangka bangunan (kolom, ring balok, dan sloof) harus memiliki
hubungan yang kuat dan kokoh
- Kolom/tiang kayu harus dilengkapi dengan balok pengkaku untuk
menahanm gaya lateral gempa

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 25


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

- Pada rumah panggung antara tiang kayu harus diberi ikatan diagonal
3) Struktur Atas
Ketentuan struktur atas:
- Rangka kuda-kuda harus kuat menahan beban atap
- Rangka kuda-kuda harus diangker pada kedudukannya (pada kolom
atau ring balok)
- Pada arah memanjang atap harus diperkuat dengan menambah ikatan
angin diantara rangka kuda-kuda

b. Menjamin Kesehatan
1) Kecukupan pencahayaan rumah layak huni minimal 50% dari dinding yang
berhadapan dengan ruang terbuka untuk ruang tamu dan minimal 10% dari
dinding yang berhadapan dengan ruang terbuka untuk ruang tidur;
2) Kecukupan penghawaan rumah layak huni minimal 10% dari luas lantai.
3) Penyediaan sanitasi minimal 1 kamar mandi dan jamban di dalam atau luar
bangunan rumah dan dilengkapi bangunan bawah septiktank atau dengan
sanitasi komunal.
c. Memenuhi kecukupan luas minimum yaitu luas minimal rumah layak huni antara
7,2 m2/orang sampai dengan 12 m2/orang.

4.4. Rawan Bencana


Kriteria rawan bencana yang menjadi acuan dalam kegiatan ini adalah daerah yang
berpotensi terjadi rawan banjir dan longsor.
Menurut UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana:
- Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis.
- Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,
klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu
wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah,
meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi
dampak buruk bahaya tertentu.
1. Rawan Bencana Longsor
a. Menurut Permen PU No.22 Tahun 2007 tentang pedoman penataan ruang
kawasan rawan bencana longsor:

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 26


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

- Longsor adalah suatu proses perpindahan massa tanah atau batuan dengan
arah miring dari kedudukan semula, sehingga terpisah dari massa yang
mantap, karena pengaruh gravitasi; dengan jenis gerakan berbentuk rotasi dan
translasi.
- Bencana longsor adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam berupa tanah longsor.
b. Penetapan kawasan rawan bencana longsor
Pada prisipnya longsor terjadi apabila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari
pada gaya penahan. Gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air,
beban, dan berat jenis tanah dan batuan, sedangkan gaya penahan umumnya
dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Penetapan kawasan
rawan bencana longsor dilakukan melalui identifikasi dan inventarisasi karakteristik
(ciri-ciri) fisik alami yang merupakan faktor-faktor pendorong yang menyebabkan
terjadinya longsor. Secara umum terdapat 14 (empat belas) faktor pendorong yang
dapat menyebabkan terjadinya longsor sebagai berikut:
i. curah hujan yang tinggi;
ii. lereng yang terjal;
iii. lapisan tanah yang kurang padat dan tebal;
iv. jenis batuan (litologi) yang kurang kuat;
v. jenis tanaman dan pola tanam yang tidak mendukung penguatan lereng;
vi. getaran yang kuat (peralatan berat, mesin pabrik, kendaraan bermotor);
vii. susutnya muka air danau/bendungan;
viii. beban tambahan seperti konstruksi bangunan dan kendaraan angkutan;
ix. terjadinya pengikisan tanah atau erosi;
x. adanya material timbunan pada tebing;
xi. bekas longsoran lama yang tidak segera ditangani;
xii. adanya bidang diskontinuitas;
xiii. penggundulan hutan; dan/atau
xiv. daerah pembuangan sampah.

Keempat belas faktor tersebut lebih lanjut dijadikan dasar perumusan kriteria
(makro) dalam penetapan kawasan rawan bencana longsor sebagai berikut:
i. kondisi kemiringan lereng dari 15% hingga 70%;
ii. tingkat curah hujan rata-rata tinggi (di atas 2500 mm per tahun);
iii. kondisi tanah, lereng tersusun oleh tanah penutup tebal (lebih dari 2
meter);

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 27


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

iv. struktur batuan tersusun dengan bidang diskontinuitas atau struktur


retakan;
v. daerah yang dilalui struktur patahan (sesar);
vi. adanya gerakan tanah; dan/atau
vii. jenis tutupan lahan/vegetasi (jenis tumbuhan, bentuk tajuk, dan sifat
perakaran).

2. Rawan Bencana Banjir


a. Banjir
aliran air di permukaan tanah (surface water) yang relatif tinggi dan tidak dapat
ditampung oleh saluran drainase atau sungai, sehingga melimpah ke kanan dan kiri
serta menimbulkan genangan/aliran dalam jumlah melebihi normal dan
mengakibatkan kerugian pada manusia dan lingkungan.
b. Daerah rawan banjir
kawasan yang potensial untuk dilanda banjir yang diindikasikan dengan frekuensi
terjadinya banjir (pernah atau berulangkali).
Faktor penyebab terjadinya Kawasan Rawan Banjir (KRB)

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 28


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 29


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 30


BAB 5
PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

3. BAB 5
DESAIN SURVEY DAN PETA DASAR

5.1. Desain Survey


Desain survey pada penyusunan database perumahan di Kecamatan Kotamobagu Barat ini
dengan menggunakan quisioner. Berikut format quisioner yang digunakan:

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 31


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 32


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 33


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 34


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 35


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 36


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

5.2. Peta Dasar


Pada proses survey dalam kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan quisioner yang
didasarkan pada peta dasar setiap Kelurahan. Adapaun peta dasar yang digunakan dibagi
menjadi 144 grid atau kolom untuk mempermudah kegiatan survey. Berikut peta dasar
yang digunakan:

1. Kelurahan Mongkonai Barat

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 37


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 38


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 39


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 40


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 41


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 42


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 43


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 44


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 45


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 46


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

2. Kelurahan Mongkonai

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 47


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 48


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 49


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 50


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 51


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 52


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

3. Kelurahan Mogolaing

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 53


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 54


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 55


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 56


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 57


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 58


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 59


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 60


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 61


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 62


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 63


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 64


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

4. Kelurahan Malinow

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 65


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 66


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 67


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 68


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 69


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 70


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 71


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 72


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 73


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 74


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 75


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 76


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 77


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 78


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 79


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 80


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 81


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 82


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

5. Kelurahan Gogagoman

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 83


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 84


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 85


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 86


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 87


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 88


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 89


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 90


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 91


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 92


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 93


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 94


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 95


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 96


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 97


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 98


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 99


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 100


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

6. Kelurahan Kotamobagu

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 101


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 102


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 103


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 104


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 105


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 106


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 107


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 108


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 109


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 110


PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 111


BAB 6
PENYUSUNAN DATABASE PERUMAHAN
KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

4. BAB 6
KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

6.1. Kesimpulan

Sampai dengan tersusun laporan pendahuluan ini berikut ini beberapah lyang dapat
disimpulkan :
- Kegiatan persiapan mencakup penyiapan perangkat survey (kuisioner, form dan peta
kerja) telah tersusun
- Telah dilaksanakan survey pengumpulan data sesuai desain survey untuk satu
kelurahan (tahap awal), yakni kelurahan mongkonai
- Telah disusun dan dimasukannya data hasil survey dalam format isian database
perumahan
- Sudah di inputnya/pengolahan database perumahan dalam format data berbasis
geographic information system (GIS)
- Perlunya evaluasi terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan hingga tahapan
pelaporan awal ini, dengan adanya masukan dan saran dari stakeholder terkait

6.2. Tindak Lanjut

Untuk tindak lanjut kegiatan selanjutnya adalah


- Melanjutkan proses survey untuk sisa 5 kelurahan lain
- Melanjutkan proses pengolahan hasil survey
- Menyusun laporan antara
- Menyusun template penyajian akhir database perumahan dalam format geographic
information system (GIS) dan Microsoft Excel sebagai backup data tabularnya

LAPORAN PENDAHULUAN Hal - 112

Anda mungkin juga menyukai