www.gunungpancar.com
b. Wisata Kuliner
Kata wisata kuliner berasal dari bahasa asing yaitu voyages
culinaires (Prancis) atau culinary travel (Inggris) yang artinya
sebuah perjalanan wisata yang berkaitan dengan masakan. Menurut
Asosiasi Pariwisata Kuliner Internasional (International Culinary
Tourism Association/ICTA) wisata kuliner merupakan kegiatan
10
makan dan minum yang unik dilakukan oleh setiap pelancong yang
berwisata.
c. Wisata Budaya
Pengertian Wisata Budaya adalah kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan mengunjungi
tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari daya tarik budaya dengan memanfaatkan potensi
budaya dari tempat yang dikunjungi tersebut.
Gambar
2.3 wisata Desa Panglipuran (Bali) Sumber:
www.desapenglipuran.com
d. Wisata edukasi
11
Pengertian Wisata Edukasi atau Wisata Pendidikan merupakan suatu
program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan muatan
pendidikan didalamnya. Program ini dapat dikemas sedemikian rupa
menjadi kegiatan wisata tahunan. Materi-materi dalam pemanduan
telah disesuaikan dengan bobot siswa dan kurikulum pendidikan.
Setiap kali mengunjungi obyek wisata akan disesuaikan dengan
ketertarikan obyek dan bidang ilmu yang akan dipelajari.
e. Wisata Bahari
Wisata Bahari adalah seluruh kegiatan yang bersifat rekreasi yang
aktifitasnya dilakukan pada media kelautan atau bahari dan meliputi
daerah pantai, pulau-pulau sekitarya, serta kawasan lautan dalam
pengertian pada permukaannya ataupun pada dasarnya termasuk taman
laut. Aktifitas Wisata Bahari pada dasarnya mengundang tantangan,
keberanian, ketenangan, historis,dan yang lebih penting adalah cinta
terhadap alam lingkungan laut da1n kehidupannya.
12
Gambar 2.5 Taman Nasional Bunaken (Sulawesi Utara)
Sumber: https://id.wikipedia.org/
f. Wisata Religi
www.id.baliglory.com
g. Wisata Buatan
13
Bentuk dan wujud obyek wisata ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas
serta kreativitas manusia dimana bentuknya sangat tergantung pada
keaktifan manusia. Wujudnya berupa museum, tempat ibadah,
kawasan wisata yang dibangun seperti wisata taman mini, taman
wisata kota, kawasan wisata ancol, dan sebagainya.
h. Wisata Sejarah
Objek wisata sejarah merupakan wujud objek yang dipengaruhi oleh
suatu tragedi atau suatu kejadian yang menggemparkan. Tujuan dari
wisata ini adalah supaya seseorang maupun kelompok mengetahui
runtutan kejadian dan hal hal yang terkait dengan kejadian tersebut.
Bentuk wisata ini dapat berupa, benteng bekas penjajahan, rumah
pengasingan Ir.Soekarno, candi Borobudur.
14
Gambar 2.8 Rumah Kediaman Bung Karno 1938-1942 (Bengkulu)
Sumber: www.bengkulutoday.com
15
pelajar, masyarakat umum, karakteristik dan motifasi
pengunjung (anak-anak usia ≤13 tahun, remaja 14-20 tahun,
dewasa ≥21 tahun).
3. Pelayanan/servis
Sekelompok orang yang bertugas melakukan kegiatan
operasional untuk mendukung kegiatan utama dan memberikan
kepuasan kepada pengunjung, seperti petugas keamanan,
kebersihan dan parkir.
16
Objek Objek Objek Objek Objek Objek
Wisata Wisata Wisata Wisata Wisata Wisata
Alam Budaya Religi Kerajianan Kuliner Sejarah
-Teluk -Seni Tari -Vihara Hin -Tapis -durian -Situs
Kiluan Kulintang Bio sukadaha Pugung
m Raharjo
- Pantai -cangget -Makam -Batik -batuputu -Kota
Pahawang Raden Intan Sanggi dan Tulang
tanggamus Bawang
- Pantai Sari - buban -Situs -Sulam -keripik -Monumen
Ringgung during Purawiwita Usus pisang Krakatau
n
-Pantai -tupping -Kompleks -Kain Inuh - seruit - Rumah
Mahitam Megalitik Adat
Lampung
- Pulau - tari kenui - Masjid Al- - nyubik - Museum
Tangkil Anwar Negeri
-pemandian -Festival - Masjid Al- - kerupuk Ruwai
Way Teluk Yagin kemplang Jurai
Belerang Semaka
-Danau - Krakatau
Suoh Festival
-Teropong -Upacara
Laut Ngumbay
Lawok
- Taman -Upacara
Kupu-Kupu Pengetahan
- Adok
Penangkara
n Rusa
-Taman
Stroberry &
Kelinci
- Danau
Ranau
Tabel 2.1 Macam-macam pariwisata di Provinsi Lampung
Sumber : Rizky Meiridho, (2018)
17
2.1.2 Tinjauan Teori Edukasi
2.1.2.1 Pengertian
Edukasi atau pendidikan adalah segala upaya yang dilakukan
untuk mempengaruhi orang lain atau Individu, Kelompok, atau
masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan
oleh pelaku pendidikan (Notoadmojo, 2003). Pendidikan
merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, sudah semestinya usaha dalam menumbuh
kembangkan pendidikan secara sistematis dan berkualitas perlu
terus di upayakan, sehingga tujuan dari proses pendidikan dapat
dicapai secara optimal. Pendidikan memiliki arti penting bagi
individu, pendidikan memberikan pengaruh yang besar terhadap
kemajuan suatu bangsa.
2.1.2.2 Jenis Edukasi
terdapat tiga maacam atau jenis edukasi yang digunakan yaitu:
1. Formal
Jenis edukasi formal umum diselenggarakan oleh suatu
instansi pendidikan yang memiliki peraturan dan juga harus
ditaati oleh peserta didik yang sedang mengikuti proses
pembelajaran. Di Indonesia, pendidikan formal yang bias di
tempuh oleh setiap individu adalah mulai jenjang SD hingga
pendidikan tinggi.
2. Non Formal
Edukasi non formal biasanya banyak di temukan di
lingkungan tempat tinggal, sebagai contoh, terdapat tempat
pendidikan baca tulis al-qur’an di masjid, lalu kursus-kursus
yang banyak terdapat di lingkungan seperti kursus mobil,
kursus music, dan lain sebagainya.
3. Informal
Edukasi informal merupakan jalur pendidikan yang terdapat
dikeluarga serta lingkungan sekitar rumah. Di dalam edukasi
informal terdapat proses pembelajatan secara mandiri dan
18
dilakukan atas dasar kesadaran serta tanggung jawab yang
dimiliki.
19
Model Student Facilitator and explaining ialah tipe pembelajaran
kelompok yang dibut agar dapat memberi pengaruh kepada peserta
didik dalam bekerjasama serta mengarahkan peserta didik untuk
dapat membuat peningkatan terhadap materi (Aris Shoimin,2013).
Student Facilitator and explaining juga merupakan model
pembelajaran yang dapat dilatih peserta didik dalam
mengungkapkan pendapatnya. Peserta didik dapat berinteraksi
tanpa rasa canggung dalam mendiskusikan materi yang belum
dipahami, sehingga peserta didik dapat lebih mengerti materi yang
dijelaskan oleh temannya (Supriyono, 2014). Oleh sebab itu, model
ini akan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menggali
pengetahuannya sendiri tanpa terus meneruus didikte oleh
pendidik. Pengetahuan tersebut dapat digali oleh peserta didik
melalui saling bertukar ide atau pendapat dengan teman satu
kelompok, kemudian dipresentasikan. Model Student Facilitator
and Explaining ialah merupakan slah satu model pembelajaran
kooperatif yang melibatkan peserta didik langsung dalam proses
pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah setiap
anggota kelompok yaitu terdiri dari 4-5 peserta didik.
20
c. Langkah Langkah Model Pembelajaran SFE ((Student
Facilitator and Explaining)
Tahap Rahap Model Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining adalah Sebagai Berikut:
Pendidik menyampaikan tujuan belajar yang ingin dicapai
pada hari ini.
Pendidik menyampaikan inti atau informasi apa saja yang
ada di dalam materi pembelajaran.
Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menjelaskan kembali materi tersebut kepada temannya,
misalnya melalui bagan atau peta konsep hal ini bisa
dilakukan secara bergiliran atau acak.
Pendidik membuat kesimpulan berdasarkan ide dan
pendapat peserta didik.
Pendidik menjelaskan semua materi
Penutup.
d. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran SFE (Student
Facilitator and Explaining)
Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining
mempunyai kelebihan dan kelemahannya, adapun kelebihan model
pembelajaran ini adalah:
Materi yang disampaikan lebih jelas dan konkret.
Dapat meningkatkan daya ingat peserta didik karena
pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi.
Melatih kepercayaaan peserta didik untuk menyampaikan
kembali materi ajar kepada teman-temannya sesuai dengan
penjelasan yang sudah diberikan oleh pendidik.
Meningkatkan motivasi peserta didik dalam menyampaikan
materi ajar dan menjelaskan kembali kepada temannya.
Mengetahui kemampuan peserta didik dalam menyampaikan
ide atau gagasannya.
21
Kelemahan dalam model Student Facilitator and Explaining antara
lain:
Adanya Peserta didik yang kurang percaya diri dalam
menjelaskan kembali materi ajar kepada teman-temannya.
Masih banyaknya peserta didik yang tidak berpartisipasi
dalam pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran tidak seluruh peserta didik
mendapat kesempatan untuk menjelaskan materi tersebut
kepada teman-temannya di dalam kelas.
Masih terdapat pendapat yang sama dan menimbulkan
sebagian saja peserta didik yang terampil.
Masih adanya peserta didik yang kesulitan dalam membuat
peta konsep dan membuat ringkasan.
22
6. Memberikan kontribusi untuk membantu mengembangkan hubungan guru
dan murid yang lebih baik melalui berbagai pengalaman di alam bebas.
7. Memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman langsung.
8. Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan
komunikasi sekitar untuk pembelajaran.
23
Jenis-Jenis Pembelajaran di Luar Kelas
Menurut Vera (2012), Pembelajaran di luar kelas terbagi menjadi
beberapa jenis,yaitu:
1. Education Training Plus
Education training plus merupakan sebuah aktivitas pendidikan
yang mengintegrasikan kurikulum formal, alam sekotar dan
karakter. Kurikulum diknas pelajaran seperti, art, sains dan lain lain
dengan pola mengenal alam sambil bermain-main. Kurikulum
karakter lebih kepada pembentukan kepribadian dan akhlak,
sedangkan kurikulum alam meliputi pembelajaran berkebun dan
mengenal tumbuhan, beternak dan mengenal hewan, agae mengasah
kemandirian dan mental para peserta didik.
2. Gathering plus
Gathering plus merupakan suatu bentuk wisata alam terbuka yang di
rancang dalam suasana rekreasi, santai dan gembira dengan muatan
edukatif.
3. Taman Bermain dan Wisata Alam
Taman bermain dan wisata alam merupakan rangkaian rintangan
permainan yang dirancang sedemikian rupa sehingga bias menjadi
semulasi kegiatan alam terbuka. Kegiatan ini membuka potensi diri
yang selama ini belum diketahui sehingga melalui aktifitas low dan
high rope ini muncul rasa percaya diri.
4. Eksperiental Base Study
Eksperiental base study merupakan kemasan kegiatan berupa
pembelajaran yang di rancang sedemikian rupa sehingga dapat di
aplikasikan dengan menggunakan alam terbuka sebagai media.
Proses pengenalan diri, minat dan bakat berbasiskan kurikulum
sekolah sehingga program ini sangat efektif untuk para peserta
karena mereka terlibat untuk melihat, mendengar dan langsung
berbuat (Eksperiental Learning).
5. Knowledge Management
24
Knowledge management merupakan kemasan pendistribusian
sejumlah pegetahuan yang akan menjadi pembelajaran bersama.
Knowledge management ini telah diformulasikan sebagai sumber
pengetahuan bersama dan dapat di implementasikan dengan makna
bergutu pada alam.
25
Sumberdaya eduwisata terdiri dari sumberdaya alam dan
sumberdaya manusia yang dapat di integrasikan menjadi komponen
terpadu bagi pemanfaatan wisata. Pengembangan eduwisata
menganut konsep yang sama dengan ekowisata. Berdasarkan
konsep pemanfaatan, wisata dapat diklasifikasikan menjadi
(Yulianda, 2007):
a. Wisata alam (naturetourism), merupakan aktivitas wisata yang
ditujukan pada pengalaman terhadap kondisi alam atau daya
tarik panoramanya.
b. Wisata budaya (culturaltourism), merupakan wisata dengan
kekayaan budaya sebagai obyek wisata dengan penekanan pada
aspek pendidikan.
c. Ekowisata (Ecotourism, green tourism atau alternative tourism),
merupakan wisata berorientasi pada lingkungan untuk
menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya
alam/lingkungan dan industri kepariwisataan.
26
dan budaya, melalui kunjungan situs penting, keterlibatan dalam
penelitian, maupun konferensi.
Tujuan utama wisata edukasi yakni pendidikan dan penelitian,
sehingga sekolah atau perguruan tinggi dan situs sejarah menjadi
destinasi utama dalam wisata edukasi (Wang dan Li, 2008 dalam
Wijayanti, 2017b). Sebagian besar wisatawan edukasi terdiri dari
mahasiswa dan pelajar yang memanfaatkan waktu liburan untuk
jalan-jalan dan mendapatkan pengetahuan.
2.1.4.5 Ciri-ciri Sarana dan jasa eduwisata
Wisata edukasi atau wisata pendidikan yang lumrah dikenal dengan
sebutan “edu-tourism” dimaksudkan sebagai suatu program dimana
peserta kegiatan wisata melakukan perjalanan wisata pada suatu
tempat tertentu dalam suatu kelompok dengan tujuan utama
mendapatkan pengalaman belajar secara langsung terkait dengan
lokasi yang dikunjungi (Rodger, 1998, hal 28).
Menurut Direktorat Jendral PHKA edutourism merupakan
diversifikasi daya tarik wisata dari wisata alam (ekowisata) yang
bertujuan untuk memperluas dan memperbanyak produk wisata
alam (Ditjen PHKA, 2001).
Menurut Wood (2002:28), ciri-ciri sarana dan jasa edutourism,
menuju pada jenis sarana dan jasa ekowisata adalah sebagai berikut:
a. Melindungi lingkungan sekitarnya baik lingkungan alami
maupun kebudayaan local
b. Memiliki dampak minimal terhadap lingkungan alami selama
masa konstruksi
c. Sesuai dengan konteks budaya dan fisik wilayah setempat,
misalnya ditandai dengan arsitektur yang menyatu dengan
bentuk, landscape, dab warna lingkungan setempat.
d. Mengurangi tingkat konsumsi air dan menggunakan cara
alternative yang dapat berkelanjutan untuk tambahan air.
e. Mengelolah limbah dan sampah dengan hati hati.
27
f. Memenuhi kebutuhan energy melalui penggunaan alat dan
sarana berdesain pasif.
g. Dalam pembangunan dan pengelolaannya mengupayakan
kerjasama dengan komunitas local.
h. Menawarkan program yang berkualitas untuk memberikan
pendidikan mengenai lingkungan alami dan kebudayaan
setempat terhadap tenaga kerja dan wisatawan
i. Mengakomodasikan berbagai program penelitian dalam rangka
kontribusi kegiatan eduturism terhadam pengembangan
berkelanjutan wilayah setempat.
28
sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan
menggunakan metode-metode yang berdasarkan pada pengamatan
dengan penuh ketelitian. Kaitannya denga program program
pembelajaran sains pada anak, sains dapat dikembangkan menjadi
tiga bagian mendasar, yaitu pendidikan dan pembelajaran sains
yang menfasilitasi penguasaan proses sains, penguasaan produk
sains serta program yang menfasilitasi pengembangan sikap-sikap
sains.
a. Sains sebagai suatu proses adalah metode untuk memperoleh
pengetahuan.
b. Sains sebagai suatu produk terdiri atas berbagai fakta, konsep
prinsip, hukum dan teori (Carin dan Sund, 2002; Sinaradi,
1998).
c. Sains sebagai suatu sikap, atau dikenal dengan istilah sikap
keilmuan, maksudnya adalah berbagai keyakinan, opini dan
nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan
khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan
baru.
Diantara sikap tersebut adalah rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa
ingin tahu, disiplin, tekun, jujur dan terbuka terhadap pendapat
orang lain. (Dawson, 2004).
29
sering terjadi, maka pengaruhnya dapat kuat, kekal dan bahkan
bertambah.
b. Anak banyak belajar dari pengalaman langsung dan secara
berangsur mengembangkannya ke dalam bentuk pengetahuan
simbolis, seperti gambar, tulisan, permainan peran, teknologi (sains)
terapan sederhana, dan sejenisnya.
30
sasaran dan yang akan menjadi output serta outcame pendidikan
dan pembelajaran sains sejak dini telah ditanamkan benih-benih
sikap yang sesuai dengan tuntutan dan criteria sebagai
pembelajar yang benar dalam memahami sikap ilmuwan.
31
2.1.4.5 Pendekatan Pembelajaran Sains
Terdapat beberapa pendekatan pembelajaran atau kurikulum yang
dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan program
pembelajaran sains pada anak usia dini. Hasil kajian Ali Nugraha
(2000), dan Dawson (2004), dapat dirumuskan sekurang-kurangnya
terdapat tiga pendekatan utama dalam pengembangan kurikulum
sains pada jenjang pendidikan anak, yaitu:
a. Pendekatan yang bersifat situasional, maksudnya pembahasan
tentang sains akan dielaborasi (diulas) secara luas dan
mendalam jika dalam pembelajaran muncul ‘ fenomena ’ yang
terkait dengan tuntutan pembahasan konsep dan pengalaman
sains pada sasaran belajar.
b. Pendekatan yang bersifat terpisah atau tersendiri . Maksudnya
program pengembangan pembelajaran sains dikemas secara
khusus dan tersendiri. Pembelajaran sains diberikan waktu
tersendiri sebagaimana bidang pengembangan lainnya dalam
pendidikan anak usia dini, pembelajaran sains di setting
(dirancang) secara khusus sesuai dengan karakteristik pem
belajaran sains yang khas serta karakteristik anak yang sesuai
( relevant ) dengan tuntutan penguasaan sains.
c. Pendekatan yang bersifat merger atau terintegrasi dengan
disiplin lain atau bidang pengembangan lain. Dalam pendekatan
ini, program sains dikembangkan dengan cara digabungkan
secara formal dan sistematis dengan bidang pengembangan atau
disiplin ilmu lainnya. Sehingga dalam program, pengembangan
pembelajaran sains merupakan bagian dari suatu program
kurikulum yang lebih luas dan terpadu sifatnya. Jadi dalam
pengorganisasiannya, para pengembang program harus mampu
melihat secara seksama karakteristik dari setiap bidang yang
diintegrasikan dengan bidang sains tersebut.
32
2.2 Studi Preseden
2.2.1 Taman Pintar Yogyakarta
www.gudeg.net
33
pemerintah provinsi DIY yang pembangunannya dimulai sejak mei
2006 dan diresmikan oleh 2 menteri yakni menristek Kusmayanto
Kadiman dan Mendiknas Bambang Sudibyo pada 9 juni 2007.
Semua peragaan iptek tidak hannya dilihat saja, akan tetapi juga
bias dapat disentuh dan dicoba coba oleh pengunjung sehingga
taman pintar ini akan merangsang rasa ingin tau,
menumbuhkankesadaran akan pentingnya iptek, memancing
kreatifitas, dan meningkatkan gairah belajar mata ajaran ilmu ilmu
dasar pada sains.
Visi taman pintar adalah sebagai wahana ekspresi, apresiasi dan
kreasi sains yang terbaik se-asia tenggara dalam suasana yang
menyenangkan. Sedangkan misi yang dijalankan adalah:
Pengembangan sumber daya manusia dibidang sains dan
teknologi
Penyediaan alat peraga pembelajaran yang berkualitas.
Menumbuhkembangkan minat dan generasi muda terhadap
sains melalui imajinasi, percobaan dan permainan yang
menyenangkan
Berrikut ini merupakan beberapa zona ilmu pengetahuan yang
disajikan di taman pintar :
Kategori playground:
Sebagai ruang public dan penyambutan bagi pengunjung
taman pintar. Menyediakan berbagai wahana dan peralatan
peraga yang mmenyenangkan bagi anak dan keluarga.
Dapat diakses secara cuma Cuma/geratis.
34
Terowongan Pohon
Air Menari Forum Batu
www.tamanpintar.co.id
Zona Generator Van Zona cuaca, Iklim, dan Zona Tata Surya
De Graaf Gempa Bumi
35
Menampilkan peralatan peraga yang berbasis pengetahuan
sejarah Indonesia, yakni sejarah kesultanan dan paku
alaman Yogyakarta, tokoh tokoh pendidikan dan tokoh
tokoh preseden RI.
Memorabilia
Sejarah Keraton
Kategori PAUD
Pada taman pintar terdapat 2 fasilitas PAUD yang
dufungsikan khusus untuk anak usia 2-7 tahun.
Dua PAUD tersebut adalah:
2. PAUD Barat
Menyediakan berbagai peralatan peraga dan permainan
edukasi bagi anak usia dini.
36
Gambar 2.13 Kategori PAUD Barat Taman Pintar
Sumber: www.tamanpintar.co.id
3. PAUD Timur
Menyediakan berbagai peralatan peraga dan permainan
edukasi bagi anak usia dini.
37
Gambar 2.15 PP IPTEK di TMII
Sumber: https://ppiptek.ristekbrin.go.id
38
bintang, aneka lembar kreatifitas dan kuis, dan lomba perancangan
alat peraga.
39
Di galeri outdoor, selain terdapat alat-alat peraga raksasa juga ada
kandang kelinci berbagai ras yang bisa diberi makan dengan biaya
tambahan. Tiket tersebut dapat dibeli di loket yang terdapat di
galeri outdoor juga.
40
Objek wisata taman kupu kupu gita persada adalah salah satu
tempat wisata yang berada di Bandar lampung. Objek wisata ini
merupakan salah satu objek wisata edukasi yang cukup menarik
dengan mengenalkan alam dan konservasi kupu-kupu di lampung.
Berada dikawasan hutan raya wan abdul rachan dengan luas 4,8
hektar.
41
Setelah selesai mendapat materi dan pemahaman tentang
konservasi dan metamorphosis, pengunjung aka di ajak berjalan-
jalan di areal taman kupu kupu. Dilanjutkan melihat dum
penangkaran dan museum kupu-kupu yang berisi koleksi awetan.
42
Gambar 2.27 Padang Rumput Way Kambas
Sumber: www.ragamtempatwisata.com
43
Gambar 2.28 PKK Agropark Lampung
Sumber: www.lampungpost.id
44