Anda di halaman 1dari 36

BAB II

TINJAUAN TEORI DAN STUDI PRESEDEN

2.1 Tinjauan Teori


2.1.1 Tinjauan Teori Wisata
2.1.1.1 Pengertian
Wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seorang atau
sekelompok orang mengunjungi tempat tertentu secara sukarela dan
bersifat sementara dengan tujuan berlibur atau tujuan lainnya bukan
untuk mencari nafkah (Echols dkk, 2007).

Undang-Undang No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan


menyatakan bahwa :

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan


tersebut yang dilakukan secara sukarela sarta bersifat sementara
untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
3. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan atau
berkaitan dengan wisata, yakni semua penyelenggara wisata.
4. Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat
ketempat lain yang dalam bahasa inggris disebut dengan istilah
tour.
Menurut undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009
tentang kepariwisataan BAB II pasal 3 menyebutkan bahwa
Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani,
dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan
serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat.
Hadirnya fungsi tersebut menjelaskan bahwa pariwisata tidak
hanya untuk senang-senang saja, melainkan bisa menambah ilmu
pengetahuan dari tempat pariwisata yang dikunjungi. Jenis-jenis
pengetahuan yang didapatkan banyak sekali, sesuai bidang objek
wisata yang dikunjunginya. Pengetahuan yang didapatkan di dalam
objek wisata kadang-kadang dimanfaatkan sebagai daya tarik
utama yang menarik wisatawan untuk berkunjung. Dengan
banyaknya jenis manfaat dalam ilmu pengetahuan, suatu objek
wisata memiliki fungsi sebagai edukasi bagi wisatawan.

2.1.1.2 Jenis Wisata


Pariwisata dapat dibedakan menurut motif wisatawan untuk mengunjungi
suatu tempat. Jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut.
a. Wisata Alam
Pengertian wisata alam adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan
oleh seseorang atau kelompok dengan mengunjungi tempat tertentu
untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari
daya tarik alam dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam,
baik itu alami maupun budidaya.

Gambar 2.1 wisata Gunung Gencar (Bogor)


Sumber:

www.gunungpancar.com

b. Wisata Kuliner
Kata wisata kuliner berasal dari bahasa asing yaitu voyages
culinaires (Prancis) atau culinary travel (Inggris) yang artinya
sebuah perjalanan wisata yang berkaitan dengan masakan. Menurut
Asosiasi Pariwisata Kuliner Internasional (International Culinary
Tourism Association/ICTA) wisata kuliner merupakan kegiatan

10
makan dan minum yang unik dilakukan oleh setiap pelancong yang
berwisata.

Gambar 2.2 wisata Kampung Sawah (Talangsari, Ciamis)


Sumber: https://www.harapanrakyat.com/

c. Wisata Budaya
Pengertian Wisata Budaya adalah kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan mengunjungi
tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari daya tarik budaya dengan memanfaatkan potensi
budaya dari tempat yang dikunjungi tersebut.

Gambar
2.3 wisata Desa Panglipuran (Bali) Sumber:

www.desapenglipuran.com

d. Wisata edukasi

11
Pengertian Wisata Edukasi atau Wisata Pendidikan merupakan suatu
program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan muatan
pendidikan didalamnya. Program ini dapat dikemas sedemikian rupa
menjadi kegiatan wisata tahunan. Materi-materi dalam pemanduan
telah disesuaikan dengan bobot siswa dan kurikulum pendidikan.
Setiap kali mengunjungi obyek wisata akan disesuaikan dengan
ketertarikan obyek dan bidang ilmu yang akan dipelajari.

Gambar 2.4 Taman Pintar (Yogyakarta)


Sumber: tamanpintar.co.id

e. Wisata Bahari
Wisata Bahari adalah seluruh kegiatan yang bersifat rekreasi yang
aktifitasnya dilakukan pada media kelautan atau bahari dan meliputi
daerah pantai, pulau-pulau sekitarya, serta kawasan lautan dalam
pengertian pada permukaannya ataupun pada dasarnya termasuk taman
laut. Aktifitas Wisata Bahari pada dasarnya mengundang tantangan,
keberanian, ketenangan, historis,dan yang lebih penting adalah cinta
terhadap alam lingkungan laut da1n kehidupannya.

12
Gambar 2.5 Taman Nasional Bunaken (Sulawesi Utara)
Sumber: https://id.wikipedia.org/

f. Wisata Religi

Wisata religi dapat diartikan sebagai ziarah atau kunjungan seseorang


maupun kelompok ke situs yang penting atau dianggap penting terkait
dengan penyebaran suatu agama. Bentuk situs tersebut bisa bermacam-
macam, mulai dari masjid, candi, arca, perhiasan, adat-istiadat, bahkan
makam tokoh terkemuka. Tujuannya tentu bukan untuk meminta apa
pun, melainkan mempelajari bagaimana para pendahulu tumbuh
menjadi pendakwah yang baik. Kata wisata diserap dari bahasa
Sanskerta, vis, yang bermakna masuk. Kemudian, kata tersebut diserap
menjadi bahasa Jawa Kuno vicata, dan diartikan sebagai perjalanan
atau mengunjungi objek wisata.

Gambar 2.6 Pura Tanah Lot


(Tabanan Bali) Sumber:

www.id.baliglory.com

g. Wisata Buatan

13
Bentuk dan wujud obyek wisata ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas
serta kreativitas manusia dimana bentuknya sangat tergantung pada
keaktifan manusia. Wujudnya berupa museum, tempat ibadah,
kawasan wisata yang dibangun seperti wisata taman mini, taman
wisata kota, kawasan wisata ancol, dan sebagainya.

Gambar 2.7 Dunia


Fantasi (Ancol)
Sumber: www.ancol.com

h. Wisata Sejarah
Objek wisata sejarah merupakan wujud objek yang dipengaruhi oleh
suatu tragedi atau suatu kejadian yang menggemparkan. Tujuan dari
wisata ini adalah supaya seseorang maupun kelompok mengetahui
runtutan kejadian dan hal hal yang terkait dengan kejadian tersebut.
Bentuk wisata ini dapat berupa, benteng bekas penjajahan, rumah
pengasingan Ir.Soekarno, candi Borobudur.

14
Gambar 2.8 Rumah Kediaman Bung Karno 1938-1942 (Bengkulu)
Sumber: www.bengkulutoday.com

2.1.1.3 Pelaku Kegiatan Wisata


Pelaku dari kegiatan wisata terdiri dari pengelola tempat wisata,
pengunjung, dan pelayanan/ servis pada tempat wisata.
1. Pengelola
Pengelola tempat wisata adalah sekelompok orang yang
terorganisir yang bertugas untuk mengelola dan mengatur suatu
tempat wisata agar dapat berjalan dengan baik. Pengelola
terdiri dari pengelola utama, yaitu kepala atau pemimpin dari
tempat wisata itu sendiri dan karyawan/staff.
2. Pengunjung
Pengunjung adalah semua orang atau masyarakat umum yang
terdiri dari anak anak hingga orang dewasa yang mengunjungi
tempat wisata untuk mealkukan kegiatan rekreasi dan
memanfaatkan fasilitas yang ada pada tempat wisata tersebut.
Pada hal ini pengunjung digolongkan berdasarkan kuantitasny
dari perorangan, keluarga, kelompok, golongan pegunjung
yang dibagi menjadi dua yaitu anak-anak usia pra sekolah,

15
pelajar, masyarakat umum, karakteristik dan motifasi
pengunjung (anak-anak usia ≤13 tahun, remaja 14-20 tahun,
dewasa ≥21 tahun).

3. Pelayanan/servis
Sekelompok orang yang bertugas melakukan kegiatan
operasional untuk mendukung kegiatan utama dan memberikan
kepuasan kepada pengunjung, seperti petugas keamanan,
kebersihan dan parkir.

2.1.1.4 Macam-macam Pariwisata di Provinsi Lampung

Propinsi Lampung telah menetapkan tujuh obyek wisata unggulan


dalam upaya mewujudkan Lampung sebagai daerah tujuan wisata.
Obyek wisata unggulan yang telah ditetapkan (Rizky Meiridho,
2018):

 Kawasan Wisata Bakauheni dan Land Mark Menara Siger,


 Kawasan Ekowisata Kalianda dan sekitarnya,
 Kawasan Wisata Agro Pekalongan, Lampung Timur,
 Pengembangan Ekowisata Taman Hutan Rakyat Gunung Betung,
 Pengembangan Ekowisata Taman Nasional Way Kambas,
 Pengembangan Ekowisata Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Selain wisata unggulan, juga terdapat obyek wisata penunjang
yang tersebar di seluruh kabupaten/Kota, meliputi obyek wisata
alam dan obyek wisata buatan termasuk obyek wisata budaya.
Berikut ini macam-macam wisata di Lampung,yakni :

16
Objek Objek Objek Objek Objek Objek
Wisata Wisata Wisata Wisata Wisata Wisata
Alam Budaya Religi Kerajianan Kuliner Sejarah
-Teluk -Seni Tari -Vihara Hin -Tapis -durian -Situs
Kiluan Kulintang Bio sukadaha Pugung
m Raharjo
- Pantai -cangget -Makam -Batik -batuputu -Kota
Pahawang Raden Intan Sanggi dan Tulang
tanggamus Bawang
- Pantai Sari - buban -Situs -Sulam -keripik -Monumen
Ringgung during Purawiwita Usus pisang Krakatau
n
-Pantai -tupping -Kompleks -Kain Inuh - seruit - Rumah
Mahitam Megalitik Adat
Lampung
- Pulau - tari kenui - Masjid Al- - nyubik - Museum
Tangkil Anwar Negeri
-pemandian -Festival - Masjid Al- - kerupuk Ruwai
Way Teluk Yagin kemplang Jurai
Belerang Semaka
-Danau - Krakatau
Suoh Festival
-Teropong -Upacara
Laut Ngumbay
Lawok
- Taman -Upacara
Kupu-Kupu Pengetahan
- Adok
Penangkara
n Rusa
-Taman
Stroberry &
Kelinci
- Danau
Ranau
Tabel 2.1 Macam-macam pariwisata di Provinsi Lampung
Sumber : Rizky Meiridho, (2018)

Berdasarkan tabel 2.1 yang merupakan data dari penelitian Rizky


Meiridho, Frengky Dwi,dan Sonia Septa Arini (2018) dengan judul
Peluang Industri Pariwisata di Lampung. Dari data tersebut dapat
ditemukan bahwa pariwisata di provinsi lampung di dominasi oleh
objek wisata alam.

17
2.1.2 Tinjauan Teori Edukasi
2.1.2.1 Pengertian
Edukasi atau pendidikan adalah segala upaya yang dilakukan
untuk mempengaruhi orang lain atau Individu, Kelompok, atau
masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan
oleh pelaku pendidikan (Notoadmojo, 2003). Pendidikan
merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, sudah semestinya usaha dalam menumbuh
kembangkan pendidikan secara sistematis dan berkualitas perlu
terus di upayakan, sehingga tujuan dari proses pendidikan dapat
dicapai secara optimal. Pendidikan memiliki arti penting bagi
individu, pendidikan memberikan pengaruh yang besar terhadap
kemajuan suatu bangsa.
2.1.2.2 Jenis Edukasi
terdapat tiga maacam atau jenis edukasi yang digunakan yaitu:
1. Formal
Jenis edukasi formal umum diselenggarakan oleh suatu
instansi pendidikan yang memiliki peraturan dan juga harus
ditaati oleh peserta didik yang sedang mengikuti proses
pembelajaran. Di Indonesia, pendidikan formal yang bias di
tempuh oleh setiap individu adalah mulai jenjang SD hingga
pendidikan tinggi.
2. Non Formal
Edukasi non formal biasanya banyak di temukan di
lingkungan tempat tinggal, sebagai contoh, terdapat tempat
pendidikan baca tulis al-qur’an di masjid, lalu kursus-kursus
yang banyak terdapat di lingkungan seperti kursus mobil,
kursus music, dan lain sebagainya.
3. Informal
Edukasi informal merupakan jalur pendidikan yang terdapat
dikeluarga serta lingkungan sekitar rumah. Di dalam edukasi
informal terdapat proses pembelajatan secara mandiri dan

18
dilakukan atas dasar kesadaran serta tanggung jawab yang
dimiliki.

2.1.2.3 Tujuan Edukasi


Berdasarkan pengertian tujuan edukasi adalah untuk
memperbaiki kepribadian, mengembangkan kecerdasan dan
mendidik peserta untuk memiliki akhlak yang mulia, mampu
mengendalikan diri dan memiliki keterampilan. Selain itu juga
edukasi bertujuan untuk melatih individu dapat melaksanakan
tugas tugas hidupnya, agar bias mandiri, dan bertanggung jawab
secara susila.

2.1.2.4 Sasaran Edukasi


Sasara edukasi dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Sasaran Primer
Sasaran langsung pada masyarakat segala upaya pendidikan
2. Sasaran skunder
Sasaran para tokoh masyarakat,guru dan lain sebagainya dan
diharapkan kelompok ini akan memberikan pendidikan
kepada individu disekitarnya.
3. Sasaran tersier
Sasaran pada pembuat keputusan atau penentu keijakan,
diharapkan dengan keputusan dari kelompok ini akan
berdampak kepada perilaku kelompok sasaran skunder yang
kemudian pada klompok primer.

2.1.3 Tinjauan Metode Belajar


2.1.3.1 Metode Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran SFE ( Student Facilitator And
Explaining)

19
Model Student Facilitator and explaining ialah tipe pembelajaran
kelompok yang dibut agar dapat memberi pengaruh kepada peserta
didik dalam bekerjasama serta mengarahkan peserta didik untuk
dapat membuat peningkatan terhadap materi (Aris Shoimin,2013).
Student Facilitator and explaining juga merupakan model
pembelajaran yang dapat dilatih peserta didik dalam
mengungkapkan pendapatnya. Peserta didik dapat berinteraksi
tanpa rasa canggung dalam mendiskusikan materi yang belum
dipahami, sehingga peserta didik dapat lebih mengerti materi yang
dijelaskan oleh temannya (Supriyono, 2014). Oleh sebab itu, model
ini akan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menggali
pengetahuannya sendiri tanpa terus meneruus didikte oleh
pendidik. Pengetahuan tersebut dapat digali oleh peserta didik
melalui saling bertukar ide atau pendapat dengan teman satu
kelompok, kemudian dipresentasikan. Model Student Facilitator
and Explaining ialah merupakan slah satu model pembelajaran
kooperatif yang melibatkan peserta didik langsung dalam proses
pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah setiap
anggota kelompok yaitu terdiri dari 4-5 peserta didik.

b. Tujuan Metode Pembelajaran


Tujuan dari metode pembelajaran SFE (Student Facilitator and
Explaining) Yaitu,
 Melatih pendidik dalam menyajikan dan menyampaikan
materi ajar di depan peserta didik sehingga peserta didik
dapat memahami apa yang telah dijelaskan .
 Melatih peserta didik agar mampu mempresentasikan dan
menjelaskan kembali kepada temannya.
 Melatih peserta didik untuk meningkatkan kreatifitas dan
menciptakan sendiri konsep mengenai materi pembelajaran

20
c. Langkah Langkah Model Pembelajaran SFE ((Student
Facilitator and Explaining)
Tahap Rahap Model Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining adalah Sebagai Berikut:
 Pendidik menyampaikan tujuan belajar yang ingin dicapai
pada hari ini.
 Pendidik menyampaikan inti atau informasi apa saja yang
ada di dalam materi pembelajaran.
 Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menjelaskan kembali materi tersebut kepada temannya,
misalnya melalui bagan atau peta konsep hal ini bisa
dilakukan secara bergiliran atau acak.
 Pendidik membuat kesimpulan berdasarkan ide dan
pendapat peserta didik.
 Pendidik menjelaskan semua materi
 Penutup.
d. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran SFE (Student
Facilitator and Explaining)
Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining
mempunyai kelebihan dan kelemahannya, adapun kelebihan model
pembelajaran ini adalah:
 Materi yang disampaikan lebih jelas dan konkret.
 Dapat meningkatkan daya ingat peserta didik karena
pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi.
 Melatih kepercayaaan peserta didik untuk menyampaikan
kembali materi ajar kepada teman-temannya sesuai dengan
penjelasan yang sudah diberikan oleh pendidik.
 Meningkatkan motivasi peserta didik dalam menyampaikan
materi ajar dan menjelaskan kembali kepada temannya.
 Mengetahui kemampuan peserta didik dalam menyampaikan
ide atau gagasannya.

21
Kelemahan dalam model Student Facilitator and Explaining antara
lain:
 Adanya Peserta didik yang kurang percaya diri dalam
menjelaskan kembali materi ajar kepada teman-temannya.
 Masih banyaknya peserta didik yang tidak berpartisipasi
dalam pembelajaran.
 Dalam proses pembelajaran tidak seluruh peserta didik
mendapat kesempatan untuk menjelaskan materi tersebut
kepada teman-temannya di dalam kelas.
 Masih terdapat pendapat yang sama dan menimbulkan
sebagian saja peserta didik yang terampil.
 Masih adanya peserta didik yang kesulitan dalam membuat
peta konsep dan membuat ringkasan.

2.1.3.2 Metode Pembelajaran di Luar Kelas


Pengertian pembelajaran diluar kelas atau Outdoor Study merupakan salah
satu metode pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekitar menjadi
media pembelajaran seperti, taman, perkampungan, tempat wisata dan lain
sebagainya yag bertujuan untuk melibatkan siswa secara langsung agar lebih
akrab dengan lingkungan dan masyarakat
Menuru Vera (2012), tujuan pembelajaran di luar kelas adalah sebagai berikut:
1. Membuat setiap individu memiliki kesempatan untuk mengembangkan
kreativitas dan inisiatif personal.
2. menyediakan latar (setting) yang berarti bagi pembentukan sikap.
3. Membantu mewujudkan potensi setiap individu agar dapat berkembang
secara optimal.
4. Memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk merasakan secara langsung
terhadap materi yang di sampaikan.
5. Memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan dan ketertarikan
terhadap kegiatan-kegiatan diluar kelas.

22
6. Memberikan kontribusi untuk membantu mengembangkan hubungan guru
dan murid yang lebih baik melalui berbagai pengalaman di alam bebas.
7. Memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman langsung.
8. Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan
komunikasi sekitar untuk pembelajaran.

Untuk dapat menyukseskan kegiatan belajar di uar kelas ini dibutuhkan


beberapa elemen yang harus diperhatikan diantaranya:
1. Alam terbuka sebagai sarana kelas
2. Berkunjung ke objek langsung
3. Unsur berbain atau rekreasi sebagai dasar pendekatan
4. Guru harus mempunyai komitmen.
Selaian elemen tersebut alas an mengapa metode pembelajaran di luar kelas di
pakai sebagai pengembangan karakter anak yaitu:
 Metode ini menggunakan pendekatan metode belajar melalui
pengalaman.
 Metode ini penuh kegembiraan karena dilakukan dengan permainan.

Menurut Sudjana (2011), pembelajaran di luar kelas dapat memberikan


beberapa manfaat yaitu sebagai berikut:
1. Kegiatan pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan.
2. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa di hadapkan dengan
situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
3. Bahan-bahan yang dielajari lebih kaya serta factual sehingga
kebenarannya lebih akurat.
4. Kegiatan pembelajaran lebih komprehensif dan lebih aktif serta dapat
di lakukan dengan berbagai cara.
5. Sumber belajar lebih kaya sebab lingkungan yang dapat di pelajari bias
beraneka ragam.
6. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang
ada di lingkungan.

23
 Jenis-Jenis Pembelajaran di Luar Kelas
Menurut Vera (2012), Pembelajaran di luar kelas terbagi menjadi
beberapa jenis,yaitu:
1. Education Training Plus
Education training plus merupakan sebuah aktivitas pendidikan
yang mengintegrasikan kurikulum formal, alam sekotar dan
karakter. Kurikulum diknas pelajaran seperti, art, sains dan lain lain
dengan pola mengenal alam sambil bermain-main. Kurikulum
karakter lebih kepada pembentukan kepribadian dan akhlak,
sedangkan kurikulum alam meliputi pembelajaran berkebun dan
mengenal tumbuhan, beternak dan mengenal hewan, agae mengasah
kemandirian dan mental para peserta didik.
2. Gathering plus
Gathering plus merupakan suatu bentuk wisata alam terbuka yang di
rancang dalam suasana rekreasi, santai dan gembira dengan muatan
edukatif.
3. Taman Bermain dan Wisata Alam
Taman bermain dan wisata alam merupakan rangkaian rintangan
permainan yang dirancang sedemikian rupa sehingga bias menjadi
semulasi kegiatan alam terbuka. Kegiatan ini membuka potensi diri
yang selama ini belum diketahui sehingga melalui aktifitas low dan
high rope ini muncul rasa percaya diri.
4. Eksperiental Base Study
Eksperiental base study merupakan kemasan kegiatan berupa
pembelajaran yang di rancang sedemikian rupa sehingga dapat di
aplikasikan dengan menggunakan alam terbuka sebagai media.
Proses pengenalan diri, minat dan bakat berbasiskan kurikulum
sekolah sehingga program ini sangat efektif untuk para peserta
karena mereka terlibat untuk melihat, mendengar dan langsung
berbuat (Eksperiental Learning).
5. Knowledge Management

24
Knowledge management merupakan kemasan pendistribusian
sejumlah pegetahuan yang akan menjadi pembelajaran bersama.
Knowledge management ini telah diformulasikan sebagai sumber
pengetahuan bersama dan dapat di implementasikan dengan makna
bergutu pada alam.

2.1.4 Tinjauan Teori Eduwisata


2.1.4.1 Pengertian Eduwisata
Eduwisata merupakan kegiatan rekreatif yang menghadirkan dunia
pendidikan sebagai produk unggulan. Eduwisata dapat diartikan
sebagai suatu bentuk kegiatan wisata dengan mengutamakan unsur
pendidikan dimana konsep eduwisata sangat erat kaitannya dari
ekowisata yaitu suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang
mengandalkan jasa alam untuk kepuasan manusia dan sebagai
alternatif pemanfaatan sumberdaya yang berbasis konservasi
(Sulistyawan, 2009).

2.1.4.2 Prinsip Dasar Eduwisata


Menurut Nurisjah (2006), prinsip dasar eduwisata dapat dijabarkan
sebagai berikut :
a. Pendidikan nonformal memberikan tentang pengetahuan kepada
wisatawan yang berkunjung kesuatuobjek wisata.
b. Meningkatkan pengetahuan dan unsur wisata dalam pencapaian
kualitas manusia.
c. Wisatawan dapat melakukan kegiatan wisata dan belajar dengan
metode yang menyenangkan
d. Mencegah pendidikan yang bersifat formal dapat menimbulkan
kebosanan, termasuk kejenuhan terhadap rutinitas. Melalui
edutainment maka proses pembelajaran dapat lebih cepat
dimengerti dan diingat karena metode yang menyenangkan.
2.1.4.3 Konsep Eduwisata

25
Sumberdaya eduwisata terdiri dari sumberdaya alam dan
sumberdaya manusia yang dapat di integrasikan menjadi komponen
terpadu bagi pemanfaatan wisata. Pengembangan eduwisata
menganut konsep yang sama dengan ekowisata. Berdasarkan
konsep pemanfaatan, wisata dapat diklasifikasikan menjadi
(Yulianda, 2007):
a. Wisata alam (naturetourism), merupakan aktivitas wisata yang
ditujukan pada pengalaman terhadap kondisi alam atau daya
tarik panoramanya.
b. Wisata budaya (culturaltourism), merupakan wisata dengan
kekayaan budaya sebagai obyek wisata dengan penekanan pada
aspek pendidikan.
c. Ekowisata (Ecotourism, green tourism atau alternative tourism),
merupakan wisata berorientasi pada lingkungan untuk
menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya
alam/lingkungan dan industri kepariwisataan.

2.1.4.4 Aktifitas Eduwisata


Kegiatan atau aktivitas eduwisata mempunyai karakteristik yang
berbeda dengan kegiatan wisata lain. Kegiatan eduwisata bervariasi,
mulai dari mengenal adat istiadat, belajar bahasa, sampai dengan
kegiatan seminar dan penelitian (Yuan, 2003 dalam Wang dan Li,
2008).
Jafari & Ritchie (1981) mengemukakan aktivitas pariwisata edukasi
meliputi; konferensi, penelitian, pertukaran pelajar nasional dan
internasional, kunjungan sekolah, sekolah bahasa, dan wisata studi,
yang diorganisasi baik secara formal maupun nonformal, dengan
tujuan wisata alam maupun buatan.
Sedangkan Cohen (2008) mengemukakan aktivitas wisata studi,
meliputi pembelajaran tentang sejarah, geografi, bahasa, agama,

26
dan budaya, melalui kunjungan situs penting, keterlibatan dalam
penelitian, maupun konferensi.
Tujuan utama wisata edukasi yakni pendidikan dan penelitian,
sehingga sekolah atau perguruan tinggi dan situs sejarah menjadi
destinasi utama dalam wisata edukasi (Wang dan Li, 2008 dalam
Wijayanti, 2017b). Sebagian besar wisatawan edukasi terdiri dari
mahasiswa dan pelajar yang memanfaatkan waktu liburan untuk
jalan-jalan dan mendapatkan pengetahuan.
2.1.4.5 Ciri-ciri Sarana dan jasa eduwisata
Wisata edukasi atau wisata pendidikan yang lumrah dikenal dengan
sebutan “edu-tourism” dimaksudkan sebagai suatu program dimana
peserta kegiatan wisata melakukan perjalanan wisata pada suatu
tempat tertentu dalam suatu kelompok dengan tujuan utama
mendapatkan pengalaman belajar secara langsung terkait dengan
lokasi yang dikunjungi (Rodger, 1998, hal 28).
Menurut Direktorat Jendral PHKA edutourism merupakan
diversifikasi daya tarik wisata dari wisata alam (ekowisata) yang
bertujuan untuk memperluas dan memperbanyak produk wisata
alam (Ditjen PHKA, 2001).
Menurut Wood (2002:28), ciri-ciri sarana dan jasa edutourism,
menuju pada jenis sarana dan jasa ekowisata adalah sebagai berikut:
a. Melindungi lingkungan sekitarnya baik lingkungan alami
maupun kebudayaan local
b. Memiliki dampak minimal terhadap lingkungan alami selama
masa konstruksi
c. Sesuai dengan konteks budaya dan fisik wilayah setempat,
misalnya ditandai dengan arsitektur yang menyatu dengan
bentuk, landscape, dab warna lingkungan setempat.
d. Mengurangi tingkat konsumsi air dan menggunakan cara
alternative yang dapat berkelanjutan untuk tambahan air.
e. Mengelolah limbah dan sampah dengan hati hati.

27
f. Memenuhi kebutuhan energy melalui penggunaan alat dan
sarana berdesain pasif.
g. Dalam pembangunan dan pengelolaannya mengupayakan
kerjasama dengan komunitas local.
h. Menawarkan program yang berkualitas untuk memberikan
pendidikan mengenai lingkungan alami dan kebudayaan
setempat terhadap tenaga kerja dan wisatawan
i. Mengakomodasikan berbagai program penelitian dalam rangka
kontribusi kegiatan eduturism terhadam pengembangan
berkelanjutan wilayah setempat.

2.1.5 Tinjauan Teori Sains Anak


2.1.4.1 Konsep Sains
Dari sudut bahasa, sains atau science (bahasa inggris), berasal dari
bahasa latin, yaitu dari kata scientia artinya pengetahuan. Akan
tetapi dalam pernyataan tersebut terkandung makna yang terlalu
luas untuk digunakan dalam kehidupan sehari hari, untuk itu perlu
dimunculkan kajian etimologi lainnya. Menurut pandangan para ahli
batasan etimologis yang tepat tentang sains yaitu dari bahasa
jerman, hal itu dengan mengerucut pada kata wissenschaft , yang
empunyai makna pengetahuan yang tertata atau teorganisasikan
secara sistematis. Secara konseptual terdapat sejumlah pengertian
dan batasan sains yang dikemukakan oleh para ahli. Amien (2002),
mendefinisikan sains sebagai bidang ilmu alamiah, dengan ruang
lingkup zat dan energi, baik yang terdapat pada mahluk hidup
maupun tak hidup, lebih banyak mendiskusikan tentang alam
( natural science ) seperti fisika, kimia dan biologi. Sedangkan
James Conant dalam Holton dan Roller (2000), mendefinisikan
sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang
berhubungan satu sama lain, yang tumbuh sebagai hasil serangkaian
percobaan dan pengamatan serta dapat diamati dan diujicoba lebih
lanjut. Senada dengan Conant, Fisher (2003) mengartikan sains

28
sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan
menggunakan metode-metode yang berdasarkan pada pengamatan
dengan penuh ketelitian. Kaitannya denga program program
pembelajaran sains pada anak, sains dapat dikembangkan menjadi
tiga bagian mendasar, yaitu pendidikan dan pembelajaran sains
yang menfasilitasi penguasaan proses sains, penguasaan produk
sains serta program yang menfasilitasi pengembangan sikap-sikap
sains.
a. Sains sebagai suatu proses adalah metode untuk memperoleh
pengetahuan.
b. Sains sebagai suatu produk terdiri atas berbagai fakta, konsep
prinsip, hukum dan teori (Carin dan Sund, 2002; Sinaradi,
1998).
c. Sains sebagai suatu sikap, atau dikenal dengan istilah sikap
keilmuan, maksudnya adalah berbagai keyakinan, opini dan
nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan
khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan
baru.

Diantara sikap tersebut adalah rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa
ingin tahu, disiplin, tekun, jujur dan terbuka terhadap pendapat
orang lain. (Dawson, 2004).

2.1.4.2 Kesiapan Anak Dalam Pembelajaran Sains


Perkembangan anak merupakan suatu proses yang kompleks,
bahkan terkadang melahirkan berbagai teka-teki bahkan spekulasi.
Dengan merujuk pendapat beberapa ahli psikologi perkembangan,
M. Solehuddin dan Ihat Hatimah (2007) menjelaskan bagaimana
anak berkembang dan menerima pembelajaran, yaitu sebagai
berikut:
a. pengalaman awal bagi anak bersifat kumulatif dalam arti jika suatu
pengalaman jarang terjadi, maka pengalaman tersebut dapat
memiliki pengaruh sedikit. Sebaliknya, jika pengalaman tersebut

29
sering terjadi, maka pengaruhnya dapat kuat, kekal dan bahkan
bertambah.
b. Anak banyak belajar dari pengalaman langsung dan secara
berangsur mengembangkannya ke dalam bentuk pengetahuan
simbolis, seperti gambar, tulisan, permainan peran, teknologi (sains)
terapan sederhana, dan sejenisnya.

2.1.4.3 Makna dan Tujuan Pembelajaran Sain Pada Anak


Pembelajaran sains pada anak selayaknya dilakukan sebagai proses
pengenalan dan penguasaan pada tingkat yang sederhana. Namun
demikian, memasukan pembelajaran sains dalam program
pendidikan anak pada suasana bermain (learning by playing) adalah
hal yang harus diperhatikan, karena karakter pada diri anak dalam
merespon sesuatu hal yang memiliki arti sebagai permainan. Dalam
pemikiran Holt, Bess-Genne (2001) tujuan pengajaran sains bagi
anak dapat disimpulkan menjadi tiga dimensi utama sebagai sasaran
pokoknya, yaitu dimensi produk, dimensi proses, dan dimensi sikap
sains.
1. Pengembangan Pembelajaran sains bertujuan untuk pengenalan
dan penguasaan fakta, konsep prinsip, teori maupun aspek aspek
lain yang berkaitan dengan hal hal yang ditemukan dalam
bidang sains itu sendiri.
2. Program pengambangan pembelajaran sains bertujuan untuk
menghubungkan beberapa proses dimensi pada sains yaitu,
tujuan diarahkan pada penguasaan keterampilan keterampilan
yang diperlukan dalam menggali dan mempelajari sains.
3. Tujuan program pengembangan pembelajaran sains yang
berkaitan dengan dimensi sains sebagai sikap, yang
dimaksudkan ialah pengembangan pembelajaran sains pada
anak secara bertahap diarahkan pada suatu pembentukan pribadi
atau karakter (character bulding) , sehingga anak sebagai

30
sasaran dan yang akan menjadi output serta outcame pendidikan
dan pembelajaran sains sejak dini telah ditanamkan benih-benih
sikap yang sesuai dengan tuntutan dan criteria sebagai
pembelajar yang benar dalam memahami sikap ilmuwan.

2.1.4.4 Ruang Lingkup Program Pembelajaran Sains Untuk


Anak
Ruang lingkup pada program pengembangan pembelajaran sains
sebenarnya tercermin pada pengertian dan batasan yang dimiliki
dalam sains itu sendiri. Ruang lingkup pembelajaran pada anak
dapat dianalisis berdasarkan wilayah garapan dan berdasarkan
bidang pengembangan atau kemampuan.
Deskripsi pembelajaran sains dapat dilihat dari isi bahan kajian
meliputi materi atau disiplin yang terkait dengan bumi dan jagat
raya (ilmu bumi), ilmu-ilmu hayati (biologi), serta bidang kajian
fisika dan kimia.(Abruscato, 2001). Isi bahan kajian bidang yang
terkait dengan jagat raya (ilmu tentang bumi) mereprsentasikan
tentang pengetahuan-pengetehuan yang benar mengenai alam
semesta dan bagian-bagiannya. Yang termasuk dalam kelompok ini
meliputi astronomi, geologi, meteorologi dan bagianbagian isi
pengetahuan bidang tersebut. Tetapi, topik-topik umum untuk
pembelajaran pada anak, biasanya meliputi:
1. pengetahuan tentang bintang, matahari dan planet,
2. kajian tentang tanah, batuan dan pegunungan, serta
3. kajian tentang cuaca atau musim.

Contoh uraian tujuan rencana pembelajaran sebagai berikut: siswa


dapat menyebutkan jenis-jenis binatang melata. Isi bahan kajian
terkait dengan ilmu-ilmu hayati atau biologi meliputi botani,
zoology dan ekologi.

31
2.1.4.5 Pendekatan Pembelajaran Sains
Terdapat beberapa pendekatan pembelajaran atau kurikulum yang
dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan program
pembelajaran sains pada anak usia dini. Hasil kajian Ali Nugraha
(2000), dan Dawson (2004), dapat dirumuskan sekurang-kurangnya
terdapat tiga pendekatan utama dalam pengembangan kurikulum
sains pada jenjang pendidikan anak, yaitu:
a. Pendekatan yang bersifat situasional, maksudnya pembahasan
tentang sains akan dielaborasi (diulas) secara luas dan
mendalam jika dalam pembelajaran muncul ‘ fenomena ’ yang
terkait dengan tuntutan pembahasan konsep dan pengalaman
sains pada sasaran belajar.
b. Pendekatan yang bersifat terpisah atau tersendiri . Maksudnya
program pengembangan pembelajaran sains dikemas secara
khusus dan tersendiri. Pembelajaran sains diberikan waktu
tersendiri sebagaimana bidang pengembangan lainnya dalam
pendidikan anak usia dini, pembelajaran sains di setting
(dirancang) secara khusus sesuai dengan karakteristik pem
belajaran sains yang khas serta karakteristik anak yang sesuai
( relevant ) dengan tuntutan penguasaan sains.
c. Pendekatan yang bersifat merger atau terintegrasi dengan
disiplin lain atau bidang pengembangan lain. Dalam pendekatan
ini, program sains dikembangkan dengan cara digabungkan
secara formal dan sistematis dengan bidang pengembangan atau
disiplin ilmu lainnya. Sehingga dalam program, pengembangan
pembelajaran sains merupakan bagian dari suatu program
kurikulum yang lebih luas dan terpadu sifatnya. Jadi dalam
pengorganisasiannya, para pengembang program harus mampu
melihat secara seksama karakteristik dari setiap bidang yang
diintegrasikan dengan bidang sains tersebut.

32
2.2 Studi Preseden
2.2.1 Taman Pintar Yogyakarta

Gambar 2.9 Taman Pintar Yogyakarta Sumber:

www.gudeg.net

Taman pintar Yogyakarta merupakan sebuah fasilitas wisata


edukasi sains anak yang di bangun oleh gabungan swasta dan

33
pemerintah provinsi DIY yang pembangunannya dimulai sejak mei
2006 dan diresmikan oleh 2 menteri yakni menristek Kusmayanto
Kadiman dan Mendiknas Bambang Sudibyo pada 9 juni 2007.
Semua peragaan iptek tidak hannya dilihat saja, akan tetapi juga
bias dapat disentuh dan dicoba coba oleh pengunjung sehingga
taman pintar ini akan merangsang rasa ingin tau,
menumbuhkankesadaran akan pentingnya iptek, memancing
kreatifitas, dan meningkatkan gairah belajar mata ajaran ilmu ilmu
dasar pada sains.
Visi taman pintar adalah sebagai wahana ekspresi, apresiasi dan
kreasi sains yang terbaik se-asia tenggara dalam suasana yang
menyenangkan. Sedangkan misi yang dijalankan adalah:
 Pengembangan sumber daya manusia dibidang sains dan
teknologi
 Penyediaan alat peraga pembelajaran yang berkualitas.
 Menumbuhkembangkan minat dan generasi muda terhadap
sains melalui imajinasi, percobaan dan permainan yang
menyenangkan
Berrikut ini merupakan beberapa zona ilmu pengetahuan yang
disajikan di taman pintar :
 Kategori playground:
Sebagai ruang public dan penyambutan bagi pengunjung
taman pintar. Menyediakan berbagai wahana dan peralatan
peraga yang mmenyenangkan bagi anak dan keluarga.
Dapat diakses secara cuma Cuma/geratis.

Pipa Bercerita Dinsing Berdendang Katrol

34
Terowongan Pohon
Air Menari Forum Batu

Gambar 2.10 Taman Pintar Yogyakarta Sumber:

www.tamanpintar.co.id

 Kategori Gedung Oval-Kotak


Menampilkan berbagai wahana dan peralatan peraga
berbasis edukasi sains yang menyenangkan dan dapat
diperagakan oleh pengungjung, anak usia sekolah, guru,
kademisi dan sebagainya.

Zona Generator Van Zona cuaca, Iklim, dan Zona Tata Surya
De Graaf Gempa Bumi

Zona Kehidupan Aquarium Air Tawar


Zona Generator Pedal
Purba

Gambar 2.11 Kategori Gedung Oval Taman Pintar Yogyakarta


Sumber: www.tamanpintar.co.id

 Kategori Gedung Memorabilia

35
Menampilkan peralatan peraga yang berbasis pengetahuan
sejarah Indonesia, yakni sejarah kesultanan dan paku
alaman Yogyakarta, tokoh tokoh pendidikan dan tokoh
tokoh preseden RI.

Memorabilia
Sejarah Keraton

Tokoh Pendidikan Presiden RI

Gambar 2.12 Kategori Gedung Memorabilia Taman Pintar


Sumber: www.tamanpintar.co.id

 Kategori PAUD
Pada taman pintar terdapat 2 fasilitas PAUD yang
dufungsikan khusus untuk anak usia 2-7 tahun.
Dua PAUD tersebut adalah:
2. PAUD Barat
Menyediakan berbagai peralatan peraga dan permainan
edukasi bagi anak usia dini.

36
Gambar 2.13 Kategori PAUD Barat Taman Pintar
Sumber: www.tamanpintar.co.id

3. PAUD Timur
Menyediakan berbagai peralatan peraga dan permainan
edukasi bagi anak usia dini.

Gambar 2.14 Kategori PAUD Barat Taman Pintar


Sumber: www.tamanpintar.co.id

2.2.2 PP IPTEK di TMII

37
Gambar 2.15 PP IPTEK di TMII
Sumber: https://ppiptek.ristekbrin.go.id

Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( Science Center)


atau disingkat PP-IPTEK Adalah sarana pembelajaran luar sekolah
untuk menumbuh kembangkan budaya ilmu pengetahuan dan
teknologi secara mudah, menghibur, berkesan dan kreatif. Gagasan
pendiriannya berawal dari Mentri Riset dan Teknologi Republik
Indonesia, Prof.Dr.B.J.Habibie, yang berkeinginan bagaimana
mencerdaskan masyarakat Indonesia melalui ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dibangunlah PP-IPTEK digedung terminal B Skylift-
TMII di atas lahan seluas 1000 m2 dan diresmikan oleh Presiden
Soeharto pada tanggal 20 April 1991.

Pusat peragaan ini dibangun dengan maksud menyadarkan


masyarakat mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dunia secara sangat cepat.Arah perkembangan ini harus
disadari agar kita dapat mengikutinya untuk kemudian maju
bersama perkembangan tersebut.peragaan di PP-IPTEK dibuat
sangat menyenangkan dan menghibur, melalui berbagai program
dan peragaan interaktif yang dapat disentuh dan dimainkan.
Melalui interaksi ini, diharapkan mampu mendorong tumbuhnya
pemikiran tentang apa, mengapa dan bagaimana iptek digali dan
dimanfaatkan bagi umat manusia agar lebih nyaman dan sejahtera.

Kegiatan yang ditawarkan kepada pengunjung beragam dan


disesuaikan dengan sasaran: untuk tingkat taman kanak-kanak,
sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah
menengah atas (SMA), dan keluarga ; meliputi sanggar kerja dan
demo ilmu pengetahuan dan teknologi, pelatihan perancangan alat
peraga, science fair, pelatihan proses ilmu pengetahuan alam,
pelatihan peduli lingkungan hidup, science camp, peneropongan

38
bintang, aneka lembar kreatifitas dan kuis, dan lomba perancangan
alat peraga.

Disamping itu pengunjung bisa menyaksikan film-film ilmiah yang


diputar di ruang auditorium berkapasitas tempat duduk 130 orang
untuk menambah ilmu pengetahuan yang menghibur dan dapat
memahami sains dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

2.2.3 Puspa IPTEK Sunsial Kota Baru Paharayangan Bandung

Gambar 2.16 Puspa IPTEK Sundial, Bandung


Sumber: www.propertynbank.com

Pusat peraga ilmu pengetahuan dan teknologi (Puspa IPTEK)


sundial didirikan dilahan seluas 7.850m2. puspa IPTEK berfungsi
sebagai tempat wisata edukatif. Sundial memiliki bentuk gedung
yang menyerupai jam matahari (Sundial). Puspa IPTEK berokasi di
jalan raya padalarang no.427 Kota Baru Parahayangan, Bandung.

Dalam program PISD ini pengunjung bebas untuk mengeksplorasi


lebih dari 180 buah alat peraga sains indoor dan outdoor di Puspa
Iptek Sundial. Termasuk menaiki wahana yang menantang dan
memacu adrenalin seperti Sepeda Gantung dan Human Gyroscope
tanpa tambahan biaya apapun. Selain itu ada juga berbagai
kegiatan sains harian seperti Demo Sains dan Observasi Matahari
dengan teleskop. Kini terdapat juga area bermain Kids Corner yang
dapat dimasuki anak-anak usia 3-6 tahun.

39
Di galeri outdoor, selain terdapat alat-alat peraga raksasa juga ada
kandang kelinci berbagai ras yang bisa diberi makan dengan biaya
tambahan. Tiket tersebut dapat dibeli di loket yang terdapat di
galeri outdoor juga.

Terdapat berbagai macam kegiatan yang di sediakan dalam


bangunan ini yaitu:

 Ayo Kejar Ikan  Science Is Beautiful

 Memberi Makan Kelinci  Fun With Science And Art

 Magic Sand  Fun With Science and


Theater
 Science & Swim
 Science On The Move
 Fun Archery
 Science Camp
 Science Workshop
 Wisata Giling Wesi
 Fun Glider
 Water Rocket Fun
 Art Play
 Science Show
 Art And Science Carnival

2.2.4 Taman Kupu-Kupu Gita Persada

40
Objek wisata taman kupu kupu gita persada adalah salah satu
tempat wisata yang berada di Bandar lampung. Objek wisata ini
merupakan salah satu objek wisata edukasi yang cukup menarik
dengan mengenalkan alam dan konservasi kupu-kupu di lampung.
Berada dikawasan hutan raya wan abdul rachan dengan luas 4,8
hektar.

Gambar 2.25 Dum Penangkaran Kupu-kupu di Gita Persada


Sumber: www.citraniwisata.co.id

Kurang lebih terdapat 180 spesies kupu-kupu yang terindentifikasi


pada objek wisata ini. Salah satunya adalah kupu kupu raja Helena
trodies yang merupakan kupu kupu langka dan di lindungi.

Pada onjek wisata ini pengunjung terdiri dari kalangan sekolah,


sampai perguruan tinggi dan instansi. Terdapat aula yang dapat
menampung hingga 150 orang. Aula ini berfungsi sebagai tempat
kegiatan edukasi yaitu penyampaian materi mengenai konservasi
kupu kupu dan proses metamorphosis.

Gambar 2.26 Kegiatan Penyampaian materi edukasi tentang konservasi


kupu-kupu
Sumber: www.citraniwisata.co.id

41
Setelah selesai mendapat materi dan pemahaman tentang
konservasi dan metamorphosis, pengunjung aka di ajak berjalan-
jalan di areal taman kupu kupu. Dilanjutkan melihat dum
penangkaran dan museum kupu-kupu yang berisi koleksi awetan.

2.2.5 Taman Nasional Way Kambas


Taman Nasional Way Kambas adalah taman nasional perlindungan
gajah yang terletak di daerah lampung tepatnya di kecamatan
labuhan ratu, lampung timur, Indonesia.

Gambar 2.27 Pintu masuk Way Kambas


Sumber: www.ragamtempatwisata.com

Taman Nasional Way Kambas Terkenal sebagai tempat konservasi


gajah Sumatera yang merupakan hewan asli Pulau Sumatera.
Kawasan ini terdiri dari hutan air rawa dengan hamparan padang
rumput, semak belukar, serta hutan pantai. Luas secara keseluruhan
mencapai 125.000 hektar.

42
Gambar 2.27 Padang Rumput Way Kambas
Sumber: www.ragamtempatwisata.com

Jumlah gajah yang dilatih di Way Kambas mencapai 300 gajah.


Gajah gajah tersebut nantinya akan di sebarkan ke sejumlah kebun
binatang yang ada di Indonesia.
Di Way Kambas pengunjung dapat melihat dari dekat proses
penangkaran satwa. Di sore hari, pengunjung dapat melihat
berbagai atraksi gajah seperti atraksi mengusung kayu, atraksi
membajak sawah dan lain sebagainya.

2.2.6 PKK Agropark Lampung


PKK Agropark Lampung merupakan tempat wisata dengan nuansa
taman. Selain untuk wisata, pendirian lokasi tersebut bertujuan
untuk mengedukasi dan memperkenalkan pertanian.
PKK Agropark Lampung merupakan tempat wisata di bawah PKK
dan Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Lampung yang
berdiri dilahan seluas 13,2 hektare.
pada lokasi PKK Agropark Lampung, pengunjung dapat
menemukan berbagai taman. Berbagai macam jenis tumbuhan di
tanami di lokasi tersebut, mulai dari buah-buahan, sayuran, bunga,
hingga tanaman obat.

Lokasi wisata ini kerap menerima kunjungan sekolah, mulai dari


TK hingga SMA. Dalam wisata edukasi tersebut, pengunjung akan
di berikan pengetahuan mengenai pengenalan berbagai jenis
tanaman. Pengunjung juga akan di ajarkan mengenai pengolahan
tanah, cara menanam tumbuhan, hingga cara memanen.

43
Gambar 2.28 PKK Agropark Lampung
Sumber: www.lampungpost.id

Pengetahuan lain yang bias di dapat pengunjung mengenai


pengendalian hama, jenis jenis benih, dan pembenihan.
Selain teori, pengunjung dapat mempraktikkan langsung di
destinasi wisata tersebut.
Berbagai jenis buah buahan yang di tanam di PKK Agropark
Lampung, antara lain strawberry, matoa, kelengkeng, durian,
anggur, jambu, duku, belimbing, jamblang, manga, alpukat, buah
naga, dan lain sebagainya. Pengunjung dapat mencicipi buah-
buahan yang disana secara gratis.

44

Anda mungkin juga menyukai