Anda di halaman 1dari 13

Modul

SMK CINTA DAMAI BORONG

Mengkoordinasikan Jasa-jasa
Pemasok

AGUSTINUS HARUM, S.PD,A.MD PAR,MM


BAB I

PARIWISATA DAN INDUSTRI PARIWISATA

1. Pengertian Pariwisata

Istilah pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari suku kata “pari” berarti
berkeliling atau bersama, dan suku kata “wisata” berarti perjalanan. Jadi secara
pengertiannya pariwisata berarti perjalanan keliling dari suatu tempat ke tempat lain.
Kepariwisataan adalah merupakan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan
lingkungan hidup yang khas, seperti : hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam
yang indah dan iklim yang nyaman. Perjalanan wisata adalah perjalanan keliling yang
memakan waktu lebih dari tiga hari, yang dilakukan sendiri maupun di atur oleh Biro
Perjalanan Umum dengan acara meninjau beberapa kota atau tempat baik di dalam maupun
di luar negeri.
Secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk
sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan
meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud untuk
mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan
pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Menurut Kodhyat (1998) pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain,
bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan dalam dimensi sosial,
budaya, alam dan ilmu. Sedangkan Gamal (2002), pariwisata didefinisikan sebagai bentuk.
suatu proses kepergian sementara dari seorang, lebih menuju ketempat lain diluar tempat
tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik karena
kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain.
Selanjutnya Burkart dan Medlik (1987) menjelaskan pariwisata sebagai suatu trasformasi
orang untuk sementara dan dalam waktu jangka pendek ketujuan-tujuan di luar tempat di
mana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di
tempat-tempat tujuan itu.
Menurut WTO (1999), yang dimaksud dengan pariwista adalah kegiatan manusia yang
melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya.
Sedangkan menurut Undang - Undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan
dijelaskan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam
waktu sementara.

2. Jenis dan macam pariwisata

Untuk mengklasifikasikan macam-macam pariwisata, berikut ini tinjauan pariwisata yang


digolongkan menjadi beberapa macam :
1. Pariwisata menurut letak geografis
a. Pariwisata local ( local tourism) yaitu jenis kepariwisataan yang ruang lingkupnya
lebih sempit dan terbatas dalam tempat-tempat tertentu saja. Misalnya kepariwisataan
kota Denpasar, kepariwisataan kota Kupang.
b. Pariwisata regional ( regional tourism) yaitu kegiatan kepariwisataan yang
dikembangkan dalam suatu wilayah tertentu, dapat regional dalam lingkungan
nasional dan dapat pula dalam lingkungan regionl dalam ruang lingkup internasional.
Misalnya kepariwisataan Bali, kepariwisataan NTT, dan lain-lain.
c. Pariwisata nasional ( national tourism) yaitu jenis pariwisata yang dikembangkan
dalam wilayah suatu negara. Misalnya kepariwisataan yang ada didaerah-daerah
dalam suatu wilayah Indonesia.
d. Pariwisata regional internasional ( regional international tourism) yaitu kegiatan
kepariwisataan yang berkembang disuatu wilayah internasional yang terbatas, tetapi
melewati batas-batas lebih dari dua atau tiga negara dalam wilayah tersebut.
Misalnya, kepariwisataan ASEAN.
e. Pariwisata internasional (international tourism) yaitu kegiatan kepariwisataan yang
terdapat atau dikembangkan dibanyak negara di dunia.
2. Pariwisata menurut tujuan perjalanan
a. Pariwisata bisnis (business tourism) yaitu jenis pariwisata dimana pengunjungnya
datang untuk tujuan dinas, usaha dagang atau yang berhubungan dengan
pekerjaannya, kongres, seminar dan lain-lain.
b. Vocational tourism yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan
perjalanan wisata terdiri dari orang-orang yang sedang berlibur, cuti, dan lain-lain.
c. Educational tourism yaitu jenis pariwisata dimana pengunjung atau orang melakukan
perjalanan untuk tujuan belajar atau mempelajari suatu bidang tertentu. Contohnya
darmawisata(study tour).
d. Familiarization tourism yaitu suatu perjalanan anjangsana yang dimaksudkan guna
mengenal lebih lanjut bidang atau daerah yang mempunyai kaitan dengan
pekerjaannya.
e. Scientific tourism yaitu perjalanan wisata yang tujuan pokoknya adalah untuk
memperoleh pengetahuan atau penyelidikan terhadap sesuatu bidang ilmu
pengetahuan.
f. Special Mission tourism yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan dengan suatu
maksud khusus, misalnya misi kesenian, dan lainnya.
g. Hunting tourism yaitu suatu kunjungan wisata yang dimaksudkan untuk
menyelenggarakan perburuan binatang yang diijinkan oleh penguasa setempat
sebagai hiburan semata-mata.
3. Pariwisata menurut waktu berkunjung
a. Seasonal tourism yaitu jenis pariwisata yang kegiatannya berlangsung pada musim-
musim tertentu. Misalnya : summer tourism, winter tourism, dan lain-lain
b. Occasional tourism yaitu jenis pariwisata dimana perjalanan wisatawan dihubungkan
dengan kejadian ( occasion ) maupun suatu even. Misalnya nyepi di Bali, Sekaten di
Yogyakarta, dan lain-lain.
4. Pariwisata menurut obyeknya
a. Cultural tourism yaitu jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan
perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik seni dan budaya suatu tempat atau
daerah.
b. Recuperational tourism yaitu jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk
melakukan perjalanan adalah untuk menyembuhkan penyakit, seperti mandi di
sumber air panas, mandi lumpur, dan lain-lain.
c. Commercial tourism yaitu jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk
melakukan perjalanan dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional dan
internasional.
d. Sport tourism yaitu jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan
perjalanan adalah untuk melihat atau menyaksikan suatu pesta olahraga disuatu
tempat atau negara.
e. Political tourism yaitu jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan
perjalanan tujuannya melihat atau menyaksikan suatu peristiwa atau kejadian yang
berhubungan dengan kegiatan suatu negara. Misalnya hari kemerdekaan suatu negara.
f. Social tourism yaitu jenis pariwisata dimana dari segi penyelenggaraannya tidak
menekankan untuk mencari keuntungan, misalnya study tour, picnik, dan lain-lain
g. Religion tourism jenis yaitu pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan
perjalanan tujuannya untuk melihat atau menyaksikan upacara-upacara keagamaan.
5. Pariwisata menurut otang yang melakukan perjalanan
a. Individual tourism yaitu seorang wisatawan atau satu keluarga yang melakukan
perjalanan secara bersama.
b. Family group tourism yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh
serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan satu sama lain.
c. Group tourism yaitu jenis pariwisata dimana yang melakukan perjalanan wisata itu
terdiri dari banyak orang yang bergabung dalam satu rombongan yang biasanya
diorganisasi oleh sekolah, organisasi atau tour operator/ travel agent.
6. Pariwisata menurut alat pengangkutan yang digunakan
a. Land tourism yaitu jenis pariwisata yang dalam kegiatannya menggunakan
transportasi darat, seperti taxi, bus, dan kereta api.
b. Sea or river tourism yaitu jenis pariwisata yang dalam kegiatannya menggunakan
transportasi laut untuk mengunjungi suatu daerah tujuan wisata.
c. Air tourism yaitu jenis pariwisata yang dalam kegiatannya menggunakan transportasi
udara dari dan kedaerah tujuan wisata .
7. Pariwisata menurut umur yang melakukan perjalanan
a. Youth tourism yaitu jenis pariwisata yang dikembangkan bagi para remaja yang suka
melakukan perjalanan wisata dengan biaya relatif murah.
b. Adult tourism yaitu kegiatan pariwisata yang hanya diikuti oleh orang-orang yang
berusia lanjut. Biasanya orang yang melakukan perjalanan adalah para pensiun.
8. Pariwisata menurut jenis kelamin
a. Masciline tourism yaitu jenis pariwisata yang kegiatannya hanya diikuti oleh kaum
pria saja.
b. Feminine tourism yaitu jenis pariwisata yang kegiatannya hanya diikuti oleh kaum
wanita saja.
9. Pariwisata menurut harga dan tingkat sosial
a. Delux tourism yaitu perjalanan wisata yang menggunakan fasilitas standar mewah,
baik alat angkutan, hotel maupun atraksinya.
b. Midle class tourism yaitu perjalanan wisata yang diperuntukkan bagi mereka yang
menginginkan fasilitas dengan harga tidak terlalu mahal, tetapi tidak terlalu jelek
pelayanannya
c. Social tourism yaitu perjalanan wisata yang penyelenggaraannya dilakukan secara
bersama dengan biaya yang diperhitungkan semurah mungkin dengan fasilitas cukup
memadai selama dalam perjalanan
3. Dampak Pengembangan Pariwisata
Menurut Pitana dan Gayatri (2005) , dampak pariwisata merupakan perhatian dalam
literatur, terutama dampak terhadap masyarakat loal. Meskipun pariwisata juga menyentuh
berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti politik, keamanan, dan sebagainya, dampak
pariwisata terhadap masyarakat dan daerah tujuan wisata yg banyak mendapat ulasan adalah:

a. Dampak terhadap ekonomi


b. Dampak terhadap sosial budaya
c. Dampak terhadap lingkungan

Pada bab ini akan dibahas mengenai dampak positif dan negatif baik di bidang ekonomi,
budaya, sosisl, lingkungan, yang di timbulkan dengan kehadiran pariwisata sebagai roda
penggerak ekonomi di daerah tujuanwisata.

 DAMPAK TERHADAP EKONOMI


Dampak Positif
a. Membuka lapangan kerja bagi penduduk lokal di bidang pariwisata seperti : tour
guide, waiter, bell boy,dan lain-lain.
b. Dibangunnya fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik demi kenyamanan para
wisatawan yang juga secara langsug dan tidak langsung bisa dipergunakan lokal pula.
Seperti : tempat rekreasi, mall, dan lain-lain.
c. Mendapat devisa ( national balance payment ) melelui pertukaran mata uang asing
( foreign exchange )
d. Mendorong seseorang untuk brewiraswasta/wirausaha, cntoh pedagang kerajinan,
penyewaan papan selancar, pemasik bahan makanan bunga ke hotel dan lain-lain.

Dampak negatif oleh pariwisata

a. Bahaya ketergantungan yang sangat mendalam terhadap pariwisata


b. Meningatkan inflasi dan harga jul tanah menjadi mahal
c. Meningatkan impor barang dari luar negri, terutama alat-alat teknologi modren yang di
gunakan untuk memberi pelayanan bermutu pada wisatawan dan juga biaya-biaya
pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang ada
d. Produk yang bersifat musiman menyebabkan rendahnya tingat pengambilan modal
awal.
 DAMPAK TERHADAP SOSIAL BUDAYA

Menilai dampak sosisl budaya pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal merupakan
suatu pekerjaan yang sulit, terutama dari segi metodologis. Salah satu kendala yang hampir
tidak dapat diatasi dalah banyaknya faktor kontaminasi ( contaminating factors ) yang ikut
berperan di dalam mempengaruhi perubahn yang terjadi. Adalah sangat sulit mengisolasi
suatu faktor penyebab, karena masyarakat tidak dapat di perlakukn seprti specimen dalm
labortorium. Dalam kaitanny dampak pariwisata terhadap kehidupan sosial budaya
masyarakat,harus di lihat bahwa ada banyak faktor lain yang ikut berperan dalam
mengubah kondisi sosial budaya tersebut,seperti pendidikan, media masa. Transportasi,
komunikasi, maupun sektor-sektor pembangunan, lainnya yang menjadi wahana dalam
perubahan sosial budaya , serta dinamika internal masyarakat itu sendiri ( Pitana dan
Gayatri, 2005:144-155). Berikut ini dampak negatif dan dampak positif pariwisata.

Dampak negatif oleh pariwisata :


a. Adanya komodifikasi tari-tarian sakral yang seharusny hanya dipentaskan ditempat suci
tetapi dipertunjukkan ke hadapan wisatawan.
b. Kerajinan tangan menjadi komoditi yang diperjualbelikan dan dijual dengan massal,
sehingga nilai seni dan estetika kurang diperhatikan karena disesuaikan dengan tuntutan
konsumen.
c. Penggunaan simbol agama, artefak pada tempat-tempat yang tidak semestinya demi
mendapatkan daya tarik tamu.

Dampak positif :

a. Dengan dimatinya kesenian dan kerajinan oleh para wisatawan, membuat penduduk
lokal bergairah untuk mendalami seni tari dan seni budaya sendiri secara lebih
mendalam dan menggali potensi-potensi yang ada. Seperti terciptanya seni tari kreasi
baru .
b. Timbulnya kebanggaan dari penduduk lokal dengan mengetahui bahwa seni tari dan
kebudayaannya dihormati dan dikagumi oleh orang luar.
c. Dengan adanya pariwisata berarti adanya pertemuan dua budaya yang berbeda
( cultural exchange) yang pada akhirnya membuat para wisatawan memahami budaya
lokal, sehingga pada akhirnya tercipta pengertian dan penghormatan terhadap budaya
selain dari budayanya para wisatawan itu sendiri.

 DAMPAK TERHADAP SOSIAL

Dampak negatif :
a. Timbulnya prostitusi
b. Gambling
c. Kriminalitas
d. Meniru gaya hidup konsumtif para wisatawan

Dampak positif :

a. Meningkatkan taraf pendidikan dan kebersihan di tempat tujuan wisata


b. Terbukanya wawasan penduduk lokal dan kesadaran bahwa mereka merupakan bagian
dari masyarakat dunia.
c. Penduduk lokal akan berusaha menjaga keamanan, kenyamanan, kebersihan, keindahan
lingkungan.

 DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN


Dampak positif:

a. Konservasi dan preservasi pada daerah alami seperti : cagar alam, kebun raya, suaka
margasatwa.
b. Konservasi dan preservasi pada peninggalan sejarah dan situs arkeologi, seperti : candi
Borobudur, Prambanan dan tanah Lot.
c. Pengenalan administrasi dan organisasi pada daerah wisata atau daerah yang dijadikan
objek wisata sehingga daerah tersebut tertata dengan rapi dan banyak dikunjungi
wisatawan asing dan lokal.

Dampak negatif oleh pariwisata :


Dampak negatif pada wilayah alam :
a. Pembuangan sampah secara sembarangan oleh para turis ketika mereka mendaki
gunung, contoh pegunungan Himalaya di Tibet.
b. Ketidak hati-hatian dalam penggunaan api unggun ketika berkemah di tempat
berkemah atau kebun raya.
c. Perusakan terumbu karang oleh para wisatawan, dengan jalan memegang dan
mengambil sedikit bagian terumbu karang dengan dalih untuk memuaskan rasa ingin
tahu mereka.
d. Polusi air laut ditimbulkan oleh tumpahan oli dan minyak dari motor boat dan juga
pembuangan limbah air dalam jumlah besar oleh hotel-hotel yang tinggal di dekat
pantai.
e. Reklamasi .

Dampak negatif oleh buatan manusia :

a. Pencoretan pada dinding, bagian dari tugu-tugu bersejarah maupun dinding- dinding
candi oleh orang-orang yang mengunjungi tempat tersebut.
b. Ketidakmampuan infrastruktur ( fasilitas-fasilitas ) untuk menampung jumlah
wisatawan pada musim tertentu, sehingga timbul polusi dan kemacetan di daerah
wisata.

4. Industri Pariwisata
Sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 10 Tahun 2009 bahwa industri pariwisata
merupakan kumpulan usaha yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/
atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata, dan
usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/ atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dan penyelenggara pariwisata. Industri pariwisata merupakan salah
satu industri yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektor lain, karena pariwisata
bisa dikatakan sebagai gabungan fenomena dan hubungan timbal balik akibat adanya
interaksi dengan wisatawan, supplier bisnis, pemerintah tujuan wisata serta masyarakat
daerah tujuan wisata. Menurut McIntos (1980) pariwisata adalah gabungan kegiatan,
pelayanan, dan industri yang memberikan pengalaman perjalanan, seperti transportasi,
akomodasi, makanan dan minuman, pertokoan, fasilitas kegiatan hiburan, dan pelayanan
lainnya yang tersedia bagi individu atau kelompok yang melakukan. Pariwisata
merupakan suatu usaha yang komplek, hal ini dikarenakan terdapat banyak kegiatan yang
terkait dalam penyelenggaraan pariwisata. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya seperti
usaha perhotelan (home stay), usaha kerajinan/cinderamata, usaha perjalanan, dan usaha
– usaha lainnya. Usaha pariwisata dapat dapat dikaitkan dengan sarana pokok
kepariwisataan yaitu perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada
arus kedatangan orang-orang yang melakukan perjalanan wisata (Yoeti, 1996). Berikut
ini klasifikasi mengenai usaha yang terkait dengan kepariwisataan dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Klasifikasi Usaha Dalam Industri Pariwisata

Klasifikasi Usaha
Hotel, Motel, Tourist Courts,
Tourist Home
Camping Ground dan travel Trailer
Akomodasi park
Penjualan Pakaian
Usaha Areal Rekreasi
Usaha Perjalanan Agen Perjalanan, biro tur dan guide
Pelayanan Makanan Restoran, Bar, Klub Malam
Museum
Kebudayaan dan Entertainment Taman Botanical dan Zoological
Teater dan Entertainment
Taman Hiburan
Usaha Kendaraan Service Kendaraan, Penitipan
Kendaraan
Toko Kamera dan Photografi
Lain-lain Toko Hadiah dan Souvenir
Laundri dan Optik
Transportasi Udara
Antar Kota dan Transit Pedesaan
Transportasi Bus dan Kendaraan Carter
Penyewaan Mobil
Transportasi Air
Sumber : Ritchie, 1987

5. Produk wisata

Produk wisata adalah segala jenis produk, baik berbentuk barang ataupun jasa yang
merupakan komoditas pariwisata. Menurut batasan ini produk wisata adalah semua bentuk
pelayanan yang dinikmati wisatawan dari ia berangkat meninggalkan tempat tinggalnya
hingga ia kembali pulang.
Adapun unsur-unsur dari produk wisata yang merupakan suatu paket yang tidak terpisah,
yaitu:
1. Tourist objects yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata yang menjadi daya tarik
orang-orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut. 
2. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti: akomodasi, restoran, bar,
entertainment dan rekreasi. 
3. Transportasi yang menghubungkan negara asal wisatawan dengan daerah tujuan
wisatawan seperti transportasi di tempat tujuan ke objek-objek wisata.

Ciri-ciri produk pariwisata adalah sebagai berikut:


a. Tidak dapat dipindah tangankan dari konsumen satu ke konsumen lain
b. Proses produksi dan konsumsi terjadi pada saat yang bersamaan
c. Tidak dapat ditimbun seperti pada usaha yang menghasilkan barang
d. Tidak mempunyai standart atau ukuran yang baku dan obyektif seperti pada industry
barang
e. Permintaan terhadap produk sangat tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh factor-faktor
non ekonomis
f. Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang akan dibeli
g. Kualitas produk sangat tergantung pada tenaga manusia yang tidak dapat digantikan
dengan mesin
h. Penyediaan produk usaha pariwisata memerlukan biaya yang sangat besar dengan tingkat
resiko yang tinggi karena perubahan elastisitas permintaan
Produk pariwisata merupakan suatu susunan produk yang terpadu, yang terdiri dari objek
wisata, atraksi wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan dimana setiap unsur
dipersiapkan oleh setiap perusahaan dan ditawarkan secara terpisah.
BAB II
BIRO PERJALANAN WISATA & AGEN PERJALANAN WISATA

1. BIRO PERJALANAN WISATA


a. Pengertian BPW
- Biro Perjalanan Wisata dapat diartikan sebagai usaha jasa komersial, yang engatur,
menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan bagi seseorang, atau kelompok orang
(group) untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama untuk berwisata.
- Biro Perjalanan Wisata adalah usaha yang merencanakan perjalanan dan sekaligus
penyelenggaraan wisata yang kegiatannya meliputi :
 Penyusunan dan penyelenggaraan paket wisata
 Penyediaan pelayanan wisata
 Pemesanan akomodasi, restoran, dan sarana lainnya
 Penyelenggaraan perlengkapan perjalanan (dokumen) wisata

Beberapa definisi yang berkaitan dengan BPW adalah sebagai berikut :


1. Nyoman S. Pendit memberikan pengertian bahwa BPW adalah perusahaan yang
memiliki tujuan untuk menyiapkan suatu perjalanan bagi seseorang yang merencanakan
untuk mengadakannya.
2. R. S. Damardjati menjelaskan bahwa BPW adalah perusahaan yang khusus mengatur
dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang – orang termasuk
kelengkapan perjalannannya, dari suatu tempat ke tempat lain, baik di dalam negri, dari
dalam negri, ke luar negri atau dalam negri itu sendiri.
3. Menurut undang – undang No. 9 Th. 1990 bagian kedua pasal 12, disebutkan bahwa
BPW merupakan usaha penyedia jasa perencanaan dan / atau jasa pelayanan dan
penyelenggaraan wisata.

b. Fungsi Biro Perjalanan Wisata


Fungsi Biro Perjalanan Wisata adalah :
􀃠 Fungsi Umum
Biro Perjalanan Wisata merupakan sebuah perusahaan jasa pariwisata yang mempunyai
tujuan untuk mempersiapkan atau menguruskan perjalanan seseorang dengan segala
kebutuhan dari perjalanan itu. Oleh karenanya BPW berfungsi untuk dapat memberikan
penerangan atau informasi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah
perjalanan pada umumnya dan perjalanan wisata pada khususnya.
􀃠 Fungsi Khusus
– Travel Biro sebagai intermediary (perantara)
Travel Biro berfungsi sebagai perantara antara wisatawan dengan perusahaan industri
pariwisata (sebagai supplier). Untuk kepentingan wisatawan, ia bertugas melengkapi
segala informasi tentang berbagai hal menyangkut perjalanan wisatawan, terutama
daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi; memberikan nasihat/petunjuk tentang
acara perjalanan (itinerary) yang baik, termasuk pemilihan hotel, transportasi, bar
dan restoran, pertunjukan, dan lain-lain. Ia juga mengatur/menyiapkan perencanaan
perjalanan , dan menyelenggarakan perjalanan wisata sesuai dengan keinginan
wisatawan. Dari sisi perusahaan industri pariwisata (supplier) sebagai produsen,
Travel Biro merupakan saluran distribusi untuk menjual produk-produk jasa
perusahaannya.
– Travel Biro sebagai organisator
Travel Biro harus bisa menciptakan kerja sama yang baik antara wisatawan dengan
perusahaan industri pariwisata sebagai supplier (perusahaan angkutan, perhotelan,
transportasi, restoran, objek wisata, dan lain-lain). Untuk maksud tersebut
perusahaan harus aktif melakukan kontak dan kerja sama dengan pihak supplier;
membuat perjanjian-perjanjian yang khusus mengatur hubungan kerja yang akan
dilaksanakan untuk kegiatan wisata, sehingga jelas hak dan kewajiban masing-
masing. Fungsi lain sebagai organisator yang penting adalah menyiapkan bermacam-
macam paket wisata, baik berupa tailor made tour, maupun ready made tour yang
dapat ditawarkan ke calon wisatawan.
Di Indonesia, menurut Surat Keputusan Direktur Jendral Pariwisata No.Kep.16/U/ II/88
tentang Pelaksanaan Ketentuan Usaha Perjalanan, kita memperoleh dua pengertian tentang
Agen Perjalanan (Travel Agent) dan Biro Perjalanan (Travel Bureau) yang mempunyai
kegiatan berbeda satu sama lain. Biro Perjalanan Wisata bisa disebut sebagai ”Wholesaler”
yang mempunyai kegiatan usaha yang lebih luas dibandingkan dengan Agen Perjalanan
Wisata yang bisa disebut sebagai ”Retailer”.
Beberapa BPW di Indonesia yang sudah beroperasi di lingkup internasional, seperti
Panorama Tour, Smailing Tour, Anta Tour, dan lain-lain, mempunyai cabang-cabang
perusahaan di luar negeri. Mereka menerbitkan katalog yang berisi produk produk paket
wisatanya. Biasanya paketpaket tersebut dijual melalui agen-agen perjalanan dengan
memberikan komisi.

c. Ruang lingkup usaha BPW


Suatu BPW memiliki aktifitas usaha yang meliputi :

1. Membuat, menjual dan menyelenggarakan paket wisata.


2. Mengurus kebutuhan jasa angkutan bagi kelompok maupun perorangan yang diurusnya
3. Melayani pemesanan akomodasi penginapan, restoran, dan sarana wisata lainnya
4. Mengurus dokumen perjalanan
5. Menyelenggarakan pemanduan wisata
6. Menjamin keamanan dan kenyamanan kelompok maupun perorangan yang diurusnya

TOUR DEPT.

A. INBOUND TOUR
B. OUTBOUND TOUR
C. DOMESTIC TOUR

TRAVEL DEPT.

A. TICKETING DEPT
B. HOTEL DEPT
BPW C. DOCUMENT DEPT
D. TRANSPORT DEPT
E. M.I.C.E DEPT

SALES & MARKETING

ADM & FINANCE

Diagram 1.1, Pembagian divisi kerja dalam dalam sebuah BPW


2. AGEN PERJALANAN WISATA
Agen Perjalanan Wisata adalah badan usaha yang menyelenggarakan usaha perjalanan
yang bertindak sebagai perantara di dalam menjual dan atau mengurus jasa untuk melakukan
perjalanan. Lingkup pekerjaan sebuah Agen Perjalanan tidak seluas Biro Perjalanan,
mencakup kegiatan usaha sebagai berikut:
a. Menjadi perantara dalam pemesanan tiket angkutan udara, laut, dan darat.
b. Mengurus dokumen perjalanan.
c. Menjadi perantara di dalam pemesanan akomodasi, restoran, dan sarana wisata lainnya.
d. Menjual paket-paket wisata yang dibuat oleh Biro Perjalanan.

Dari batasan tersebut diatas, Agen Perjalanan seharusnya hanya menjual produk dari
wholesaler yang berupa layanan jasa penjualan paket wisata, tiket dan lainnya, namun ada
juga Agen Perjalanan yang mampu menyusun sendiri paket wisata dan menjualnya langsung
kepada wisatawan. Semakin besar lingkup kegiatan Travel Agent, dalam perkembangannya
dan berdasarkan pengalaman dan modal akan dapat meningkatkan perusahaannya menjadi
wholesaler. Di beberapa negara, Travel Bureau tidak menjual langsung kepada wisatawan,
melainkan melalui Travel Agent. Hal ini berbeda dengan di Indonesia dimana Biro Perjalanan
Wisata (BPW) bisa menjual langsung kepada wisatawan; sebaliknya Agen Perjalanan juga
selain menjual paket wisata produk BPW, mereka juga bisa membuat paket-paket wisata dan
dijual langsung kepada wisatawan. Armin D. Lehmann dalam bukunya ,Travel and Tourism,
An introduction to Travel Agency Operations menyatakan: ”There has always been a distinct
difference between travel agents and tour operators, although some companies, are both. The
travel agent is a retailer; the tour operator is a wholesaler”. Dinyatakan bahwa ada
perbedaan yang jelas antara travel agents dan tour operators, walaupun ada beberapa
perusahaan yang melakukan keduanya. Travel agents adalah ”retailer” sedangkan tour
operators adalah ”wholesaler”.
Dalam menyelenggarakan sebuah paket perjalanan wisata, sebuah BPW harus berkoordinasi
dengan beberapa pihak agar program yang dibuat dapat berjalan dengan lancar.
Pihak – pihak tersebut adalah sebagai berikut :
1. Airlines / maskapai penerbangan
2. Penginapan / Hotel
3. Penyedia jasa transportasi darat
4. Rumah makan / Restaurant
5. Guide / Pemandu wisata
6. Dinas – dinas / perusahaan – perusahaan yang terkait dengan dokumen perjalanan
7. Tour leader
8. Porter
9. Art shop
1. Airlines / maskapai penerbangan
Airlines / maskapai penerbangan adalah penyedia jasa transportasi udara, dimana
jasa mereka akan sangant kita butuhkan jika program yang ditangani oleh sebuah BPW
jaraknya sangat jauh dan akan memakan banyak waktu jika ditempuh dengan transportasi
darat maupun laut.
2. Penginapan / Hotel
Penginapan / Hotel adalah suatu tempat yang digunakan untuk transit (singgah)
maupun untuk tinggal beberapa waktu yang bertujuan untuk memberi kenyamanan pada
sebuah perjalanan wisata.
Penginapan dapat kita bedakan menjadi beberapa bagian menurut klasifikasi bintang,
antara lain :
- Melati / Jasmine (Guest house, Losmen, Wisma )
- One star hotel
- Two stars hotel
- Three stars hotel
- Four stars hotel
- Five stars hotel
- Five stars hotel plus
- Six stars hotel
- Seven stars hotel
3. Penyedia Jasa transportasi darat
Penyedia jasa transportasi darat adalah perusahaan maupun perseorangan yang
menyediakan fasilitas kendaraan darat yang dapat disewa dalam beberapa waktu.
Beberapa contoh dari transportasi darat adalah :
- Sepeda motor maupun sepeda tidak bermotor
- Angutan umum ( Becak, Andong, Bajaj, Taksi, Bus trayek, dll )
- Mobil & bus rental.

4. Rumah makan / Restarant


Rumah makan / restaurant adalah penyedia jasa makan dan minum (meals) dan
akan sangat kita butuhkan karena pada hakikatnya setiap peserta dalam perjalanan wisata
harus terjamin kebutuhan makan dan minumnya.
Beberapa jenis penyajian meals ada rumah makan adalah sebagai berikut :
- Buffet / Prasmanan, adalah penyajian makanan dan minuman dengan aturan setiap
peserta berhak menikmati sajian yang dihidangkan sepuasnya.
- Set menu, adalah penyajian makanan dan minuman secara berkelompok dan setiap
peserta hanya berhak menikmati menu yang telah ditentukan untuk kelompoknya
masing – masing.
- Box / Take away, adalah penyajian makanan dan minuman secara box (bungkus),
dimana alternative ini diambil jika waktu dari sebuah kunjungan wisata waktunya
sangat sedikit dan tidak memungkinkan untuk singgah untuk waktu yang lama pada
sebuah rumah makan / restaurant untukmenikmati meals.
5. Guide / pemandu wisata
Peranan guide sangat penting dalam sebuah perjalanan wisata karena memiliki
tugas untuk menjelaskan setiap hal yang berkaitan dengan perjalanan wisata itu sendiri
baik selama di perjalanan maupun setelah tiba di obyek wisata.
Beberapa jenis guide menurut spesialisasi dan lisensi yang dimiliki :
1. Guide berbahasa asing
2. Guide berbahasa Indonesia
3. Lokal guide ( guide yang hanya memiliki lisensi pada sebuah obyek wisata saja )

6. Dinas / perusahan yang terkait dengan dokumen perjalanan


Adalah dinas / perusahaan yang memiliki fungsi untuk mengeluarkan dokumen
perjalanan yang dibutuhkan dalam sebuah perjalanan wisata, seperti :
- Tiket obyek wisata
- Paspor
- Fiskal
- Visa, dll
7. Tour leader
Tour leader adalah pemimpin rombongan yang bertugas untuk mengatur setiap
jadwal yang tercantum dalam itinerary agar perjalanan wisata berjalan lancar tanpa
hambatan.
8. Porter
Porter bertugas untuk memindahkan luggage (barang) milik peserta dari satu
tempat ke tempat lain. Biasanya porter dapat dijumpai di Airport, Pelabuhan, Stasiun,
Obyek wista maupun di Terminal bus.
9. Art shop
Art shop adalah penyedia barang oleh – oleh atau cinderamata yang biasanya harus ada
dalam sebuah paket perjalanan wisata. Hal tersebut dimaksudkan agar setiap peserta
memiliki kenang – kenangan yang dapat dibawa pulang kembali ke tempat asal masing –
masing setelah program perjalanan berakhir.
Perbedaan Berwisata dengan Memanfaatkan Paket Tour dan Berwisata Tanpa
Menggunakan Jasa Biro Perjalanan Wisata
BAB III

KOMPONEN – KOMPONEN PAKET PERJALANAN WISATA

A. Transfer In dan Transfer Out


 Proses penjemputan wisatawan dari Bandara, pelabuhan kapal, atau stasiun kereta api ke
hotel (Transfer In).
 Proses pengantaran wisatawan dari hotel ke bandara, pelabuhan kapal atau stasiun kereta
api (Transfer Out).
 Harus memperhatikan:
a. Berapa jumlah wisatawan untuk menentukan jenis kendaraan yang akan digunakan.
b. Pukul berapa wisatawan datang
c. Waktu Check in bandara pada saat kembali ke Negara/tempat asal.

B. Alat Transportasi
Pertimbangkan:

 Berapa jumlah wisatawan, tujuan perjalanan, kondisi jalan menuju objek, kemungkinan
dapat masuknya kendaraan besar (bus), kekuatan menanjak pada jalan yang naik,
keharusan penggunaan AC, perlunya audio visual dalam bus, keharusan menggunakan
microphone, kondisi tempat duduk, dan jarak antar tempat duduk untuk keleluasaan kaki,
dan yang lebih utama kelayakan pengemudi.

C. Akomodasi (Hotel)
Harus mempertimbangkan:

 Pilih hotel yang sesuai dengan daya beli dan siapa yang melakukan wisata atau sesuai
dengan pesanan pengguna jasa.

D. Objek Wisata
 Harus memperhatikan kelompok usia, sosial, kesehatan dan motivasi dalam mengikuti
wisata.
 Yakinkan bahwa objek wisata yang dikunjungi sudah/masih beroperasi, dalam perbaikan
atau sudah tutup.
 Jarak dan waktu tempuh antara objek wisata dengan akomodasi juga menjadi kunci utama
dari kelancaran perjalanan wisata.

E. Atraksi Kesenian Tradisional


Perlu memperhatikan:

 Apakah wisatawan respect terhadap kesenian tradisional


 Adakah selalu ada pertunjukan kesenian secara rutin di sebuah gedung kesenian
 Akan menyewa group kesenian dan mendatangkannya ke hotel
 Waktu pertunjukan untuk dapat mengatur jadwal wisata
 Jumlah wisatawan yang akan menyaksikan performance tersebut.

F. Budaya/Adat Istiadat
Harus memperhatikan:

 Apakah budaya yang dimaksud termasuk sejarah purbakala dan peninggalan-


peninggalannya.
 Adat istiadat juga dibedakan antara adat kebiasaan sehari-hari atau adat istiadat yang
menyangkut upacara adat.
G. Tour Guide
Dalam memilih guide harus mempertimbangkan level dari wisatawan yang akan dilayani dan
kinerja dari pemandu wisata.

H. Meal/Restaurant
Yang harus dipertimbangkan:

 Pilih restoran yang bersih dan nyaman.


 Selera atau kebiasaan menu makanan dari wisatawan

I. Cenderamata/Souvenir
Pilih cenderamata yang ringan, kecil, awet, aman/tidak tajam, menarik dan tentunya mewakili
daerah tujuan wisata atau seni setempat.

Semua komponen paket wisata di atas harus dinegosiasikan untuk mendapatkan harga
contract rate/ corporate rate, serta untuk memastikan ketersediaan/aksesibilitas, manfaat
dan potensi laba.

Anda mungkin juga menyukai