Lutfinia Farah Dina (19620077), Wildan Zainuri (19620080), Muhammad Hasan Ilyasa
(19620088), Farhani Nurshafa Ramania (19620089)
ABSTRAK
Konsep ekowisata diimplementasikan berfokus pada bagaimana pengelolaan suatu objek
sebaik mungkin dan pemberian edukasi atau pemahaman agar tidak terjadi pencemaran atau
kerusakan, baik pada aspek lingkungan, sosial, maupun budaya setempat. Sumber air
jempinang merupakan salah satu destinasi ekowisata yang ada di kabupaten pasuruan. Maka
dari itu dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengelolaan
sarana dan prasarana, kondisi lingkungan sekitar, dan potensi ekowisata di Sumber Air
Jempinang melalui penelitian kualitatif. Analisis data dilakukan dengan cara mengumpulkan
data dan menyusun data ke dalam bentuk tabulasi. Hasil analisis kemudian dibuat interpretasi
secara deskriptif kualitatif sesuai dengan tujuan penelitian. Identifikasi permasalahan dalam
strategi pengembangan ekowisata dilakukan melalui analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, and Threats). Terdapat beberapa atraksi wisata di kawasan Sumber Air
Jempinang diantaranya yaitu, Sumber Air dan Rafting, Spot Foto Selfie, Terapi Ikan,
Memancing Ikan, serta Kuliner Warung Madep Sawah. Berdasarkan hasil pengamatan dan
survey terhadap atraksi dan SWOT yang ada di kawasan Sumber Air Jempingan, maka
terdapat beberapa rencana pengembangan diantaranya yaitu Agro Edukasi Wisata Organik
Jempinang, Jempinang Outbond Training.
I. Pendahuluan
Ekowisata merupakan wisata berbasis alam yang berkelanjutan dengan fokus
pengalaman dan pendidikan tentang alam, dikelola dengan sistem pengelolaan tertentu dan
memberikan dampak negatif paling rendah terhadap lingkungan, berorientasi pada lokal
(dalam hal kontrol dan manfaat yang dapat diambil dalam suatu wisata) serta tidak bersifat
konsumtif. Ekowisata memiliki konsep pembangunan yang memperhatikan adanya
keseimbangan antara aspek kelestarian alam dan ekonomi. Dengan adanya ekowisata,
wisatawan dan seluruh komponen terkait penyelenggaraan wisata diajak untuk lebih peka
terhadap masalah lingkungan dan sosial sehingga diharapkan sumber daya alam tetap lestari
dan wisatawan mempunyai apresiasi pada lingkungan yang tinggi. Selain itu, masyarakat di
sekitar objek pariwisata juga dapat memperoleh keuntungan dari penyelenggara wisata
karena wisatawan yang datang pada lokasi wisata umumnya bertujuan mencari kesempatan
untuk bersatu dengan alam dan budaya lokal dengan menjauhi hiruk-pikuk suasana pada
perkotaan (Arida, 2017).
Pusat-pusat wisata atau ekowisata yang ada di wilayah Jawa Timur cukup
berkembang pesat seiring dengan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat di wilayah
tersebut. Beberapa tawaran wisata yang ada di wilayah ini sangat beragam, mulai dari
wisata pegunungan, wisata bahari, alam, agro, satwa, dan lainnya (Satria, 2009). Di wilayah
Kabupaten Pasuruan, terdapat berbagai wisata yang sangat menarik, salah satunya adalah
desa wisata alam di wilayah Dusun Manggihan, Desa Sumber Rejo yaitu Sumber Air
Jempinang. Berdasarkan artikel yang dirilis oleh Nurdiana (2022), Sumber Air Jempinang
merupakan salah satu hidden gem di daerah Kabupaten Pasuruan yang menawarkan
keindahan sungai di kawasan persawahan serta dengan air yang jernih dan arus yang sangat
cocok untuk kegiatan river tubing. Artikel yang dirilis oleh Ulum (2021) juga menjelaskan
bahwa Sumber Air Jempinang mulai dibangun sejak September 2018 atas inisiatif pemuda
Manggihan dan difasilitasi oleh Nulianto sebagai Kepala Dusun Manggihan.
Sumber Air Jempinang merupakan sebuah desa wisata atau wisata edukasi yang
berkonsep pada alam. Desa wisata merupakan aset kepariwisataan yang berbasis pada
potensi pedesaan dengan segala keunikan dan daya tarik yang dapat dikembangkan dan
diberdayakan sebagai produk wisata untuk menarik kunjungan wisatawan ke lokasi desa
tersebut (Sadibya, 2018). Ikon wisata untuk Sumber Air Jempinang adalah arung jeram atau
rafting yang melintasi sepanjang induk sungai di desa tersebut. Rafting atau arung jeram
adalah aktivitas yang memadukan unsur petualangan, edukasi, olahraga, dan rekreasi
dengan mengarungi alur sungai yang berjeram menggunakan ban, pelampung, dan helm.
Kategori wisata ini menjadi aktivitas luar ruangan yang cukup populer karena dapat
dinikmati bersama-sama tanpa memandang usia, pendidikan, profesi, maupun status sosial
(Masliyah dan Sugiarto, 2021). Selain wisata rafting, beberapa kategori wisata yang ada di
Sumber Air Jempinang yaitu kuliner madep sawah, spot foto selfie, terapi ikan, memancing
ikan, dan lain sebagainya.
Sumber Air Jempinang berdiri sendiri dengan hasil usaha pada pemuda Manggihan
serta pengelolanya berasal dari warga di sekitar Dusun Manggihan. Wisata ini sudah cukup
banyak dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah tetapi sarana dan prasarana yang
ada masih belum dikelola atau berjalan dengan baik karena belum memadai. Selain itu,
perencanaan yang dilakukan oleh wisata ini masih belum tercapai secara optimal. Hal ini
seperti dengan masalah manajemen yang harus diperbaiki atau masalah keuangan yang
sering terjadi ketika ingin memperbaiki alat-alat atau sarana di tempat tersebut yang belum
ada atau belum diperbaiki karena hanya mengandalkan pemasukkan dari wisatawan yang
tidak menentu (Masliyah dan Sugiarto, 2021).
Wisata Sumber Air Jempinang sebagai salah satu desa wisata berbasis alam tentu
mempunyai manfaat dari sisi lingkungan karena lokasinya yang berada di persawahan dan
pedesaan dan sebagai potensi ekowisata. Keterlibatan masyarakat untuk mengelola desa
wisata ini menjadi salah satu faktor dalam keberhasilan ekowisata. Berdasarkan penelitian
oleh Hanum et al. (2021), produk wisata pada umumnya meliputi adanya potensi, daya
tarik, fasilitas, dan aksesibilitas yang diterapkan pada daerah dengan sumber daya alam
melimpah atau kaya seperti desa atau daerah pinggiran. Konsep ekowisata
diimplementasikan berfokus pada bagaimana pengelolaan suatu objek sebaik mungkin dan
pemberian edukasi atau pemahaman agar tidak terjadi pencemaran atau kerusakan, baik
pada aspek lingkungan, sosial, maupun budaya setempat. Partisipasi masyarakat juga
merupakan salah satu kunci keberhasilan kegiatan ekowisata tersebut. Berdasarkan
permasalahan tersebut, peneliti ingin mengetahui sejauh mana pengelolaan sarana dan
prasarana, kondisi lingkungan sekitar, dan potensi ekowisata di Sumber Air Jempinang
melalui penelitian kualitatif dengan judul “Potensi Ekowisata Sumber Jempinang”.
SWOT yang ada di Sumber Air Jempinang dapat dianalisis untuk kemudian digunakan
dalam mengembangkan berbagai atraksi yang ada di kawasan tersebut. Menurut Arida
(2017), analisis SWOT dapat memberikan gambaran tentang berbagai faktor yang dapat
dimanfaatkan atau bahkan perlu ditangani dengan baik. Hasil SWOT yang dilakukan di
Sumber Air Jempinang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekowisata yang lebih baik.
Khususnya dengan melihat kekuatan sebagai peluang yang baik dan memperbaiki kelemahan
agar tidak menjadi ancaman terhadap ojek wisata yang ada.
Daftar Pustaka
Arida, I.N.S. (2017). Ekowisata: Pengembangan, Partisipasi Lokal, dan Tantangan
Ekowisata. Denpasar: Cakra Press.
Hanum, F., Dienaputra, R.D., Suganda, D., dan Muljana, B. (2021). Strategi Pengembangan
Potensi Ekowisata di Desa Malatisuka. JUMPA, 8(1): 22—45.
Hidayat, S. (2016). Strategi Pengembangan Ekowisata di Desa Kinarum Kabupaten
Tabalong. Jurnal Hutan Tropis, 4(3): 282—292.
Masliyah, V.S., dan Sugiarto. (2021). Pengelolaan Sarana dan Prasarana Wisata Olahraga
Arung Jeram di Lolong Adventure Kabupaten Pekalongan. Journal Sport Sciences
and Fitness, 7(2): 86—95.
Nurdiana, M. (2022, 12 Desember). Wisata Alam Hidden Gem Jempinang Sumber Air di
Pasuruan, Sensasi Berseluncur yang Siap Memacu Adrenalin. Diakses pada 19
September 2022, https://www.alonesia.com/pariwisata/pr-1916041737/wisata-alam-
hidden-gem-Jempinang-river-tubing-di-pasuruan-sensasi-berseluncur-yang-siap-
memacu-adrenalin
Sadibya, B. (2018). Wisata Desa dan Desa Wisata. Jurnal BAPPEDA LITBANG, 1(1): 21—
25.
Satria, D. (2009). Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Ekonomi Lokal dalam Rangka
Program Pengentasan Kemiskinan di Wilayah Kabupaten Malang. Journal of
Indonesian Applied Economics, 3(1): 37—47.
Tiani, I. M., & Baiquni, M. (2018). Penerapan Prinsip Ekowisata Di Kawasan Ekowisata
Gunung Api Purba Nglanggeran. Jurnal Bumi Indonesia, 7(3), 260761.
Ulum, M. (2021, 26 September). Serunya Berselancar Wisata di Sumber Air Jempinang.
Diakses pada 19 Desember 2022, dari
https://radarbromo.jawapos.com/features/10/10/2021/river-tubing-Jempinang-bisa-
pilih-rute-pendek-jauh/3/.