Anda di halaman 1dari 12

POTENSI EKOWISATA SUMBER JEMPINANG

Lutfinia Farah Dina (19620077), Wildan Zainuri (19620080), Muhammad Hasan Ilyasa
(19620088), Farhani Nurshafa Ramania (19620089)

Program Studi Biologi


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

ABSTRAK
Konsep ekowisata diimplementasikan berfokus pada bagaimana pengelolaan suatu objek
sebaik mungkin dan pemberian edukasi atau pemahaman agar tidak terjadi pencemaran atau
kerusakan, baik pada aspek lingkungan, sosial, maupun budaya setempat. Sumber air
jempinang merupakan salah satu destinasi ekowisata yang ada di kabupaten pasuruan. Maka
dari itu dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengelolaan
sarana dan prasarana, kondisi lingkungan sekitar, dan potensi ekowisata di Sumber Air
Jempinang melalui penelitian kualitatif. Analisis data dilakukan dengan cara mengumpulkan
data dan menyusun data ke dalam bentuk tabulasi. Hasil analisis kemudian dibuat interpretasi
secara deskriptif kualitatif sesuai dengan tujuan penelitian. Identifikasi permasalahan dalam
strategi pengembangan ekowisata dilakukan melalui analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, and Threats). Terdapat beberapa atraksi wisata di kawasan Sumber Air
Jempinang diantaranya yaitu, Sumber Air dan Rafting, Spot Foto Selfie, Terapi Ikan,
Memancing Ikan, serta Kuliner Warung Madep Sawah. Berdasarkan hasil pengamatan dan
survey terhadap atraksi dan SWOT yang ada di kawasan Sumber Air Jempingan, maka
terdapat beberapa rencana pengembangan diantaranya yaitu Agro Edukasi Wisata Organik
Jempinang, Jempinang Outbond Training.

I. Pendahuluan
Ekowisata merupakan wisata berbasis alam yang berkelanjutan dengan fokus
pengalaman dan pendidikan tentang alam, dikelola dengan sistem pengelolaan tertentu dan
memberikan dampak negatif paling rendah terhadap lingkungan, berorientasi pada lokal
(dalam hal kontrol dan manfaat yang dapat diambil dalam suatu wisata) serta tidak bersifat
konsumtif. Ekowisata memiliki konsep pembangunan yang memperhatikan adanya
keseimbangan antara aspek kelestarian alam dan ekonomi. Dengan adanya ekowisata,
wisatawan dan seluruh komponen terkait penyelenggaraan wisata diajak untuk lebih peka
terhadap masalah lingkungan dan sosial sehingga diharapkan sumber daya alam tetap lestari
dan wisatawan mempunyai apresiasi pada lingkungan yang tinggi. Selain itu, masyarakat di
sekitar objek pariwisata juga dapat memperoleh keuntungan dari penyelenggara wisata
karena wisatawan yang datang pada lokasi wisata umumnya bertujuan mencari kesempatan
untuk bersatu dengan alam dan budaya lokal dengan menjauhi hiruk-pikuk suasana pada
perkotaan (Arida, 2017).
Pusat-pusat wisata atau ekowisata yang ada di wilayah Jawa Timur cukup
berkembang pesat seiring dengan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat di wilayah
tersebut. Beberapa tawaran wisata yang ada di wilayah ini sangat beragam, mulai dari
wisata pegunungan, wisata bahari, alam, agro, satwa, dan lainnya (Satria, 2009). Di wilayah
Kabupaten Pasuruan, terdapat berbagai wisata yang sangat menarik, salah satunya adalah
desa wisata alam di wilayah Dusun Manggihan, Desa Sumber Rejo yaitu Sumber Air
Jempinang. Berdasarkan artikel yang dirilis oleh Nurdiana (2022), Sumber Air Jempinang
merupakan salah satu hidden gem di daerah Kabupaten Pasuruan yang menawarkan
keindahan sungai di kawasan persawahan serta dengan air yang jernih dan arus yang sangat
cocok untuk kegiatan river tubing. Artikel yang dirilis oleh Ulum (2021) juga menjelaskan
bahwa Sumber Air Jempinang mulai dibangun sejak September 2018 atas inisiatif pemuda
Manggihan dan difasilitasi oleh Nulianto sebagai Kepala Dusun Manggihan.
Sumber Air Jempinang merupakan sebuah desa wisata atau wisata edukasi yang
berkonsep pada alam. Desa wisata merupakan aset kepariwisataan yang berbasis pada
potensi pedesaan dengan segala keunikan dan daya tarik yang dapat dikembangkan dan
diberdayakan sebagai produk wisata untuk menarik kunjungan wisatawan ke lokasi desa
tersebut (Sadibya, 2018). Ikon wisata untuk Sumber Air Jempinang adalah arung jeram atau
rafting yang melintasi sepanjang induk sungai di desa tersebut. Rafting atau arung jeram
adalah aktivitas yang memadukan unsur petualangan, edukasi, olahraga, dan rekreasi
dengan mengarungi alur sungai yang berjeram menggunakan ban, pelampung, dan helm.
Kategori wisata ini menjadi aktivitas luar ruangan yang cukup populer karena dapat
dinikmati bersama-sama tanpa memandang usia, pendidikan, profesi, maupun status sosial
(Masliyah dan Sugiarto, 2021). Selain wisata rafting, beberapa kategori wisata yang ada di
Sumber Air Jempinang yaitu kuliner madep sawah, spot foto selfie, terapi ikan, memancing
ikan, dan lain sebagainya.
Sumber Air Jempinang berdiri sendiri dengan hasil usaha pada pemuda Manggihan
serta pengelolanya berasal dari warga di sekitar Dusun Manggihan. Wisata ini sudah cukup
banyak dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah tetapi sarana dan prasarana yang
ada masih belum dikelola atau berjalan dengan baik karena belum memadai. Selain itu,
perencanaan yang dilakukan oleh wisata ini masih belum tercapai secara optimal. Hal ini
seperti dengan masalah manajemen yang harus diperbaiki atau masalah keuangan yang
sering terjadi ketika ingin memperbaiki alat-alat atau sarana di tempat tersebut yang belum
ada atau belum diperbaiki karena hanya mengandalkan pemasukkan dari wisatawan yang
tidak menentu (Masliyah dan Sugiarto, 2021).
Wisata Sumber Air Jempinang sebagai salah satu desa wisata berbasis alam tentu
mempunyai manfaat dari sisi lingkungan karena lokasinya yang berada di persawahan dan
pedesaan dan sebagai potensi ekowisata. Keterlibatan masyarakat untuk mengelola desa
wisata ini menjadi salah satu faktor dalam keberhasilan ekowisata. Berdasarkan penelitian
oleh Hanum et al. (2021), produk wisata pada umumnya meliputi adanya potensi, daya
tarik, fasilitas, dan aksesibilitas yang diterapkan pada daerah dengan sumber daya alam
melimpah atau kaya seperti desa atau daerah pinggiran. Konsep ekowisata
diimplementasikan berfokus pada bagaimana pengelolaan suatu objek sebaik mungkin dan
pemberian edukasi atau pemahaman agar tidak terjadi pencemaran atau kerusakan, baik
pada aspek lingkungan, sosial, maupun budaya setempat. Partisipasi masyarakat juga
merupakan salah satu kunci keberhasilan kegiatan ekowisata tersebut. Berdasarkan
permasalahan tersebut, peneliti ingin mengetahui sejauh mana pengelolaan sarana dan
prasarana, kondisi lingkungan sekitar, dan potensi ekowisata di Sumber Air Jempinang
melalui penelitian kualitatif dengan judul “Potensi Ekowisata Sumber Jempinang”.

II. Metode Penelitian


Pengumpulan Data
Penelitian ini dilaksanakan di Wisata Sumber Air Jempinang yang berlokasi di Desa
Sumber Rejo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Waktu tempuh dari
Kota Malang menuju lokasi tersebut adalah selama satu jam. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survei. Hidayat (2016) menjelaskan bahwa metode survei
digunakan untuk memperoleh fakta atau gejala yang ada dan mencari keterangan secara
faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu
daerah. Penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengambil
sumber data berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung
dari wawancara dengan informan yaitu petugas ticketing terkait keadaan sekitar lokasi,
permasalahan, dan strategi pengembangan wisata di Sumber Air Jempinang. Sedangkan, data
sekunder diperoleh dari pihak-pihak tertentu yang berhubungan dengan penelitian tersebut
berupa data yang diperoleh dari Sumber Air Jempinang, jurnal, dan sumber internet lainnya.
Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan menyusun data ke dalam
bentuk tabulasi. Hasil analisis kemudian dibuat interpretasi secara deskriptif kualitatif sesuai
dengan tujuan penelitian. Identifikasi permasalahan dalam strategi pengembangan ekowisata
dilakukan melalui analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats).
Proses penyusunan recana strategi pengembangan ekowisata dilakukan melalui tiga tahapan:
(1) tahap pengumpulan data, (2) tahap analisis data, dan (3) tahap pengambilan keputusan.
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis pengembangan adalah matrik
SWOT. Matrik SWOT merupakan matrik yang dapat mengembangkan secara jelas bagaiman
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh suatu wisata (Rangkuti dalam Hidayat, 2016).

III. Hasil dan Pembahasan


Atraksi Wisata di Sumber Air Jempinang
Terdapat beberapa atraksi wisata di kawasan Sumber Air Jempinang, beberapa atraksi
tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Atraksi di Wisata Air Jempinang
No. Atraksi Wisata Deskripsi
1. Sumber Air dan Rafting Pengunjung dapat mengarungi sungai Jempinang
sejauh 1, 5 km atau 3 km dengan menikmati
pemandangan indah terasering sawah dan jernihnya
sungai Jempinang dengan berbagai jeram bebatuan
yang cukup menantang.
2. Spot Foto Selfie Pengunjung dapat bersantai sembari menikmati
pemandangan atau foto dengan spot foto langsung
dari alam.
3. Terapi Ikan Pengunjung dapat menikmati terapi ikan dengan
merendam kaki ke kolam berisikan ikan dokter atau
Gara ruffa.
4. Memancing Ikan Pengelola menyediakan kolam agar wisatawan
dapat memancing ikan sambil melihat keindahan
alam di Sumber Jempinang.
5. Kuliner Warung Madep Sawah Sambil menikmati sawah, pengunjung dapat
menikmati kuliner dari wisata Sumber Jempinang
dengan makanan khas yang disediakan.
Berdasarkan lima atraksi yang ada di Sumber Air Jempinang tersebut, dapat
diketahui bahwa seluruh atraksi yang ada dapat dikembangan, baik dari segi fasilitas,
pengelolaan, dan pelayanan dari masing- masing atraksi yang ada. Data atrakasi yang
disajikan dalam Tabel 1. merupakan hasil dari kegiatan pengamatan di lokasi wisata serta
wawancara yang dilakukan dengan masyarakat setempat yang mengelola Sumber Air
Jempinang. Menurut Arida (2017), penentuan atraksi dari suatu kawasan berpotensi
ekowisata dapat dilakukan dengan melalukan pemetaan wilayah untuk mengetahui potensi
kawasan sesungguhnya. Salah satunya dengan mengamati bentang alam dan mencari
informasi pada masyarakat di sekitar kawasan wisata. Arida (2017) juga menyebutkan bahwa
atraksi yang ada dapat memperkuat rencana pengelolaan sumber daya alam yang berbasis
masyarakat dan lingkungan.

Strenght, Weakness, Opportunity, Threads (SWOT)


Strenght (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang), Threads
(Ancaman) dari wisata Sumber Air Jempinang diantaranya dijelaskan dalam Tabel 2.
Tabel 2. SWOT Sumber Air Jempinang
Strenght (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)
- Lingkungan wisata Asri dan alami - Kurangnya sarana dan prasarana
- Lingkungan wisata indah dan - Jauh dari perkotaan
menarik - Kurangnya pemasaran/promosi
- Sumber Air melimpah - Kurangnya perawatan terhadap objek wisata
- Tidak pernah terjadi banjir - Harga tiket mahal
- Udara sejuk dan tempat bersih - Belum adanya dana pengembangan dari
- Adanya potensi alam yang cukup pemerintah
untuk pengembangan wisata - Tidak adanya transportasi khusus menuju
- Aliran sungai jernih start tubing
- Lingkungan Aman - Kurangnya tenaga kerja
- Suasana khas pedesaan
Opportunity (Peluang) Threads (Ancaman)
- Adanya rencana masyarakat - Berkembangnya objek wisata lain yang
pengelola untuk mengembangkan menjadi saingan
sarana dan prasarana - Objek wisata kurang menarik dan terletak
- Terbukanya lapangan pekerjaan bagi jauh dari perkotaan
masyarakat sekitar
- Adanya paket wisata
- Pemasaran melalui media massa
cetak atau elektronik

SWOT yang ada di Sumber Air Jempinang dapat dianalisis untuk kemudian digunakan
dalam mengembangkan berbagai atraksi yang ada di kawasan tersebut. Menurut Arida
(2017), analisis SWOT dapat memberikan gambaran tentang berbagai faktor yang dapat
dimanfaatkan atau bahkan perlu ditangani dengan baik. Hasil SWOT yang dilakukan di
Sumber Air Jempinang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekowisata yang lebih baik.
Khususnya dengan melihat kekuatan sebagai peluang yang baik dan memperbaiki kelemahan
agar tidak menjadi ancaman terhadap ojek wisata yang ada.

Faktor Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)


1. Lingkungan wisata Asri 1. Kurangnya sarana dan
dan alami prasarana
2. Lingkungan wisata indah 2. Jauh dari perkotaan
dan menarik 3. Kurangnya
3. Sumber Air melimpah pemasaran/promosi
4. Tidak pernah terjadi 4. Kurangnya perawatan
banjir terhadap objek wisata
5. Udara sejuk dan tempat 5. Harga tiket mahal
bersih 6. Belum adanya dana
6. Adanya potensi alam pengembangan dari
yang cukup untuk pemerintah
pengembangan wisata 7. Tidak adanya transportasi
7. Aliran sungai jernih khusus menuju start
8. Lingkungan Aman tubing
Faktor Eksternal 9. Suasana khas pedesaan 8. Kurangnya tenaga kerja
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Adanya rencana 1. Membangun dan 1. Meningkatkan promosi
masyarakat pengelola memperbaiki sarana dan dan memperbaiki program
untuk mengembangkan prasarana wisata pengembangan lebih
sarana dan prasarana 2. Mengembangkan atraksi bagus untuk menarik
2. Terbukanya lapangan wisata pengunjung sehingga siap
pekerjaan bagi 3. Menjaga dan memelihara untuk menghadapi
masyarakat sekitar kelestarian obyek wisata persaingan antar objek
3. Adanya paket wisata wisata melalui internet,
4. Pemasaran melalui media media cetak, dan media
massa cetak atau elektronik
elektronik 2. Melakukan koordinasi
dengan berbagai pihak
untuk menanamkan modal
3. Menambah fasilitas sarana
dan prasarana pendukung
wisata yang masih kurang
4. Meningkatkan kebersihan
dan perawatan terhadap
fasilitas-fasilitas yang
sudah ada
5. Melakukan promosi
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-O
1. Mengoptimalkan potensi
alam dan keunikan objek
1. Peningkatan kualitas
wisata
tenaga kerja professional
2. Melakukan evaluasi
dalam pengelolaan dan
1. Berkembangnya objek dalam memasarkan obyek
pemeliharaan objek wisata
wisata lain yang menjadi wisata
2. Melakukan pengawasan
saingan 3. Meningkatkan kualitas
dan pemeliharaan fasilitas
2. Objek wisata kurang lingkungan kawasan
3. Penciptaan lapangan kerja
menarik dan terletak jauh wisata
baru sebagai sumber
dari perkotaan 4. Meningkatkan atraksi
pendapat masyarakat
objek wisata untuk
4. Meningkatkan kesadaran
meningkatkan informasi
dan partisipasi masyarakat
dan promosi
tentang pentingnya wisata
5. Meningkatkan atraksi
wisata unggulan yang ada
Rencana Pengembangan
Berdasarkan hasil pengamatan dan survey terhadap atraksi dan SWOT yang ada di
kawasan Sumber Air Jempingan, maka dapat diusulkan rencana pengembangan fasilitas
wisata di Sumber Air jempinang yang terdapat di Tabel 3.
Tabel 3. Rencana Pengembangan Wisata Sumber Air jempinang
Agro Edukasi Wisata Organik Jempinang
Setelah dilakukan survey lokasi Sumber Air jempinang didapatkan potensi lahan pertanian
yang dapat dijadikan sebagai lahan pertanian organik, karena Sumber Air yang masih asri
dan alami. Diharapkan di area sawah jempinang ini difungsikan untuk menanam padi
organik, serta dijadikan sarana edukasi bagi siapa pun yang ingin belajar mengenai
pertanian organik. Saat berkunjung ke sini, Anda dapat mempelajari cara memilih benih
padi yang baik, membajak sawah, menanam padi, bahkan memanen padi
Jempinang Outbond Training
Jempinang Outbond Training merupakan kawasan pusat di alam terbuka yang bertujuan
untuk mewadahi kegiatan pembelajaran perilaku kepemimpinan dan manajemen dalam
meningkatkan kepercayaan diri, pola pikir kreatif, rasa saling percaya, saling
memperhatikan, serta sikap proaktif dan komunikatif dalam pengembangan kerjasama tim
dan karakter pribadi yang berada di Kawasan wisata sumber jempinang.

Standar Operasional Prosedur


SOP atau standar operasional prosedur merupakan suatu instruksi yang mana SOP ini
memiliki suatu kekuatan dalam rangka penunjuk pelaksanaan pekerjaan. SOP yang sering
digunakan dalam wisata yaitu SOP kepemanduan dan melayani tamu. Menurut (Tiani dan
Baiquni, 2018) melalui SOP tersebut ada pembagian pos pekerjaan yang ditugaskan kepada
pengelola yang mana terdapat spesifikasi dan deskripsi tugas untuk masing-masing jabatannya.
Melalui SOP ataupun rincian tugas, akan ada batasan deskripsi untuk masing-masing
pekerjaan, sehingga pengelola yang terlibat dalam pengelolaan ekowisata dapat bekerja secara
optimal.
Wisata Sumber Jempinang memiliki lima wahana wisata. Kelima wisata tersebut
tentunya memiliki SOP yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh petugas maupun
pengunjung (wisatawan). Standar Operasional Prosedur wisata Sumber Jempinang merupakan
tahapan awal hingga akhir kegiatan yang harus dilakukan petugas maupun pengunjung
(wisatawan) selama berada disana. Standar Operasional Prosedur yang disusun oleh kelompok
kami dapat diuraikan sebagai berikut:
Wisata SOP (Standar Operasional Prosedur)
• Jadwal berkunjung adalah pukul 08.00 - 16.00 WIB.
• Pengunjung wajib memiliki tiket masuk wisata, Harga tiket per-
wisata adalah sebagai berikut:
 Tiket masuk : Rp. 3.000/orang
 Parkir : Rp. 3.000/sepeda
 Sumber Air : Rp. 20.000/1,5 km
 Sumber Air : Rp. 50.000/3km
 Terapi ikan : Rp. 5.000/orang
• Pengunjung dilarang melakukan hal-hal yang betentangan
dengan norma agama dan negara.
SOP Umum
• Pengunjung dilarang mengubah, merusak segala sarana
prasarana, wahana serta kekayaan alam yang ada di lokasi
wisata.
• Pengunjung wajib mematuhi tata tertib yang ada di lingkungan
wisata, jika melanggar maka akan ditegur bahkan diproses
secara hukum.
• Pengunjung wajib membawa kembali sampah pribadi dan
dibuang pada tempat yang disediakan sesuai jenis sampah.
• Pengujung dapat meninggalkan area wisata.

• Pengunjung tiba di area lokasi wisata dan membayar tiket tanda


masuk kepada petugas ticketing. HTM Rp. 3.000,00/orang,
kendaraan Rp. 3.000,00/kendaraan.
• Petugas ticketing memberikan tiket sesuai dengan harga tiket
masuk.
• Pengunjung memastikan diri bahwa kondisi badan dalam
keadaan sehat untuk mengikuti wisata Sumber Air Jempinang.
• Pengunjung memilih tiket Sumber Air Jempinang. Tiket
dikategorikan sebagai berikut:
 Rute sungai Jempinang sejauh 1,5 km = Rp. 20.000,00 (30
menit)
 Rute sungai Jempinang sejauh 3 km = Rp. 50.000,00 (1
jam)
SOP River Tubing
• Pengunjung membeli tiket dari salah satu rute Sumber Air
Jempinang.
• Pengunjung mengambil perlengkapan rafting seperti
pelampung, helm, dan ban.
• Pengunjung berjalan menuju wisata Sumber Air Jempinang dan
menyerahkan tiket pada petugas.
• Pemandu wisata mengecek kembali kesehatan tiap pengunjung.
• Pemandu wisata akan memberikan instruksi, breafing,
melakukan pemanasan, dan menemani pengunjung sebanyak
2 orang pemandu dengan maksimal 7 pengunjung tiap
perjalanan.
• Pengunjung mematuhi instruksi oleh pemandu.
• Pengunjung menikmati wisata dan bekerja sama secara tim
selama mengarungi Sumber Air Jempinang.
• Pengunjung selesai melakukan rafting di Sumber Air
Jempinang.
• Pengunjung meninggalkan lokasi dan mengembalikan
perlengkapan rafting.
• Pengunjung tiba di area lokasi wisata dan membayar tiket tanda
masuk kepada petugas ticketing. HTM Rp. 3.000,00/orang,
kendaraan Rp. 3.000,00/kendaraan.
• Petugas ticketing memberikan tiket sesuai dengan harga tiket
masuk.
• Pengujung menuju tempat peminjaman alat pancing dan
SOP Kolam Pancing pembelian umpan.
• Pengunjung dapat masuk ke area wisata kolam pancing dan
memancing.
• Pengujung selesai memancing dan menimbang ikan yang telah
didapatkan kepada petugas.
• Pengujung membayar sesuai berat ikan yang didapat.
• Pengunjung dapat meninggalkan area lokasi kolam pancing.
• Pengunjung tiba di area lokasi wisata dan membayar tiket tanda
masuk kepada petugas ticketing. HTM Rp. 3.000,00/orang,
kendaraan Rp. 3.000,00/kendaraan.
• Petugas ticketing memberikan tiket sesuai dengan harga tiket
masuk.
• Pengujung menuju tempat wisata EWO dan peminjaman
SOP Edukasi Wisata
peralatan bertani (Seperti caping, Penyiram Tanaman, cetok,
Organik (EWO)
dll.)
Jempinang
• Pengunjung dapat masuk ke area EWO.
• Pengujung diarahkan ke area sawah dan kerbun organik, serta
dapat melakukan praktek menanam.
• Pengujung dapat membeli bibit atau hasil panen kebun atau
sawah hasil EWO.
• Pengunjung dapat meninggalkan area lokasi EWO.
• Pengunjung tiba di area lokasi wisata dan membayar tiket tanda
masuk kepada petugas ticketing. HTM Rp. 3.000,00/orang,
kendaraan Rp. 3.000,00/kendaraan.
• Petugas ticketing memberikan tiket sesuai dengan harga tiket
masuk.
• Kegiatan OT diperuntukkan Instansi atau lembaga dengan
jumlah peserta minimal 30 peserta.
SOP Jempinang
• Instansi/ Lembaga diwajibkan melakukan registrasi pemesanan
Outbond Training
tiket Outbond training minimal 1 mingggu sebelum kegiatan
(OT)
OT.
• OT dilakukan selama 4-5 jam diwaktu jam operasional wisata
jempinang, dengan konsep kolaborasi, menyesuaikan konsep
permintaan lembaa atau institusi/ Lembaga.
• Setelah kegiatan OT selesai peserta OT akan mendapatkan
reward atau hadiah dari kegiatan OT yang telah disetujui
lembaga dan pihak wisata air jempinang.
IV. Kesimpulan
Berdasarakan penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa atraksi wisata di
kawasan Sumber Air Jempinang diantaranya yaitu, Sumber Air dan Rafting, Spot Foto Selfie,
Terapi Ikan, Memancing Ikan, serta Kuliner Warung Madep Sawah. Berdasarkan hasil
pengamatan dan survey terhadap atraksi dan SWOT yang ada di kawasan Sumber Air
Jempingan, maka terdapat beberapa rencana pengembangan diantaranya yaitu Agro Edukasi
Wisata Organik Jempinang, Jempinang Outbond Training. Ole karena itu Wisata Sumber
Jempinang memiliki lima wahana wisata. Kelima wisata tersebut tentunya memiliki SOP yang
harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh petugas maupun pengunjung (wisatawan). Standar
Operasional Prosedur wisata Sumber Jempinang merupakan tahapan awal hingga akhir
kegiatan yang harus dilakukan petugas maupun pengunjung (wisatawan) selama berada
didalam kawasan wisata.

Daftar Pustaka
Arida, I.N.S. (2017). Ekowisata: Pengembangan, Partisipasi Lokal, dan Tantangan
Ekowisata. Denpasar: Cakra Press.
Hanum, F., Dienaputra, R.D., Suganda, D., dan Muljana, B. (2021). Strategi Pengembangan
Potensi Ekowisata di Desa Malatisuka. JUMPA, 8(1): 22—45.
Hidayat, S. (2016). Strategi Pengembangan Ekowisata di Desa Kinarum Kabupaten
Tabalong. Jurnal Hutan Tropis, 4(3): 282—292.
Masliyah, V.S., dan Sugiarto. (2021). Pengelolaan Sarana dan Prasarana Wisata Olahraga
Arung Jeram di Lolong Adventure Kabupaten Pekalongan. Journal Sport Sciences
and Fitness, 7(2): 86—95.
Nurdiana, M. (2022, 12 Desember). Wisata Alam Hidden Gem Jempinang Sumber Air di
Pasuruan, Sensasi Berseluncur yang Siap Memacu Adrenalin. Diakses pada 19
September 2022, https://www.alonesia.com/pariwisata/pr-1916041737/wisata-alam-
hidden-gem-Jempinang-river-tubing-di-pasuruan-sensasi-berseluncur-yang-siap-
memacu-adrenalin
Sadibya, B. (2018). Wisata Desa dan Desa Wisata. Jurnal BAPPEDA LITBANG, 1(1): 21—
25.
Satria, D. (2009). Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Ekonomi Lokal dalam Rangka
Program Pengentasan Kemiskinan di Wilayah Kabupaten Malang. Journal of
Indonesian Applied Economics, 3(1): 37—47.
Tiani, I. M., & Baiquni, M. (2018). Penerapan Prinsip Ekowisata Di Kawasan Ekowisata
Gunung Api Purba Nglanggeran. Jurnal Bumi Indonesia, 7(3), 260761.
Ulum, M. (2021, 26 September). Serunya Berselancar Wisata di Sumber Air Jempinang.
Diakses pada 19 Desember 2022, dari
https://radarbromo.jawapos.com/features/10/10/2021/river-tubing-Jempinang-bisa-
pilih-rute-pendek-jauh/3/.

Anda mungkin juga menyukai