Anda di halaman 1dari 4

PARIWISATA DI KABUPATEN KARANGANYAR JAWA TENGAH

Pariwisata merupakan suatu sektor yang cukup berkembang pesat di Indonesia bahkan
seluruh dunia. Pariwisata Indonesia bahkan menjadi salah satu sumber penyumbang devisa
terbesar yang membantu meningkatkan perekonomian negara. Hampir seluruh daerah atau
provinsi mengembangkan program pariwisata dengan cara menjual atau menawarkan keindahan
dan keunikan budaya serta lingkungan alamnya. Indonesia menawarkan banyak kekayaan alam
dan warisan budaya yang menarik untuk dikunjungi wisatawan baik domestik maupun
mancanegara (Santoso et al., 2021). Dalam kerangka yang besar atau nasional, kepariwisataan ini
di harapkan dapat menyumbang devisa bagi negara (Dappa et al., 2021). Pengembangan sektor
pariwisata sendiri memiliki banyak jenis, untuk melestarikan lingkungan sendiri terdapat konsep
pengembangan pariwisata yang berbasis alam atau yang biasa disebut ekowisata. Ekowisata
sendiri adalah konsep kegiatan pariwisata dimana memuat unsur konservasi sumbredaya alam,
pemberdayaan masyarakat lokal, dan meningkatkan kesadaran lingkungan hidup (Haryanto,
2014).

Salah satu daerah tujuan wisata yang kaya akan berbagai daya tarik adalah Kabupaten
Karanganyar. Kabupaten Karanganyar merupakan sebuah wilayah di bagian timur Provinsi Jawa
Tengah. Kabupaten Karanganyar dikenal sebagai salah satu kabupaten di Solo Raya yang
memiliki wisata yang menarik dan bervarian, baik yang sudah berkembang maupun masih dalam
tahap pengembangan. Berbagai daya tarik yang dapat dinikmati wisatawan tersebut antara lain,
kebun teh, candi, agrowisata, berbagai sajian kuliner, hutan, taman rekreasi, air terjun dan lain-
lain. Air terjun jumog dibuka resmi untuk umum oleh Bupati Karanganyar pada tgl 7 agustus
2004. Air terjun dengan tinggi kurang lebih 30 meter ini bersumber dari mata air asli
pegunungan ini tidak pernah surut. Letaknya yang berada di kaki Gunung Lawu dan suasana
yang sejuk semakin menambah keinginan wisatawan untuk terus datang. Apalagi masyarakat
Solo Raya bahkan di luar Solo yang lelah dengan aktivitas sehari-hari sering menjadikan
Kabupaten Karanganyar sebagai tujuan “healing” dengan segala keindahan pemandangan
alamnya (Pradipta & Satiti, 2022).

Objek wisata alam yang cukup dominan di Kabupaten Karanganyar adalah air terjunnya.
Kawasan air terjun Jumog merupakan kawasan yang termasuk ke dalam kawasan dataran tinggi.
Kawasan ini terletak di lereng Gunung Lawu sekitar 500 m di sebelah barat Candi sukuh
Karanganyar Jawa Tengah, berlokasi di Desa Berjo Kecamatan Ngargoyoso dengan koordinat
GPS 7° 37' 52.68" S 111° 7' 37.24" E. Sebagai salah satu kawasan dataran tinggi, di wilayah ini
memiliki keanekaragaman floristik yang sangat tinggi. Tumbuhan epifit termasuk salah satu
keanekaragaman hayati yang belum banyak diungkapkan sehingga pengetahuan tentang ini
menjadi sangat sulit ditemui (Roziaty et al., 2016). Bukit Mongkrang merupakan destinasi wisata
yang tergolong masih baru di daerah Karanganyar yang menawarkan sensasi mendaki gunung
dengan track yang relative mudah bagi para pendaki, bahkan bagi wisatawan umum yang tidak
memiliki pengalaman mendaki namun ingin merasakan sensasi mendaki gunung bukit
Mongkrang merupakan salah satu tempat yang menawarkan hal tersebut (Kencana & Azizah,
2022).

Dengan menawarkan berbagai kemudahan yang ditawarkan tidak heran bukit Mongkrang
sangat diminati banyak pengunjung baik dari para pendaki maupun dari wisatawan umum yang
sekedar ingin merasakan sensasi mendaki gunung dengan track yang tidak terlalu melelahkan.
Namun dulunya bukit Mongkrang merupakan satu dari banyaknya deretan perbukitan yang ada
di kaki gunung Lawu. Dulunya bukit Mongkrang merupakan daerah yang cenderung jarang di
jamah oleh manusia. Menurut penuturan dari para anggota pecinta alam yang ada di sekitar Solo
raya bukit Mongkrang dulunya sering digunakan untuk Pendidikan dasar anggota baru.
Dipilihnya bukit Mongkrang bukan tanpa alasan, karena lokasinya yang tidak jauh dari jalan raya
dan yang paling utama adalah kondisi alamnya yang masih lestari sehingga sangat cocok untuk
dijadikan tempat untuk pengenalan materi gunung dan hutan bagi para anggota baru. Selain itu
para anggota baru dari instansi sekelas TNI AD sering melakukan Latihan di wilayah hutan
sekitar gunung Mongkrang (Kencana & Azizah, 2022).

Minimnya kegiatan manusia yang ada di bukit Mongkrang inilah yang menjadi alasan
mengapa dulunya daerah bukit Mongkrang ini adalah habitat alami dari berbagai flora dan fauna
yang ada disana. Menurut penjaga basecamp pendakian gunung Mongkrang mengatakan
bahwasanya dulunya didaerah bukit Mongkrang banyak fauna yang sering Nampak seperti
menjangan(rusa), babi, monyet, landak, kucing hutan bahkan harimau dahan yang mereka semua
merupakan hewan yang mulai jarang dijumpai di daerah kaki gunung Lawu. Tingginya aktivitas
manusia pada daerah ini diduga menjadi alasan tersingkir nya hewan-hewan tersebut. Selain
tidak nyaman atas aktivitas manusia yang ada rusaknya tanaman-tanaman yang menjadi
makanan utama dari beberapa hewan herbivora yang ada disana juga merupakan alasan yang
pasti (Kencana & Azizah, 2022).

Pada Kecamatan Tawangmanggu memiliki daya tarik utama yaitu wisata alam yang
banyak seperti candi, air terjun, taman dan pendakian ke Gunung Lawu. Karena begitu
banyaknya potensi wisata alam sendiri semakin banyak pengembangan wisata untuk
meningkatkan daya tarik wisatawan sendiri seperti adaya infrastruktur yang memadahi,
memanfaatkan alam untuk membuat wahana rekreasi dll. Wisata alam sendiri menjadi daya tarik
wisatawan karena sangat berbaur dengan alam dan memberikan ketenangan hati saat melakukan
wisata sehingga tujuan utama dalam pariwisata. Selain untuk pengembangan ekowisata,
Kecamatan Tawangmanggu sendiri pada RT RW Kabupaten Karanganyar 2010-2029 termasuk
pada kawasan lindung dikarenakan Kecamatan Tawanggmangu sendiri berada pada puncak
Gunung Lawu. Menurut Keputusan Presiden No.32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung mengungkapkan bahwa kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber
daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsaa guna kepentingan Pembangunan
berkelanjutan (Rachmanto & Aliyah, 2018).

Kawasan lindung memberikan perlindungankawasan yang terdiri dari Kawasan hutan


lindung, kawasan bergambut, kawasan resapan air, sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan
sekitar danau/waduk, kawasan sekitar mata air. Dengan adanya pengembangan ekowisata di
daerah pegunungan yang merupakan kawasan lindung, pasti memiliki status penanganan
tersendiri dan lebih bisa di kendalikan. Seperti pada puncak Gunung Lawu, yang menjadi
andalan untuk para pendaki karena jalur yang menantang dan pemandangan yang indah di atas
gunung dari wisata alam. Juga memberikan kesadaran bagi para pendaki akan pentingnya
menjaga alam yang indah ini yang sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Australian
Departement of Tourism pada tahun 1999 bahwa ekowisata harus menyatu dengan alam dan
tetap menjaga kelestariannya (Rachmanto & Aliyah, 2018).
Daftar Pustaka
Dappa, S., Lasut, J. J., & Kandowangko, N. (2021). Pandemi Covid-19 Terhadap Sektor
Pariwisata Negeri Di Atas Awan Di Desa Benteng Mamullu Kecamatan Kapala Pitu
Kabupaten Toraja Utara. HOLISTIK, Journal of Social and Culture.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/view/34466

Haryanto, J. T. (2014). Model pengembangan ekowisata dalam mendukung kemandirian


ekonomi daerah studi kasus provinsi DIY. Jurnal Kawistara, 4(3).
https://journal.ugm.ac.id/kawistara/article/download/6383/5040

Kencana, N. B., & Azizah, R. (2022). Alih Fungsi Bukit Mongkrang Sebagai Wisata Alam
Pendakian Gunung. Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur, 360–366.
https://proceedings.ums.ac.id/index.php/siar/article/view/1012

Pradipta, M. P. Y., & Satiti, E. N. (2022). Potensi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun
Parang Ijo Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi, Manajemen
Pariwisata Dan Perhotelan, 1(2), 210–215.

Rachmanto, E. A. W., & Aliyah, I. (2018). Pariwisata di daerah pegunungan: Pengembangan


ekowisata pada kawasan lindung berdasarkan kemampuan lahan. Cakra Wisata, 19(1).
https://jurnal.uns.ac.id/cakra-wisata/article/view/34116

Roziaty, E., Agustina, P., & Nurfitrianti, R. (2016). Pterydophyta Epifit Kawasan Wisata Air
Terjun Jumog Ngargoyoso Karanganyar Jawa Tengah. Bioedukasi: Jurnal Pendidikan
Biologi, 9(2), 76–78.

Santoso, S., Pradipta, S., Sumantono, T., & Fatmawati, A. A. (2021). Pengembangan desa wisata
berkonsep kapasitas inovasi daerah di desa tanjungjaya, kabupaten pandeglang, provinsi
banten. Jurnal Kepariwisataan Indonesia: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan
Kepariwisataan Indonesia, 15(2), 71–85.

Anda mungkin juga menyukai