Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi
oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu
berfikir logis dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon
manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus
dilakukan pada setiap situasi klien antara lain dengan menggunakan model-model
keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek
keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan Model Self Care
(perawatan diri) memberikan pengertian jelas bahwa bentuk pelayanan keperawatan
dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi
kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan
sesuai dengan keadaan sehat dan sakit, yang ditekankan pada kebutuhan klien tentang
perawatan diri sendiri.
Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada
dalam keperawatan di antaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas
kemampuan. Self Care didasarkan atas kesengajaan serta dalam pengambilan keputusan
dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan, setiap manusia menghendaki adanya Self
Care (perawatan diri) dan sebagai bagian dari kebutuhan dasar manusia. Self Care
(perawatan diri) merupakan perubahan tingkah laku secara lambat dan terus menerus
didukung atas pengalaman sosial sebagai hubungan interpersonal (hubungan antara satu
individu dengan individu lain), hubungan interpersonal dimana ketika kita
berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan
sekedar hubungan interpesonal. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya
menentukan conten (isi pesan) melainkan juga menentukan relationship (hubungan).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa konsep keperawatan menurut Orem?
2. Apa pengertian konsep keperawatan self care menurut Orem?
3. Apa keyakinan dan nilai-nilai konsep keperawatan self care Orem?
4. Apa saja kategori dari model self care (keperluan self care atau self care requisite
Orem?
5. Bagaimana model pengkajian dari model self care Orem?
6. Bagaimana contoh kasus dan pembahasannya dalam asuhan keperawatan dari
model self care Orem?

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk mengetahui konsep keperawatan yang dikemukakan oleh Orem;
2. Untuk mengetahui pengertian atau definisi dari konsep keperawatan self care
menurut Orem;
3. Untuk mengetahui keyakinan dan nilai-nilai konsep keperawatan model selftcare
menurut Orem;
4. Untuk mengetahui beberapa kategori dari model self care (self care requisite)
menurut Orem;
5. Untuk mengetahui dan memahami tentang model pengkajian dari konsep
keperawatan self care menurut Orem;
6. Untuk memahami contoh kasus dan memecahkan masalahnya, serta dapat
menerapkan asuhan keperawatan dari model self care Orem.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Memenuhi syarat nilai tugas kelompok dalam studi mata kuliah Keperawatan
komunitas II;
2. Menambah pengetahuan tentang konsep model self care menurut Orem;
3. Mahasiswa diharapkan dapat memahami tentang konsep keperawatan model self
care menurut Orem;
4. Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan asuhan keperawatan pada suatu kasus
dengan menggunakan konsep keperawatan model Orem;
5. Menambah pengetahuan dan informasi kepada pembaca,baik mahasiswa maupun
umum.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dorothea Orem

Dorothea E. Orem pendidikan sekolah perawatan di rumah sakit Providence di


Washington DC.Lulus Sarjana Muda tahun 1930. Lulus Master tahun 1939 pendidikan
keperawatan. Tahun 1945 bekerja di Universitas Katolik di Amerika selama perjalanan
kariernya ia telah bekerja sebagai staf perawat, perawat tugas pribadi, pendidik,
administrasi keperawatan dan sebagai konsultan (1970).
Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di Departemen kesehatan pada bagian pendidikan
kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan keperawatan.

 Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali.


 Tahun 1965 bergabung dengan Universitas Katolik di Amerika membentuk model
teori keperawatan komunitas.
 Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan, yang
menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan.
 Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa.
 Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik Amerika
tentang teori keperawatan.
 Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan diri
sendiri dan dipulikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun 1971).
 Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama diperluas
pada keluarga, kelompok dan masyarakat.
 Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori, yaitu ;
Theory self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.

2.2 Konsep Keperawatan ‘Orem’

Konsep keperawatan Orem mendasari peran perawat dalam memenuhi kebutuhan


perawatan dari klien untuk menerapkan kemandirian dan kesehatan yang optimal, Orem

3
mengembangkan teori yang saling berhubungan yaitu teori “Self Care Deficit”, Teori
“Self Care”, dan teori “Nursing System”, ketiga teori tersebut berfokus pada manusia
menyeimbangkan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya dengan merawat diri
mereka sendiri.

1. Teori Self care Deficite

Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di
mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan.
Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk
melakukan self carenya secara terus menerus. Inti dari teori ini menggambarkan 
manusia sebagai penerima perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
keperawatan dirinya dan memeliki berbagai keterbatasan-keterbatan dalam mencapai
dalam mencapai taraf kesehatannya, perawatn yang diberikan didasarkan kepada
tingkat ketergantungan, yaitu ketergantungan total atau parsial. Deficit perawatan diri
menjelaskan hubungan antar kemampuan seseorang dalam bertindak/beraktivitas
dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri, sehingga bila tuntutan lebih besar
dari kemampuan, maka ia akan memngalami penurunan deficit perawat diri .

2. Teori Self Care

Self Care adalah tindakan yang matang dan mementingkan orang lain yang
mempunyai potensi untuk berkembang, serta mengembangkan kemampuan yang
dimiliki agar dapat menggunakan secara tepat, nyata dan valid untuk
mempertahankan fungsi dan berkembang dengan stabil dalam perubahan lingkungan,
Self Care digunakan untuk mengontrol atau faktor external dan internal yang
mempengaruhi aktifitas seseorang untuk menjalankan fungsinya dan berperanan
untuk mencapai kesejahteraannya. Teori self care meliputi :

1. Self Care
Merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan oleh individu itu
sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta
kesejahteraan.
2. Self Care Agency
Merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang
dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.

4
3. Self Care Demand
Tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan
mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan
menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.
4. Self Care Requisites
Kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan
perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses
kehidupan manusia serta dalam upaya mepertahankan fungsi tubuh. Self Care
Reuisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Universal Self Care Requisites (kebutuhan
universal manusia yang merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self Care 
Requisites (kebutuhan yang berhubungan perkembangan indvidu) dan Health
Deviation Requisites (kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien).
5. Teori Nursing System
Merupakan sistem keperawatan, ketika perawat menentukan, mendisain, dan
menyediakan perawatan yang mengatur individu dan mencapai pemenuhan kebutuhan
perawatan diri.

2.3 Pengertian self care ‘Orem’


Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem’s adalah :
“Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri
untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit” (Orem’s 1980).
Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-
kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebutuhan itu
sendiri, kecuali bila tidak mampu.
Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor internal
(dari dalam diri individu) dan eksternal (dari luar diri individu), faktor internal meliputi
usia, tinggi badan, berat badan, budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan dan
pekerjaan. Adapun faktor luar meliputi dukungan keluarga dan budaya masyarakan
dimana klien tinggal. Menurut Orem peran perawat dalam hal ini yaitu mengkaji klien
sejauh mana klien mampu untuk  merawat dirinya sendiri dan mengklasifisikannya
sesuai dengan klafisikasi kemampuan klien.

5
2.4 Keyakinan dan Nilai-nilai
a.  Klien          : Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit/trauma atau
coping dan efeknya.
b.  Sehat          : Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care
yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas struktural fungsi
dan perkembangan.
c.  Lingkungan   : Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan
self care dan perawat termasuk di dalamnya tetapi tidak spesifik.
d.  Keperawatan  :    Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan seft care yang mencakup integrias struktural, fungsi dan
perkembangan.

2.5 Kategori Self care (Self Care Requisites)


Model Orem’s, meyebutkan ada beberapa kebutuhan self care atau yang disebutkan
sebagai keperluan self care (sefl care requisite), yaitu :
a. Universal Self care requisites
Keperluan self care universal ada pada setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi
kemanusian dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia.
Universal self care requisite yang dimaksudkan adalah :
–   Pemeliharaan kecukupan intake udara
–   Pemeliharaan kecukupan intake cairan
–   Pemeliharaan kecukupan intake makanan
–   Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
–   Pemeliharaan keseimbangan antara solitut dan interaksi sosial
–   Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan kesejahteraan
manusia.
–   Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses-proses eleminasi dan exrement.
–   Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan kedalam kelompok
sosial sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang
untuk menjadi normal.

6
b. Developmental self care requisites : terjadi berhubungan dengan tingkat
perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal, yang berkaitan
dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
c. Health Deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan
merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau
ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care.

2.6 Model Pengkajian


1. Pengkajian
Pengkajian yang harus dilakukan menurut Orem diawali dengan pengkajian personal
keluarga yang meliputi : usia, seks, tinggi badan, berat badan, budaya, ras, status
perkawinan, agama, dan pekerjaan keluarga. Menurut Orem pengkajian juga di
dasarkan pada tiga kategori perawatan diri keluarga yang meiputi:
Universal self care
Kebutuhan yang berkaitan dengan proses hidup manusia, proses mempertahankan
integritas, strktur dan fungsi tubuh manusia selama siklus kehidupan berlangsung
yang meliputi: tempat tinggal, sanitasi, makanan, udara yang bersih, keamanan,
resolusi knflik,pendidikan pada anak, komuitas dalam keluarga,standar keperayaan
dan perilaku, solitude dan interaksi social.
Developmental self care
Kebutuhan-kebutuhan yang dikhususkan untuk proses perkembangan, kebutuhan
akibat adanya suatu kondisi yang baru, kebutuhan yang dihubungkan dengan suatu
kejadian. Meliputi : perubahan tempat tinggal, perubahan pola konsumsi makanan,
meknisme untuk mempertahankan keamanan akibat adanya perubahan pola
kriminalitas, lingkungan yang tidak mendukung atau berbhaya, konflik keluarga,
perkembangan perubahan informasi dan sosialisasi yang dibutuhkan oleh anak dan
orang dewasa dalam keluarga, perkembangan kepercayaan dan pola, perkembangan
perubahan informasi dan sosialisasi yang dibutuhkan oleh anak dan orng dewasa
dalam keluarga, perkembangan kepercayaan dan pola perilaku dalam keluarga.
Health deviation
Kebutuhan berkaitan dengan adanya penyimpangan status kesehatan seperti :
kondisi sakit / kecelakaan yang dapat menurunkan kemampuan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan self carenya baik secara permanen maupun temporer.

7
2. Diagnosa
Diagnose keperawatan sesuai dengan selfcare deficit yang dialami oleh klien berfokus
pada empat fungsi keluarga yang telah di identifikasi dan dampak dalam memenuhi
terapeutik selfcare demand pada individu , anggota keluarga, dan pada struktur serta
fungsi keluarga.
3. Intervensi
Dibuat sesuai dengan diagnosa keperawatan, berdasarkan self care demand dan
meningkatkan kemampuan self care. Membuat nursing system : wholly compensatory
, partly compensatory , atau supportive.
a.  Wholly Compensatory      :    Bantuan secara  keseluruhan, dibutuhkan untuk klien
yang tidak mampu mengontrol dan memantau lingkungannya dan tidak berespon
terhadap rangsangan.
b.  Partially Compensatory     :    Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang
mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan.
c.  Supportive Education        :    Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang
memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.
4. Implementasi
Orang memandang implementasi keperawatan sebagai asuhan kolaboratif dengan
saling melengkapi antara keluarga dan perawat. Dalam implementasi rencana
keperawatan , perawat dan keluarga bersama-sama melakukan aktivitas dalam
membantu mempertemukan tuntutan terapi perawatan diri keluarga. Diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan selfcare memenuhi kebutuhan selfcare, dan menurunkan
selfcare deficitnya.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan melalui identifikasi tingkat kemandirian keluarga dalam
perawatan dirinya yang dapat dilihat dari kontribusi / keterlibatan keluarga dalam
pemberian asuhan keperawatan. Menilai keefektifan tindakan perawatan dalam
meningkatkan kemampuan selfcare memenuhi kebutuhan selfcare, dan menurunkan
selfcare deficitnya.
1. Minimal Care
Dua orang perawat sedang melakukan penyuluhan kepada ibu hamil. Perawat itu
menerangkan tentang ASI eksklusif yang mencakup:
- Manfaat ASI bagi ibu dengan mengurangi pendarahan dan memberi rangsangan
supaya pendarahan cepat berhenti.

8
- Manfaat ASI untuk bayi sebagai nutrisi, meningkatkan daya daya tahan tubuh
bayi, dan meningkatkan kesehatan tubuh bayi.
- Cara menyimpan ASI ibu dalam botol jika ibu sedang bekerja.
2. Partial Care
Tn. Martin yang berumur 50 tahun bertempat tinggal di Sukabumi. Menurut data
yang diperoleh Tn. Martin mengalami daire sehingga cairan di dalam tubuh
berkurang untuk itu perawat memberikan tindakan pemasangan infus. Sebelum
melakukan tindakan keperawatan, perawat mencuci tangan setelah itu perawat
menyiapkan alat kemudian menjelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan
yang akan di lakukan kepada pasien, setelah pasien bersedia untuk di infus,
perawat memulai memasang infus dan setelah perawat selesai melakukan tindakan
perawat mencuci tangan dan berpamitan.
3. Total Care
Perawat membersihkan luka pasien yang mengalami Diabetes Melitus dengan obat
cutisoft, natrium klorida, sabun antiseptik dan kapas.

2.7 Aplikasi dalam Kasus


Ny. M. (48 tahun ), TB : 160 cm, BB : 70 Kg. Menikah selama 25 tahun dan janda
sejak 6 bulan yang lalu. Ia seorang perokok, sehari menghabiskan 1 ½ bungkus, Ny. M
dan suaminya menikmati aktifitas sosial seperti main bridge  dan koleksi barang-barang
antik. Sejak suaminya meningal ia tidak lagi melakukan aktifitas karena kurangnya
keinginan / minat. Akhir-akhir ini dia tidak melakukan latihan secara teratur dan makan
makanan fast food selama jam kerjanya dan bekerja 12 jam / hari serta makan hingga
larut malam sebelum waktu istirahat.Ibu Ny. M meninggal karena stroke dan bapaknya
meninggal karena serangan jantung saat usianya 50 tahun.
Hasil pemeriksaan tahunnya yang dilakukan dua minggu lalu :
Tanda – tanda vital : TD : 138/86 mm Hg, N : 92 x / mnt, P : 30 x/ mnt, Suhu : 98.4 0 F.
Laboratorium : cholesterol dalam darah 280 mg/dl.
Dokter menganjurkan : untuk menurunkan berat badan sekitar 20 kg, tetapi mengingat
bahwa dia memiliki pengetahuan yang tidak adekuat tentang dasar-dasar nutrisi dan
tidak mempunyai motivasi untuk menurunkan berat badan, dia diramalkan
kemungkinan menderita serangan jantung.

9
A. Pengkajian (Assessment) :
Perawat mengumpulkan data meliputi 6 area, yaitu:
1. Status kesehatan perseorangan.
2. Pandangan dokter terhadap kesehatan individu
3. Pandangan individu terhadap kesehatan dirinya.
4. Tujuan kesehatan dalam konteks riwayat kehidupan, gaya hidup dan status
kesehatan.
5. Memenuhi syarat personal untuk self care.
6. Kapasitas individu untuk melakukan self care.
Pengumpulan data meliputi pengetahuan individual, ketrampilan, motivasi dan
orientasi. Dalam tahap ini perlu mencari jawaban terhadap pertanyaan di bawah ini :
1. Terapi apakah yang dibutuhkan untuk perawatan saat ini dan yang akan datang?
2. Apakah klien mempunyai kekurangan dalam memenuhi self care?
3. Jika ada, apa alasan dan latar belakang terjadinya kekurangan untuk self care?
4. Haruskah klien ditolong supaya tidak melakukan self care atau melindungi dengan
segala kemampuan perkembangan self care untuk tujuan terapi?
5. Apakah yang menjadi potensial klien untuk melakukan self care dimasa yang akan
datang?
Analisa Kasus
1. Personal faktor
Umur 48 tahun, perempuan, suku bangsa Italia, Janda, agama katolik, TB.160 Cm,
BB : 70 Kg , pekerjaan staf pengajar di Universitas.
2. Kategori kebutuhan universal self care :
–   Menampakkan tidak adekuatnya intake udara, air dan makanan., konsumsi
jumlah kalori yang dibutuhkan, kolesterol 280 Mg / dl, makan sampai larut malam,
banyak mengkonsumsi lemak.
–   Ny. M. memperlihatkan ketidak seimbangan ativitas dan istirahat serta latihan,
berkeja 12 jam / hari.
–   Merokok 1 ½  bungkus perhari, mengkonsumsi makanan siap saji, penurunan
interaksi sosial.
–   Riwayat keluarga : Ibu Ny. M meninggal karena stroke, ayah meninggal karena
serangan jantung pada usia 50 tahun.
–   Ny. M kurang pengetahuan tentang faktor – faktor risiko dan gangguan fungsi
kardiovaskuler.

10
3. Kategori Developmental Self Care :
–   Tidak punya suami (widowed)
–   Kurangnya aktivitas sosial
4. Kategori Health Deviation :
Risiko terjadi penyakit kardiovaskuler berhubungan dengan kegemukan, perokok,
peningkatan kolesterol, kurangnya latihan dan riwayat keluarga.
5. Masalah medis dan perencanaan :
Diagnosa obesitas dengan risiko untuk terjadi penyakit kardiovaskuler dan
rendahnya motivasi untuk menurunkan berat badan. Anjuran Dokter : Memonitor
kolesterol dan tanda-tanda vital, menurunkan intake kolesterol dan meningkatkan
latihan.
6. Self care deficit :
Pengetahuan dasar dan gaya hidup Ny. M dapat meningkatkan  risiko untuk
serangan jantung atau stoke.
B.   Proses Keperawatan
1.    Diagnosa Keperawatan :
Risiko gangguan fungsi kardiovaskuler berhubungan dengan kurang pengetahuan klien
yang dimanifestasikan dengan gaya hidup dan risiko serangan jantung atau stroke.
2. Rencana keperawatan :
–   Tujuan          :    Menurunkan risiko terjadinya gangguan kardiovaskuler.
–   Design Nursing System        :    Support – Education (Pendidikan Kesehatan
–   Metode Bantuan                 :    Memberikan pedoman, support, mengajarkan dan
ketentuan pengembangan lingkungan.
3. Implementasi
Sepakati bersama untuk mencapai tujuan menurunkan kolesterol.
–  Ny. M. mempunyai kemauan untuk memelihara diet makanan harian tiap 3 hari.
–  Ny. M. mempunyai kemauan untuk mempelajari kolesterol dan pengaruhnya
terhadap fungsi kasdiovaskuler.
–  Ny. M. mempunyai kemauan untuk mengetahui kandungan kolesterol dalam fast
foods.
–   Ny. M. mempunyai kemauan untuk mempelajari jenis makanan rendah kolesterol
dan bagaimana menurunkan kadar kolesterol.
–   Menganalisa bersama makanan sehari-hari dan bagaimana mengkonsumsikannya.
–   Menentukan bersama menu makanan.

11
4. Evaluasi
–  Apakah Ny. M mengeti tentang gaya hidupnya dan risiko terjadinya serangan
jantung atau stroke?
–  Apakah Ny. M. telah memilih jenis makanan rendah kolesterol.
–  Apakah kadar kolesterol Ny. M. sudah turun (normal).
–  Apakah Ny. M. mengalami penurunan self care dificit.
–  Apakah support educative system efektif dalam meningkatkan self care pada Ny.
M.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan mempelajari model kosep atau teori keperawatan sebagaimana
disampaikan dimuka maka dapat disimpulkan bahwa perawat harus memahami apa
yang harus dilakukan secara tepat dan akurat sehingga klien dapat memperoleh haknya
secara tepat dan benar. Asuhan keperawatan dengan pemilihan model konsep atau teori
keperawatan yang sesuai dengan karakteristik klien dapat memberikan asuhan
keperawatan yang relevan.Model konsep atau teori keperawatan self care mempunyai
makna bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan - kebutuhan self care dan mereka
mempunyai hak untuk memperolehya sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan
demikian perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi merawat dirinya sendiri
pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat menentukan tingkat bantuan yang
akan diberikan.

3.2 Saran
Untuk dapat menerapkan model konsep atau teori keperawatan ini diperlukan suatu
pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan sehingga
diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang therapeutik.

13

Anda mungkin juga menyukai