Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KEGIATAN

SISTEM PEMBAYARAN TUNAI & NON TUNAI

Di susun oleh :

Nama : Nadia Talitha

Kelas : X-11

SMA NEGERI 1 DEMAK


TAHUN AJARAN 2023/2024
Jl. Sultan Fatah No.85,Katonsari, Kecamatan Demak
Kabupaten Demak, Jawa Tengah 595616
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua,

sehingga berkat Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini “LAPORAN KEGIATAN SISTEM

PEMBAYARAN TUNAI & NON TUNAI ”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat

memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri

maupun kepada pembaca umumnya serta memberi inpirasi.

Demak, Januari 2024

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pembayaran merupakan salah satu aktivitas penting pada setiap transaksi dalam kegiatanekonomi. Dengan
perkembangan teknologi yang semakin pesat, semakin banyak dan semakinbesarnya nilai transaksi serta risiko,
dibutuhkan adanya sistem pembayaran dan alatpembayaran yang cepat, lancar dan aman. Keberhasilan
sistem pembayaran akan dapatmendukung perkembangan sistem keuangan dan perbankan. Sebaliknya
ketidaklancaran ataukegagalan sistem pembayaran akan memberikan dampak yang kurang baik pada
kestabilanperekonomian.Selanjutnya pada bab ini kita akan membahas tentang sistem pembayaran yang
meliputisejarah perkembangan sistem pembayaran, peran dan tugas Bank Indonesia dalam sistempembayaran dan
Alat pembayaran yang meliputi Alat pembayaran tunai dan alat pembayarannon tunai.Betapa pentingnya peranan
sistem pembayaran bagi suatu perekonomian. Pentingnyasistem pembayaran bagi perekonomian secara
sederhana dapat dianalogikan ibarat salurandarah dalam tubuh manusia, dan tubuh manusia diibaratkan
sebagai perekonomian. Jikaperedaran darah melalui saluran tersebut lancar, maka darah yang berisi energi dan zat
yangdibutuhkan akan tersalurkan keseluruh organ tubuh dengan baik, sehingga orang akan sehat. Demikian pula
sistem pembayaran. Adanya mekanisme sistem pembayaran yang dapatberjalan dengan lancar akan
berpengaruh terhadap maju-mundurnya ekonomi suatu negara.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui alat pembayaran tunai.
2. Untuk mengetahui alat pembayaran non tunai.

1.3 Manfaat
1. Mengetahui alat pembayaran tunai.
2. Mengetahui alat pembayaran non tunai.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pembayaran


Pembayaran adalah perpindahan nilai antara dua belah pihak (secara sederhana kita memakai
istilah pembeli dan penjual), dimana secara bersamaan terjadi perpindahan barang

dan jasa. Maka, proses pembayaran antara kedua belah pihak dalam kegiatan ekonomi digambarkan
sebagai berikut.

Gambar 6.2 Kegiatan pemindahan kepemilikan barang/jasa Sumber :


Bank Indonesia
Secara garis besar, sistem pembayaran dibagi menjadi dua jenis, yaitu sistem

pembayaran tunai dan sistem pembayaran non-tunai.

a. Sistem Pembayaran Tunai


Sistem pembayaran tunai sudah dilakukan sejak ditemukannya uang sebagai alat

pembayaran tunai. Sistem pembayaran tunai biasanya terjadi di antara kedua belah pihak,

baik individu, kelompok, lembaga, maupun negara. Sistem pembayaran tunai sudah sering terjadi
setiap hari dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti kamu membeli buku tulis di toko
buku, ayahmu membeli keperluan kantor, dan ibumu membeli kebutuhan harian di pasar.

Gambar 6.3 Instrumen pembayaran tunai berupa uang kartal.

Sumber : Bank Indonesia


b. Sistem Pembayaran Non Tunai
Sistem pembayaran nontunai melibatkan lembaga perantara agar dana tersebut dapat

benar-benar efektif berpindah dari pihak yang menyerahkan ke pihak penerima. Jika kedua

pihak yang terlibat merupakan nasabah pada bank yang sama, proses perpindahan dana lebih sederhana.
Bank tersebut cukup melakukan proses pemindahbukuan dari rekening yang satu

ke rekening lainnya. Namun, tidak demikian halnya jika kedua pihak merupakan nasabah
bank pada bank yang berbeda. Untuk hal tersebut diperlukan suatu lembaga lain yang dikenal sebagai
lembaga kliring yang mengakomodir transaksi antarbank tersebut.
Implikasi dari suatu transaksi pembayaran adalah adanya pihak yang harus membayar dan pihak
penerima pembayaran. Dalam transaksi non-tunai, pihak yang bertransaksi
biasanya menggunakan jasa lembaga perantara seperti bank untuk melakukan pembayaran lewat
mekanisme kliring antarbank dan menggunakan warkat bank seperti cek dan bilyet giro sebagai instrumen
pembayaran nontunai.

Gambar 6.4 Instrumen pembayaran nontunai, salah satunya berupa kartu kredit.

Sumber : Bank Indonesia


2.2 Alat Pembayaran
Mari kita review kembali mengenai alat pembayaran yang kita kenal saat ini hingga ke asal
mula terjadinya alat pembayaran. Alat pembayaran sekarang ini berkembang sedemikian pesat dan maju.
Coba kamu amati dalam kehidupan sehari-hari. Sudah banyak orang di lingkup negara manapun
mengenal alat pembayaran. Sekarang, cobalah kamu

menengok ke belakang, yakni awal mula alat pembayaran itu dikenal, sistem barter antarbarang yang
diperjualbelikan adalah kelaziman di era pramodern.
Dalam perkembangannya, mulai dikenal satuan tertentu yang memiliki nilai pembayaran yang lebih
dikenal dengan uang. Hingga saat ini, uang masih menjadi salah satu alat
pembayaran utama yang berlaku di masyarakat. Selanjutnya, alat pembayaran terus

berkembang dari alat pembayaran tunai (cash based) ke alat pembayaran nontunai (non cash) seperti alat
pembayaran berbasis kertas (paper based), misalnya, cek dan bilyet giro. Selain itu dikenal juga alat
pembayaran paper less seperti transfer dana elektronik dan alat
pembayaran memakai kartu (card-based) (ATM, Kartu Kredit, Kartu Debit dan Kartu

Prabayar).
Untuk memperlancar berkembangnya kegiatan ekonomi, pembayaran atas transaksi keuangan digunakan
suatu alat pembayaran, yang terdiri atas sebagai berikut.
a.Alat Pembayaran Tunai
Kamu sudah sering menggunakan alat pembayaran tunai. Alat pembayaran nontunai kita kenal dalam
bentuk uang kertas dan uang logam. Berbagai jenis uang kertas dan uang logam dikeluarkan oleh
pemerintah dari tahun ke tahun, ada yang ditarik dari peredaran dan diganti dengan bentuk atau model
baru. Berikut gambar uang kertas dan uang logam yang sering kita

gunakan sehari-hari.

Gambar 6.6 Alat pembayaran tunai sebagai alat pembayaran utama dalam transaksi sehari- hari.

Uang benda adalah barang yang disukai oleh setiap orang dan diterima oleh semua pihak sebagai alat
penukar (generally acepted). Macam-macam barang yang pernah dipakai sebagai uang benda antara lain:
kerang, ternak, batu intan, perhiasan, garam, senjata, tembakau, dan teh. Pada mulanya uang benda
tersebut berfungsi sebagai alat untuk mempermudah
pertukaran barang dengan barang tetapi akhirnya uang benda tersebut berkembang sebagai alat pengukur
nilai barang dan jasa, misalnya sehelai kain sarung dinilai sama dengan 10 kg
beras ditukar dengan seekor kambing yang dinilai sama dengan 300 kg beras sehingga untuk
mendapatkan seekor kambing diperlukan 30 potong kain sarung (300: 10 = 30). Sampai pada suatu saat
disadari bahwa tukar menukar dengan uang benda dirasakan tidak memuaskan.
Uang benda sulit dipecah-pecah menjadi satuan yang lebih kecil untuk memenuhi keperluan yang kecil-
kecil, selain itu untuk keperluan yang besar membawa uang benda dirasakan kurang praktis dan
merepotkan. Karena itu orang mencari barang yang lebih praktis sebagai alat pembayaran. Akhirnya
logam mulia (khususnya emas dan perak) yang paling banyak dipakai karena memenuhi semua syarat-
syarat uang.
• Uang Logam

Uang logam yang dibuat dari emas dan perak telah mulai digunakan sejak abad
ketujuh sebelum Masehi. Pada awalnya bentuk uang ini belum diatur sedemikian

rupa sehingga orang bebas untuk membuat dan meleburnya. Untuk setiap kali membuat uang,
orang harus menimbang, dan menentukan kadarnya untuk
menentukan nilainya. Karena hal ini merepotkan maka lambat laun akhirnya mata uang
dibuat/ditempa oleh raja-raja/penguasa setempat. Potongan-potongan logam mulia yang
dijadikan mata uang diberi bentuk tertentu dan diberi tanda atau cap resmi sebagai jaminan kadar
dan beratnya dan diberi angka untuk menentukan nilainya.
Nilai bahan uang (emas/perak yang termuat di dalam mata uang) disebut nilai instrinsik,
sedangkan angka yang dicap pada mata uang untuk menyatakan nilainya disebut nilai nominal.


Uang Tanda
Untuk keperluan sehari-hari, diperlukan uang yang bernilai satuan kecil. Untuk itu
pada umumnya digunakan logam lain seperti perak dan perunggu untuk dibuat uang yang
bernilai kecil. Dengan demikian ada dua atau tiga macam uang logam yang beredar sebagai alat
pembayaran, yaitu mata uang emas dan mata uang

perak/perunggu.

Uang yang nilai nominalnya lebih besar dari pada nilai instrinsiknya disebut uang tanda
(token money). Bentuk uang ini pertama kali diedarkari di Inggris pada tahun 1816.


Uang Kertas
Untuk menyelesaikan transaksi-transaksi dalam jumlah yang besar

penggunaan uang yang terbuat dan logam mulia banyak mengalami kesulitan, antara lain:
o membawa uang logam dalam jumlah besar merupakan beban berat.

o memerlukan biaya transportasi yang besar dan risiko yang tinggi.

o persediaan logam emas tidak mencukupi lagi untuk volume perdagangan yang semakin
besar.
Atas kesulitan tersebut kemudian beredarlah uang kertas. Peristiwa awalnya terjadi

sekitar abad ke-16, yang dimulai oleh tukang-tukang emas yang berada di
London (Inggris), Amsterdam (Belanda), dan Atwerpen de Leuven (Belgia) yang

bersedia menerima titipan uang emas dan uang perak (kemudian berkembang menjadi bank).
Sebagai tanda penitipan diberikan tanda deposito yang dikenal denganGoldsmith’s
note. Goldsmith’s note tersebut merupakan bukti bahwa tukang emas mempunyai hutang.
Lambat laun tanda deposito itu diterima sebagai alat

pembayaran atau menjadi uang kertas. Goldsmith’s note ini dijamin oleh 100% emas dan
merupakan bentuk asli uang kertas bank.
Dengan berlakunya uang kertas terdapat beberapa keuntungan yang dapat diperoleh antara
lain:
a) biaya pembuatan uang kertas relatif murah dibandingkan mencetak uang logam,
b) pengiriman uang kertas dalam jumlah besar lebih mudah, c)
penggunaan logam mulia dapat lebih meluas,
d) penambahan jumlah uang sesuai keperluan dapat dilaksanakan dengan cepat, sehingga tidak
mengganggu pasar.

• Uang Giral (Deman Deposits)

Pemakaian uang kertas dirasakan kurang mampu melayani perkembangan

perekonomian yang pesat dewasa ini, sebab untuk transaksi yang besar pengiriman uang kertas
memerlukan pengamanan yang ketat, sehingga resiko kerusakan dan kehilangan semakin besar,
dan dianggap kurang praktis. Untuk itulah disamping uang kertas juga beredar uang giral,
seperti cek, giro, kartu kredit serta alat pembayaran lain yang berfungsi sebagai uang.

Uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan

(deposito) di bank yang dapat ditarik setiap saat sesuai kebutuhan dengan menggunakan cek,
bilyet giro, dan perintah pembayaran (telegraphic transfer). Uang
ini hanya beredar di kalangan tertentu saja, sehingga masyarakat mempunyai hak untuk
menolak jika ia tidak mau barang atau jasa yang diberikannya dibayar dengan uang ini.

a. Alat Pembayaran Nontunai

Pastilah tidak ada yang asing dengan alat pembayaran nontunai ini. Salah satu bentuk alat
pembayaran nontunai yang sering kita pakai adalah ATM. ATM merupakan salah satu
bagian dari uang elektronik. Lalu, apakah pengertian alat pembayaran nontunai itu?

Alat pembayaran nontunai adalah alat pembayaran dengan tidak memakai uang kartal (uang kertas dan
logam), yang terdiri atas paper based (cek/BG), APMK (Alat Pembayaran
Menggunakan Kartu), dan uang elektronik. Alat pembayaran nontunai sudah berkembang dan semakin
lazim dipakai masyarakat. Kenyataan ini memperlihatkan kepada kita bahwa jasa
pembayaran nontunai yang dilakukan bank maupun lembaga selain bank (LSB), baik dalam

proses pengiriman dana, penyelenggara kliring maupun sistem penyelesaian akhir ( settlement ) sudah
tersedia dan dapat berlangsung di Indonesia. Transaksi pembayaran nontunai dengan

nilai besar diselenggarakan Bank Indonesia melalui sistem BI-RTGS ( Real Time Gross Settlement ),
dan sistem kliring.

Gambar 6.7 Cek, salah satu alat pembayaran nontunai.

• Kartu Kredit

Alat pembayaran non tunai yang pertama adalah kartu kredit. Kartu kredit ini termasuk
jenis atau bentuk card based yang dikeluarkan oleh pihak bank untuk
pembayaran jasa ataupun barang yang pembayarannya bisa dibayar atau dilunasi di

bulan berikutnya

• Kartu ATM
Alat pembayaran non tunai yang kedua adalah kartu ATM. Kartu ATM ini termasuk
bentuk alat pembayaran tunai card based, kartu ATM ini akan anda dapatkan saat membuka
rekening atau tabungan dan menyimpan uang di sebuah bank. Kartu ATM ini bisa membantu
anda bertransaksi tanpa harus meminta bantuan atau

berurusan dengan teller bank. Kartu ATM ini bisa anda gunakan untuk mentransfer uang atau
mengambil uang dari mesin ATM tanpa harus ke bank
• Alat pembayaran non tunai yang selanjutnya adalah berupa cek. Cek ini merupakan

bentuk alat pembayaran non tunai dengan bentuk paper based. Cek ini termasuk alat

pembayaran non tunai yang bisa anda gunakan untuk melakukan pembayaran dengan jumlah yang

besar. Cek sendiri memiliki 3 jenis yaitu cek silang, cek atas nama dan cek atas unjuk.

• Bilyet Giro
Alat pembayaran non tunai yang berikutnya adalah bilyet giro. Bilyet giro ini merupakan
surat perintah dari seorang nasabah bank untuk memindahbukukan sejumlah dana dari pemilik
rekening atau rekening yang bersangkutan ke rekening
penerima.

• 5. E-Money

Alat pembayaran non tunai yang kelima adalah E-money. E-money adalah sebuah kartu
elektronik yang dapat di gunakan untuk alat pembayaran atas dasar nilai uang atau dana yang
sudah disetorkan terlebih dahulu. Jumlah setoran ini berkisar

antara satu juta sampai lima juta. Dana atau uang ini disimpan secara elektronik untuk digunakan
sebagai pembayaranya yang dilakukan secara elektronik atau non tunai.
Selain kelebihan di atas tadi yang lebih mudah, efisien dan aman bertransaksi
menggunakan alat pembayaran non tunai ini tentu memiliki kekurangan. Namun
banyak orang yang lebih memilih menggunakan alat pembayaran non tunai ini untuk melakukan
transaksi apalagi untuk orang yang sibuk dan tidak memiliki waktu untuk melakukan pembayaran
cash atau tunai.
Demikian tadi adalah beberapa alat pembayaran non tunai yang bisa anda gunakan untuk
mempermudah transaksi atau pembayaran anda. Semoga info ini

membantu dan bermanfaat.

2.3 Langkah-langkah penggunaan alat pembayaran


a. alat pembayaran tunai
1. Pastikan kamu memiliki uang tunai yang cukup untuk melakukan pembayaran.
2. Identifikasi total biaya transaksi atau pembelian yang akan kamu bayar dengan uang
tunai.
3. Ambil uang tunai dari dompet atau tempat penyimpanan uangmu.
4. Hitung jumlah uang tunai yang dibutuhkan untuk pembayaran sesuai dengan total biaya
transaksi.
5. Serahkan uang tunai tersebut kepada pihak yang menerima pembayaran, seperti kasir
atau penjual.
6. Terima kembalian, jika ada, dan pastikan jumlahnya sesuai dengan yang seharusnya.
7. Simpan struk atau bukti pembayaran sebagai referensi atau rekam transaksi.
8. Pastikan tidak ada kesalahan dalam proses pembayaran tunai dan periksa kembali uang
kembalian yang diterima.
b. alat pembayaran non tunai

1. Pilih alat pembayaran non-tunai yang ingin kamu gunakan, seperti kartu kredit, kartu

debit, atau aplikasi pembayaran digital.

2. Pastikan alat pembayaran tersebut aktif dan memiliki saldo atau kredit yang mencukupi.

3. Tempel atau masukkan kartu pembayaran ke dalam mesin pembaca atau terminal

pembayaran.

4. Ikuti petunjuk yang muncul di layar, seperti memasukkan PIN, menunggu persetujuan,

atau melakukan otentikasi lainnya.

5. Jika menggunakan aplikasi pembayaran digital, buka aplikasi tersebut di smartphone

atau perangkat yang sesuai.

6. Pilih opsi pembayaran yang diinginkan dan ikuti langkah-langkah yang ditentukan oleh

aplikasi.

7. Tunggu konfirmasi transaksi, baik itu dalam bentuk tanda terima, notifikasi di aplikasi,

atau tanda lainnya.

8. Pastikan untuk menyimpan bukti transaksi, seperti struk atau konfirmasi digital, sebagai

referensi.

9. Jika diperlukan, periksa rekening atau riwayat transaksi untuk memastikan bahwa

pembayaran telah berhasil.

10. Pastikan keamanan informasi pribadi selama proses pembayaran non-tunai.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan paparan diatas secara umum sistem pembayaran adalah sistem yang
mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan
pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi dan
merupakan suatu sistem yang terdiri atas sekumpulan ketentuan yang didalamnya terkandung
hukum, standar, prosedur dan mekanisme teknis operasional pembayaran yang dipergunakan
dalam melakukan pertukaran suatu nilai uang antara dua pihak dalam suatu wilayah negara
maupun secara internasional dengan memakai instrumen pembayaran yang diterima dan disepakati
sebagai alat pembayaran.
DOKUMENTASI

Pembayaran Tunai

Pembayaran Non Tunai

Anda mungkin juga menyukai