Anda di halaman 1dari 18

-MAKALAH EKONOMI

ALAT PEMBAYARAN DALAM PEREKONUMIAN INDONESIA

Untuk Memenuhi Nilai Mata Pelajaran Ekonomi Semester Genap

Kelas X IPS 2

Disusun oleh :

1. Aisah Putri Agustini 222303041

2. Danang Permana 222303047

3. Gusman Dafa Triansyah 222303053

4. Keisya Maghfira 222303056

5. Kenzie Taufik Muhradah 222303057

6. Nur Aini 222303067

Nama Sekolah

Jl. Ir. H. Juanda KM. 2, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan, 15412

Tahun 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan dan karunianya,
yang telah memberikan petunjuk serta pedoman bagi hidup manusia. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Makalah Mata Pelajaran Ekonomi Semester Genap yang berjudul “alat
pembayaran dalam Perekonomian Indonesia” dapat kami selesaikan dengan baik. Susunan
makalah ini penulis peroleh dari buku-buku maupun sumber lain yang penulis jadikan
referensi.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, guru pembimbing kami
Sarah Sita Qomariah, S.E dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami
dalam berbagai hal.

Penulis mengharapkan saran dan kritikan yang dapat dijadikan pertimbangan dan
pembangunan untuk masa yang akan datang. Harapan penulis semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Akhirnya kepada Allah SWT penulis berdoa dan memohon
semoga segala bantuan yang diberikan mendapat balasan dan menjadi amal shaleh disisi
Allah SWT.

Tangerang Selatan, 06 Januari 2023

Kelompok Bath
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..……….i

DAFTAR ISI………………………………………………………..………………….……..ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………….………………………..
1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………1
1.2.1 Apa yang dimaksud sistem
pembayaran ?.....................................................1
1.2.2 Apa pengertian alat pembayaran ?...............................................................
1
1.2.3 Betapa pentingnya peranan alat pembayaran bagi suatu perekonomian ?...
1
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………..………….2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….
2

2.1 Pengertian sistem bembayaran …………………...


……………………………...2

2.2 Pengertian alat pembayaran………………….………………………………….


4

2.3 Macam–macam alat pembayaran ……………..…………………………………


5

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………...


11

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………. 12
3.2 Saran …………………………………………………………………………...13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….
14
LAMPIRAN………………………………………………………………..………………. 15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembayaran merupakan salah satu aktivitas penting pada setiap transaksi dalam
kegiatan ekonomi. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, semakin banyak
dan semakin besarnya nilai transaksi serta resiko jadi dibutuhkan adanya Negara
pembayaran, alat pembayaran yang cepat dan aman. Keberhasilan Negara pembayaran
akan dapat mendukung perkembangan Negara keuangan dan perbankan. Sebaliknya
ketidak lancaran atau kegagalan Negara pembayaran akan memberikan dampak yang
kurang baik pada kestabilan perekonomian.
Selanjutnya pada bab ini kita akan membahas tentang Negara pembayaran yang
meliputi sejarah perkembangan Negara pembayaran, peran dan tugas Bank Indonesia
dalam Negara pembayaran dan Alat pembayaran yang meliputi Alat pembayaran tunai.
Betapa pentingnya peranan pembayaran negara bagi suatu perekonomian.
Pentingnya Negara pembanyaran bagi perekonomian secara sederhana dapat dianologikan
ibarat saluran darah dalam tubuk manusia,dan tubuh diibaratkan sebagai perekonomian.
Jika peredaran darah melalui saluran tersebut Negara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu:
1.2.1 Apa yang dimaksud sistem pembayaran ?
1.2.2 Apa pengertian dari alat pembayaran itu ?
1.2.3 Betapa pentingnya peranan alat pembayaran bagi suatu perekonomian?
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian kali ini untuk memberi tahu kalian seperti apa alat pembayaran ada
beberapa macam alat pembayaran, cara kerja alat pembanyaran.alat pembayaran itu bukan
hanya uang tetapi ada kartu ATM, kartu debit, cek dan masih bannyak lagi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pembayaran

Pembayaran adalah perpindahan nilai antara dua belah pihak (secara sederhana kita
memakai istilah pembeli dan penjual), dimana secara bersamaan terjadi perpindahan
barang dan jasa. Maka, proses pembayaran antara kedua belah pihak dalam kegiatan
ekonomi digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1
Kegiatan pemindahan kepemilikan barang/jasaSumber : Bank Indonesia
Secara garis besar, sistem pembayaran dibagi menjadi dua jenis, yaitu sistem
pembayaran tunai dan sistem pembayaran non-tunai.

a. Sistem Pembayaran Tunai

Sistem pembayaran tunai sudah dilakukan sejak ditemukannya uang sebagai alat
pembayaran tunai. Sistem pembayaran tunai biasanya terjadi di antara kedua belah
pihak, baik individu, kelompok, lembaga, maupun negara. Sistem pembayaran tunai
sudah sering terjadi setiap hari dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti kamu membeli
buku tulis di toko buku, ayah membeli keperluan kantor, dan ibu membeli kebutuhan
harian di pasar.

Gambar 2
Instrumen pembayaran tunai berupa uang kartal.Sumber : Bank Indonesi
b. Sistem Pembayaran Non Tunai

Sistem pembayaran non tunai melibatkan lembaga perantara agar dana tersebut
dapat benar-benar efektif berpindah dari pihak yang menyerahkan ke pihak penerima.
Jika kedua pihak yang terlibat merupakan nasabah pada bank yang sama, proses
perpindahan dana lebih sederhana. Bank tersebut cukup melakukan proses pemindah
bukuan dari rekening yang satu kerekening lainnya. Namun, tidak demikian halnya jika
kedua pihak merupakan nasabah bank pada bank yang berbeda. Untuk hal tersebut
diperlukan suatu lembaga lain yang dikenal sebagai lembaga kliring yang
mengakomodir transaksi antarbank tersebut.
Implikasi dari suatu transaksi pembayaran adalah adanya pihak yang harus
membayar dan pihak penerima pembayaran. Dalam transaksi non-tunai, pihak yang
bertransaksi biasanya menggunakan jasa lembaga perantara seperti bank untuk
melakukan pembayaran lewat mekanisme kliring antarbank dan menggunakan warkat
bank seperti cek dan bilyet giro sebagai instrumen pembayaran nontunai.

Gambar 3
Instrumen pembayaran nontunai, salah satunya berupa kartu kredit.Sumber : Bank Indonesia
2.2 Alat Pembayaran

Mari kita review kembali mengenai alat pembayaran yang kita kenal saat ini
hingga keasal mula terjadinya alat pembayaran. Alat pembayaran sekarang ini
berkembang sedemikian pesat dan maju. Coba kamu amati dalam kehidupan sehari-hari.
Sudah banyak orang di lingkup negara manapun mengenal alat pembayaran. Sekarang,
cobalah kamu menengok ke belakang, yakni awal mula alat pembayaran itu dikenal,
sistem barter antar barang yang diperjual belikan adalah kelaziman di era pramodern.

Dalam perkembangannya, mulai dikenal satuan tertentu yang memiliki nilai


pembayaran yang lebih dikenal dengan uang. Hingga saat ini, uang masih menjadi salah
satu alat pembayaran utama yang berlaku di masyarakat. Selanjutnya, alat pembayaran
terus berkembang dari alat pembayaran tunai (cash based) ke alat pembayaran non tunai
(non cash) seperti alat pembayaran berbasis kertas (paper based), misalnya, cek dan
bilyet giro. Selain itu dikenal juga alat pembayaran paper less seperti transfer dana
elektronik dan alat pembayaran memakai kartu (card-based) (ATM, Kartu Kredit, Kartu
Debit dan Kartu Prabayar).
2.3 Macam – macam Alat Pembayaran
a. Alat Pembayaran Tunai
Kamu sudah sering menggunakan alat pembayaran tunai. Alat pembayaran tunai
kita kenal dalam bentuk uang kertas dan uang logam. Berbagai jenis uang kertas dan
uang logam dikeluarkan oleh pemerintah dari tahun ke tahun, ada yang ditarik dari
peredaran dan diganti dengan bentuk atau model baru. Berikut gambar uang kertas
dan uang logam yang sering kitagunakan sehari-hari.

Gambar 4

Alat pembayaran tunai sebagai alat pembayaran utama dalam transaksi sehari-hari.

Uang benda adalah barang yang disukai oleh setiap orang dan diterima oleh semua
pihak sebagai alat penukar (generally acepted). Macam-macam barang yang pernah
dipakai sebagai uang benda antara lain: kerang, ternak, batu intan, perhiasan, garam,
senjata, tembakau, dan teh.
Pada mulanya uang benda tersebut berfungsi sebagai alat untuk
mempermudah pertukaran barang dengan barang tetapi akhirnya uang benda tersebut
berkembang sebagai alat pengukur nilai barang dan jasa, misalnya sehelai kain sarung
dinilaisama dengan 10 kg beras ditukar dengan seekor kambing yang dinilai sama
dengan 300 kg beras sehingga untuk mendapatkan seekor kambing diperlukan 30
potong kain sarung (300:10 = 30). Sampai pada suatu saat disadari bahwa tukar
menukar dengan uang benda dirasakan tidak memuaskan. Uang benda sulit dipecah-
pecah menjadi satuan yang lebih kecil untuk memenuhi keperluan yang kecil-kecil,
selain itu untuk keperluan yang besar membawa uang benda dirasakan kurang praktis
dan merepotkan. Karena itu orang mencari barang yang lebih praktis sebagai alat
pembayaran. Akhirnya logam mulia (khususnya emas dan perak) yang paling banyak
dipakai karena memenuhi semua syarat-syarat uang.
1. Uang Logam
 Uang logam yang dibuat dari emas dan perak telah mulai digunakan
sejak abad ketujuh sebelum Masehi. Pada awalnya bentuk uang ini belum
diatur sedemikian rupa sehingga orang bebas untuk membuat dan meleburnya.
Untuk setiap kali membuat uang, orang harus menimbang, dan menentukan
kadarnya untuk menentukan nilainya.Karena hal ini merepotkan maka lambat
laun akhirnya mata uang dibuat atau ditempa oleh raja-raja atau penguasa
setempat. Potongan-potongan logam mulia yang dijadikan mata uang diberi
bentuk tertentu dan diberi tanda atau cap resmi sebagai jaminan kadar dan
beratnya dan dan diberi angka untuk menentukan nilainya.

2. Uang Tanda

 Untuk keperluan sehari-hari, diperlukan uang yang bernilai satuan


kecil. Untuk itu pada umumnya digunakan logam lain seperti perak dan
perunggu untuk dibuat uang yang bernilai kecil. Dengan demikian ada dua
atau tiga macam uang logam yang beredar sebagai alat pembayaran, yaitu
mata uang emas dan mata uang perak atau perunggu. Uang yang nilai
nominalnya lebih besar dari pada nilai instrinsiknya disebut uang tanda (token
money). Bentuk uang ini pertama kali diedarkan di Inggris pada tahun 1816.

3.Uang Kertas

 Untuk menyelesaikan transaksi-transaksi dalam jumlah yang besar


pengguanaan uang yang terbuat dari logam mulia mengalami kesulitan antara
lain:

o membawa uang logam dalam jumlah besar merupakan beban berat.


o memerlukan biaya transportasi yang besar dan risiko yang tinggi.
o persediaan logam emas tidak mencukupi lagi untuk volume perdagangan
 yang semakin besar.

Atas kesulitan tersebut kemudian beredarlah uang kertas. Peristiwa


awalnya terjadi sekitar abad ke-16, yang dimulai oleh tukang-tukang emas yang
berada London (Inggris), Amsterdam (Belanda), dan Atwerpen de Leuven
(Belgia) yang bersedia menerima titipan uang emas dan uang perak (kemudian
berkembang menjadi bank). Sebagai tanda penitipan diberikan tanda deposito
yang dikenal dengan Goldsmith’s note. Goldsmith’s note tersebut merupakan
bukti bahwa tukang emas mempunyai hutang. Lambat laun tanda deposito itu
diterima sebagai alat pembayaran atau menjadi uang kertas. Goldsmith’s note
ini dijamin oleh 100% emas dan merupakan bentuk asli uang kertas bank.
Dengan berlakunya uang kertas terdapat beberapa keuntungan yang
dapatdiperoleh antara lain:

a)biaya pembuatan uang kertas relatif murah.


b)pengiriman uang kertas dalam jumlah besar lebih mudah,
c) penggunaan logam mulia dapat lebih meluas,
d)penambahan jumlah uang sesuai keperluan dapat dilaksanakan dengan
cepat,sehingga tidak mengganggu pasar.

4. Uang Giral (Demand Deposits)

Pemakaian uang kertas dirasakan kurang melayani perkembangan


perekonomian yang pesat dewasa ini, sebab untuk transaksi yang besar
pengiriman uang kertas memerlukan pengamanan yang ketat, sehingga resiko
kerusakan dan kehilangan semakin besar, dan dianggap kurang praktis. Untuk
itulah disamping uang kertas juga beredar uang giral, seperti cek, giro, kartu
kredit serta alat pembayaran lain yang berfungsi sebagai uang. Uang giral
adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) di
bank yang dapat ditarik setiap saat sesuai kebutuhan dengan menggunakan
cek, bilyet giro, dan perintah pembayaran (telegraphic transfer). Uang ini
hanya beredar di kalangan tertentu saja, sehingga masyarakat mempunyai hak
untuk menolak jika ia tidak mau barang atau jasa yang diberikannya dibayar
dengan uang ini.

b. Alat Pembayaran Nontunai

Alat pembayaran nontunai adalah alat pembayaran dengan tidak memakai uang
kartal (uang kertas dan logam), yang terdiri atas paper based (cek/BG), APMK (Alat
Pembayaran Menggunakan Kartu), dan uang elektronik. Alat pembayaran nontunai
sudah berkembang dan semakin lazim dipakai masyarakat. Kenyataan ini memper-
lihatkan kepada kita bahwa jasa pembayaran nontunai yang dilakukan bank maupun
lembaga selain bank (LSB), baik dalam proses pengiriman dana, penyelenggara
kliring maupun sistem penyelesaian akhir (settlement) sudah tersedia dan dapat
berlangsung di Indonesia. Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai besar
diselenggarakan bank Indonesia melalui system BI-RTGS (real time settlement) dan
system kriling.

gambar 5

Cek, salah satu alat pembayaran nontunai.

1. Kartu Kredit

Alat pembayaran non tunai yang pertama adalah kartu kredit. Kartu kredit
initermasuk jenis atau bentuk card based yang dikeluarkan oleh pihak bank
untuk pembayaran jasa ataupun barang yang pembayarannya bisa dibayar atau 
dilunasi di bulan berikutnya.

2. Kartu ATM

Alat pembayaran non tunai yang kedua adalah kartu ATM. Kartu ATM ini
termasuk bentuk alat pembayaran tunai card based, kartu ATM ini akan kalian
dapatkan saat membuka rekening atau tabungan dan menyimpan uang di
sebuah bank.Kartu ATM ini bisa membantu anda bertransaksi tanpa harus
meminta bantuan atau berurusan dengan teller bank.
3. Alat pembayaran non tunai yang selanjutnya adalah berupa cek. Cek ini
merupakan bentuk alat pembayaran non tunai dengan bentuk paper based.
Cek ini termasuk alat pembayaran non tunai yang bisa anda gunakan untuk
melakukan pembayaran dengan jumlah yang besar. Cek sendiri memiliki 3
jenis yaitu cek silang, cek atas nama dan cek atas unjuk.

4. Bilyet Giro Alat pembayaran non tunai yang berikutnya adalah bilyet giro.
Bilyet giro ini merupakan surat perintah dari seorang nasabah bank untuk
memindah bukukan sejumlah dana dari pemilik rekening atau rekening yang
bersangkutan ke rekening penerima.

5. E-Money Alat pembayaran non tunai yang kelima adalah E-money. E-money
adalah sebuah kartu elektronik yang dapat di gunakan untuk alat pembayaran
atas dasar nilai uang atau dana yang sudah disetorkan terlebih dahulu. Jumlah
setoran ini berkisar antara satu juta sampai lima juta. Dana atau uang ini
disimpan secara elektronik untuk digunakan sebagai pembayaran yang
dilakukan secara elektronik atau non tunai. Selain kelebihan di atas tadi yang
lebih mudah, efisien dan aman bertransaksi menggunakan alat pembayaran
non tunai ini tentu memiliki kekurangan. Namun banyak orang yang lebih
memilih menggunakan alat pembayaran non tunai ini untuk melakukan
transaksi apalagi untuk orang yang sibuk dan tidak memiliki waktu untuk
melakukan pembayaran cash atau tunai.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembayaran adalah perpindahan hak atas nilai antara pihak pembeli dan
pihak penjual yang secara bersamaan terjadi perpindahan hak atas barang atau jasa secara 
berlawanan. Perkembangan Sistem Pembayaran diawali dari sistem Sistem Pertukaran
Barter, Uang Logam, Uang Tanda, Uang Kertas, Uang Giral.

Peran Sistem Pembayaran dalam Perekonomian menjaga stabilitas keuangandan


perbankan, sebagai sarana transmisi kebijakan moneter serta sebagai alat untuk
meningkatkan efisiensi ekonomi suatu negara. Kewenangan Bank Indonesia dalam
Sistem Pembayaran adalah untuk menetapkan kebijakan, mengatur, melaksanakan, dan
memberi persetujuan, perizinan dan pengawasan atas penyelenggaraan jasa sistem
pembayaran.Dalam penyelenggaraan system pembayaran non tunai Indonesia memiliki
beberapa penyelenggara diantara lain:

1. 1.Cek (Cheque) adalah surat perintah pembayaran tidak bersyarat untuk


membayarkan sejumlah uang yang tertulis pada cek kepada orang yang namanya
tertera pada cek.
2. Bilyet Giro adalah surat perintah pembayaran bersyarat kepada bank penerbit untuk
memindah bukukan sejumlah dana kepada pihak penerima yang nama dan nomor
rekeningnya disebutkan, pada bank penerima dana.
3. Nota Debet adalah warkat yang dipergunakan untuk menagih sejumlah dana pada
bank lain untuk dimasukan ke rekening nasabah bank yang menerima warkab
tersebut.
4. Nota Kredit adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana pada bank lain
untuk untung bank atau nasabah bank yang menerima warkat tersebut.
5. Kartu kredit merupakan kartu yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga pembiayaan 
lainnya yang diberikan kepada nasabah untuk dipergunakan sebagai alat pembayaran
dan pengambilan uang tunai.
6. Kartu debit merupakan instrumen pembayaran berbasis kartu yang pembayarannya
dilakukan dengan pendebetan langsung ke rekening nasabah di bank penerbit kartu
tersebut.
3.2 Saran

Dalam Tulisan singkat ini kami ingin menyarankan kepada kalian, tugas yang
diberikan dapat dibuat dengan baik agar ke depannya kita menjadi siswa yang berguna untuk
bangsa kita dalam mengembangkan tugas serta selalu bersyukur pada tuhan yang mahakuasa.
Tulisan ini juga masih banyak kekurangan karena kami sadar manusia biasa tak luput
dari salah, oleh karena itu kami perlu kritikan dan solusi yang bersifat membangun agar ke
depannya lagi dapat di susun dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. 2004. Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/30/PBI/2004 Tentang


Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu.
Bank Indonesia. 2007. Laporan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2007 Tentang
Perkembangan Sistem Pembayaran. Pusat Pendidikan Dan Studi
Kebanksentralan.
Bank Indonesia. 2011. Laporan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2011 Tentang
Kelancaran Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang. Pusat
pendidikan dan Studi Kebanksentralan.
Bank Indonesia. 2013. Statistik Sistem Pembayaran-Alat Pembayaran
Menggunakan Kartu. http://www.bi.go.id. Diakses tanggal 10 februari
2013.
Bank Indonesia. 2013. Statistik Ekonomi Dan Keuangan Indonesia.
http://www.bi.go.id. Diakses tanggal 10 februari 2013.
Gujarati, Damodar N., 2003. Basic Econometrics, fourth edition, Mc Graw-Hill:
International Edition.
Humphrey, D. B. 2001. Payment Systems: Principles, Practice, and
Improvements. The World Bank, Washington, D. C.
Mankiw N. Gregory. 2003. Teori Makroekonomi, Edisi ke 4. Jakarta: Erlangga.
Mishkin, F. S. 2001. The Economic of Money Banking, and Financial Markets.
Sixth Edition. Addison Wesley Longman: Columbia University,
Columbia.
Muttaqin, Z. 2006. Analisis Pengaruh Penggunaan Alat Pembayaran dengan
Menggunakan Kartu dan Variabel-Variabel Makroekonomi terhadap
Permintaan Uang di Indonesia. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Nirmala, T. 2011. Alat Pembayaran Menggunakan Kartu dan Permintaan Uang
Kartal (Studi Kasus Indonesia dan Malaysia). [Tesis]. Program Ilmu
Magister dan Sains Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gajah
Mada.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai