Kelas X IPS 2
Disusun oleh :
Nama Sekolah
Jl. Ir. H. Juanda KM. 2, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan, 15412
Tahun 2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan dan karunianya,
yang telah memberikan petunjuk serta pedoman bagi hidup manusia. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Makalah Mata Pelajaran Ekonomi Semester Genap yang berjudul “alat
pembayaran dalam Perekonomian Indonesia” dapat kami selesaikan dengan baik. Susunan
makalah ini penulis peroleh dari buku-buku maupun sumber lain yang penulis jadikan
referensi.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, guru pembimbing kami
Sarah Sita Qomariah, S.E dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami
dalam berbagai hal.
Penulis mengharapkan saran dan kritikan yang dapat dijadikan pertimbangan dan
pembangunan untuk masa yang akan datang. Harapan penulis semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Akhirnya kepada Allah SWT penulis berdoa dan memohon
semoga segala bantuan yang diberikan mendapat balasan dan menjadi amal shaleh disisi
Allah SWT.
Kelompok Bath
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..……….i
DAFTAR ISI………………………………………………………..………………….……..ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….………………………..
1
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………. 12
3.2 Saran …………………………………………………………………………...13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….
14
LAMPIRAN………………………………………………………………..………………. 15
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan penelitian kali ini untuk memberi tahu kalian seperti apa alat pembayaran ada
beberapa macam alat pembayaran, cara kerja alat pembanyaran.alat pembayaran itu bukan
hanya uang tetapi ada kartu ATM, kartu debit, cek dan masih bannyak lagi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pembayaran adalah perpindahan nilai antara dua belah pihak (secara sederhana kita
memakai istilah pembeli dan penjual), dimana secara bersamaan terjadi perpindahan
barang dan jasa. Maka, proses pembayaran antara kedua belah pihak dalam kegiatan
ekonomi digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1
Kegiatan pemindahan kepemilikan barang/jasaSumber : Bank Indonesia
Secara garis besar, sistem pembayaran dibagi menjadi dua jenis, yaitu sistem
pembayaran tunai dan sistem pembayaran non-tunai.
Sistem pembayaran tunai sudah dilakukan sejak ditemukannya uang sebagai alat
pembayaran tunai. Sistem pembayaran tunai biasanya terjadi di antara kedua belah
pihak, baik individu, kelompok, lembaga, maupun negara. Sistem pembayaran tunai
sudah sering terjadi setiap hari dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti kamu membeli
buku tulis di toko buku, ayah membeli keperluan kantor, dan ibu membeli kebutuhan
harian di pasar.
Gambar 2
Instrumen pembayaran tunai berupa uang kartal.Sumber : Bank Indonesi
b. Sistem Pembayaran Non Tunai
Sistem pembayaran non tunai melibatkan lembaga perantara agar dana tersebut
dapat benar-benar efektif berpindah dari pihak yang menyerahkan ke pihak penerima.
Jika kedua pihak yang terlibat merupakan nasabah pada bank yang sama, proses
perpindahan dana lebih sederhana. Bank tersebut cukup melakukan proses pemindah
bukuan dari rekening yang satu kerekening lainnya. Namun, tidak demikian halnya jika
kedua pihak merupakan nasabah bank pada bank yang berbeda. Untuk hal tersebut
diperlukan suatu lembaga lain yang dikenal sebagai lembaga kliring yang
mengakomodir transaksi antarbank tersebut.
Implikasi dari suatu transaksi pembayaran adalah adanya pihak yang harus
membayar dan pihak penerima pembayaran. Dalam transaksi non-tunai, pihak yang
bertransaksi biasanya menggunakan jasa lembaga perantara seperti bank untuk
melakukan pembayaran lewat mekanisme kliring antarbank dan menggunakan warkat
bank seperti cek dan bilyet giro sebagai instrumen pembayaran nontunai.
Gambar 3
Instrumen pembayaran nontunai, salah satunya berupa kartu kredit.Sumber : Bank Indonesia
2.2 Alat Pembayaran
Mari kita review kembali mengenai alat pembayaran yang kita kenal saat ini
hingga keasal mula terjadinya alat pembayaran. Alat pembayaran sekarang ini
berkembang sedemikian pesat dan maju. Coba kamu amati dalam kehidupan sehari-hari.
Sudah banyak orang di lingkup negara manapun mengenal alat pembayaran. Sekarang,
cobalah kamu menengok ke belakang, yakni awal mula alat pembayaran itu dikenal,
sistem barter antar barang yang diperjual belikan adalah kelaziman di era pramodern.
Gambar 4
Alat pembayaran tunai sebagai alat pembayaran utama dalam transaksi sehari-hari.
Uang benda adalah barang yang disukai oleh setiap orang dan diterima oleh semua
pihak sebagai alat penukar (generally acepted). Macam-macam barang yang pernah
dipakai sebagai uang benda antara lain: kerang, ternak, batu intan, perhiasan, garam,
senjata, tembakau, dan teh.
Pada mulanya uang benda tersebut berfungsi sebagai alat untuk
mempermudah pertukaran barang dengan barang tetapi akhirnya uang benda tersebut
berkembang sebagai alat pengukur nilai barang dan jasa, misalnya sehelai kain sarung
dinilaisama dengan 10 kg beras ditukar dengan seekor kambing yang dinilai sama
dengan 300 kg beras sehingga untuk mendapatkan seekor kambing diperlukan 30
potong kain sarung (300:10 = 30). Sampai pada suatu saat disadari bahwa tukar
menukar dengan uang benda dirasakan tidak memuaskan. Uang benda sulit dipecah-
pecah menjadi satuan yang lebih kecil untuk memenuhi keperluan yang kecil-kecil,
selain itu untuk keperluan yang besar membawa uang benda dirasakan kurang praktis
dan merepotkan. Karena itu orang mencari barang yang lebih praktis sebagai alat
pembayaran. Akhirnya logam mulia (khususnya emas dan perak) yang paling banyak
dipakai karena memenuhi semua syarat-syarat uang.
1. Uang Logam
Uang logam yang dibuat dari emas dan perak telah mulai digunakan
sejak abad ketujuh sebelum Masehi. Pada awalnya bentuk uang ini belum
diatur sedemikian rupa sehingga orang bebas untuk membuat dan meleburnya.
Untuk setiap kali membuat uang, orang harus menimbang, dan menentukan
kadarnya untuk menentukan nilainya.Karena hal ini merepotkan maka lambat
laun akhirnya mata uang dibuat atau ditempa oleh raja-raja atau penguasa
setempat. Potongan-potongan logam mulia yang dijadikan mata uang diberi
bentuk tertentu dan diberi tanda atau cap resmi sebagai jaminan kadar dan
beratnya dan dan diberi angka untuk menentukan nilainya.
2. Uang Tanda
3.Uang Kertas
Alat pembayaran nontunai adalah alat pembayaran dengan tidak memakai uang
kartal (uang kertas dan logam), yang terdiri atas paper based (cek/BG), APMK (Alat
Pembayaran Menggunakan Kartu), dan uang elektronik. Alat pembayaran nontunai
sudah berkembang dan semakin lazim dipakai masyarakat. Kenyataan ini memper-
lihatkan kepada kita bahwa jasa pembayaran nontunai yang dilakukan bank maupun
lembaga selain bank (LSB), baik dalam proses pengiriman dana, penyelenggara
kliring maupun sistem penyelesaian akhir (settlement) sudah tersedia dan dapat
berlangsung di Indonesia. Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai besar
diselenggarakan bank Indonesia melalui system BI-RTGS (real time settlement) dan
system kriling.
gambar 5
1. Kartu Kredit
Alat pembayaran non tunai yang pertama adalah kartu kredit. Kartu kredit
initermasuk jenis atau bentuk card based yang dikeluarkan oleh pihak bank
untuk pembayaran jasa ataupun barang yang pembayarannya bisa dibayar atau
dilunasi di bulan berikutnya.
2. Kartu ATM
Alat pembayaran non tunai yang kedua adalah kartu ATM. Kartu ATM ini
termasuk bentuk alat pembayaran tunai card based, kartu ATM ini akan kalian
dapatkan saat membuka rekening atau tabungan dan menyimpan uang di
sebuah bank.Kartu ATM ini bisa membantu anda bertransaksi tanpa harus
meminta bantuan atau berurusan dengan teller bank.
3. Alat pembayaran non tunai yang selanjutnya adalah berupa cek. Cek ini
merupakan bentuk alat pembayaran non tunai dengan bentuk paper based.
Cek ini termasuk alat pembayaran non tunai yang bisa anda gunakan untuk
melakukan pembayaran dengan jumlah yang besar. Cek sendiri memiliki 3
jenis yaitu cek silang, cek atas nama dan cek atas unjuk.
4. Bilyet Giro Alat pembayaran non tunai yang berikutnya adalah bilyet giro.
Bilyet giro ini merupakan surat perintah dari seorang nasabah bank untuk
memindah bukukan sejumlah dana dari pemilik rekening atau rekening yang
bersangkutan ke rekening penerima.
5. E-Money Alat pembayaran non tunai yang kelima adalah E-money. E-money
adalah sebuah kartu elektronik yang dapat di gunakan untuk alat pembayaran
atas dasar nilai uang atau dana yang sudah disetorkan terlebih dahulu. Jumlah
setoran ini berkisar antara satu juta sampai lima juta. Dana atau uang ini
disimpan secara elektronik untuk digunakan sebagai pembayaran yang
dilakukan secara elektronik atau non tunai. Selain kelebihan di atas tadi yang
lebih mudah, efisien dan aman bertransaksi menggunakan alat pembayaran
non tunai ini tentu memiliki kekurangan. Namun banyak orang yang lebih
memilih menggunakan alat pembayaran non tunai ini untuk melakukan
transaksi apalagi untuk orang yang sibuk dan tidak memiliki waktu untuk
melakukan pembayaran cash atau tunai.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembayaran adalah perpindahan hak atas nilai antara pihak pembeli dan
pihak penjual yang secara bersamaan terjadi perpindahan hak atas barang atau jasa secara
berlawanan. Perkembangan Sistem Pembayaran diawali dari sistem Sistem Pertukaran
Barter, Uang Logam, Uang Tanda, Uang Kertas, Uang Giral.
Dalam Tulisan singkat ini kami ingin menyarankan kepada kalian, tugas yang
diberikan dapat dibuat dengan baik agar ke depannya kita menjadi siswa yang berguna untuk
bangsa kita dalam mengembangkan tugas serta selalu bersyukur pada tuhan yang mahakuasa.
Tulisan ini juga masih banyak kekurangan karena kami sadar manusia biasa tak luput
dari salah, oleh karena itu kami perlu kritikan dan solusi yang bersifat membangun agar ke
depannya lagi dapat di susun dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA