Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SISTEM PEMBAYARAN

TUGAS EKONOMI

Disusun oleh:

Kelompok 3 (X IPA 1)

Adelia Zahra Fauziah

Amanda Nurmubayani Permatasari

Farhan Pramudito

Mutiara Rengganis

Nadia Ananda Putri

Salsabilla Putri Nurimani

SMA NEGERI 1 CIMAHI

Jl. Pacinan No.22 A Cimahi Tengah Kota Cimahi Telp. (022) 6654778 Kode Pos
40525
Kata Pengantar

Bismillahhirahmannirahim
              Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah memberikan karunia-Nya
kepada kita semua sehingga pada hari ini kita masih dapat membaca makalah ini, dan telah
memberikan kesempatan kepada penyusun untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
guru tepat pada waktunya.
              Selama menyusun makalah ini pasti ada hambatan dan kesalahan dikarenakan
sedikitnya pengetahuan penyusun terhadap materi yang diangkat, karena campur tangan dari
beberapa pihak akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini, maka dari itu dengan
kerendahan hati penyusun ucapakan banyak terima kasih kepada seluruh pembimbing yang
telah membimbing selama proses penyusunan, dan akhirnya tersusunlah makalah yang diberi
judul “ Sistem Pembayaran”.
              Penyusun hanyalah manusia biasa yang pastinya memiliki segala kekurangan karena
kesempurnaan hanya milik Allah swt, maka dari itu kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan makalah ini sangat penyusun harapkan, semoga makalah ini berguna bagi
pembaca dan berguna bagi generasi yang akan datang, terimakasih.
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i    
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii   
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah .................................................................................................1
1.3.Tujuan Penulisan.. ..............................................................................,..................1
1.4.Manfaat ..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN  ........................................................................................ 2
2.1.Pengertian Sistem Pembayaran.............................................................................2
2.2 Komponen-komponen .Sistem Pembayaran.........................................................3
2.3 Prinsip Sistem Pembayaran...................................................................................4
2.4 Peran Sistem Pembayaran dalam Perekonomian...................................................4
2.6 Peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran.................................................5
2.7 Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Non Tunai oleh Bank Indonesia...............6
2.8 Risiko Sistem Pembayaran....................................................................................6

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 8


3.1.  Kesimpulan dan Saran ........................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembayaran merupakan salah satu aktivitas penting pada setiap transaksi dalam
kegiatan ekonomi. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, semakin banyak
dan semakin besarnya nilai transaksi serta risiko, dibutuhkan adanya sistem pembayaran dan
alat pembayaran yang cepat, lancar dan aman. Keberhasilan sistem pembayaran akan dapat
mendukung perkembangan sistem keuangan dan perbankan. Sebaliknya ketidaklancaran atau
kegagalan sistem pembayaran akan memberikan dampak yang kurang baik pada kestabilan
perekonomian.
Selanjutnya pada makalah ini penulis akan membahas tentang sistem pembayaran
yang meliputi sejarah perkembangan sistem pembayaran, peran dan tugas Bank Indonesia
dalam sistem pembayaran dan Alat pembayaran yang meliputi Alat pembayaran tunai dan
alat pembayaran non tunai.
Betapa pentingnya peranan sistem pembayaran bagi suatu perekonomian. Pentingnya
sistem pembayaran bagi perekonomian secara sederhana dapat dianalogikan ibarat saluran
darah dalam tubuh manusia, dan tubuh manusia diibaratkan sebagai perekonomian. Jika
peredaran darah melalui saluran tersebut lancar, maka darah yang berisi energi dan zat yang
dibutuhkan akan tersalurkan keseluruh organ tubuh dengan baik, sehingga orang akan sehat. 
Demikian pula sistem pembayaran. Adanya mekanisme sistem pembayaran yang dapat
berjalan dengan lancar akan berpengaruh terhadap maju-mundurnya ekonomi suatu negara.
Untuk lebih jelasnya mengenai sistem pembayaran akan dibahas di pembahasan
selanjutnya pada makalah ini.

1.2   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat penulis rumuskan masalah sebagai
berikut:
1.      Apa pengertian sistem pembayaran?
2.      Apa saja komponen- komponen yang membentuk sistem pembayaran?
3.      Bagaimana peran sistem pembayaran dalam perekonomian?
4.      Apa saja risiko dalam sistem pembayaran dan pengendalian? 
5.      Bagaimana peran bank indonesia dalam sistem pembayaran?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui pengertian sistem pembayaran.
2.      Untuk memahami komponen- komponen yang membentuk sistem pembayaran. 
3.      Untuk memahami peran sistem pembayaran dalam perekonomian. 
4.      Untuk memahami risiko dalam sistem pembayaran dan pengendalian.
5.      Untuk memahami peran bank indonesia dalam sistem pembayaran.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pembayaran


Pembayaran adalah aktivitas pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang
timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Pembayaran ini terjadi setiap hari, melibatkan ribuan
transaksi  ekonomi yang beraneka ragam, seperti seperti jual beli barang dan jasa, pembelian
dan pelunasan kredit, melibatkan miliaran rupiah dengan berbagai alat pembayaran seperti
pembayaran tunai dengan uang kartal, Cheque, Bilyet Giro, Wesel dan lain-lain.
Pembayaran yaitu  berpindahnya hak pemilikan atas sejumlah uang atau dan adari
pembayar kepada penerimanya, baik langsung maupun melalyui media jasa-jasa perbankan.
[1] Pembayaran adalah suatu tindakan menukarkan sesuatu ( uang/barang) dengan maksud
dan tujuan yang sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.[2]
Proses pembayaran memang mudah dan sederhana, tetapi bisa juga kompleks dan
sulit tergantung dari kompleks tidaknya transaksi ekonomi yang terjadi. Pembayaran secara
umum dapat diartikan sebagai “pindahnya kepemilikan hak atas dana dari pembayar kepada
penerimanya”.  Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pembayaran adalah
perpindahan hak atas nilai antara pihak pembeli dan pihak penjual yang secara bersamaan
terjadi perpindahan hak atas barang atau jasa secara berlawanan.
Pembayaran bukanlah sebagai suatu proses yang berdiri sendiri, yang terjadi secara
spontan tanpa ada kaitannya dengan transaksi lain, sebab setiap pembayaran merupakan
realisasi dari suatu transaksi ekonomi. Pembayaran dapat dilakukan secara tradisional
sederhana yang tidak memerlukan jasa bank, atau suatu proses yang cukup rumit, dimana 
lembaga perbankan mempunyai peran yang sangat penting dan memerlukan jasa-jasa
perantara karena tanpa jasa perantara tidak dapat terlaksana dengan aman cepat dan efisien.
Secara etimologi, kata sistem berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Systemo”, sedangkan
dalam Bahasa Inggris dikenal dengan “System” yang mempunyai satu pengertian yaitu
sehimpunan komponen atau bagian yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan
satu keseluruhan yang tidak terpisahkan. Lalu apa itu sistem pembayaran? Pengertian sistem
pembayaran yang lebih lengkap sebagaimana definisi sistem pembayaran menurut UU
No.23/1999 tentang Bank Indonesia pasal 1 angka 6: “Sistem yang mencakup seperangkat
aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna
memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi”.
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata,
seperti tempat, benda dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.[3]
Sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan, yang secara
bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama.[4]
Sistem Pembayaran adalah tata-cara atau prosedur yang saling berkaitan dalam
pemindahan sejumlah nilai uang (alat pembayaran) dari satu pihak ke pihak lain yang terjadi
karena adanya transaksi ekonomi. Adapun tata-cara atau prosedur yang digunakan dalam
pemindahan dana ini bermacam-macam dari cara-cara yang paling sederhana sampai dengan
sistem pemindahan nilai uang secara elektronik seperti saat ini. Tentu saja dalam sistem
pembayaran ini akan melibatkan berbagai lembaga sebagai perantara yang memberikan jasa
dalam hal penyelesaian pembayaran tersebut.
Pada tingkat yang paling dasar, sistem pembayaran adalah suatu cara yang disepakati
untuk mentransfer suatu nilai (value) antara pembeli dan penjual dalam suatu transaksi.
Sistem pembayaran memfasilitasi pertukaran barang dan jasa dalam suatu perekonomian. 
Dalam pandangan Manuel Guitian mantan Direktur the Monetary and Exchange
Affairs Department IMF, sistem pembayaran mencakup seperangkat alat dan sarana umum
yang diterima dalam melakukan pembayaran, kerangka kelembagaan dan organisasi yang
mengatur pembayaran tersebut (termasuk peraturan prudensial), dan prosedur operasi serta
jaringan komunikasi yang digunakan untuk memulai dan mengirimkan informasi pembayaran
dari pembayar kepada penerima dan menyelesaikan pembayaran. 
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank
Indonesia dikatakan bahwa sistem pembayaran adalah suatu sistem yang mencakup
seperangkap aturan, lembaga, dan mekanisme, yang digunakan untuk melaksanakan
pemindahan dana guna memenuhi suati kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi.
Sementara itu menurut Bank for Internasional Settlement (BIS), sistem pembayaran
mencakup seperangkat sarana, prosedur perbankan dan sistem transfer dana antarbank yang
menjamin sirkulasi uang. 
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem pembayaran merupakan sistem yang berkaitan
dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Hal ini juga melibatkan
berbagai lembaga, seperti bank sentral, bank umum, bank komersial dan lembaga keuangan
lainnya. Bank sentral dan bank umum atau bank komersial menjadi penyelenggara dan
penguna sistem pembayaran yang besar. 

2.2     Komponen- komponen yang Membentuk Sistem Pembayaran 


Adapun komponen-komponen yang membentuk sistem pembayaran adalah sebagai
berikut. 
1.      Alat pembayaran (payment instruments). Setiap transaksi pembayaran    memerlukan
beberapa bentuk alat pembayaran yang memenuhi standar fisik, hukum dan peraturan. Alat
pembayaran dapat dikelompokkan atas alat pembayaran tunai dan alat pembayaran nontunai.
Alat pembayaran tunai contoh sederhana dari alat pembayaran. Alat pembayaran tunai lebih
banyak memakai uang kartal (uang kertas dan logam). Sementara itu, alat pembayaran
nontunai memerlukan penggunaan satu atau lebih untuk menyelesaikan transaksi. 
2.      Sistem pembayaran yang memproses berbagai instrumen pembayaran (interbank fund
transfer system). Variasi cukup banyak tergantung pada alat pembayaran yang diprosesnya.
Faktor penting yang memengaruhi pengoprasian sistem transfer dana antarbank adalah
penggunaan teknologi informasi. Pengolahan data elektronik dan telekomunikasi, misalnya,
telah memungkinkan pengenalan Real Time Gross Settlement System (RTGS). RTGS adalah
proses penyelesaian akhir transaksi (settlement) pembayaran yang dilakukan per transaksi
dan bersifat real time. 
3.      Lembaga yang memproses sistem pembayaran (payment systems operators). Di Indonesia
lembaga tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
a.       Bank Indonesia menggunakan sistem BI-RTGS dan SKNBI. Dengan BI-RTGS, Bank
Indonesia memproses setelmen transfer kredit antarbank untuk high value transfer, setelmen
kliring BI, setelmen kliring pasar modal, setelmen kliring switching company, setelmen surat
berharga dan transfer dalam rangka pengelolaan dan fiskal. Semuanya menggunakan central
bank money. Sementara itu dengan SKNBI, Bank Indonesia melakukan kliring antarbank
untuk alat pembayaran cek, BG, nota debet lainnya, dan transfer kredit antarbank. 
b.      PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menggunakan Central Depository and Book
Entry Settlement System (C-BEST). Perusahaan ini menyelenggarakan kliring surat berharga
pasar modal di Bursa Efek Indonesia. Settlement kliring surat berharga ini disetel pada
Sistem BI-RTGS. 
c.       Switching atau penyelenggara Kliring Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK).
Sistem yang digunakan adalah Shared ATM Network, Shared Debit Network dan Shared
Credit Card Network. Dengan sistem ini mereka memproses kliring APMK dan melakukan
setelmen pada bank atau lembaga lain yang ditunjuk sebagai lembaga setelmen. 
4.      Saluran pembayaran (delivery channel), antara lain mencakup hal-hal berikut. 
a.       Electronic Data Capturing (EDC) yang ada di merchant/took untuk membaca transaksi yang
dilakukan menggunakan alat pembayaran, seperti katu ATM, debet, kartu kredit.
b.      Teller input atau petugas teller di bank yang melakukan pengiriman dana atas dasar draft
perintah transfer yang dibuat oleh pengirim dana.
c.       Mesen ATM (Anjungan Tunai Mandiri) pengganti teller yang dapat melanjutkan instruksi
pengiriman dana.
d.      Internet, mobile banking dan phone banking

2.3   Prinsip Sistem Pembayaran


Kewenangan mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran di Indonesia
dilaksanakan oleh Bank Indonesia yang dituangkan dalam Undang-Undang Bank Indonesia.
Dalam menjalankan mandat tersebut, Bank Indonesia mengacu pada empat prinsip kebijakan
sistem pembayaran, yaitu sebagai berikut.
a.      Kesetaraan akses, mengandung arti bahwa Bank Indonesia tidak menginginkan adanya
praktik monopoli pada penyelenggaraan suatu sistem yang dapat menghambat pemain lain
untuk masuk.
b.      Kewajiban seluruh penyelenggara sistem pembayaran untuk memperhatikan aspek-aspek
perlindungan konsumen.
c.       Aman, berarti segala risiko dalam sistem pembayaran seperti risiko likuiditas, risiko kredit,
dan risiko fraud harus dapat dikelola dan dimitigasi dengan baik oleh setiap penyelenggaraan
sistem pembayaran.
d.      Efisisen, menekankan bahwa penyelenggaraan sistem pembayaran harus dapat digunakan
secara luas sehingga biaya yang ditanggung masyarakat akan lebih murah karena
meningkatnya skala ekonomi.
2.4   Peran Sistem Pembayaran dalam Perekonomian 
Adapun peran sistem pembayaran dalam perekonomian adalah sebagai berikut.
1.      Menjamin kelancaran pasar sebagai tempat di mana transaksi terjadi.
2.      Memungkinkan terjadinya spesialisasi pada produksi.
3.      Membantu menentukan seberapa efisien transaksi dilakukan dan diselesaikan. 
4.      Mempengaruhi tingkat dan laju pertumbuhan ekonomi serta efisien pasar keuangan. 
5.      Elemen penting dalam infrastruktur keuangan untuk mendukung terciptanya stabilitas sistem
keuangan.
6.      Sebagai channel utama transmisi kebijakan moneter untuk mendukung kebijakan
pengendalian moneter yang lebih efektif dan efisien. 
7.      Mendukung efisiensi dan efektivitas fungsi intermediasi lembaga keuangan.
8.      Mendorong mobilitas aliran dana secara lebih cepat melalui layanan sistem pembayaran yang
lebih beragam. 

2.5   Peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran


Tujuan bank Indonesia adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Untuk mencapai
tujuan tersebut, diperlukan pengaturan dan pengelolaan kelancaran sistem pembayaran
nasional (SPN). Kelanacaran SPN juga perlu didukung oleh infrastruktur yang andal.
Semakin lancar dan andal SPN, semakin lancar pula transmisi kebijakan moneternya.
Kelancaran kebijakan moneter tersebut pada akhirnya akan bermuara pada stabilitas nilai
tukar.
Bank Indonesia adalah lembaga yang mengatur dan menjaga kelancaran SPN.
Sebagai otoritas moneter, bank sentral berhak menetapkan dan memberlakukan kebijakan
SPN. Selain itu, Bank Indonesia juga memiliki wewenang memberikan persetujuan dan
perizinan serta melakukan pengawasan atas SPN.
Selain itu, masih ada tugas Bank Indonesia dalam SPN, misalnya, peran sebagai
penyelenggara sistem kliring antarbank untuk jenis alat-alat pembayaran tertentu. Bank
sentral adalah satu-satunya lembaga yang berhak mengeluarkan dan mengedarkan alat
pembayaran tunai seperti uang rupiah. BI juga berhak mencabut, menarik, hingga
memusnahkan uang rupiah yang sudah tak berlaku dari peredaran.
Dalam hal alat pembayaran tunai, Bank Indonesia adalah satu-satunya lembaga yang
berwenang mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah, serta mencabut, menarik, dan
memusnahkan uang dari peredaran. Terkait dengan peran tersebut, Bank Indonesia senantiasa
berupaya untuk memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalam nominal yang
cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisiyang layak edar (clean
money policy).
Sebelum mengeluarkan uang rupiah, dilakukan perencanaan terlebih dahulu agar uang
yang dikeluarkan memiliki kualitas yang baik. Perencanaan yang dilakukan Bank Indonesia
meliputi perencanaan pengeluaran emisi baru dengan mempertimbangkan tingkat pemalsuan,
nilai intrinsik, serta masa edar uang. Selain itu, dilakukan pula perencanaan terhadap jumlah
serta komposisi pecahan uang yang akan dicetak selama satu tahun ke depan. Berdasarkan
perencanaan tersebut, kemudian dilakukan pengadaan uang baik untuk uang emisi baru
maupun pencetakan rutin terhadap uang emisi lama yang telah dikeluarkan.
Uang rupiah yang telah dikeluarkan kemudian diedarkan ke seluruh wilayah melalui
kantor Bank Indonesia. Kegiatan pengedaran uang juga dilakukan melalui pelayanan kas
kepada bank umum maupun masyarakat umum. Layanan kas kepada bank umum dilakukan
melalui penerimaan setoran dan pembayaran uang rupiah. Sementara itu, kepada masyarakat
dilakukan melalui penukaran secara langsung melalui loket-loket penukaran di seluruh kantor
Bank Indonesia atau melalui kerjasama dengan perusahaan yang menyediakan jasa penukaran
uang kecil.
Setelah mengeluarkan uang rupiah, kegiatan pengelolaan yang dilakukan Bank
Indonesia adalah pencabutan uang terhadap pecahan dengan tahun emisi tertentu yang tidak
lagi berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Pencabutan ini dimaksudkan untuk mencegah
dan meminimalisasi peredaran uang palsu serta menyederhanakan komposisi dan emisi
pecahan. Uang rupiah yang dicabut dapat ditarik dengan cara menukarkan ke Bank Indonesia
atau pihak lain yang ditunjuk oleh Bank Indonesia.
Sementara itu, untuk menjaga kualitas uang rupiah dalam kondisi yang layak edar di
masyarakat, Bank Indonesia melakukan kegiatan pemusnahan uang. Uang yang dimusnahkan
adalah uang yang sudah dicabut dan ditarik dari peredaran, uang hasil cetakan yang kurang
sempurna, dan uang yang sudah tidak layak edar.

2.6    Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Nontunai oleh Bank Indonesia


Bank Indonesia dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran menerapkan sistem yang dikenal dengan BI-RTGS (Bank Indonesia-Real
Time Gross Settlement).

- Pengertian BI-RTGS
BI-RTGS adalah sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap
transaksinya dilakukan dalam waktu seketika. BI-RTGS berperan penting dalam pemrosesan
aktivitas transaksi pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi pembayaran bernilai
besar yaitu transaksi Rp 100 juta ke atas dan bersifat segera atau urgen.

- Manfaat Sistem BI-RTGS


Sistem BI-RTGS memberikan banyak manfaat, selain berfungsi meningkatkan
kepastian penyelesaian akhir (settlement finality) setiap transaksi pembayaran, yang berarti
mengurangi risiko penyelesaian akhir (minimizing settlement risk), BI-RTGS juga menjadi
sarana transfer dana antarbank yang prkatis, cepat, efisien, aman dan andal.

- Peran Bank Indonesia dalam BI-RTGS


i.                    Bank Indonesia sebagai pengguna

ii.                  Bank Indonesia sebagai pembuat ketentuan (regulator) dan pengawas (overseer).

iii.                Bank Indonesia sebagai penyelenggara (operator) sistem BI-RTGS.

Dalam menjalankan peran sebagai penyelenggara (operator) memiliki tanggung jawab antara
lain sebagai berikut.

a.      menyelenggarakan BI-RTGS dengan menerapkan prinsip efisien, cepat aman dan andal

b.      memberikan penjelasan kepada peserta mengenai risiko finansial sehubungan dengan


keikutsertaannya dalam sistem BI-RTGS dan peserta harus mengelola risiko tersebut.

c.       memastikan kepatuhan peserta terhadap ketentuan yang telah ditetapkan, termasuk


menerima laporan internal audit terkait penyelenggaraan BI-RTGS oleh peserta.

2.7    Risiko dalam Sistem Pembayaran dan Pengendalian 


Perkembangan teknologi informasi denagn segala bentuknya memang member
berbagai kemudahan, kecepatan dan kelancaran sistem pembayaran. Di balik ini semua, ada
juga ketergantungan. Misalnya ketergantungan sistem transfer dana elektronik terhadap
kehandalan infrastruktur jaringan komunikasi. Kinerja yang kurang baik dari jaringan
komunikasi dapat menimbulkan risiko operasional. Gangguan operasional juga berpotensi
memperlambat mekanisme settlement dana. Timbullah risiko likuiditas. Risiko ini terjadi
karena pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajiban pada waktunya. Akibatnya,
likuiditas pihak lain terpengaruh. Pada gilirannya risiko likuiditas dapat meningkat menjadi
risiko kredit. Hal yang paling ditakuti karena dapat menggoncangkan stabilitas sistem
keuangan adalah risiko sistemik. 
Selain risiko-risiko ini masih banyak risiko lain yang akan dihadapi jika sistem
pembayaran tidak dikendalikan dengan baik. Hal ini menjadi tanggung jawab masing-masing
penyelenggara sistem pembayaran. Untuk itu, Bank Indonesia yang berperan sebagai
operator, regulator, dan pengguna sistem pembayaran mempunyai kewajiban sebagai
berikut. 
1.      Merumuskan dan menetapkan kebijakan, baik yang dituangkan dalam bentuk regulasi atau
bentuk lainnya. 
2.      Memberikan izin penyelenggaraan sistem pembayaran. 
3.      Konsultasi dan fasilitas pada penyelenggara sistem pembayaran. 
4.      Pengawasan (oversight) terutama kepada penyelenggara sistem pembayaran untuk menilai
kesesuaian sistem yang dikelolanya dengan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia di bidang
sistem pembayaran. 
5.      Melakukan sosialisasi dan edukasi. 
BAB III

KESIMPULAN DAN PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada tingkat yang paling dasar, sistem pembayaran adalah suatu cara yang disepakati untuk
mentransfer suatu nilai (value) antara pembeli dan penjual dalam suatu transaksi. Sistem
pembayaran memfasilitasi pertukaran barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Dalam
mentransfer pasti memiliki kendala-kendala, maupun risiko-risikonya. 

3.2 Saran 
Dalam melakukan sistem pembayaran apalagi dala mentransfer uang hendaklah berhati-hati,
karena terdapat banyak kendala atau risiko yang terjadi pada sistem pembayaran.   
DAFTAR PUSTAKA

http://ekonomisajalah.blogspot.co.id/2015/02/makalah-ekonomi-sistem-
pembayaran.html

http://makalahsistempembayaranita.blogspot.co.id/

http://makalahekonomisistempembyranmutipra.blogspot.co.id/

http://yuliarahmawati10.blogspot.co.id/2017/12/makalah-ekonomi-tentang-
sistem.html

Anda mungkin juga menyukai