Anda di halaman 1dari 6

PEREMPUAN-PEREMPUAN PERKASA

Karya: Hartono Andangjaya

Perempuan–perempuan yang membawa bakul di pagi buta,

dari manakah mereka..

Ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa sebelum

peluit kereta pagi terjaga..

Sebelum hari bermula dalam pesta kerja..

Perempuan–perempuan yang membawa bakul dalam kereta,

kemanakah mereka..

Di atas roda-roda baja mereka berkendara,,

Mereka berlomba dengan surya menuju gerbang kota..

Merebut hidup di pasar-pasar kota..

Perempuan–perempuan perkasa yang membawa bakul di pagi buta,

siapakah mereka..

Mereka ialah ibu-ibu berhati baja, perempuan–perempuan perkasa

akar–akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota..

Mereka cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa..

Resensi puisi:

1. Tema: Perjuangan.
2. Perasaan penulis dalam puisi: Kagum terhadap ibu-ibu yang berjuang sejak pagi buta.
3. Pesan yang ingin disampaikan:
a) Gigih berjuang dan selalu bersemangat.
b) Hargai dan hormatilah perjuangan wanita.
c) Berlomba-lombalah dalam persaingan sehat.
d) Pantang menyerah menghadapi kerasnya hidup.
4. Perbandingan isi puisi dengan zaman sekarang:
a) Banyak ibu-ibu terutama yang hidup di desa berjuang menghidupi keluarganya
dengan cara berjualan.
b) Ibu-ibu tersebut bersemangat mencari nafkah sejak pagi buta.
c) Para ibu-ibu banyak yang bersaing berjualan di pasar demi mendapatkan hidup
yang berkecukupan.
d) Meski ibu-ibu tersebut adalah wanita, mereka berhati baja dan perkasa bekerja
keras di kota karena memiliki cinta yang tulus kepada keluarganya di kota.
GADIS PEMINTA-MINTA

Karya: Toto Sudiarto Bachtiar

Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil

Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka

Tengadah padaku, pada bulan merah jambu

Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil

Pulang kebawah jembatan yang melulur sosok

Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan

Gembira dari kemayaan riang

Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral

Melintas-lintas di atas air kotor, tapi begitu yang kau hafal

Jiwa begitu murni, terlalu murni

Untuk bisa membagi dukaku

Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil

Bulan diatas itu, tak ada yang punya

Dan kotaku, ah kotaku

Hidupnya tak punya lagi tanda

Resensi:

1. Tema: Kemanusiaan.
2. Perasaan penulis dalam puisi: Prihatin kepada gadis peminta-minta.
3. Pesan yang ingin disampaikan:
a) Kita harus memiliki rasa simpati dan empati di dalam kehidupan
bermasyarakat.
b) Anak-anak Indonesia berhak memiliki pendidikan yang tinggi untuk
menggapai cita-citanya.
c) Kita harus saling menghargai antar sesama tanpa memandang status sosial.
d) Dunia berputar, sehingga tidak sepatutnya kita menganggap remeh orang lain.
4. Perbandingan isi puisi dengan zaman sekarang:
a) Gadis kecil berkaleng kecil itu telah menjadi ikon ibu kota yang berkehidupan
gemerlap.
b) Masih banyak ditemukan gadis yang menjadi peminta-minta di jalanan.
c) Kehadiran gadis peminta-minta ini seakan-akan menjadi pelengkap ibu kota,
bahwa di balik gemerlapnya ibu kota, terdapat kehidupan yang kelam.
d) Ibu kota akan terasa “mati” jika tanpa kehadiran gadis kecil berkaleng kecil.
SAJAK ORANG LAPAR

Karya: W.S. Rendra

kelaparan adalah burung gagak


yang licik dan hitam
jutaan burung-burung gagak
bagai awan yang hitam

o Allah!
burung gagak menakutkan
dan kelaparan adalah burung gagak
selalu menakutkan
kelaparan adalah pemberontakan
adalah penggerak gaib
dari pisau-pisau pembunuhan
yang diayunkan oleh tangan-tangan orang miskin

kelaparan adalah batu-batu karang


di bawah wajah laut yang tidur
adalah mata air penipuan
adalah pengkhianatan kehormatan

seorang pemuda yang gagah akan menangis tersedu


melihat bagaimana tangannya sendiri
meletakkan kehormatannya di tanah
karena kelaparan
kelaparan adalah iblis
kelaparan adalah iblis yang menawarkan kediktatoran

o Allah !
kelaparan adalah tangan-tangan hitam
yang memasukkan segenggam tawas
ke dalam perut para miskin

o Allah !
kami berlutut
mata kami adalah mata Mu
ini juga mulut Mu
ini juga hati Mu
dan ini juga perut Mu
perut Mu lapar, ya Allah
perut Mu menggenggam tawas
dan pecahan-pecahan gelas kaca

o Allah !
betapa indahnya sepiring nasi panas
semangkuk sop dan segelas kopi hitam

o Allah !
kelaparan adalah burung gagak
jutaan burung gagak
bagai awan yang hitam
menghalang pandangku
ke sorga Mu

1. Tema: Kemiskinan.
2. Perasaan penulis dalam puisi: Benci terhadap kelaparan.
3. Pesan yang ingin disampaikan:

a) Kelaparan sangat menyiksa siapa pun.


b) Faktor utama kelaparan adalah kemiskinan.
c) Kita harus berusaha dan berdoa dalam menghadapi kemiskinan, bukannya
melakukan tindak kriminal.

1. Perbandingan isi puisi dengan zaman sekarang:

a) Sampai sekarang, kemiskinan masih menjadi salah satu problematika besar di


negeri ini sehingga menyebabkan kelaparan.
b) Banyak masyarakat yang masih terpuruk dengan masalah kelaparan.
c) Banyak masyarakat yang melakukan tindak kriminal karena ingin
menghilangkan rasa laparnya.

Nama: Salsabilla Putri Nurimani

Kelas: XI IPA 5

Anda mungkin juga menyukai