Level E
Seratus Juta
Umat miskin dan pengangguran berdiri hari ini
Seratus juta banyaknya
Di tengah mereka tak tahu akan berbuat apa
Kini kutundukkan kepala, karena
Ada sesuatu besar luar biasa
Hilang terasa dari rongga dada
Saudaraku yang sirna nafkah, tanpa kerja berdiri hari ini
Seratus juta banyaknya
Kita mesti berbuat sesuatu, betapapun sukarnya.
Taufik Ismail, 1998
Peluruku habis
dan darah muncrat dari dadaku.
Maka di saat seperti itu
kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan
bersama kakek-kakekku yang telah gugur
di dalam berjuang membela rakyat jelata.
W.S. Rendra, 1977
Seorang anak merengek meminta dibelikan mobil mewah pada ayahnya yang seorang
pengusaha. Ayahnya berkata, “Kalau Ayah yang belikan, kapan kamu akan mandiri?
Belajarlah berjualan.” Anak tersebut menjawab, ”Aku bukan anak marketing, Yah. Aku
tidak tahu strategi berjualan, yang ada malah rugi nantinya.” Sang ayah Kembali
menimpali, “loh, memangnya yang bisa berjualan itu harus anak marketing. Anak
komunikasi seperti kamu juga lebih jago berjualan, cepat pula nanti kamu beli mobil
mewahnya.” Si anak kebingungan. “Jualan apa sih, Yah?” Ayahnya senyum menyeringai
sambal berkata, “Jual janji.”
Ia memang seorang pejuang yang pernah berperang bersama para pahlawan di masa
penjajahan sebelum bangsa dan negara ini merdeka. Kini semua teman seperjuangannya
telah tiada. Sering ia bersyukur karena mendapat karunia umur panjang. Ia bisa
menyaksikan rakyat hidup dalam kedamaian. Tak lagi dijajah oleh bangsa lain. Tidak lagi
berperang gerilya keluar masuk hutan.
Tapi ia juga sering meratap-ratap setiap kali membaca koran yang memberitakan keadaan
negara ini semakin miskin akibat korupsi yang telah dianggap wajar bagi semua pengelola
negara. Banyak kekayaan negara juga dikuras habis-habisan oleh perusahaan-perusahaan
asing yang berkolaborasi dengan elite politik.
Kini, semua elite politik hidup dalam kemewahan, persis seperti para pengkhianat bangsa
sebelum negara ini merdeka. Dahulu, pada masa penjajahan, para pengkhianat bangsa
menjadi mata-mata Kompeni.
13. Sudut pandang yang digunakan dalam cuplikan cerpen tersebut adalah.
A. orang pertama
B. orang kedua
C. orang ketiga
D. campuran
E. sampingan
14. Unsur entrinsik yang dapat dibahas dalam kutipan cerpen tersebut adalah…
A. pengarang
B. kondisi sosial
C. kondisi ekonomi
D. kondisi politik
E. kondisi religi