Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

TRANSAKSI NON TUNAI

Dosen Pengampu : Dauman SH,MH.

Disusun Oleh :
Fajar Setiawan 101010250422

Korima Indah Sidabutar 181010250431

Siti Rukmanah 191010201041

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2022

1
ABSTRAK

Perkembangan Teknologi yang sangat pesat terlihat dari banyaknya manusia yang
menggunakan teknologi dlaam kehidupan sehari-hari. Sistem pembayaran yang biasanya
hanya menggunakan uang tunai, saat ini telah berkembang menjadi pembayaran non tunai.
Dengan hadirnya pembayaran non tunia seperti uang elektronik dapat meningkatkan efisiensi
dalam mengatur pola hidup namun juga dapat menjadikan pola hidup lebih komsumtif.
Adanya penggunaan uang elektronik yang semkain banyak digunakan oleh masyarakat,
adanya berbagai promosi yang dilakukan, juga berbagai faktor lainnya sehingga dapat
mempengaruhi perilaku konsumsi masyarakat karena meningkatkan kemudahan dalam
melakukan transaksi dan menjadikan seseorang lebih mudah dalam membelanjakan uangnya
dalam kegiatan ekonomi.

2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Panjatkan Kehadiran Tuhan Yang maha Esa, berkat dan rahmatNya yang
selalu menyeertai saya sehingga kami boleh menyelesaikan makalah ini yang berjudul “
TRANSAKSI NON TUNAI”. Yang dimana tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk
memenuhi tugas mata kuliah Hukum Dagang yang diberikan oleh Bapak Dauman SH., MH
semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang luas
kepada pembaca. Jika makalah ini memiliki kekurangan atau kelebihan, saya mohon maaf
dan diberikan Saran serta Kritikannya. Terimakasih.

3
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................................... 6
ABSTRAK .................................................................................................................... 8
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 6
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 7
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 9
A. Latar Belakang ................................................................................................... 7
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 9
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 8
A. Pengertisn Transaksi Non Tunai ........................................................................ 8
B. Manfaat Pembayaran Non Tunai ....................................................................... 8
C. Resiko Pembayaran Non Tunai ......................................................................... 8
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 8
B. Saran .................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 9

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan perekonomian dan kemajuan masyarakat terutama di bidang
perdagangan, uang kertas sebagai alat pembayaran dirasakan mempunyai kelemahan
dalam menyelesaikan transaksi-transaksinya terutama untuk transaksi dalam jumlah
yang besar. Adanya perkembangan perekonomian ini merupakan salah satu wujud
dari kebebasan dari warga negara dan masyarakat untuk melakukan berbagai
transaksi dalam memenuhi kehidupannya.
Sistem pembayaran dan pola transaksi ekonomi terus mengalami perubahan.
Perkembangan teknologi dalam sistem pembayaran menggeser peran utama uang
Tunai sebagai alat pembayaran, menjadi alat pembayaran non tunai yang lebih efesien
dan ekonomis. Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia
pembayaran Tunai lebiih banyak memakai uang kartal yaitu uang berupa kertas dan
logam yang mana uang logam merupakan terbuat dari emas atau perak yang memiliki
nilai tinggi dan tidak mudah hancur atau rusak, selain logam ada lagi uang kertas yang
merupakan uang yang berbentuk lembaran yang terbuat dari bahan kerats. Sedangkan
pembayaran yang dilakukan secara non tunai bisa dilakukan berupa transfer ataupun
dengan menggunakan kartu sebagai alat pembayaran sepertikartu debit dan kartu
kredit.
Dalam undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang bank indonesia pasal 1 angka 6
disebutkan bahwa “sistem pembayaran adalah suatu sistem yang mencakup
seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan
pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan
ekonomi”. Bank Indonesia sebagai Otoritas moneter yang memiliki kewenangan
untuk mengatur sistem pembayaran dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Dunia perbankan mengalami banyak perubahan dari tahun ke tahun, antara lain
semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat dengan jasa perbankan, baik karena
adanya rasa waspada terhadap masa yang akan datang sehingga membuat masyarakat
ingin menyimpan sebagain dananya, maupun untyuk kelancaran usaha mereka.
Dengan bertambahnya kebutuhan tersebut, maka perbankan juga harus meningkatkan
tingkat pelayanan terhadap masyarakat, agar mampu melindungi secara baik dana
yang dititipkan masyarakat kepadanya serta mampu menyalurkan dana masyarakat
tersebut bagi terciptanya sasaran pembangunna. Hal ini ditandai dengan adanya

5
fasilitas-fasilitas yang memudahkan dalam bentuk simpanan maupun pinjamna, serta
kemudahan dalam sirkulasi uang dari satu tempat ke tempat lain yang dilayani oleh
bank.
Sistem pembayaran yang efektif dan efisien berpengaruh terhadap kelancaran
aktivitas perekonomian. Lancarnya sistem pembayaran juga mendukung perdagangan
dan transaksi baik ditingkat domestik maupun internasional terutama bagi negara
berkembang. Sistem pembayaran dikatkan efisien apabila dapat meminimalisir biaya
untuk mendapatkan manfaat dari sebuah transaksi.
Menurut kami peran bank sangat penting sebagai institusi pelaksana untuk
memperlancar lalu lintas sistem pembayaran dan jasa perbankan lainnya. Dengan kata
lain, bank jangan sampai embuat nasabah susah atau direpotkan atas produk yang
disediakan, artinya fitur dari keragaman produk yang diciptakan bank dapat
diaplikasikan oleh semua masyarakat sesuai maksud dan tujuan produk yang
dirancang dan dipasarkan. Baik itu dari produk dana, produk kredit maupun produk
jasa lainnya yang ditawarkan oleh bank kepada nasabahnya. Seiringnya dengan
berkembangnya teknologi, perbankan perlu merancang atau menciptakan sebuah
teknologi yang praktis, efisien dan aman untuk nasabahnya guna melakukan transaksi
pembayaran. Bank Indonesia berinisiatif meminimalisasi penggunaan uang kartal agar
mendorong tumbuhnya budaya masyarakat yang terbiasa memakai alat pembayaran
Non Tunani atau lebih dikenal dengan istilah Less cash Society atau Gerakan
Nasional Non Tunai. Tujuan nya yaitu dapat meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap penggunaan transaksi non tunai, sehingga berangsur-angsur masyarakat bisa
menggunakan pembayaran secara tunai, pembayaran secara non tunai dalam
melakukan transaksi khusus nya di bidang ekonomi lebi aman, praktis dan tidak
secara tidak langsung membantu pemerintah untuk mengurangi ekspor bahan baku
untuk pembuatan uang dari luar negeri.
Salah satu pembayaran non tunai yang saat ini sudah mulai berkembang yaitu alat
pembayaran menggunakan kartu (APMK) seperti kartu kredit. Menurut Warjiyo
(2003), peran pembayaran sistem non tunai akan dapat menjadi semakin besar dan
vital untuk suatu perkemnbangan perekonomian suatu negara, khususnya yang
bernilai besar pada sistem pembayaran. Keamanan dan efisiensi sistem tidak hanya
mendukung pihak yang menggunakan secara langsung, tetapi juga sistem keuangan
secara keseluruhan. Adapaun produk yang termasuk dalam sistem APMK yaitu Bank
Card atau bahasa sehari-hari yang sering kita kenal dengan sebutan kartu plastik.

6
Secara aplikatif, jenis produk yang termasuk dalam bank card tersebut adalah Debit
Card, Credit card, Charge Card, E-Money. Pentingnya penggunaan APMK bagi
Masyarakatyaitu dapat meminimalisir resiko kejahatan yang akan terjadi dan bagi
pihak bank dapat mempermudah petugas bank terutama Teller harus menghitung
jumlah setoran terlebih dahulu, sedangkan bagi nasabah yang melakukan transaksi
non tunai pihak bank hanya perlu mencetak transaksi pada sistem bank
Berdasarkan uraian diatas penulis akan menjelaskan atau memaparkan mengenai
TRANSAKSI NON TUNAI.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan transaksi Non Tunai?
2. Apa manfaat dari pembayaran Non Tunai?
3. Bagaimana resiko dari Pembayaran Non Tunai?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa itu Transaksi Non Tunai.
2. Untuk mengetahui manfaat Pembayaran Non Tunai.
3. Untuk mengetahui resiko yang terjadi ketika melakukan pembayaran secara Non
Tunai.

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Transaksi Non Tunai.


Sistem pembayaran merupakan sistem yang dgunakan untuk melakukan pemindahan
dana sebagai akibat dari suatu kegiatan ekonomi dengan menggunakan alat yang yang
dinamakan alat pembayaran. Diindonesia sendiri memiliki dua sistem pembayaran, yaitu
sistem pembayaran tunai dan sistem pembayaran non tunai. Sistem pembayaran tunai
menggunakan alat pembayaran tunai berupa uang kertal (Uang kertas dan uang logam)
sebagai media pemindahan dana. Sedangkan sistem pembayaran non tunai dalam sistem
pembayarannya menggunakan Kartu (APMK), cek, bilyet giro, nota debet, maupun uang
elektronik sebagai pemindah dana. Transaksi Non Tunai merupakan pemindahan sejumlah
nilai uang dari satu pihak ke pihak lain dengan menggunakan instrumen berupa Alat
pembayaran menggunakan Kartu (APMK), cek, bilyet giro, uang elektronik atau sejenisnya.1
Menurut lahdenpera dalam jurnal bank indonesia, menyatakan bahwa selama dua
dekade terakhir, alat pembayaran non tunai dianggap telah berperan dalam menggantikan
uang sebagai alat pembayaran.2 Metode pembayaran secara transfer antar rekening bank
semakin banyak menggantikan peran uang dalam perdagangan besar dan transaksi-transksi
keuangan nilai besar, sedangkan alat pembayaran menggunakan kartu dalam bentuk kartu
debit, kartu ATM, kartu kredit, maupun stored value card/prepaid card telah menggantikan
peran uang tunai dalam pembayaran retail.3
Sistem pembayaran non tunai melibatkan lembaga perantara agar dana yang di
transaksikan dapat benar-benar efektif berpindah dari pihak yang menyerahkan kepada pihak
penerima. Jika pihak-pihak tersebut dalam lingkaran bank yang sama, maka bank tersebut
hanya cukup melakukan proses pemindah bukuan dari rekening yang satu lingkar bank yang
sama, maka diperlukan lembaga kliring yakni bank indonesia untuk mengkomodir transaksi
tersebut. Dalam transaksi non tunai, mekanisme operasional memiliki satu fakor penting yang
perlu diperhatikan yaitu settlement. Settlement adalah suatu proses terjadinya perpindahana
nilai uang secara permanen yang dilakukan dengan mendebit rekening pembayar dan
mengkredit rekening penerima.
1
Bank of Japan, Monetary and Economic Studies, Institute For Monetary and Economic Studies, Volume
XVIII, No. 1, September 2000, hlm. 4.
2
Lahdenpera, Harri. 2001. Payment and Financial Innovation, Reserve Demand and Implementation of
Monetary Policy, Bank of Finland Discussion papers 26/2001.
3
Bank Indonesia, 2017. Daftar penyelenggaran Uang Elektronik. Berbagai Tahun dari website Bank
Indonesia Http://www.bi.go.id.

8
1. Sistem pembayaran non tunai.
a. Instrumen berbasis dan berbasis elektronik (Card based Instrumen and
Elektronik Based Instrumen)
Beberapa jenis kartu pembayaran baik yang bersifat kredit seperti kartu kredit
dan private-label cards . maupun yang bersifat debit, seperti debit cards dan
ATM telah banyak dikenal oleh masyarakat inonesia. Disamping it. Ada juga
kartu yang biasa disebut smart card atau chip card, sejenis kartu yang dananya
telah tersimpan dalam chip elektronik. Jenis kartu ini contohnya adalah kartu
telepon prabayar (Bank Indonesia, 2006). Kartu plastik adalah salah satu bentuk
dari sistem pembayaran elektronik. Sistem pembayaran elektronik adalah
pembayaran yang memanfaatkan teknologi dan komunikasi seperti Integrated
Circuit, cryptography dan jrinagn komunikasi.
Pembayaran elektronis yang banyak berkembang dan dikenal saat ini antara
lain, Phone banking, internet banking, kartu kredit dan debit/ATM. Seluruh
pembayaran elektronis tersebut, kecuali karu kredit selalu terkait langsung
dengan rekening nasabah bank yang menggunakannya.
b. Bilyat Giro
Bilyat Giro (BG) atau dikenal juga dengan nama giro merupakan surat perintah
dari nasabah kepada pihak bank yang memelihara rekening giro nasabah
tersebut, untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang
bersangkut kepada pihak peneri,a yang disebutkan namanya atau nomor
rekening pada bank yang sama atau bank lainnya.
c. Internet dan mobile banking
Internet banking adalah layanan melakukan transaksi perbankan melalui
jaringan internet. Merupakan kegiatan perbankan yang memanfaatkan teknologi
internet sebagai media untuk melakukan transaksi dan mendapatkan informasi
lainnya melalui website milik bank. Kegiatan ini menggunakan jaringan internet
sebagai perantara atau penghubung antara nasabah dengan bank tanpa harus
mendatangi kantor bank. Nasabah dapat menggunakan perangkat komputer
destop, laptop, tablet dan smartphone yang terhubung ke jaringan internet
sebagai penghubung antara perangkat nasabah dengan sistem bank.
Fitur layanan internet banking antara lain informasi umum rekening
tabungan/giro, rekening deposito, informasi mutasi rekening, transafer dana,
baik transfer antara rekening maupun antar bank, pembelian pulsa, layanan

9
informasi seperti suku bunga dan kurs, dan pembayaran, misalnya pembayaran
telepon, internet, kabel TV, listrik dan berbagai jenis pembayaran lainnya.
Untuk menggunakan interent banking, nasabah harus memiliki user id,
password, token atau one time password (OTP). Dan jaringan internet. Use id,
password dan token dapat diperoleh dengan mendaftarkan ke bank. Saat
menggunakan internet bangking, nasabah harus memastikan website yang
diakses adalah website internet banking milik bank, kemudian nasabah akan
diminta untuk memasukkan user id dan password pada halaman muka atau
login. Pada saat melkaukan transaksi finansial, nasabah akan diminta untuk
memasukkan OTP yang diperoleh dari token. Setelah transaksi selesai, nasabah
harus memastikan telah keluar dari halaman internet bangking. Bank
mengirimkan notifikasi melalui e-mail sebagai bukti bahwa transaksi telah
berhasil.
B. Manfaat dari penggunaan pembayaran non tunai.
Alat pembayaran non tunai memberikan manfaat kepada perekonomian antara lain :
1. Hemat ruang
Dengan adanya sistem poembayarn non tunai berarti uang anda tetap berada di
sistem keuangan yang terlindungi. Anda cukup menggunakan kartu atau aplikasi
mobile atau transaksi lewat internet. Karena tidak ada uang yang perlu dipegang
atau disimpan, berarti tidak perlu menyiapkan ruang atau penyimpanan uang
khusus.
2. Lebih aman
Alat pembayaran non tunai menggunakan sandi rahasia yang hanya diketahui oleh
pemiliknya. Sistem kemampuannya un berlapis, mulai dari penggunaan PN sampai
Verifikasi lewat SMS atau email. Keamanan makin terjamin berkat adanya
pemberitahuan untuk setiap transaksi tertentu. Uang fisik yang terlibat dalam
transaksi non tunai juga di jamin keamanannya oleh pihak penyedia non tunai dan
bank tempat penyimpan uang.
3. Lebih nyaman
Antrian saat transaksi akan jauh lebih cepat. Karena dengan pembayaran secara
non tunai maka pembayaran nya dilakukan dengan sesuai nominal yang
dibayarkan, jadi tidak ada sistem kembalian lagi atau tidak akan ada lagi
meneriman permen sebagai pengganti kembalian.
4. Lebih transfaran

10
Ini tidak dapat dilakukan oleh pembayaran secara tunai. Setiap transaksi non tunai
yang kita lakukan tercatat oleh sistem dan tersiimpan dalam catatan aktifitas kita,
baik berupa struk maupun berupa riwayat transaksi pada aplikasi atau website.
C. Resiko Penggunaan Pembayaran Non Tunai.
Penggunaan pembayaran Non Tunai dapat meningkatkan resiko pada perekonomian
dan sistem pembayaran, antara lain:
1. Peningkatan risiko default terutama pada instrumen kartu kredit ( dan kartu pasca bayar).
Hal ini dapat menimbulkan resiko sistemik dala penyelesaian pembayaran antar bank.
2. Peningkatan resiko teknologi informasi yang dapat menimbulkan kekeliruan meaupun
kekurangan dlam proses penyelesaian transaksi.
3. Peningkatan resiko instabilitas sistem keuangan4
Penerapan sistem transaksi non tunai yang dilaksanakan di indonesia didasarkan atas
instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No 910/1867/SJ tentang implementasi transaksi non
tunai pada pemerintahan daerah. Penerapan Transaksi Non Tunai merupakan usaha
pemerintah dalam meningkatkan pengelolaan keuanagn daerah, hal selaras dengan ketentuan
Pasal 283 ayat (2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah, dimana
dalam UU tersebut mengamanatkan bahwa pengelolaan keuangan daerah yang dilakukan
secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan
dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk
masyarakat. Upaya pemerintah dalam meningkatkan akuntabilitas dan transparansi
pengelolaan keuangan adalah dengan melakukan upaya percepatan implementasi transaksi
non tunai dipemerintahan daerah yang dijelaskan dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
No. 910/1867/SJ Tentang Implementasi transakis non tunai pada pemerintah daerah, sebagai
berikut :
1. Transaksi non tunai merupakan pemidanahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke
pihak lain dengan menggunakan instrumen berupa alat pembayaran menggunakan kartu
(APMK), cek, bilyet giro, uang elektronik atau sejenisnya.
2. Pelaksanaan transaksi non tunai pada pemerintah daerah dilaksanakan paling lambat
tanggal 1 januari 2018 yang meliputi seluruh transaksi:
a. Penerimaan daerah yang dilakukan oleh bendahara penerimaan/bendahara
penerimaan pembantu; dan

4
Pramono, B., Yanuarti, T., Purusitawati, P. D., Tyas, Y., & D,K, E. (2006). Dampak Pembayaran Non
Tunai Terhadap Perekonomian Dan Kebijakan Moneter.

11
b. Pengeluaran daerah yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran/bendahara
pengeluaran pembantu.
3. Melakukan koordinasi dengan lembaga keuangan bank dan/atau lembaga keuangan
bukan bank terkait di daerah.
4. Gubernur menetapkan kebijakan implementasi transaksi non tunai serta menyusun
rencana aksi atas pelaksanaan kebijakan dimaksud.
5. Pemerintah daerah dapat melaksanakan transaksi non tunai secara bertahap dengan
melakukan pembatasan penggunaan uang tunai dalam pelaksanaan transaksi
penerimaan oleh bendahara penerimaan/bendahara penerimaan pembantu dan
transaksi pengeluaran oleh bendahara pengeluaran/bendahara pengeluaran pembantu
yang di tetapkan oleh Gubernur.
6. Gubernur melaporkan perkembangan kesiapan implementasi transaksi non tunai pada
pemerintah provinsi dan melakukan monitoring/evaluasi atas implementasi transaksi
non tunai pada kabupaten/kota di wilayahnya masing-masing untuk selanjutnya
melaporkan perkembangan kesiapan implementasi transaksi non tunai dimaksud
kepada Menteri Dalam Negeri.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem Pembayaran merupakan suatu sustem yang mencakup seperangkat aturan,
lembaga, dan mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana, guna
memenuhi kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Pembayaran tersebut ada
tunai dan tunai. Pembayaran tunai yaitu dilakukan dengan menggunakan uang kertal (uang
kertas dan logam). Pembayaran non tunai merupakan suatu produk jasa yang berguna bagi
masyarakat umum atau badan untukmelakukan pembayaran mudah, efisien dan aman.
Sistem pembayaran non tunai itu berpengaruh atau bermanfaat terhadap pemerintah.
Sehingga pemerintah melakukan masa transisi dari sistem tunai kesistem non tunai yaitu
Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
Masyarakat, pelaku bisnis, dan juga lembaga-lembaga Pemerintah untuk mendorong
masyarakat menggunakan sistem pembayaran non tunai dalam melakukan transaksi
keuangan yang praktis dan banyak keuntungannya jika diterapkan dalam kehidupam
sehari-hari. Dalam pembayaran non tunai maka bisa dilakukan dengan cara Cek, Bilyet
Giro, Nota Debet, Nota Kredit, Kartu Kredit, dan Kartu Debet, E-money.

B. Saran

13
Daftar Pustaka

14

Anda mungkin juga menyukai