Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MATA KULIAH

FINANCIAL TECHNOLOGI

“Payment, Settlement, and Clearing”

Dosen Pengampu :

Meko Nanda Tejakusuma, S.E, M.Ak

Disusun Oleh :

Della Eka Lestari 8412222001

Intan Alifah Hanif 8413121017

Lucky Ramdany 8412121007

Nadia Fauziah Pratama 8413121010

Purwadi Ilham Nugraha 8412121005

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS INSAN CENDEKIA MANDIRI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

sehingga Makalah “Payment, Settlement, and Clearing” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak

lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,

sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Financial Technologi. Kami

ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah

“Payment, Settlement, and Clearing” ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan

dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan

makalah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta

bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami

menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah “Payment, Settlement, and

Clearing” ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

penyempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk

membangun wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bandung, 30 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2

1.3 Tujuan Makalah..............................................................................................2

BAB II...........................................................................................................................2

PEMBAHASAN...........................................................................................................2

2.1 Payment atau Pembayaran..............................................................................2

2.2 Settlement atau Penyelesaian..........................................................................6

2.3 Clearing atau Kliring.......................................................................................7

BAB III.........................................................................................................................8

PENUTUP....................................................................................................................8

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................8

3.2 Saran.................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi membawa banyak perubahan dan pergeseran.

Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat membuat dunia bisnis harus mampu

menyesuaikan diri.. Adanya perkembangan teknologi saat ini tidak lain bertujuan untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Adanya perkembangan teknologi ini membuat

masyarakat menjadi lebih mudah dalam melakukan transaksi yang semula manual menjadi

otomatis. Salah satu perkembangan teknologi yang menjadi bahan kajian terkini di Indonesia adalah

Teknologi Finansial atau Financial Technology (Fintech). Menurut definisi yang dijabarkan oleh

National Digital Research Centre (NDRC), Teknologi Finansial adalah istilah yang digunakan

untuk menyebut suatu inovasi di bidang jasa finansial. Penggunaan layanan fintech terus meningkat

dari tahun ke tahun. Menurut hasil riset bertajuk “Digital Merchant Survey 2021” oleh Dynata,

diproyeksikan dalam 1–2 tahun ke depan hampir semua jenis produk fintech akan mengalami

kenaikan, seperti pembayaran digital (77%), transfer dana digital (71%), asuransi digital (47%),

pinjaman digital (37%), dan layanan lainnya.

Konsep Teknologi Finansial mengadaptasi perkembangan teknologi yang dipadukan dengan

bidang keuangan sehingga diharapkan bisa memfasilitasi proses transaksi keuangan yang lebih

praktis, aman serta modern. Berbicara mengenai Fintech, terbagi menjadi empat kategori, yaitu

Market Provisioning; Deposit Lending, and Capital Rising; Investment and Risk Management; dan

Payment, Clearing, and Settlement. Dari keempat kategori tersebut, Payment, Clearing, and

Settlement merupakan kategori yang paling ramai diisi oleh perusahaan startup di Indonesia,

diantaranya seperti Doku, Uangku, dan lain sebagainya (TechinAsia, 2016).

Kehadiran startup dalam kategori Payment, Clearing, and Settlement, dapat kita lihat dari

begitu menjamurnya bisnis uang digital (e-money), yang kemudian berdampak pada berubahnya

1
gaya transaksi kita saat ini. Berangsur, kita mulai meninggalkan budaya transaksi tunai yang

merepotkan, beralih ke transaksi elektronik yang mudah, cepat, dan aman. Salah satu ekonom

politik Amerika, Reich (2014) meramalkan bahwa suatu saat akan tiba saatnya era transaksi tunai

atau cash akan berakhir, meski ia tidak tahu secara pasti kapan masa itu akan tiba. Keyakinannya itu

bukan tanpa alasan, bahwa pada kenyataannya gaya hidup masyarakat Amerika yang kini lebih

banyak melakukan transaksi non-tunai, bahkan untuk transaksi “recehan”. Begitu pun di Indonesia,

penerapan transaksi cashless saat ini dapat kita jumpai, seperti saat pembayaran gardu tol,

pembelian snacks ataupun minuman di vending machine, dan tiket bus Transjakarta.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Payment atau pembayaran?

2. Apa yang dimaksud dengan Settlement atau penyelesaian?

3. Apa yang dimaksud dengan Clearing atau kliring?

1.3 Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui dan memahami mengenai Payment atau pembayaran

2. Untuk mengetahui dan memahami mengenai Settlement atau penyelesaiannya.

3. Untuk mengetahui dan memahami pula clearing.

4. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana jenis fintech pada transaksi layanan

pembayaran yang dilakukan oleh perbankan maupun Bank Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Payment atau Pembayaran

Jika diartikan secara harfiah, payment adalah pembayaran. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, arti dari pembayaran adalah proses, cara, perbuatan membayar. Pembayaran di sini

jangkauan penggunaan maknanya cukup luas, bisa digunakan untuk transaksi atau kegiatan

ekonomi sehari-hari sampai dengan transaksi bisnis. pembayaran atau payment adalah cara atau

metode yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana, guna memenuhi suatu kewajiban yang

timbul dari suatu kegiatan ekonomi. 

Menurut Mustofa Edwin (2014:33), sebelum manusia mengenal uang untuk bertransaksi dan

mendapatkan barang yang diinginkan mereka harus melakukan barter. Namun sistem tersebut

dinilai tidak efektif, sehingga muncul alat tukar yang disebut uang, yang pertama kali dikenal pada

peradaban Sumeria dan Babylonia. Sehingga dari perkembangan tersebut uang dapat dikategorikan

menjadi tiga jenis yaitu uang barang, uang kertas dan uang giral. Dalam perkembangan teknologi

saat ini muncul jenis uang baru yaitu uang elektronik atau bisa disebut e-money. Uang elektronik

atau e-money adalah uang yang digumakaan dalam transaksi internet dengan cara elektronik.

Biasanya alat pembayaran ini melibatkan penggunaan jaringan internet. Jenis Fintech yang satu ini

memberikan pelayanan berupa pembayaran dan dompet digital yang bisa digunakan untuk transaksi

cashless yang berada dalam ranah Bank Indonesia (BI). Contohnya, e-wallet dan payment gateway.

E-wallet dan payment gateway berlaku sebagai portal pembayaran untuk meningkatkan efektivitas

dan mengefisiensikan waktu pada proses pembayaran transaksi online dan bentuk aplikasi lain

dengan berbagai merk seperti : Go Pay, OVO, Line Pay, True Money, Toko Pandai, M-saku,

3
Paytren, Dana, Uangku, Saldomu dan merk-merk yang lain. Hanya dengan smartphone, pengguna

produk fintech ini bisa membayar berbagai macam keperluan seperti tagihan listrik, pulsa, dan

belanja online.

Di Indonesia, sektor fintech payment diregulasi ketat di bawah aturan Bank Indonesia (BI)

dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Payment, atau pembayaran, bertujuan untuk memfasilitasi

transaksi pembayaran dari pelanggan ke merchant. Model bisnis pembayaran yang dijalankan

memiliki aturan spesifik, bahkan untuk model bisnis baru yang sudah mulai berkembang, otoritas

memiliki mekanisme “sandbox” alias pengujian untuk selanjutnya dijadikan sebagai landasan

pembuatan aturan baru.

Secara umum, ada dua jenis sistem pembayaran atau payment system yang sudah cukup dikenal

masyarakat, yaitu secara tunai (cash payment) dan non tunai (cashless payment).

1. Pembayaran Tunai (Cash Payment) 

Sistem pembayaran tunai atau cash payment adalah metode pembayaran konvensional yang

sudah dipakai sejak ORI (Oeang Republik Indonesia) diperkenalkan di Indonesia pada 1946. Saat

ini, pembayaran secara tunai masih banyak digunakan oleh masyarakat, terutama untuk transaksi

yang nilainya kecil. Sebab, jangkauan penggunaan uang tunai memang lebih luas. Akses untuk

mendapat uang tunai pun cukup mudah. Di sini, kedua belah pihak melakukan transaksi dengan

bertemu langsung dan membayarkan sejumlah uang yang dimaksud secara tunai.

2. Pembayaran Non Tunai (Cashless Payment)

Cashless payment adalah metode pembayaran tanpa menggunakan uang tunai. Pembayaran

nontunai atau biasa dikenal dengan istilah cashless semakin berkembang seiring perkembangan

zaman dan teknologi. Beberapa contohnya yang paling sering digunakan masyarakat adalah

transaksi melalui mesin ATM dan layanan mobile banking. Di samping itu juga bisa dilakukan
4
dengan cara pembayaran melalui online payment dengan dompet digital dan platform lain yang

menggunakan kode QR. Dalam sistem ini, seluruh proses pembayaran dilakukan secara digital. Di

Indonesia sendiri, sistem ini mulai digencarkan lewat program Gerakan Nasional Non Tunai

(GNNT) yang diluncurkan pada 2014 lalu.

 Saluran-saluran pembayaran (Delivery Channel) :

a. Electronic Data Capturing (EDC)

b. Teller Input atau petugas teller di bank

c. Mesin ATM (Automatic Teller Machine)

d. Internet, mobile banking dan phone banking

 Adapun produk-produk fintech payment yang populer saat ini :

1. Uang Elektronik

Uang elektronik didefinisikan oleh BI sebagai alat pembayaran yang dapat memberikan

kemudahan dan kecepatan dalam transaksi pembayaran tanpa perlu membawa uang tunai. Ditinjau

dari implementasinya, uang elektronik terdiri dari dua bentuk, yakni berbasis chip dan server.

Uang elektronik berbasis chip contohnya produk e-money yang bisa kita beli dari minimarket atau

bank, untuk keperluan pembayaran cashless di pintu jalan tol atau lainnya. Sementara untuk uang

elektronik berbasis server, bentuknya adalah aplikasi digital di ponsel, untuk pembayaran di

merchant online maupun offline dengan QRIS.

2. Dompet Digital

Berbeda dengan uang elektronik, BI memasukkan dompet digital atau dompet elektronik ke

dalam salah satu varian penyelenggara pemrosesan transaksi pembayaran. BI mendefinisikan,

dompet digital sebagai layanan elektronik untuk menyimpan data instrument pembayaran, antara

5
lain alat pembayaran dengan menggunakan kartu dan/atau uang elektronik. Kegunaan lainnya juga

untuk menampung dana dan melakukan pembayaran. Contoh layanannya sebagai berikut :

 Ovo

 Dana

 LinkAja

 GoPay

 Shopee Pay

3. Payment Gateway

Secara regulasi, payment gateway juga masuk ke penyelenggara pemrosesan transaksi

pembayaran yang diatur oleh BI. Sesuai regulasinya, payment gateway adalah layanan elektronik

yang memungkinkan pedagang untuk memproses transaksi pembayaran dengan menggunakan alat

pembayaran kartu, uang elektronik, dan/atau layanan pembayaran bank.

Penerapannya, layanan payment gateway akan dihubungkan ke dalam sistem yang dimiliki

merchant, baik di situs web atau aplikasi mobile. Layanan tersebut mengenakan biaya per transaksi

dan/atau biaya berlangganan penggunaan sistem. Contoh layanannya sebagai berikut :

 Doku

 Xendit

 Midtrans

 IonPay

4. Paylater

6
Paylater adalah layanan pembayaran melalui mekanisme pinjaman, sering juga disebut sebagai

“kredit tanpa kartu kredit”. Cara kerjanya memang mirip seperti kartu kredit, misalnya ketika

diterapkan di sebuah e-commerce, penggunanya bisa membeli sebuah barang dan mencicil

pembayarannya ke dalam beberapa bulan. Layanan paylater diakomodasi dalam Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan terkait layanan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi.

 Manfaat Penggunaan Digital Payment atau Pembayaran Digital

 Kenyamanan bertransaksi. Dengan menggunakan layanan digital payment,

konsumen maupun pelaku usaha diberikan kemudahan dalam bertransaksi secara

cepat.

 Tawaran promosi. Untuk menarik minat pengguna, perusahaan Fintech seringkali

bekerjasama dengan merchant, pelaku usaha, maupun Telco untuk memberikan

promosi dan penawaran menarik.

 Kemudahan dalam pencatatan dan perencanaan keuangan. Konsumen mendapatkan

kemudahan dalam melakukan pencatatan arus pengeluaran karena semua terekam

oleh system

 Potensi Resiko Penggunaan Digital Payment atau Pembayaran Digital

 Keamanan data konsumen. Dengan adanya informasi konsumen dalam database

perusahaan Fintech, maka terdapat potensi risiko terkait privasi data konsumen

maupun data transaksi yang dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak

bertanggungjawab.

 Kesalahan transaksi. Fintech digital payment memerlukan manajemen sistem

infrastruktur teknologi informasi yang sangat kuat sehingga dapat menunjang

keseluruhan proses transaksi dengan baik. Sistem infrastruktur ini meliputi software

7
management, network & connectivity management, dan security management.

Apabila hal ini tidak berjalan dengan baik, maka akan menimbulkan permasalahan

seperti kesalahan transaksi dan kesalahan nominal

2.2 Settlement atau Penyelesaian

Settlement adalah istilah bahasa Inggris dalam bidang bisnis dan keuangan yang artinya

penyelesaian. Maksudnya, settlement adalah proses penyelesaian dari sebuah transaksi keuangan di

mana penjual sudah memberikan produk/jasa pada konsumen dan konsumen sudah menyelesaikan

pembayaran pada penjual/perusahaan. Adapun proses penyelesaian transaksi diperlukan sebagai

tahap akhir yang menyatakan bahwa penjual telah menerima pembayaran dan juga sebagai bentuk

pencatatan keuangan untuk penjual. Hal itu termasuk data keuangan mengenai jumlah pendapatan

yang diperoleh, tanggal transaksi, produk atau jasa apa saja yang terjual, serta hasil dari proses

penyelesaian itu. Settlement tidak berlaku untuk transaksi utang, di mana pembeli sudah membayar

sementara perusahaan belum mengirimkan produknya. Sama halnya dengan kegiatan piutang,

dimana settlement tidak berlaku saat perusahaan sudah memberikan produknya namun pembeli

belum juga melakukan pembayaran. Pada intinya, transaksi yang bisa dikatakan sebagai settlement

adalah bila telah melewati proses pemberian hak dan kewajiban masing-masing oleh pembeli dan

perusahaan, yaitu ketika suatu perusahaan menerima pendapatan dan pembeli menerima produknya.

 Fungsi Settlement

- Fungsi Pemenuhan

Bagi sebuah perusahaan/penjual, penyelesaian transaksi akan membantu mereka memenuhi

target penjualan. Sedangkan, bagi pembeli, semakin cepat transaksi diselesaikan maka

kebutuhannya juga semakin cepat terpenuhi.

8
- Fungsi Stabilitas

Stabilitas disini merujuk pada keseimbangan finansial suatu perusahaan. Setelah adanya

penyelesaian transaksi, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang pasti. Dengan

begitu, mereka bisa memutar uang kembali untuk melanjutkan proses bisnis.

- Fungsi Penyelesaian

Fungsi yang paling mendasar adalah penyelesaian. Fungsi ini terjadi saat penjual dan

pembeli sama-sama menuntaskan kewajibannya dan tidak ada tanggungan lagi.

 Tujuan Settlement

Selain fungsi di atas, proses ini tentunya memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan dari settlement

adalah:

 Memperoleh barang/produk tertentu dari penjual dengan membayar sejumlah biaya dan
memenuhi persyaratan lainnya

 Memperoleh layanan/layanan yang diberikan oleh penyedia dengan membayar tagihan


dalam jumlah besar secara penuh dan memenuhi persyaratan yang berlaku

 Menghindari kewajiban hutang yang harus dibayar pembeli kepada penjual

 Menghindari beban piutang yang harus ditagih penjual dari pembeli

 Dapatkan penghasilan dari barang yang dijual atau jasa yang digunakan

 Percepat proses transaksi tanpa kendala

 Membantu penjual agar cepat melakukan pembukuan keuangan


9
 Minimalkan risiko dalam sistem pembayaran.

 Contoh Layanan Settlement

Proses settlement secara umum dipakai dalam transaksi menggunakan kartu debit dan kartu

kredit yang digesek pada mesin Electronic Data Capture (EDC). Contoh, ketika kita membayar

produk di swalayan atau merchant menggunakan kartu debit, nominal yang kita bayarkan telah

terdata dan disimpan di bank itu.  Lantas, kita akan memperoleh struk dengan data produk yang kita

beli dan nominal yang telah dibayarkan. Adapun struk ini digunakan sebagai bukti untuk proses

penyelesaian di akhir dan hal itulah yang membuat kasir bakal menduplikasi dan menyimpan

seluruh struk pembayaran dengan mesin EDC. 

Penyelesaian transaksi ini diperlukan agar bank penyelenggara bisa mengirim uang ke

swalayan atau merchant tadi sesuai dengan nominal yang terdata, sebagai pernyataan bahwa

transaksi telah rampung. Di samping itu, proses settlement ini juga diperlukan untuk penyelesaian

transaksi menggunakan e-payment, uang digital, atau dompet digital. Jika proses penyelesaian tidak

dilakukan atau dikirimkan oleh merchant lewat mesin EDC atau platform uang digital, transaksi

keuangan belum selesai.  Pihak pembeli telah membayar dan memperoleh produk yang sesuai,

tetapi sejumlah uang masih tertahan di bank atau platform uang digital itu belum dikirimkan ke

merchant sebagai pendapatan yang diterima. 

 Istilah-istilah yang Berkaitan

Berbicara mengenai settlement, ada beberapa istilah lain yang perlu kita pelajari. Hal ini

berkaitan dengan proses berjalannya ekonomi di Indonesia.

- Real Time Gross Settlement

10
RTGS atau Real Time Gross Settlement adalah sistem pengiriman uang antar bank yang

bisa diterima secara real time, namun tidak pada saat itu, melainkan 3-4 jam kemudian. Tapi

tetap saja, waktu tersebut termasuk singkat untuk proses pengirim uang dalam jumlah besar.

Pengiriman dengan RTGS ini dikenakan biaya admin. Tarifnya pun menyesuaikan, mulai

dari Rp25 ribu - Rp50 ribu. Bila Anda hendak bertransaksi dalam jumlah besar, salah satu

teknologi pembayaran ini bisa Anda pertimbangkan.

- Local Currency Settlement

LCS atau Local Currency Settlement adalah penyelesaian suatu transaksi yang bersifat

bilateral dan dilakukan oleh pelaku usaha Indonesia dengan negara partner menggunakan

mata uang masing-masing negara.

Contoh penerapan LCS ini bisa dilihat melalui kerjasama yang dilakukan oleh Bank

Indonesia dengan bank sentral Jepang, Tiongkok, Thailand dan Malaysia dengan tujuan agar

transaksi ekonomi antara Indonesia dan negara tersebut tidak bergantung pada dolar

Amerika.

- Net Settlement

Net settlement adalah proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran dengan cara

pengahapusan kewajiban bayar dan hak tagih di akhir periode akuntansi. Proses ini

berkaitan dengan bank dan rekening nasabah.

11
2.3 Clearing atau Kliring

Menurut KBBI clearing atau kliring adalah suatu bentuk penyelesaian pembukuan dan

juga pembayaran antar bank yang dilakukan dengan cara memindahkan saldo pihak satu kepada

pihak lain yang berhak. Adapun Menurut Peraturan Bank Indonesia No.7/18/PBI/2005 tanggal 22

Juli 2005, pengertian kliring adalah pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar bank,

baik atas nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

Kliring ini dapat dikenali sebagai proses transfer yang sedikit berbeda dari proses transfer

biasa melalui mesin ATM. Hal ini disebabkan oleh proses transfer kliring yang membutuhkan

waktu cukup lama, yaitu sekitar 2 sampai 3 hari. Secara lebih khusus, kliring sering digunakan

dalam perdagangan. Ketika pembeli membeli sekuritas, opsi, atau futures, proses kliring dapat

memvalidasi transaksi. Lembaga kliring akan memastikan bahwa ada dana yang cukup untuk

menyelesaikan pembelian, dan transfer dicatat sebelum dana dikirimkan ke rekening pembeli.

Lembaga kliring perdagangan komoditi berjangka pelat merah, PT Kliring Berjangka

Indonesia (Persero)/KBI melakukan transformasi digital pada proses bisnis perusahaan sejalan

dengan transformasi yang dilakukan perusahaan. Penerapan digitalisasi ini dilakukan dengan

mengaplikasikan blockchain dan smart contract dalam prosesnya.

Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi mengatakan KBI sudah menyiapkan roadmap jangka

panjang, yang ke depan diharapkan KBI akan bertransformasi dari perusahaan kliring yang

menggunakan teknologi digital, menjadi perusahaan digital yang memiliki lisensi kliring. "Saat ini

semua laporan terkait kegiatan kliring penjaminan dan penyelesaian transaksi, semua sudah

dilakukan secara digital. Untuk Sistem Resi Gudang, KBI belum lama ini telah memperbarui

aplikasi registrasi dengan mengaplikasikan teknologi blockchain dan smart contract," kata Fajar

dalam siaran persnya, Senin (12/7/2021).

 Manfaat Clearing atau Kliring

12
 Transfer dana oleh sistem layanan jadi lebih mudah, sesuai dengan keperluan
masyarakat.
 Efektifitas dan efisiensi sistem pembayaran nasional meningkat. Ini akan memudahkan
kedua belah pihak (nasabah atau pun pihak lain) yang terkait.
 Melalui rekening pribadi maupun perusahaan, nasabah dapat melakukan pengiriman
uang atau transaksi lain dalam jumlah besar karena adanya layanan peningkatan yang
luas.

 Jenis Kliring

1. Kliring Umum

Jenis ini umumnya dipakai dalam perhitungan warkat perbankan. Adapun proses
pelaksanaan maupun pengaturan sistemnya diawasi secara langsung oleh Bank Indonesia
sebagai pihak berwenang.

2. Kliring Lokal

Untuk kliring lokal, perhitungan warkatnya dilakukan secara antarbank. Hanya saja,
ketentuan yang berlaku diatur oleh daerah, seperti yang sudah ditetapkan sejak sebelumnya.

3. Kliring Antar Cabang

Kliring lokal menjadi salah satu sarana perhitungan utang-piutang surat berharga atau
transfer uang yang digunakan secara khusus untuk bank yang berada dalam cakupan suatu
daerah tertentu. Cara pelaksanaannya, yakni seluruh perhitungan dari kantor bank cabang
akan dikumpulkan.

 Sistem-Sistem

1. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

Sistem pada metode kliring terbagi menjadi dua, jika dilihat dari sistem dalam Bank

Indonesia. Berikut penjelasannya:

a. Debet

13
Jika kita memerlukan transfer debet, sistem kliring ini bisa digunakan. Pasalnya, sistem

debet berasal dari warkat debet miliki peserta yang terdaftar di wilayah yang

bersangkutan. Umumnya, kliring ini berupa bilyet giro dari antar wilayah.

b. Kredit

Untuk kliring dengan sistem ini, terdapat beberapa ketentuan khusus, yaitu:

Berlaku pada nasabah yang berada di wilayah kliring dan ditujukan untuk nasabah lain

di seluruh Indonesia.

Proses transfer harus dalam mata uang rupiah dan memakai Data Keuangan Elektronik

(DKE).

Penyelenggara Kliring Nasional (PKN) akan melakukan proses perhitungan LLG.

Sistem yang Terdapat dalam Warkat Kliring

Selain dua sistem kliring nasional di atas, ada pula sistem yang terdapat dalam warkat

kliring, diantaranya :

1. Sistem Manual

Dalam metode manual, proses pelaksanaan itu dilakukan secara manual oleh nasabah mulai

dari pemilihan warkat kliring atau membuat bilyet saldo kliring.

2. Sistem Semi Otomasi

Berikutnya adalah sistem kliring semi otomasi, dimana memberikan kemudahan dalam

penyelenggaraan untuk kliring lokal. Namun, untuk penyusunan dan perhitungan bilyet

saldo kliring tetap dilakukan manual oleh nasabah.

3. Sistem Otomasi

14
Sistem kliring otomasi adalah pelaksanaan kliring lokal pada berbagai macam pemilihan

warkat dan perhitungan pembuatan saldo kliring.

4. Sistem Kliring Elektronik

Sistem kliring elektronik adalah sistem yang seluruh perhitungannya nanti akan disesuaikan

dengan perhitungan elektronik. Pada sistem ini, pelaksanaannya meliputi pembuatan serta

perhitungan bilyet saldo kliring. Cara penyampaian warkat nasabah kepada pihak

penyelenggara adalah dengan dipilih secara otomatis dan seluruh prosesnya dilaksanakan

secara elektronik.

 Warkat Kliring

Warkat merupakan alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan melalui Kliring.
Warkat ini bisa berupa dokumen, diantaranya :

- Nota Debet

- Nota Kredit

- Surat Bukti Penerimaan Transfer Bank (SBPT)

- Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT)

- Bilyet Giro

- Cek

- Warkat lain yang telah disetujui oleh Bank Indonesia.

 Contoh Kerja Kliring

Sebagai contoh cara kerja kliring, misalnya seorang pedagang ingin membeli kontrak

berjangka. Untuk mempertahankan penjualan, ada margin awal yang diperlukan dan harus

dipegang sebagai jaminan bahwa penjualan akan berhasil. Lembaga kliring akan

15
memverifikasi hal ini dengan masuk ke akun pedagang dan menahan margin yang

diperlukan sehingga tidak dapat digunakan sampai transaksi selesai.

Ini akan mengurangi risiko dana digunakan untuk jual-beli lain, serta memastikan bahwa

semua pihak menjunjung tinggi kesepakatan mereka.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan diatas kami mengambil kesimpulan

terhadap bagaimana peran lembaga layanan keuangan juga pemerintah dalam menghadapi

transformasi digital yang terus berkembang seiring dengan adanya perkembangan teknologi yang

ada. Literasi masyarakat juga sangat memberi pengaruh bagi berjalannya fasilitasi layanan

keuangan berbasis digital yang sudah sangat banyak jenis dan macamnya ini. Salah satunya

dengan adanya jenis Fintech (Financial Technology) yaitu payment, settlement, dan clearing

yang dapat memberikan kemudahan layanan pembayaran keuangan berbasis digital kepada

konsumen atau masyarakat, misalnya memudahkan pengguna melakukan pembayaran dan

melakukan pengiriman uang tanpa melewati bank konvensional, seperti bayar listrik, bayar

belanja online, atau pembayaran lainnya.

16
3.2 Saran

Dari hasil tulisan makalah diatas melihat bahwa adanya beberapa hal yang menjadi

pandangan bagi penulis yaitu :

1. Memperbanyak E-Wallet di Indonesia agar mempermudah dan mempercepat ketika

melakukan transaksi.

2. Selalu hati - hati ketika melakukan suatu pembayaran di aplikasi yang bukan dinaungi

oleh OJK.

3. Jangan pernah memberikan data pribadi, data transaksi keuangan, dan juga kode akun

aplikasi keuangan kepada pihak atau orang yang tidak berkepentingan. dikarenakan

terdapat potensi risiko terkait privasi data konsumen maupun data transaksi yang dapat

disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

4. Mempercepat proses dari kinerja kliring supaya memudahkan masyarakat untuk

melakukan suatu transaksi dengan proses yang cepat.

17
DAFTAR PUSTAKA

18

Anda mungkin juga menyukai