FINANCIAL TECHNOLOGI
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga Makalah “Payment, Settlement, and Clearing” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak
lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Financial Technologi. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah
“Payment, Settlement, and Clearing” ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan
dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah “Payment, Settlement, and
Clearing” ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................................2
BAB III.........................................................................................................................8
PENUTUP....................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................8
3.2 Saran.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat membuat dunia bisnis harus mampu
menyesuaikan diri.. Adanya perkembangan teknologi saat ini tidak lain bertujuan untuk
masyarakat menjadi lebih mudah dalam melakukan transaksi yang semula manual menjadi
otomatis. Salah satu perkembangan teknologi yang menjadi bahan kajian terkini di Indonesia adalah
Teknologi Finansial atau Financial Technology (Fintech). Menurut definisi yang dijabarkan oleh
National Digital Research Centre (NDRC), Teknologi Finansial adalah istilah yang digunakan
untuk menyebut suatu inovasi di bidang jasa finansial. Penggunaan layanan fintech terus meningkat
dari tahun ke tahun. Menurut hasil riset bertajuk “Digital Merchant Survey 2021” oleh Dynata,
diproyeksikan dalam 1–2 tahun ke depan hampir semua jenis produk fintech akan mengalami
kenaikan, seperti pembayaran digital (77%), transfer dana digital (71%), asuransi digital (47%),
bidang keuangan sehingga diharapkan bisa memfasilitasi proses transaksi keuangan yang lebih
praktis, aman serta modern. Berbicara mengenai Fintech, terbagi menjadi empat kategori, yaitu
Market Provisioning; Deposit Lending, and Capital Rising; Investment and Risk Management; dan
Payment, Clearing, and Settlement. Dari keempat kategori tersebut, Payment, Clearing, and
Settlement merupakan kategori yang paling ramai diisi oleh perusahaan startup di Indonesia,
Kehadiran startup dalam kategori Payment, Clearing, and Settlement, dapat kita lihat dari
begitu menjamurnya bisnis uang digital (e-money), yang kemudian berdampak pada berubahnya
1
gaya transaksi kita saat ini. Berangsur, kita mulai meninggalkan budaya transaksi tunai yang
merepotkan, beralih ke transaksi elektronik yang mudah, cepat, dan aman. Salah satu ekonom
politik Amerika, Reich (2014) meramalkan bahwa suatu saat akan tiba saatnya era transaksi tunai
atau cash akan berakhir, meski ia tidak tahu secara pasti kapan masa itu akan tiba. Keyakinannya itu
bukan tanpa alasan, bahwa pada kenyataannya gaya hidup masyarakat Amerika yang kini lebih
banyak melakukan transaksi non-tunai, bahkan untuk transaksi “recehan”. Begitu pun di Indonesia,
penerapan transaksi cashless saat ini dapat kita jumpai, seperti saat pembayaran gardu tol,
pembelian snacks ataupun minuman di vending machine, dan tiket bus Transjakarta.
4. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana jenis fintech pada transaksi layanan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia, arti dari pembayaran adalah proses, cara, perbuatan membayar. Pembayaran di sini
jangkauan penggunaan maknanya cukup luas, bisa digunakan untuk transaksi atau kegiatan
metode yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana, guna memenuhi suatu kewajiban yang
Menurut Mustofa Edwin (2014:33), sebelum manusia mengenal uang untuk bertransaksi dan
mendapatkan barang yang diinginkan mereka harus melakukan barter. Namun sistem tersebut
dinilai tidak efektif, sehingga muncul alat tukar yang disebut uang, yang pertama kali dikenal pada
peradaban Sumeria dan Babylonia. Sehingga dari perkembangan tersebut uang dapat dikategorikan
menjadi tiga jenis yaitu uang barang, uang kertas dan uang giral. Dalam perkembangan teknologi
saat ini muncul jenis uang baru yaitu uang elektronik atau bisa disebut e-money. Uang elektronik
atau e-money adalah uang yang digumakaan dalam transaksi internet dengan cara elektronik.
Biasanya alat pembayaran ini melibatkan penggunaan jaringan internet. Jenis Fintech yang satu ini
memberikan pelayanan berupa pembayaran dan dompet digital yang bisa digunakan untuk transaksi
cashless yang berada dalam ranah Bank Indonesia (BI). Contohnya, e-wallet dan payment gateway.
E-wallet dan payment gateway berlaku sebagai portal pembayaran untuk meningkatkan efektivitas
dan mengefisiensikan waktu pada proses pembayaran transaksi online dan bentuk aplikasi lain
dengan berbagai merk seperti : Go Pay, OVO, Line Pay, True Money, Toko Pandai, M-saku,
3
Paytren, Dana, Uangku, Saldomu dan merk-merk yang lain. Hanya dengan smartphone, pengguna
produk fintech ini bisa membayar berbagai macam keperluan seperti tagihan listrik, pulsa, dan
belanja online.
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Payment, atau pembayaran, bertujuan untuk memfasilitasi
transaksi pembayaran dari pelanggan ke merchant. Model bisnis pembayaran yang dijalankan
memiliki aturan spesifik, bahkan untuk model bisnis baru yang sudah mulai berkembang, otoritas
Secara umum, ada dua jenis sistem pembayaran atau payment system yang sudah cukup dikenal
masyarakat, yaitu secara tunai (cash payment) dan non tunai (cashless payment).
sudah dipakai sejak ORI (Oeang Republik Indonesia) diperkenalkan di Indonesia pada 1946. Saat
ini, pembayaran secara tunai masih banyak digunakan oleh masyarakat, terutama untuk transaksi
yang nilainya kecil. Sebab, jangkauan penggunaan uang tunai memang lebih luas. Akses untuk
mendapat uang tunai pun cukup mudah. Di sini, kedua belah pihak melakukan transaksi dengan
bertemu langsung dan membayarkan sejumlah uang yang dimaksud secara tunai.
Cashless payment adalah metode pembayaran tanpa menggunakan uang tunai. Pembayaran
nontunai atau biasa dikenal dengan istilah cashless semakin berkembang seiring perkembangan
zaman dan teknologi. Beberapa contohnya yang paling sering digunakan masyarakat adalah
transaksi melalui mesin ATM dan layanan mobile banking. Di samping itu juga bisa dilakukan
4
dengan cara pembayaran melalui online payment dengan dompet digital dan platform lain yang
menggunakan kode QR. Dalam sistem ini, seluruh proses pembayaran dilakukan secara digital. Di
Indonesia sendiri, sistem ini mulai digencarkan lewat program Gerakan Nasional Non Tunai
1. Uang Elektronik
Uang elektronik didefinisikan oleh BI sebagai alat pembayaran yang dapat memberikan
kemudahan dan kecepatan dalam transaksi pembayaran tanpa perlu membawa uang tunai. Ditinjau
dari implementasinya, uang elektronik terdiri dari dua bentuk, yakni berbasis chip dan server.
Uang elektronik berbasis chip contohnya produk e-money yang bisa kita beli dari minimarket atau
bank, untuk keperluan pembayaran cashless di pintu jalan tol atau lainnya. Sementara untuk uang
elektronik berbasis server, bentuknya adalah aplikasi digital di ponsel, untuk pembayaran di
2. Dompet Digital
Berbeda dengan uang elektronik, BI memasukkan dompet digital atau dompet elektronik ke
dompet digital sebagai layanan elektronik untuk menyimpan data instrument pembayaran, antara
5
lain alat pembayaran dengan menggunakan kartu dan/atau uang elektronik. Kegunaan lainnya juga
untuk menampung dana dan melakukan pembayaran. Contoh layanannya sebagai berikut :
Ovo
Dana
LinkAja
GoPay
Shopee Pay
3. Payment Gateway
pembayaran yang diatur oleh BI. Sesuai regulasinya, payment gateway adalah layanan elektronik
yang memungkinkan pedagang untuk memproses transaksi pembayaran dengan menggunakan alat
Penerapannya, layanan payment gateway akan dihubungkan ke dalam sistem yang dimiliki
merchant, baik di situs web atau aplikasi mobile. Layanan tersebut mengenakan biaya per transaksi
Doku
Xendit
Midtrans
IonPay
4. Paylater
6
Paylater adalah layanan pembayaran melalui mekanisme pinjaman, sering juga disebut sebagai
“kredit tanpa kartu kredit”. Cara kerjanya memang mirip seperti kartu kredit, misalnya ketika
diterapkan di sebuah e-commerce, penggunanya bisa membeli sebuah barang dan mencicil
pembayarannya ke dalam beberapa bulan. Layanan paylater diakomodasi dalam Peraturan Otoritas
cepat.
oleh system
perusahaan Fintech, maka terdapat potensi risiko terkait privasi data konsumen
maupun data transaksi yang dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak
bertanggungjawab.
keseluruhan proses transaksi dengan baik. Sistem infrastruktur ini meliputi software
7
management, network & connectivity management, dan security management.
Apabila hal ini tidak berjalan dengan baik, maka akan menimbulkan permasalahan
Settlement adalah istilah bahasa Inggris dalam bidang bisnis dan keuangan yang artinya
penyelesaian. Maksudnya, settlement adalah proses penyelesaian dari sebuah transaksi keuangan di
mana penjual sudah memberikan produk/jasa pada konsumen dan konsumen sudah menyelesaikan
tahap akhir yang menyatakan bahwa penjual telah menerima pembayaran dan juga sebagai bentuk
pencatatan keuangan untuk penjual. Hal itu termasuk data keuangan mengenai jumlah pendapatan
yang diperoleh, tanggal transaksi, produk atau jasa apa saja yang terjual, serta hasil dari proses
penyelesaian itu. Settlement tidak berlaku untuk transaksi utang, di mana pembeli sudah membayar
sementara perusahaan belum mengirimkan produknya. Sama halnya dengan kegiatan piutang,
dimana settlement tidak berlaku saat perusahaan sudah memberikan produknya namun pembeli
belum juga melakukan pembayaran. Pada intinya, transaksi yang bisa dikatakan sebagai settlement
adalah bila telah melewati proses pemberian hak dan kewajiban masing-masing oleh pembeli dan
perusahaan, yaitu ketika suatu perusahaan menerima pendapatan dan pembeli menerima produknya.
Fungsi Settlement
- Fungsi Pemenuhan
target penjualan. Sedangkan, bagi pembeli, semakin cepat transaksi diselesaikan maka
8
- Fungsi Stabilitas
Stabilitas disini merujuk pada keseimbangan finansial suatu perusahaan. Setelah adanya
penyelesaian transaksi, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang pasti. Dengan
begitu, mereka bisa memutar uang kembali untuk melanjutkan proses bisnis.
- Fungsi Penyelesaian
Fungsi yang paling mendasar adalah penyelesaian. Fungsi ini terjadi saat penjual dan
Tujuan Settlement
Selain fungsi di atas, proses ini tentunya memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan dari settlement
adalah:
Memperoleh barang/produk tertentu dari penjual dengan membayar sejumlah biaya dan
memenuhi persyaratan lainnya
Dapatkan penghasilan dari barang yang dijual atau jasa yang digunakan
Proses settlement secara umum dipakai dalam transaksi menggunakan kartu debit dan kartu
kredit yang digesek pada mesin Electronic Data Capture (EDC). Contoh, ketika kita membayar
produk di swalayan atau merchant menggunakan kartu debit, nominal yang kita bayarkan telah
terdata dan disimpan di bank itu. Lantas, kita akan memperoleh struk dengan data produk yang kita
beli dan nominal yang telah dibayarkan. Adapun struk ini digunakan sebagai bukti untuk proses
penyelesaian di akhir dan hal itulah yang membuat kasir bakal menduplikasi dan menyimpan
Penyelesaian transaksi ini diperlukan agar bank penyelenggara bisa mengirim uang ke
swalayan atau merchant tadi sesuai dengan nominal yang terdata, sebagai pernyataan bahwa
transaksi telah rampung. Di samping itu, proses settlement ini juga diperlukan untuk penyelesaian
transaksi menggunakan e-payment, uang digital, atau dompet digital. Jika proses penyelesaian tidak
dilakukan atau dikirimkan oleh merchant lewat mesin EDC atau platform uang digital, transaksi
keuangan belum selesai. Pihak pembeli telah membayar dan memperoleh produk yang sesuai,
tetapi sejumlah uang masih tertahan di bank atau platform uang digital itu belum dikirimkan ke
Berbicara mengenai settlement, ada beberapa istilah lain yang perlu kita pelajari. Hal ini
10
RTGS atau Real Time Gross Settlement adalah sistem pengiriman uang antar bank yang
bisa diterima secara real time, namun tidak pada saat itu, melainkan 3-4 jam kemudian. Tapi
tetap saja, waktu tersebut termasuk singkat untuk proses pengirim uang dalam jumlah besar.
Pengiriman dengan RTGS ini dikenakan biaya admin. Tarifnya pun menyesuaikan, mulai
dari Rp25 ribu - Rp50 ribu. Bila Anda hendak bertransaksi dalam jumlah besar, salah satu
LCS atau Local Currency Settlement adalah penyelesaian suatu transaksi yang bersifat
bilateral dan dilakukan oleh pelaku usaha Indonesia dengan negara partner menggunakan
Contoh penerapan LCS ini bisa dilihat melalui kerjasama yang dilakukan oleh Bank
Indonesia dengan bank sentral Jepang, Tiongkok, Thailand dan Malaysia dengan tujuan agar
transaksi ekonomi antara Indonesia dan negara tersebut tidak bergantung pada dolar
Amerika.
- Net Settlement
Net settlement adalah proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran dengan cara
pengahapusan kewajiban bayar dan hak tagih di akhir periode akuntansi. Proses ini
11
2.3 Clearing atau Kliring
Menurut KBBI clearing atau kliring adalah suatu bentuk penyelesaian pembukuan dan
juga pembayaran antar bank yang dilakukan dengan cara memindahkan saldo pihak satu kepada
pihak lain yang berhak. Adapun Menurut Peraturan Bank Indonesia No.7/18/PBI/2005 tanggal 22
Juli 2005, pengertian kliring adalah pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar bank,
baik atas nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.
Kliring ini dapat dikenali sebagai proses transfer yang sedikit berbeda dari proses transfer
biasa melalui mesin ATM. Hal ini disebabkan oleh proses transfer kliring yang membutuhkan
waktu cukup lama, yaitu sekitar 2 sampai 3 hari. Secara lebih khusus, kliring sering digunakan
dalam perdagangan. Ketika pembeli membeli sekuritas, opsi, atau futures, proses kliring dapat
memvalidasi transaksi. Lembaga kliring akan memastikan bahwa ada dana yang cukup untuk
menyelesaikan pembelian, dan transfer dicatat sebelum dana dikirimkan ke rekening pembeli.
Indonesia (Persero)/KBI melakukan transformasi digital pada proses bisnis perusahaan sejalan
dengan transformasi yang dilakukan perusahaan. Penerapan digitalisasi ini dilakukan dengan
Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi mengatakan KBI sudah menyiapkan roadmap jangka
panjang, yang ke depan diharapkan KBI akan bertransformasi dari perusahaan kliring yang
menggunakan teknologi digital, menjadi perusahaan digital yang memiliki lisensi kliring. "Saat ini
semua laporan terkait kegiatan kliring penjaminan dan penyelesaian transaksi, semua sudah
dilakukan secara digital. Untuk Sistem Resi Gudang, KBI belum lama ini telah memperbarui
aplikasi registrasi dengan mengaplikasikan teknologi blockchain dan smart contract," kata Fajar
12
Transfer dana oleh sistem layanan jadi lebih mudah, sesuai dengan keperluan
masyarakat.
Efektifitas dan efisiensi sistem pembayaran nasional meningkat. Ini akan memudahkan
kedua belah pihak (nasabah atau pun pihak lain) yang terkait.
Melalui rekening pribadi maupun perusahaan, nasabah dapat melakukan pengiriman
uang atau transaksi lain dalam jumlah besar karena adanya layanan peningkatan yang
luas.
Jenis Kliring
1. Kliring Umum
Jenis ini umumnya dipakai dalam perhitungan warkat perbankan. Adapun proses
pelaksanaan maupun pengaturan sistemnya diawasi secara langsung oleh Bank Indonesia
sebagai pihak berwenang.
2. Kliring Lokal
Untuk kliring lokal, perhitungan warkatnya dilakukan secara antarbank. Hanya saja,
ketentuan yang berlaku diatur oleh daerah, seperti yang sudah ditetapkan sejak sebelumnya.
Kliring lokal menjadi salah satu sarana perhitungan utang-piutang surat berharga atau
transfer uang yang digunakan secara khusus untuk bank yang berada dalam cakupan suatu
daerah tertentu. Cara pelaksanaannya, yakni seluruh perhitungan dari kantor bank cabang
akan dikumpulkan.
Sistem-Sistem
Sistem pada metode kliring terbagi menjadi dua, jika dilihat dari sistem dalam Bank
a. Debet
13
Jika kita memerlukan transfer debet, sistem kliring ini bisa digunakan. Pasalnya, sistem
debet berasal dari warkat debet miliki peserta yang terdaftar di wilayah yang
bersangkutan. Umumnya, kliring ini berupa bilyet giro dari antar wilayah.
b. Kredit
Untuk kliring dengan sistem ini, terdapat beberapa ketentuan khusus, yaitu:
Berlaku pada nasabah yang berada di wilayah kliring dan ditujukan untuk nasabah lain
di seluruh Indonesia.
Proses transfer harus dalam mata uang rupiah dan memakai Data Keuangan Elektronik
(DKE).
Selain dua sistem kliring nasional di atas, ada pula sistem yang terdapat dalam warkat
kliring, diantaranya :
1. Sistem Manual
Dalam metode manual, proses pelaksanaan itu dilakukan secara manual oleh nasabah mulai
Berikutnya adalah sistem kliring semi otomasi, dimana memberikan kemudahan dalam
penyelenggaraan untuk kliring lokal. Namun, untuk penyusunan dan perhitungan bilyet
3. Sistem Otomasi
14
Sistem kliring otomasi adalah pelaksanaan kliring lokal pada berbagai macam pemilihan
Sistem kliring elektronik adalah sistem yang seluruh perhitungannya nanti akan disesuaikan
dengan perhitungan elektronik. Pada sistem ini, pelaksanaannya meliputi pembuatan serta
perhitungan bilyet saldo kliring. Cara penyampaian warkat nasabah kepada pihak
penyelenggara adalah dengan dipilih secara otomatis dan seluruh prosesnya dilaksanakan
secara elektronik.
Warkat Kliring
Warkat merupakan alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan melalui Kliring.
Warkat ini bisa berupa dokumen, diantaranya :
- Nota Debet
- Nota Kredit
- Bilyet Giro
- Cek
Sebagai contoh cara kerja kliring, misalnya seorang pedagang ingin membeli kontrak
berjangka. Untuk mempertahankan penjualan, ada margin awal yang diperlukan dan harus
dipegang sebagai jaminan bahwa penjualan akan berhasil. Lembaga kliring akan
15
memverifikasi hal ini dengan masuk ke akun pedagang dan menahan margin yang
Ini akan mengurangi risiko dana digunakan untuk jual-beli lain, serta memastikan bahwa
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan diatas kami mengambil kesimpulan
terhadap bagaimana peran lembaga layanan keuangan juga pemerintah dalam menghadapi
transformasi digital yang terus berkembang seiring dengan adanya perkembangan teknologi yang
ada. Literasi masyarakat juga sangat memberi pengaruh bagi berjalannya fasilitasi layanan
keuangan berbasis digital yang sudah sangat banyak jenis dan macamnya ini. Salah satunya
dengan adanya jenis Fintech (Financial Technology) yaitu payment, settlement, dan clearing
yang dapat memberikan kemudahan layanan pembayaran keuangan berbasis digital kepada
melakukan pengiriman uang tanpa melewati bank konvensional, seperti bayar listrik, bayar
16
3.2 Saran
Dari hasil tulisan makalah diatas melihat bahwa adanya beberapa hal yang menjadi
melakukan transaksi.
2. Selalu hati - hati ketika melakukan suatu pembayaran di aplikasi yang bukan dinaungi
oleh OJK.
3. Jangan pernah memberikan data pribadi, data transaksi keuangan, dan juga kode akun
aplikasi keuangan kepada pihak atau orang yang tidak berkepentingan. dikarenakan
terdapat potensi risiko terkait privasi data konsumen maupun data transaksi yang dapat
17
DAFTAR PUSTAKA
18