Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fintech dan
Digital Banking
Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Afida Hatta Tazkia
2. Endra Saputra
3. Laeli Nursita
4. Muhammad Masruf
5. Vera Ananda
Perbankan Syariah 6
STAI ASY-SYUKRIYYAH
JL. KH. Hasyim Ashari No. KM. 3, Poris Plawad Indah, Cipondoh, Kota
Tangerang, Banten, 15141
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena atas rahmat dan
hidayah- Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen mata kuliah Fintech dan digital banking, Ustadz . Dr. H.Irwan
Maulana, Lc,M.Si dan pihak-pihak lain yang telah mendukung dalam kelancaran
pembuatan makalah ini.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas kelompok mata kuliah fintech dan digital banking. Di dalam pembuatan makalah
ini kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kekeliruan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyusun
makalah lain di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat tidak hanya
bagi kami tetapi juga bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
2.1 Definisi dan sejarah E - Money .........................................................................3
2.2 Dasar Hukum E - Money....................................................................................6
2.3 Kelebihan dan kekurangan E -Money ...............................................................9
2.4 Jenis - jenis transaksi dan uang elektronik (E- Money) ....................................10
2.5 Regulasi E - Money......................................................................................... ..18
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 21
3.2 Saran...................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Lihat Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008.
1
1.2 RumusanMasalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari E Money?
2. Bagaimana hukum dari E Money?
3. Apa saja kelebihan dan kelemahannya ?
4. Apa jenis - jenis dan contih E - Money ?
5. Bagaimana Regulasi yang mengatur E Money Tersebut ?
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fintech dan Digital Banking
2. Untuk mengetahui apa itu E Money.
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu kepada penerbit.
b. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media server atau chip.
c. Nilai uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan
sebagaimana dimaksud dalam Undangundang yang mengatur mengenai
perbankan.
Menurut Rivai (2001) uang elektronik adalah alat bayar elektronik yang diperoleh
dengan menyetorkan terlebih dahulu sejumlah uang kepada penerbit, baik secara
langsung, maupun melalui agen-agen penerbit, atau dengan pendebitan rekening di bank,
dan nilai uang tersebut dimasukan menjadi nilai uang dalam media uang elektronik, yang
dinyatakan dalam satuan Rupiah, yang digunakan untuk melakukan transaksi
pembayaran dengan cara mengurangi secara langsung nilai uang pada media uang
elektronik tersebut. Sedangkan menurut Hidayati (2006:4) pengertian uang elektronik (e-
money) mengacu pada definisi yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlement
mendefinisikan uang elektronik sebagai “stored value or prepaid products in which a
record of the funds or value available to a consumer is stored on an electronic device in
the consumer’s possession” (produk storedvalue atau prepaid dimana sejumlah uang
disimpan dalam suatu media elektronis yang dimiliki seseorang).
3
konsumen.
c. Pada saat transaksi, perpindahan dana dalam bentuk electronic value dari e-
money milik konsumen kepada terminal merchant dapat dilakukan secara
offline. Dalam hal ini verifikasi cukup dilakukan pada level merchant (point of
sale), tanpa harus online ke komputer penerbit.
Hingga pada 1983, sebuah researchpaper yang dibuat oleh David Chaum
memperkenalkan ide “uang digital”. David Lee Chaum yang lahir pada tahun 1955
adalah seorang ilmuwan komputer dan kriptografer. Beliau banyak menciptakan protocol
kriptografi dan menemukan Digicash, perusahaan uang digital. Digicash didirikan di
Amsterdam untuk mengkomersialkan ide David, tetapi sayang perusahaanya bangkrut
pada tahun 1998. Pada tahun 1999, David meninggalkan perusahaan. Pada tahun 1997,
justru perusahaan Coca-Colalah yang pertama kali menawarkan transaksi dari
vendingmachine menggunakan mobilepayments, setelah itu barulah perusahaan
4
layanan e-Money yang terkenal hingga saat ini PayPal muncul ke public. Dan pada tahun
2008 muncul kurs tersendiri dari uang digital yang dinamakan Bitcoin. Dari sinilah
muncul istilah digital currency dan virtual currency.
Banyak bank atau perusahaan lainya yang menyediakan jasa e-Money yang telah
bersertifikan BI. Sejauh ini, e-Money – uang non-tunai yang digunakan dalam transaksi
sudah digunakan sebagai alat pembayaran untuk transaksi yang bernilai kurang dari Rp 5
juta di Indonesia. Total nilai transaksi e-Money di tahun 2013 mencapai Rp 6,7 miliar per
hari atau Rp 2 triliun per tahun. Sementara total nilai transaksi di Indonesia adalah Rp
260 triliun per tahun.
Saat ini penggunaan uang elektronik terus meningkat. Sebagai contoh dapat
dilihat dari penjualan e-tollcard yang terus meningkat. Adityawarman ,Direktur Utama
Jasa Marga, mengatakan bahwa penjualan e-toll tembus 100 juta lebih.
5
mengatakan penggunaan uang elektronik mempercepat transaksi dan proses perdagangan.
Namun pengaruhnya signifikan atau tidak, belum dapat diketahui secara pasti.
Selain itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mengeluarkan BRIZZI, BPD DKI
Jakarta dengan produk JakCard, PT Indosat Tbk mengeluarkan Dompetku, PT SkyeSb
Indonesia dengan produk SkyeCard, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
mengeluarkan FlexyCard serta i-VasCard.
pelaksanaan al-Sharf secara umum terdapat dalam kitabullah, yakni di dalam Al-
Qur‟an yaitu surat Al-Baqarah ayat 275:
6
Selain itu terdapat pula hadits Nabi SAW dari „Ubaydah bin Shamith yang oleh Imam
Muslim, yaitu sebagai berikut:
ُب ل ّببا اوَ لِ اب بلَّل اه ِبا َل ِِ لل اَلي ِِ او ِوبا ا
ََّل ل:ََ ِ ل ِ رس ِّبل قل اّ ل: ََلبا َ اَث قل ِّبا ِ او اَِ َهلَاَ ا
ِ ِ ِب
َ،بيب
ا ب َبيلل،َب بس ِ هسَب
ر ب ا،ب
ب ِب ب
ِ بهلاّ اَ اِ ب ُِبا اوََب بهل ِّ َ اوَ لّ بهلّ با اوََسَ ا بِهلَسَِبا اوَ لَب ّبل ل
هفلُ خهي وَلبا ْله ا
ََ َِب و ْ ل خب َ َ وبُابا بّل اه ِّ َص ل
Dari „Ubaydah bin Shamith ia berkata bahwasanya Rasulullah SAW telah ) َ ا َ لبََا َْيل
ََ َ ( وَ ا.يب
ِ بيbersabda: “(Juallah) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan
gandum, sya'ir dengan sya'ir, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam (dengan
syarat harus) sama dan sejenis serta secara tunai. Jika jenisnya berbeda, juallah
sekehendakmu jika dilakukan secara tunai.” (Ibnu Hajar al-Asqalani, 1995: 351).
Hadits ini menerangkan mengenai enam macam jenis yang tidak boleh dijual
kecuali dengan sama timbangannya dan tunai yaitu, emas dijual dengan emas, perak
dengan perak, gandum dengan gandum, jagung centel dengan jagung centel, kurma
dengan kurma, dan garam dengan garam. Jika berlainan, misalnya emas dibeli dengan
beras itu hukumannya boleh dengan syarat harus kontan.
Menurut ketentuan umum fatwa DSN-MUI No. 28/DSN-MUI/III/2002
tentang Jual Beli Mata Uang (al-Sharf) bahwa transaksi jual beli mata uang pada
prinsipnya boleh dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Tidak untuk spekulasi (untung-untungan);
2. Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan);
3. Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis, maka nilainya harus
sama dan secara tunai (at-taqabudh);
4. Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan berlainan nilai tukar (kurs)
yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dan secara tunai.
Disampaing itu, menurut Ayub yang dikutip Sutan Remy Sjahdeini (2014: 279-280),
terdapat beberapa syarat yang harus terlaksana dalam transaksi al-Sharf, diantaranya jika
mata uang yang dipertukarkan adalah sama, maka jumlahnya harus sama walaupun
bentuk mata uang yang diertukarkan tidak sama, yaitu bahwa salah satu pihak
memberikan mata uang dalam bentuk mata uang kertas, sedangkan yang lain
memberikan dalam bentuk uang logam dari negara yang sama, misalnya lima pound
uang kertas dengan lima pound uang. Pertukaran (exchange) harus dilakukan secara
7
simultan tanpa boleh ada pencantuman klausul penangguhan (deferment clause)
mengenai penerimaan salah satu atau kedua counter value tersebut.
BSM e-Money adalah salah satu produk yang diterbitkan oleh bank
syariah.Menurut pasal 2 Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah bahwa perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan
prinsip syariah. Penjelasan tentang prinsip syariah yang terdapat dalam dua pasal
ditempat yang berbeda, yaitu: pertama, yang tertera dalam pasal 1 angka 12 UU
Perbankan Syariah bahwa, “Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan
perbankan syariah berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah”. Prinsip syariah yang dimaksud
menurut penjelasan pasal 2 UU Perbankan Syariah adalah kegiatan usaha yang tidak
mengandung unsur: 1) riba; 2) maisir; 3) gharar; 4) haram; dan 5) zalim.
Uang elektronik secara khusus diatur oleh Peraturan Bank Indonesia No.
8
2.3 Kelebihan dan Kekurangan E - Money
Akibat Pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor yang membuat uang
elektronik semakin populer. Pasalnya, masyarakat lebih memilih bertransaksi
menggunakan uang elektronik yang lebih aman daripada uang cash, teknologi membuat
penggunaan uang elektronik semakin meningkat. Hal itu sesuai dengan data yang
disajikan oleh Katadata mengenai jumlah pemakaian uang elektronik, Dalam data
tersebut terlihat bahwa nilai transaksi uang elektronik pada bulan Januari hingga Juli
2020 mencapai Rp 16,7 triliun, Angka tersebut meningkat hingga 59% jika dibandingkan
pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Promo menarik sering kali di tawarkan kepada penguna Uang Elektrik demi
mendorong masyarakat untuk bisa cashless, sejumlah merchant Menerapkan Promo
yang biasanya diadakan pada tanggal dan momen- Momen terentu Seperti Hari
perayaan besar.
9
Terlepas dari kelebihan yang dimiliki Uang Eektrik, E- Money tetap Memiliki
kekurangan atau kelemahan :
2. Mudah Hilang
Kartu dari Uang Elektrik sangat mudah hilang jika tidak disimpan dengan
baik, bahkan jika hilang penemunya pun bisa langsung digunakannya dengan mudah
oleh orang yang menemukan hingga saldo didalan Uang Elektrik tersebut habis.
2
Muamar, “Electronic money (e-money) in maqashid al-sharia perspective” Journal of Islamic Economics
Lariba, vol. 3, issue 2 (2017), 75-84
10
media elektronik yang akan digunakan sebagai uang elektronik. Kemudian apabila nilai
uang elektronik yang dipegang oleh pemegang sudah habis, pemegang dapat
melakukan pengisian uang (top up).
Kedua, transaksi pembayaran dengan uang elektronik pada prinsipnya
dilakukan melalui penukaran nilai uang yang ada di dalam uang elektronik dengan
barang atau jasa antara pemegang dengan penjual dengan menggunakan protocol yang
telah ditetapkan sebelumnya.3
Ketiga, transfer. Transfer dalam fasilitas uang elektronik merupakan fasilitas
pengiriman nilai uang elektronik antar pemegang uang elektronik melalui terminal-
terminal yang telah dilengkapi perlengkapan khusus oleh penerbit.4
Keempat, tarik tunai yaitu fasilitas penarikan uang atas nilai uang elektronik
yang tercatat dalam media uang elektronik yang dimiliki pemegang yang dapat
dilakukakan setiap saat oleh pemegang (Bank Indonesia, 2014).
Dan kelima, Refund/Redeem yakni penukaran kembali nilai uang elektronik
kepada penerbit, baik dilakukan pada saat nilai uang elektronik tidak terpakai atau masih
tersisa pada saat pemegang mengakhiri penggunaan uang elektronik dan atau masa
berlaku media uang elektronik telah berakhir (Bank Indonesia, 2009), ataupun yang
dilakukan oleh pedagang pada saat penukaran nilai uang elektronik yang diperoleh
pedagang dari pemegang atas transaksi jual beli barang.5
Berdasarkan media penyimpanannya, saat ini Uang Elektronik dibedakan atas dua
jenis yaitu:6
Pertama, Uang Elektronik yang Nilai Uang Elektroniknya selain dicatat pada media
elektronik yang dikelola oleh Penerbit juga dicatat pada media elektronik yang dikelola oleh
Pemegang. Media elektronik yang dikelola oleh Pemegang dapat berupa chip yang tersimpan
pada kartu, stiker, atau harddisk yang terdapat pada personal computer milik Pemegang.
Kedua, Uang Elektronik yang Nilai Uang Elektroniknya hanya dicatat pada media
3
Hidayati, S., Nuryanti, I., Firmansyah, A., Fadly, A., & Darmawan, I. Y., Operasional e-money. (Jakarta,
Indonesia: Bank Indonesia, 2006), h. 10-11.
4
Hidayati, S., Nuryanti, I., Firmansyah, A., Fadly, A., & Darmawan, I. Y. h. 10.
5
Hidayati, S., Nuryanti, I., Firmansyah, A., Fadly, A., & Darmawan, I. Y., h. 11
6
Penjelasan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, Tentang Uang Elektronik, h. 1-2
11
elektronik yang dikelola oleh Penerbit. Dalam hal ini Pemegang diberi hak akses oleh
Penerbit terhadap penggunaan Nilai Uang Elektronik tersebut.
Berdasarkan masa berlaku medianya, uang elektronik dibedakan kedalam dua
bentuk:
1. Reloadable.
Uang elektronik dengan bentuk reloadable adalah uang elektronik yang dapat di
lakukan pengisian ulang, dengan kata lain, apabila masa berlakunya sudah habis dan
atau nilai uang elektroniknya sudah habis terpakai, maka media uang elektronik
tersebut dapat digunakan kembali untuk di lakukan pengisian ulang.
2. Disposable.
Uang elektronik dengan bentuk disposable adalah uang elektronik yang tidak
dapat diisi ulang, apabila masa berlakunya sudah habis dan/atau nilai uang
elektroniknya sudah habis terpakai, maka media uang elektronik tersebut tidak dapat
digunakan kembali untuk dilakukan pengisian ulang.
Berdasarkan jangkauan penggunaannya, uang elektronik dibedakan menjadi:
1. Single Purpose. Single- purpose adalah uang elektronik yang digunakan untuk
melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari satu jenis transaksi ekonomi,
misalnya uang elektronik yang hanya dapat digunakan untuk pembayaran tol atau uang
elektronik yang hanya dapat digunakan untuk pembayaran transportasi umum.7
2. Multi Purpose.Multi- purpose adalah uang elektronik yang digunakan untuk melakukan
berbagai pembayaran atas kewajiban pemegang kartu terhadap berbagai hal yang
dilakukannya. Contohnya yaitu suatu uang elektronik yang dapat digunakan dalam
beberapa jenis transaksi seperti penggunaan uang elektronik untuk pembayaran tol,
dapat juga digunakan untuk membayar telepon, jasa transportasi, pembayaran pada
minimarket dan lain-lain cukup menggunakan satu kartu.
1) uang elektronik yang data identitas pemegangnya terdaftar dan tercatat pada Penerbit
(registered);
2) Uang Elektronik yang data identitas Pemegangnya tidak terdaftar dan tidak tercatat pada
Penerbit (unregistered).
7
Veithal Rivai, Dkk, Bank And Financial Institution Management (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001)
12
Fasilitas yang dapat diberikan oleh penerbit jenis uang elektronik registered
adalah berupa:
registrasi pemegang;
pengisian ulang (top up);
pembayaran transaksi;
pembayaran tagihan;
transfer dana;
tarik tunai;
penyaluran program bantuan pemerintah kepada masyarakat; dan/atau
fasilitas lain berdasarkan persetujuan Bank Indonesia.
Fasilitas yang dapat diberikan oleh penerbit jenis uang elektronik unregistered
adalah berupa:
pengisian ulang (top up);
pembayaran transaksi;
pembayaran tagihan;
fasilitas lain berdasarkan persetujuan Bank Indonesia.
13
2 BANK MANDIRI e-Cash (Ponsel) Uang Tunai di Ponsel
Rp. 5 Juta
e-Money dan e-
Tollpass (Kartu)
Penutupan Kartu: Rp. 5.000,-
Rp. 5 Juta
14
3 Juli 2009 minimum: Rp. 2.000,-
MoCash (Ponsel)
15
13 PT. ARTAJASA PEMBAYARAN ARTAJASA -
ELEKTRONIS
21 November 2012
25 Maret 2013
Nobu Pay
(Ponsel)
Saldo Maksimal: Rp. 1
Juta
Rp. 5 Juta
29 September 2014
16
5 Januari 2015 Minimum: Rp. 20.000,-
Saldo Maksimal: Rp. 1
Juta
Rp. 5 Juta
1 Nilai uang tercatat dalam instrument Tidak ada pencatatan nilai uang pada
17
penguasaan pemegang bank
dalam bentuk kartu penyimpanan dana. Dalam Pasal 1 angka 3 Peraturan Bank
Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik menyatakan bahwa yang di
maksud dengan Uang Elektronik (e-money) adalah alat pembayaran yang memenuhi
unsur-unsur sebagai berikut:
1. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh
pemegang kepada penerbit
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dan saran yang dapat diberikan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan uang elektronik dan uang virtual di Indonesia semakin meningkat, ini
dibuktikan makin tingginya peredaran dan transaksi uang elektronik serta makin
banyaknya website-website uang virtual yang bermunculan di Internet yang
menawarkan kemudahan dalam bertransaksi menggunakan uang virtual.
b. Seseorang yang mempunyai mobilitas tinggi sangat membutuhkan kepraktisan
dalam transaksi keuangan, uang elektronik merupakan salah satu fasilitas yang
disediakan oleh lembaga keuangan untuk membantu 14 kepraktisan dalam bertransaksi
keuangan karena tidak perlu mengeluarkan uang tunai.
c. Dalam menggunakan uang elektronik diminta kepada para penggunanya agar
berhati-hati dalam menjaga uang elektronik, karena ketika uang elektronik jatuh
ketangan orang yang tidak bertanggung jawab, maka nominal dalam uang elektronik
akan hilang dicuri sebab uang elektronik tidak membutuhkan otoritas online dan PIN.
d. Uang elektronik merupakan salah satu program pemerintah Indonesia dalam
mengurangi penggunaan uang tunai.
e. Uang virtual merupakan salah satu fasilitas keuangan non tunai yang disediakan di
Internet, yang digunakan untuk bertransaksi keuangan lintas Negara secara online.
f. Dalam menggunakan uang virtual diminta kepada para penggunanya agar bijak dan
sangat berhati-hati dalam menggunakan uang virtual, karena di Internet banyak sekali
website-website yang melakukan penipuan terhadap penggunaan uang virtual secara
tersembunyi melalui aplikasi uang virtual palsu.
g. Penggunaan uang elektronik dan uang virtual belum dapat sepenuhnya
menggantikan peran dan kegunaan dari uang tunai di Indonesia..
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memperluas pengetahuan bagi para pembaca,
dan sebagai dorongan untuk mempelajari tentang E - Money lebih jauh lagi. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna, dan memiliki kekurangan, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan masukan saran yang membangun.
21
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin Abdullah, 2006. Paper Seminar International Toward a Less Cash Society in
Indonesia. Jakarta: Direktorat Akunting dan Sistem pembayaran Bank Indonesia.
Dewi Rachmat Kusuma, dalam http://finance.detik.com/read/2014/08/20/180359/
2667868/5/masyarakat-bisa-pakai-uang-elektronik-maksimal-rp-20-jutasebulan. Diakses
tanggal 19 Maret 2016.
European Central Bank, 1998, Report On Electronic Money, Frankfurt: European Central
Bank.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/8/PBI/2014, Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank
Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elekronik (Electronic Money), ditetapkan
di Jakarta pada tanggal 8 April 2014. Septiano Pratama, http://www.bank-
indo.com/pengertian-uang-elektronik-danmacam-bank-penyedianya/. Diakses tanggal 17
Maret 2016.
Siti Hidayati, dkk., 2006, Operasional E-Money, Jakarta: BI. Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 11/11/DASP, Perihal Uang Elektronik, Jakarta: BI, tertanggal 13 April 2009.
Tim Inisiatif Bank Indonesia, 2006, Working Paper: Upaya Meningkatkan Penggunaan Alat
Pembayaran Non Tunai Melalui Pengembangan EMoney, Jakarta: BI. 15 Veithal Rivai, dkk.,
2001, Bank and Financial Institution Management, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada. http://www.artajasa.co.id/. Diakses tanggal 21 Maret 2016
http://www.bankdki.co.id/. Diakses tanggal 19 Maret 2016
http://www.bankmandiri.co.id/. Diakses tanggal 19 Maret 2016
22