Anda di halaman 1dari 25

E - MONEY (Elekronik Money)

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fintech dan
Digital Banking

Dosen: Dr. H.Irwan Maulana, Lc,M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Afida Hatta Tazkia
2. Endra Saputra
3. Laeli Nursita
4. Muhammad Masruf
5. Vera Ananda

Perbankan Syariah 6
STAI ASY-SYUKRIYYAH
JL. KH. Hasyim Ashari No. KM. 3, Poris Plawad Indah, Cipondoh, Kota
Tangerang, Banten, 15141
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena atas rahmat dan
hidayah- Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen mata kuliah Fintech dan digital banking, Ustadz . Dr. H.Irwan
Maulana, Lc,M.Si dan pihak-pihak lain yang telah mendukung dalam kelancaran
pembuatan makalah ini.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas kelompok mata kuliah fintech dan digital banking. Di dalam pembuatan makalah
ini kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kekeliruan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyusun
makalah lain di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat tidak hanya
bagi kami tetapi juga bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Tangerang, 9 Juli 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
2.1 Definisi dan sejarah E - Money .........................................................................3
2.2 Dasar Hukum E - Money....................................................................................6
2.3 Kelebihan dan kekurangan E -Money ...............................................................9
2.4 Jenis - jenis transaksi dan uang elektronik (E- Money) ....................................10
2.5 Regulasi E - Money......................................................................................... ..18
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 21
3.2 Saran...................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi dewasa ini telah mencapai tingkat yang sangat
mengagumkan. Jarak dan waktu sekarang ini, bukan lagi menjadi masalah karena adanya
bantuan dari teknologi yang ada. Perkembangan ini tidak hanya terjadi pada satu bidang
saja, namun telah terjadi di semua segi kehidupan manusia. Diakui atau tidak pemenuhan
kebutuhan teknologi untuk membantu aktivitas operasional organisasi tetap harus
dilakukan pada saat sekarang, pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi tidak
dapat di pungkiri dalam segmen bisnis dan pemerintahan. Teknologi informasi dan
komunikasi menfasilitasi dan membentuk keseharian individu dengan menawarkan jasa
seperti e-commerce, yang berdefinisi penggunaan jaringan komunikasi dan komputer
untuk melaksanakan proses bisnis. Pandangan populer dari e-commerce adalah
penggunaan internet dan komputer dengan browser Web untuk membeli dan menjual
produk. .
Salah satu dampak dari pengaruh globalisasi adalah semakin bertambahnya alat
pembayaran, yang sebelumnya hanya ada pembayaran tunai dalam bentuk uang Giral
dan uang kartal, pada saat ini berkembang menjadi pembayaran yang dilakukan dengan
system elektronik. Salah satu alat pembayaraan dengan sistem elektronik atau non-tunai
adalah dengan menggunakan uang elektromik (e-money). Transaksi Elektronik menurut
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
adalah sebuah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer,
jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.1
E-money yaitu alat pembayaran yang menggunakan media elektronik, yaitu
jaringan komputer dan juga internet. Nilai uang dari nasabah tersimpan dalam media
elektronik tertentu. E-Money sering pula disebut dengan Electronic Cash, Digital Money,
Digital Cash, Electronic Currency ataupun Digital Currency. E-Money sangat aman
untuk digunakan. Bahkan ilmu kriptografi menyatakan bahwa uang elektronik tersebut
sangat sulit untuk diretas atau dibajak.

1
Lihat Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008.
1
1.2 RumusanMasalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari E Money?
2. Bagaimana hukum dari E Money?
3. Apa saja kelebihan dan kelemahannya ?
4. Apa jenis - jenis dan contih E - Money ?
5. Bagaimana Regulasi yang mengatur E Money Tersebut ?

1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fintech dan Digital Banking
2. Untuk mengetahui apa itu E Money.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi E - Money

Pengertian Uang Elektronik (E-Money) Uang elektronik menurut Peraturan Bank


Indonesia No.20/6/PBI/2018 tentang uang elektronik adalah instrumen pembayaran yang
memenuhi unsur sebagai berikut:

a. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu kepada penerbit.

b. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media server atau chip.

c. Nilai uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan
sebagaimana dimaksud dalam Undangundang yang mengatur mengenai
perbankan.

Menurut Rivai (2001) uang elektronik adalah alat bayar elektronik yang diperoleh
dengan menyetorkan terlebih dahulu sejumlah uang kepada penerbit, baik secara
langsung, maupun melalui agen-agen penerbit, atau dengan pendebitan rekening di bank,
dan nilai uang tersebut dimasukan menjadi nilai uang dalam media uang elektronik, yang
dinyatakan dalam satuan Rupiah, yang digunakan untuk melakukan transaksi
pembayaran dengan cara mengurangi secara langsung nilai uang pada media uang
elektronik tersebut. Sedangkan menurut Hidayati (2006:4) pengertian uang elektronik (e-
money) mengacu pada definisi yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlement
mendefinisikan uang elektronik sebagai “stored value or prepaid products in which a
record of the funds or value available to a consumer is stored on an electronic device in
the consumer’s possession” (produk storedvalue atau prepaid dimana sejumlah uang
disimpan dalam suatu media elektronis yang dimiliki seseorang).

Karakteristik Uang Elektronik (E-Money) Menurut Bank Indonesia (2006),


secara umum fitur e-money memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:
a. Nilai uang telah tercatat dalam instrumen e-money, atau sering disebut dengan
stored value, yang akan berkurang pada saat konsumen menggunakan untuk
melakukan transaksi pembayaran.
b. Dana yang tercatat dalam e-money sepenuhnya berada dalam penguasaan

3
konsumen.
c. Pada saat transaksi, perpindahan dana dalam bentuk electronic value dari e-
money milik konsumen kepada terminal merchant dapat dilakukan secara
offline. Dalam hal ini verifikasi cukup dilakukan pada level merchant (point of
sale), tanpa harus online ke komputer penerbit.

2.1.1 Sejarah E - Money di Dunia


Uang digital atau E-Money merupakan bentuk lain dari mata uang yang
kita kenal selama ini. Walaupun perbedaan antara E-Money dengan uang konvensional
sangat mencolok, tidak ada perbedaan nilai tukar antara E-Money dengan uang
konvensional. Yang membedakan e-Money dengan uang konvensional adalah
fleksibilitas dan aksesbilitasE-Money yang tanpa batas. Hal ini disebabkan karena basis
transaksi E-Money menggunakan sistem yang terhubung secara online dan tanpa harus
mempertemukan orang yang bertransaksi.

Perkembangan E-Money sendiri dimulai sejak 1960. Saat itu perusahaan


komputer raksasa IBM bekerjasama dengan American Airlines menciptakan suatu sistem
yang disebut SABRE (Semi-AutomaticBusines Research Environment) yang
memungkinkan kantor-kantor American airlines untuk dipasangkan dengan terminal
yang terhubung dengan jaringan telfon yang memungkinkan perusahaan mengecek
secara langsung jadwal keberanchigkatan, ketersediaan kursi, dan secara digital
membuat pesanan yang kemudian bisa dibayarkan menggunakan sistem kredit. Tahun
1970an bank di amerika dan eropa telah menggunakan mainframe komputer untuk
melacak transaksi antar cabang dan bank lain, sistem ini terbukti sukses melewati
batasan internasional pertukaran kurs dibutuhkan.

Hingga pada 1983, sebuah researchpaper yang dibuat oleh David Chaum
memperkenalkan ide “uang digital”. David Lee Chaum yang lahir pada tahun 1955
adalah seorang ilmuwan komputer dan kriptografer. Beliau banyak menciptakan protocol
kriptografi dan menemukan Digicash, perusahaan uang digital. Digicash didirikan di
Amsterdam untuk mengkomersialkan ide David, tetapi sayang perusahaanya bangkrut
pada tahun 1998. Pada tahun 1999, David meninggalkan perusahaan. Pada tahun 1997,
justru perusahaan Coca-Colalah yang pertama kali menawarkan transaksi dari
vendingmachine menggunakan mobilepayments, setelah itu barulah perusahaan

4
layanan e-Money yang terkenal hingga saat ini PayPal muncul ke public. Dan pada tahun
2008 muncul kurs tersendiri dari uang digital yang dinamakan Bitcoin. Dari sinilah
muncul istilah digital currency dan virtual currency.

2.1.2 Sejarah E - Money di Indonesia


E-Money sekarang mulai berkembang di Indonesia, Tahun ketahunpengunaE-
Money semakin meningkat. Menjadi populer juga banyaknya wirausaha online maupun
Offline di indonesia dan transaksi yang sedang popular digunakan sekarang adalah e-
Money. Bahkan, fasilitas-fasilitas umum telah memperkenalkan e-Money sebagai
pembayaran tol, commuterline, transjakarta, parkir, dan masih banyak lagi.

Banyak bank atau perusahaan lainya yang menyediakan jasa e-Money yang telah
bersertifikan BI. Sejauh ini, e-Money – uang non-tunai yang digunakan dalam transaksi
sudah digunakan sebagai alat pembayaran untuk transaksi yang bernilai kurang dari Rp 5
juta di Indonesia. Total nilai transaksi e-Money di tahun 2013 mencapai Rp 6,7 miliar per
hari atau Rp 2 triliun per tahun. Sementara total nilai transaksi di Indonesia adalah Rp
260 triliun per tahun.

Walaupun e-Money sedang populer di Indonesia orang Indonesia masih enggan


menggunakannya. Dari tren pertumbuhan tersebut, pengguna yang paling ber-antusias
dalam menggunakan layanan e-Money datang dari masyarakat pengguna ponsel yang
jauh lebih berpotensi. Namun sayang, dari survei yang dilakukan oleh IndoTelko Forum
terhadap sekitar 2.000 responden menemukan masih adanya sejumlah kendala yang
harus diperbaiki sebelum layanan e-Money dapat menjadi alat transasi keuangan yang
dapat diandalkan. Salah satu penyebab enggannya orang Indonesia menggunakan e-
Money adalah keraguan saat menggunakannya.

Saat ini penggunaan uang elektronik terus meningkat. Sebagai contoh dapat
dilihat dari penjualan e-tollcard yang terus meningkat. Adityawarman ,Direktur Utama
Jasa Marga, mengatakan bahwa penjualan e-toll tembus 100 juta lebih.

Penggunaan uang elektronik atau electronicmoney (e-Money) diprediksi akan


terus tumbuh secara signifikan. Meski demikian bertransaksi secara manual
menggunakan uang tunai masih akan tetap dilakukan masyarakat. Eny Sri
Hartati,Direktur Eksekutif Institute for Development of Economicsand Finance (INDEF),

5
mengatakan penggunaan uang elektronik mempercepat transaksi dan proses perdagangan.
Namun pengaruhnya signifikan atau tidak, belum dapat diketahui secara pasti.

Beberapa bank yang mengeluarkan produk e-Money di antaranya PT Bank


Central Asia Tbk dengan produknya, Flazz, PT Bank Mandiri Tbk melalui
IndomaretCard, Gaz Card, dan e-Toll. Sementara itu, PT Bank Mega Tbk dengan Studio
PassCard dan Smart Card, serta PT Bank Negara Indonesia Tbk mengeluarkan Java
JazzCard dan Kartuku.

Selain itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mengeluarkan BRIZZI, BPD DKI
Jakarta dengan produk JakCard, PT Indosat Tbk mengeluarkan Dompetku, PT SkyeSb
Indonesia dengan produk SkyeCard, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
mengeluarkan FlexyCard serta i-VasCard.

Selanjutnya, PT Telkomsel dengan produk T-Cash, PT XL Axiata Tbk


mengeluarkan XL Tunai, PT Finnet Indonesia dengan produknya FinChannel dan BBM
Money (produk uang elektronik kerjasama antara Produsen BlackBerry™ dengan Bank
Permata). Bank Indonesia mencatat nilai transaksi kartu prabayar atau electronicmoney
(e-Money) mencapai Rp 2,19 triliun hingga Februari 2013. Angka tersebut meningkat
97% (year-on-year) dibandingkan Februari 2012 yang tercatat sebesar Rp 1,11 triliun.

Berdasarkan data Bank Indonesia, volume transaksi penggunaan e-Money juga


tumbuh menjadi 9,62 juta transaksi. Volume ini naik 68% dari posisi Februari 2012
sebanyak 5,72 juta transaksi. Peningkatan ini sejalan dengan penambahan
jumlah kartu e-Money setahun terakhir yang tumbuh 61% menjadi 23 juta kartu. Namun,
penggunaan uang elektronik belumlah maksimal seperti yang dikemukakan oleh Ketua
ATSI Alex J Sinaga. Ia mengatakan, hingga saat ini jumlah pengguna e-Money di ponsel
mencapai 12 juta pengguna. Namun, pengguna aktif e-Money di ponsel hanya enam
persen dari jumlah pengguna tersebut.

2.2 Hukum E - Money

pelaksanaan al-Sharf secara umum terdapat dalam kitabullah, yakni di dalam Al-
Qur‟an yaitu surat Al-Baqarah ayat 275:

“….Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”

6
Selain itu terdapat pula hadits Nabi SAW dari „Ubaydah bin Shamith yang oleh Imam
Muslim, yaitu sebagai berikut:

ُ‫ب ل‬ ّ‫ببا اوَ ل‬ِ ‫اب بلَّل اه‬ ‫ِبا َل ِِ لل اَلي ِِ او ِوبا ا‬
‫ ََّل ل‬:ََ ِ ‫ل‬ ِ ‫رس ِّبل‬ ‫ قل اّ ل‬: ‫ََلبا َ اَث قل ِّبا‬ ِ ‫او اَِ َهلَاَ ا‬
ِ ِ ِ‫ب‬
َ،‫بيب‬
‫ا‬ ‫ب َبيلل‬،َ‫ب بس‬ ِ ‫هسَب‬
‫ر ب‬ ‫ ا‬،‫ب‬
‫ب ِب ب‬
ِ ‫بهلاّ اَ ا‬ِ ‫ب ُِبا اوََب بهل ِّ َ اوَ لّ بهلّ با اوََسَ ا بِهلَسَِبا اوَ لَب‬ ّ‫بل ل‬
‫هفلُ خهي وَلبا ْله ا‬
َ‫َ َِب و‬ ‫ْ ل‬ ‫خب َ َ وبُابا بّل اه ِّ َص ل‬

Dari „Ubaydah bin Shamith ia berkata bahwasanya Rasulullah SAW telah ) ‫َ ا َ لبََا َْيل‬
ََ َ‫ ( وَ ا‬.‫يب‬
ِ ‫بي‬bersabda: “(Juallah) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan
gandum, sya'ir dengan sya'ir, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam (dengan
syarat harus) sama dan sejenis serta secara tunai. Jika jenisnya berbeda, juallah
sekehendakmu jika dilakukan secara tunai.” (Ibnu Hajar al-Asqalani, 1995: 351).

Hadits ini menerangkan mengenai enam macam jenis yang tidak boleh dijual
kecuali dengan sama timbangannya dan tunai yaitu, emas dijual dengan emas, perak
dengan perak, gandum dengan gandum, jagung centel dengan jagung centel, kurma
dengan kurma, dan garam dengan garam. Jika berlainan, misalnya emas dibeli dengan
beras itu hukumannya boleh dengan syarat harus kontan.
Menurut ketentuan umum fatwa DSN-MUI No. 28/DSN-MUI/III/2002
tentang Jual Beli Mata Uang (al-Sharf) bahwa transaksi jual beli mata uang pada
prinsipnya boleh dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Tidak untuk spekulasi (untung-untungan);
2. Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan);
3. Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis, maka nilainya harus
sama dan secara tunai (at-taqabudh);
4. Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan berlainan nilai tukar (kurs)
yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dan secara tunai.

Disampaing itu, menurut Ayub yang dikutip Sutan Remy Sjahdeini (2014: 279-280),
terdapat beberapa syarat yang harus terlaksana dalam transaksi al-Sharf, diantaranya jika
mata uang yang dipertukarkan adalah sama, maka jumlahnya harus sama walaupun
bentuk mata uang yang diertukarkan tidak sama, yaitu bahwa salah satu pihak
memberikan mata uang dalam bentuk mata uang kertas, sedangkan yang lain
memberikan dalam bentuk uang logam dari negara yang sama, misalnya lima pound
uang kertas dengan lima pound uang. Pertukaran (exchange) harus dilakukan secara

7
simultan tanpa boleh ada pencantuman klausul penangguhan (deferment clause)
mengenai penerimaan salah satu atau kedua counter value tersebut.
BSM e-Money adalah salah satu produk yang diterbitkan oleh bank
syariah.Menurut pasal 2 Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah bahwa perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan
prinsip syariah. Penjelasan tentang prinsip syariah yang terdapat dalam dua pasal
ditempat yang berbeda, yaitu: pertama, yang tertera dalam pasal 1 angka 12 UU
Perbankan Syariah bahwa, “Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan
perbankan syariah berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah”. Prinsip syariah yang dimaksud
menurut penjelasan pasal 2 UU Perbankan Syariah adalah kegiatan usaha yang tidak
mengandung unsur: 1) riba; 2) maisir; 3) gharar; 4) haram; dan 5) zalim.

Menurut undang-Undang Perbankan Syariah sebagaimana dijelaskan diatas,


bahwa lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah di
Indonesia adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Dewan Syariah Nasional
(DSN) (Zubairi Hasan, 2009: 31).

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), belum


mengatur secara khusus mengenai uang elektronik (electronic money) akan tetapi
mekanisme transaksi uang elektronik sama dengan jual beli mata uang yang sejenis (al-
Sharf) maka dapat diguanakan fatwa Dewan Syariah Nasional No.

28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual Beli Mata Uang (al-Sharf), fatwa Dewan


Syariah Nasional No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah, fatwa Dewan
Syariah Nasional No. 10 /DSN-MUI/IV/2000 tentang Wakalah.

Uang elektronik secara khusus diatur oleh Peraturan Bank Indonesia No.

16/8/PBI/2014 tentang perubahan atas Peraturan Bank


Indonesia No. 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik dan Surat Edaran
Penyelenggaraan Uang Elektronik (electronic money) Nomor 16/11/DKSP tertanggal 22
Juli 2014 sebagai perubahan atas Surat Edaran Uang Elektronik (electronic money)

8
2.3 Kelebihan dan Kekurangan E - Money
Akibat Pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor yang membuat uang
elektronik semakin populer. Pasalnya, masyarakat lebih memilih bertransaksi
menggunakan uang elektronik yang lebih aman daripada uang cash, teknologi membuat
penggunaan uang elektronik semakin meningkat. Hal itu sesuai dengan data yang
disajikan oleh Katadata mengenai jumlah pemakaian uang elektronik, Dalam data
tersebut terlihat bahwa nilai transaksi uang elektronik pada bulan Januari hingga Juli
2020 mencapai Rp 16,7 triliun, Angka tersebut meningkat hingga 59% jika dibandingkan
pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Adapun beberapa Kelebihan dari Uang Elektrik ( E- Money) :

1. Mudah Dan Praktis


Mudah dan Praktis menjadi Salahsatu Kelebihan yang dimiliki Uang
Elektrik, hal ini dirasa lebih Efisien dan nyaman tidak harus membawa uang cash
untuk transaksi dengan hanya memerlukan kartu atau Aplikasi di smartphone dapat
memudahkan transaksi sehari – hari dengan sangat mudah.

2. Terhindar Dari resiko pencurian

Kekhawatir akan risiko pencurian atau penjambretan saat di jalan, berkurang


jika kita menyimpan uang secara Elektrik, karena dengan uang elektronik kita dapat
bertransaksi lebih aman dan nyaman dengan tidak perlu membawa banyak
uang cash.

3. Banyak Program menguntungkan

Promo menarik sering kali di tawarkan kepada penguna Uang Elektrik demi
mendorong masyarakat untuk bisa cashless, sejumlah merchant Menerapkan Promo
yang biasanya diadakan pada tanggal dan momen- Momen terentu Seperti Hari
perayaan besar.

4. Memudahkan Transaksi saat diperjalanan

Dengan meminimalisir antrian panjang di jalan Toll, Program pemerintah ini


cukup sukses yaitu dengan menganti uang Cash saat bayar Toll Menjadi Uang
Elektrik yang menjadikan Transaksi menjadi Ringkas dan cepat.

9
Terlepas dari kelebihan yang dimiliki Uang Eektrik, E- Money tetap Memiliki
kekurangan atau kelemahan :

1. Menjadi Lebih konsumtif


Bertransaksi dengan uang elektronik memang sangatlah mudah dan tidak
memakan banyak waktu, tetapi hal ini rupanya bisa membuat kita menjadi lebih
konsumtif, kemudahan yang ditawarkan oleh uang elektronik saat bertransaksi akan
membuat penggunanya tidak terlalu mempedulikan besaran nominal uang yang
dikeluarkan.

2. Mudah Hilang
Kartu dari Uang Elektrik sangat mudah hilang jika tidak disimpan dengan
baik, bahkan jika hilang penemunya pun bisa langsung digunakannya dengan mudah
oleh orang yang menemukan hingga saldo didalan Uang Elektrik tersebut habis.

3. Sisa Saldo tidak dapat diuangkan


Saat mengisi saldo pada kartu uang elektronik terlalu banyak, maka hal
tersebut tidak akan bisa lagi diuangkan, jika saldo terlalu banyak maka mau tidak
mau harus tetap menggunakannya untuk transaksi dan tidak bisa lagi untuk diambil
menjadi uang cash.

4. Hanya Dapat digunakan deangan mesin Spesifik


Hanya bisa menggunakannya pada mesin yang mampu membaca e money
secara spesifik saja, Kartu seperti ini tidak bisa di gunakan untuk belanja online,
menggunakan mesin debit yang umumnya tersedia di kasir, atau bahkan ATM.

2.4 Jenis-jenis Transaksi dan Macam-Macam Uang Elektronik (E-Money)


2.4.1 Jenis - Jenis Transaksi

Ada banyak jenis-jenis transaksi yang dapat ditempuh dengan menggunakan


uang elektronik, jenis-jenis transaksi tersebut antara lain:2
Pertama, penerbitan dan pengisian ulang uang elektonik, Sebelum penerbit
menerbitkan uang elektronik, penerbit akan mengisi nilai uang terlebih dulu ke dalam

2
Muamar, “Electronic money (e-money) in maqashid al-sharia perspective” Journal of Islamic Economics
Lariba, vol. 3, issue 2 (2017), 75-84

10
media elektronik yang akan digunakan sebagai uang elektronik. Kemudian apabila nilai
uang elektronik yang dipegang oleh pemegang sudah habis, pemegang dapat
melakukan pengisian uang (top up).
Kedua, transaksi pembayaran dengan uang elektronik pada prinsipnya
dilakukan melalui penukaran nilai uang yang ada di dalam uang elektronik dengan
barang atau jasa antara pemegang dengan penjual dengan menggunakan protocol yang
telah ditetapkan sebelumnya.3
Ketiga, transfer. Transfer dalam fasilitas uang elektronik merupakan fasilitas
pengiriman nilai uang elektronik antar pemegang uang elektronik melalui terminal-
terminal yang telah dilengkapi perlengkapan khusus oleh penerbit.4
Keempat, tarik tunai yaitu fasilitas penarikan uang atas nilai uang elektronik
yang tercatat dalam media uang elektronik yang dimiliki pemegang yang dapat
dilakukakan setiap saat oleh pemegang (Bank Indonesia, 2014).
Dan kelima, Refund/Redeem yakni penukaran kembali nilai uang elektronik
kepada penerbit, baik dilakukan pada saat nilai uang elektronik tidak terpakai atau masih
tersisa pada saat pemegang mengakhiri penggunaan uang elektronik dan atau masa
berlaku media uang elektronik telah berakhir (Bank Indonesia, 2009), ataupun yang
dilakukan oleh pedagang pada saat penukaran nilai uang elektronik yang diperoleh
pedagang dari pemegang atas transaksi jual beli barang.5

2.4.2 Macam - macam uang elektronik

Berdasarkan media penyimpanannya, saat ini Uang Elektronik dibedakan atas dua
jenis yaitu:6
Pertama, Uang Elektronik yang Nilai Uang Elektroniknya selain dicatat pada media
elektronik yang dikelola oleh Penerbit juga dicatat pada media elektronik yang dikelola oleh
Pemegang. Media elektronik yang dikelola oleh Pemegang dapat berupa chip yang tersimpan
pada kartu, stiker, atau harddisk yang terdapat pada personal computer milik Pemegang.
Kedua, Uang Elektronik yang Nilai Uang Elektroniknya hanya dicatat pada media

3
Hidayati, S., Nuryanti, I., Firmansyah, A., Fadly, A., & Darmawan, I. Y., Operasional e-money. (Jakarta,
Indonesia: Bank Indonesia, 2006), h. 10-11.
4
Hidayati, S., Nuryanti, I., Firmansyah, A., Fadly, A., & Darmawan, I. Y. h. 10.
5
Hidayati, S., Nuryanti, I., Firmansyah, A., Fadly, A., & Darmawan, I. Y., h. 11
6
Penjelasan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, Tentang Uang Elektronik, h. 1-2

11
elektronik yang dikelola oleh Penerbit. Dalam hal ini Pemegang diberi hak akses oleh
Penerbit terhadap penggunaan Nilai Uang Elektronik tersebut.
Berdasarkan masa berlaku medianya, uang elektronik dibedakan kedalam dua
bentuk:
1. Reloadable.
Uang elektronik dengan bentuk reloadable adalah uang elektronik yang dapat di
lakukan pengisian ulang, dengan kata lain, apabila masa berlakunya sudah habis dan
atau nilai uang elektroniknya sudah habis terpakai, maka media uang elektronik
tersebut dapat digunakan kembali untuk di lakukan pengisian ulang.
2. Disposable.
Uang elektronik dengan bentuk disposable adalah uang elektronik yang tidak
dapat diisi ulang, apabila masa berlakunya sudah habis dan/atau nilai uang
elektroniknya sudah habis terpakai, maka media uang elektronik tersebut tidak dapat
digunakan kembali untuk dilakukan pengisian ulang.
Berdasarkan jangkauan penggunaannya, uang elektronik dibedakan menjadi:
1. Single Purpose. Single- purpose adalah uang elektronik yang digunakan untuk
melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari satu jenis transaksi ekonomi,
misalnya uang elektronik yang hanya dapat digunakan untuk pembayaran tol atau uang
elektronik yang hanya dapat digunakan untuk pembayaran transportasi umum.7

2. Multi Purpose.Multi- purpose adalah uang elektronik yang digunakan untuk melakukan
berbagai pembayaran atas kewajiban pemegang kartu terhadap berbagai hal yang
dilakukannya. Contohnya yaitu suatu uang elektronik yang dapat digunakan dalam
beberapa jenis transaksi seperti penggunaan uang elektronik untuk pembayaran tol,
dapat juga digunakan untuk membayar telepon, jasa transportasi, pembayaran pada
minimarket dan lain-lain cukup menggunakan satu kartu.

Berdasarkan Pencatatan Data Identitas Pemegang, Uang Elektronik dapat


dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

1) uang elektronik yang data identitas pemegangnya terdaftar dan tercatat pada Penerbit
(registered);

2) Uang Elektronik yang data identitas Pemegangnya tidak terdaftar dan tidak tercatat pada
Penerbit (unregistered).
7
Veithal Rivai, Dkk, Bank And Financial Institution Management (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001)

12
Fasilitas yang dapat diberikan oleh penerbit jenis uang elektronik registered
adalah berupa:
 registrasi pemegang;
 pengisian ulang (top up);
 pembayaran transaksi;
 pembayaran tagihan;
 transfer dana;
 tarik tunai;
 penyaluran program bantuan pemerintah kepada masyarakat; dan/atau
 fasilitas lain berdasarkan persetujuan Bank Indonesia.
Fasilitas yang dapat diberikan oleh penerbit jenis uang elektronik unregistered
adalah berupa:
 pengisian ulang (top up);

 pembayaran transaksi;
 pembayaran tagihan;
 fasilitas lain berdasarkan persetujuan Bank Indonesia.

2.4.3 Penerbit Uang Elektronik di Indonesia


Pada situs bi.go.id menyebutkan bahwa penerbit uang elektronik di
Indonesia yang terdaftar pada Bank Indonesia adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Penerbit Uang Elektronik Di Indonesia

No Nama Penerbit / Tanggal Nama Keterangan


. Operasi12 Produk Uang
Elektronik

1 BPD DKI JAKARTA Jak Card (Kartu) Kartu Perdana: Rp.


20.000,- Saldo Minimum:
3 Juli 2009
Tanpa Batasan Saldo
Maksimal: Rp. 1 Juta

13
2 BANK MANDIRI e-Cash (Ponsel) Uang Tunai di Ponsel

3 Juli 2009 Saldo Minimum: Tanpa


Batasan Saldo Maksimal:
Rp. 1 Juta

Rp. 5 Juta
e-Money dan e-
Tollpass (Kartu)
Penutupan Kartu: Rp. 5.000,-

Saldo Minimum: Tanpa


Batasan Saldo Maksimal:
Rp. 1 Juta

3 BANK CENTRAL ASIA Sakuku (Ponsel) Uang Tunai di Ponsel

3 Juli 2009 Saldo Minimum: Tanpa


Batasan Saldo Maksimal:
Rp. 1 Juta
DUITT (Ponsel)
Rp. 5
Juta Uang Tunai di
Ponsel

Saldo Minimum: Tanpa


Flazz (Kartu)
Batasan Saldo Maksimal:
Rp. 1 Juta

Rp. 5 Juta

Isi ulang minimum: Rp.


20.000,- Saldo Minimum:
Tanpa Batasan Saldo
Maksimal: Rp. 1 Juta

4 PT. TELEKOMUNIKASI t-money (Ponsel Kartu Perdana: Rp.


INDONESIA dan Kartu) 100.000,- Isi ulang

14
3 Juli 2009 minimum: Rp. 2.000,-

5 PT. TELEKOMUNIKASI tcash (Ponsel) Saldo Minimum: Tanpa


SELULAR Batasan Saldo Maksimal:
Rp. 1 Juta
3 Juli 2009
Rp. 5 Juta

6 BANK MEGA MegaMobile -


(Ponsel)
3 Juli 2009 -
MegaCash (Kartu)

7 PT. SKYE SAB INDONESIA SKYE Mobile Saldo Maksimal: Rp. 1


Money (Ponsel) Juta
3 Juli 2009
Rp. 5 Juta

8 PT. INDOSAT Dompetku Saldo Maksimal: Rp. 5


(Ponsel) Juta
3 Juli 2009

9 BANK NEGARA INDONESIA TapCash (Kartu) Tanpa Transaksi


Minimum Saldo
3 Juli 2009
Maksimal: Rp. 1 Juta

10 BANK RAKYAT INDONESIA Brizzi (Kartu) Saldo Maksimal: Rp. 1


Juta
29 Desember 2010

MoCash (Ponsel)

11 PT. XL AXIATA XL Tunai Saldo Maksimal: Rp. 1


(Ponsel) Juta
29 Maret 2011
Rp. 5 Juta

12 PT. FINNET INDONESIA t-money (Ponsel Kartu Perdana: Rp.


dan Kartu) 100.000,- Isi ulang
1 Juni 2012
minimum: Rp. 2.000,-

15
13 PT. ARTAJASA PEMBAYARAN ARTAJASA -
ELEKTRONIS

21 November 2012

14 BANK PERMATA BBM Money Saldo Maksimal: Rp. 1


(Ponsel) Juta
23 Januari 2013
Rp. 5 Juta

15 BANK CIMB NIAGA Rekening Ponsel Saldo Maksimal: Rp. 1


(Ponsel) Juta
27 Maret 2013
Rp. 5 Juta

16 PT. NUSA SATU INTI ARTHA DokuPay -

25 Maret 2013

17 PT. BANK NATIONALNOBU Nobu e-Money Saldo Maksimal: Rp. 1


(Kartu) Juta
29 April 2013

Nobu Pay
(Ponsel)
Saldo Maksimal: Rp. 1
Juta

18 PT. SMARTFREN TELECOM 16 Uangku (Ponsel) Saldo Maksimal: Rp. 1


Juni 2014 Juta

Rp. 5 Juta

19 PT. MVCOMMERCE PonselPay -


INDONESIA (Ponsel)

29 September 2014

20 PT. WITAMI TUNAI MANDIRI truemoney Setoran Awal: Rp.


(Ponsel) 20.000,- Setoran

16
5 Januari 2015 Minimum: Rp. 20.000,-
Saldo Maksimal: Rp. 1
Juta

Rp. 5 Juta

Dalam situs finance.detik.com menjelaskan bahwa Direktur Eksekutif Departemen


Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM BI Eni Panggabean mengatakan,
masyarakat dianjurkan untuk menggunakan uang elektronik dalam melakukan transaksi.
Maksimal penggunaan uang elektronik ini yaitu Rp 5 juta per hari per orang atau secara
kumulatif maksimal mencapai Rp 20 juta per orang setiap bulannya. Dia menambahkan,
masyarakat juga bisa memilih jenis uang elektronik, ada yang registered dan non
registered. Bedanya, saldo uang elektronik registered jumlahnya bisa mencapai Rp 5
juta, sementara non registered dibatasi hanya Rp 1 juta. Setiap produk-produk uang
elektronik yang diterbitkan mempunyai merchant-merchant tersendiri tergantung
kerjasama yang telah dilakukan oleh penerbit uang elektronik tersebut dengan pihak
ketiga baik dalam bentuk kartu maupun ponsel. Sebagai contoh: e-Tollpass merupakan
kartu yang digunakan sebagai alat pembayaran untuk masuk jalan tol secara non tunai,
kemudian Flazz, TapCash dan Brizzi merupakan kartu yang digunakan untuk belanja
non tunai pada merchant tertentu

2.4.4 Perbedaan Uang Elektronik Dengan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu


Uang elektronik memiliki karakteristik yang berbeda dengan alat pembayaran
menggunakan kartu seperti kartu kredit, charge card dan kartu debit atau ATM. Secara
umum perbedaan antara uang elektronik dengan alat pembayaran menggunakan kartu
lainnya adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Perbedaan Uang Elektronik Dengan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu

No. Uang Elektronik Alat Pembayaran Menggunakan Kartu

1 Nilai uang tercatat dalam instrument Tidak ada pencatatan nilai uang pada

media uang elektronik intrumen kartu

2 Dana sepenuhnya berada dalam Dana sepenuhnya berada dalam penguasaan

17
penguasaan pemegang bank

3 Transaksi pembayaran dilakukan Transaksi pembayaran dilakukan secara

secara offline ke penerbit online ke penerbit

2.5 Regulasi E - Money


Secara umum kebijakan e-money sebagai salah satu jenis dari model pembayar
non tunai telah memberikan beberapa dampak bagi beberapa sektor seperti pada
perekonomian dan moneter, Peristiwa ini terjadi karena kebijakan yang dikeluarkan
Bank Indonesia menyangkut tentang sistem pembayaran dan transaksi keuangan yang
digunakan masyarakat sehingga berdampak pada beberapa bidang ekonomi dan
moneter diatur dalam Peraturan Bank Indonesia nomor : 11/12/PBI/2009 tentang Uang
Elektronik(Electronic Money)
Dalam Peraturan Bank Indonesia Alat Pembayaran Menggunakan Kartu
Peraturan Bank Indonesia No.14/2/PBI/2012 tanggal 6 Januari 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No.11/11/PBI/2009 tentang

Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu


pihak-pihak yang dapat menerbitkan e-money diatur sebagai berikut :
1. Pihak yang dapat menerbitkan e-money adalah bank dan lembaga selain
bank
2. Khusus untuk lembaga selain bank yang akan menerbitkan e-money
harus memenuhi persyaratan :

a. Berbadan hukum Indonesia dalam bentuk PT; dan


b. Memiliki pengalaman dan reputasi baik dalam penyelenggaraan kartu
prabayar single-purpose single merchant atau multi-purpose single merchant di
Indonesia minimal selama dua tahun.
Pihak yang akan menjadi penerbit harus mendapat ijin prinsip dari Bank
Indonesia. Ijin prinsip akan diberikan setelah calon penerbit memenuhi persyaratan
teknis operasional dan administratif sesuai ketentuan Bank Indonesia. Persyaratan
tersebut antara lain berupa dokumen terkait bukti kesiapan penerapan manajemen risiko
yang meliputi risiko likuiditas, risiko kredit dan risiko operasional.
18
Uang elektronik (electronic money) di Indonesia menurut Peraturan Bank
Indonesia Nomor 16/8/PBI/2014 berdasarkan pencatatannya memiliki 2 jenis yaitu
registered dan unregistered. Uang Elektronik (Electronic money) registered adalah
uang elektronik yang data identitas pemegangnya terdaftar dan tercatat pada penerbit.
Uang elektronik (electronic money) unregistered adalah uang elektronik yang data
identitas pemegangnya tidak terdaftar dan tidak tercatat pada penerbit. Berdasarkan
pencatatannya uang elektronik (electronic money) berbeda maka fasilitas yang
ditawarkan berbeda pula. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 16/8/PBI/2014
Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No. 11/12/PBI/2009 Tentang Uang
Elektronik perbedaan tersebut yaitu pada transfer dana dan tarik tunai. Didalam
electronic money registered memiliki fasilitas transfer dana dan tarik tunai, sedangkan
electronic money unregistered tidak memiliki kedua fasilitas tersebut.
Permasalahan dalam transaksi menggunakan e-money, dimana di atur dalam
Pasal 1 butir (6) dan (7) Undang-Undang No 7 Tahun 2011 alat pembayaran yang sah
merupakan uang kartal atau bisa di sebut uang kertas maupun uang koin selain itu alat
pembayaran yang sah lainnya adalah uang giral seperti cek,sedangkan pemberlakuan e-
money di atur di dalam Peraturan Bank Indonesia 16/8/PBI/2014 Tentang Perubahan
atas Peraturan Bank Indonesia No 11/12/PBI/2009 Tentang Mata Uang ”.
Bilamana tingkat keamanan dan kenyamanan telah dinikmati banyak kalangan,
berbagai bentuk jual beli eceran, kelak akan menggunakan Kartu Pintar sebagai media
pembayaran.24 Jenis alat pembayaran elektronik ada berbagai macam bentuk kartu
kredit, kartu debet, dan yang belum lama ini masuk dan berkembang di Indonesia
adalah ruang elektronik atau e-money yang biasanya

dalam bentuk kartu penyimpanan dana. Dalam Pasal 1 angka 3 Peraturan Bank
Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik menyatakan bahwa yang di
maksud dengan Uang Elektronik (e-money) adalah alat pembayaran yang memenuhi
unsur-unsur sebagai berikut:

1. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh
pemegang kepada penerbit

2. Nilai uang di siman secara elektronik dalam suatu media seperti


server atau chip;

3. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan


merupakan penerbut uang elektronik tersebut, dan
19
4. Nilai uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan merupakan
simpanan sebagai mana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai
perbankan.
Dalam penggunaan sistem elektronik ada dua hal mendasar yang perlu di
perhatikan, pertama teknologi merupakan hasil temuan manusia yang tentunya akan
mempunyai kelemahan-kelemahan dalam sistem teknisnya, kedua teknologi selain
memiliki kelemahan dalam sistem teknisnya, juga mempunyai ketidak pastian dalam
segi jaminan kepastian hukum.25
Alat pembayaran non tunai ini khususnya jenis-jenis pembayaran menggunakan
kartu atau alat pembayarn elektronik pada awalnya di kenal dalam bentuk kartu kredit
(credict card) yang kemudian dari kartu kredit, berkembang pula alat-alat pembayaran
menggunakan kartu lainnya yaitu kartu Debet (Debet card) dan kartu penyimpanan
dana (stored value card). Kehadiran dan kemunculan kartu-kartu ini telah memberikan
pilihan bagi para pengguna untuk memilih cara pembayaran sesuai dengan keperluan
masing-masing

20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dan saran yang dapat diberikan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan uang elektronik dan uang virtual di Indonesia semakin meningkat, ini
dibuktikan makin tingginya peredaran dan transaksi uang elektronik serta makin
banyaknya website-website uang virtual yang bermunculan di Internet yang
menawarkan kemudahan dalam bertransaksi menggunakan uang virtual.
b. Seseorang yang mempunyai mobilitas tinggi sangat membutuhkan kepraktisan
dalam transaksi keuangan, uang elektronik merupakan salah satu fasilitas yang
disediakan oleh lembaga keuangan untuk membantu 14 kepraktisan dalam bertransaksi
keuangan karena tidak perlu mengeluarkan uang tunai.
c. Dalam menggunakan uang elektronik diminta kepada para penggunanya agar
berhati-hati dalam menjaga uang elektronik, karena ketika uang elektronik jatuh
ketangan orang yang tidak bertanggung jawab, maka nominal dalam uang elektronik
akan hilang dicuri sebab uang elektronik tidak membutuhkan otoritas online dan PIN.
d. Uang elektronik merupakan salah satu program pemerintah Indonesia dalam
mengurangi penggunaan uang tunai.
e. Uang virtual merupakan salah satu fasilitas keuangan non tunai yang disediakan di
Internet, yang digunakan untuk bertransaksi keuangan lintas Negara secara online.
f. Dalam menggunakan uang virtual diminta kepada para penggunanya agar bijak dan
sangat berhati-hati dalam menggunakan uang virtual, karena di Internet banyak sekali
website-website yang melakukan penipuan terhadap penggunaan uang virtual secara
tersembunyi melalui aplikasi uang virtual palsu.
g. Penggunaan uang elektronik dan uang virtual belum dapat sepenuhnya
menggantikan peran dan kegunaan dari uang tunai di Indonesia..
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memperluas pengetahuan bagi para pembaca,
dan sebagai dorongan untuk mempelajari tentang E - Money lebih jauh lagi. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna, dan memiliki kekurangan, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan masukan saran yang membangun.

21
DAFTAR PUSTAKA

 Burhanuddin Abdullah, 2006. Paper Seminar International Toward a Less Cash Society in
Indonesia. Jakarta: Direktorat Akunting dan Sistem pembayaran Bank Indonesia.
 Dewi Rachmat Kusuma, dalam http://finance.detik.com/read/2014/08/20/180359/
2667868/5/masyarakat-bisa-pakai-uang-elektronik-maksimal-rp-20-jutasebulan. Diakses
tanggal 19 Maret 2016.
 European Central Bank, 1998, Report On Electronic Money, Frankfurt: European Central
Bank.
 Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/8/PBI/2014, Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank
Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elekronik (Electronic Money), ditetapkan
di Jakarta pada tanggal 8 April 2014. Septiano Pratama, http://www.bank-
indo.com/pengertian-uang-elektronik-danmacam-bank-penyedianya/. Diakses tanggal 17
Maret 2016.
 Siti Hidayati, dkk., 2006, Operasional E-Money, Jakarta: BI. Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 11/11/DASP, Perihal Uang Elektronik, Jakarta: BI, tertanggal 13 April 2009.
 Tim Inisiatif Bank Indonesia, 2006, Working Paper: Upaya Meningkatkan Penggunaan Alat
Pembayaran Non Tunai Melalui Pengembangan EMoney, Jakarta: BI. 15 Veithal Rivai, dkk.,
2001, Bank and Financial Institution Management, Jakarta:
 PT. Raja Grafindo Persada. http://www.artajasa.co.id/. Diakses tanggal 21 Maret 2016
 http://www.bankdki.co.id/. Diakses tanggal 19 Maret 2016
 http://www.bankmandiri.co.id/. Diakses tanggal 19 Maret 2016

22

Anda mungkin juga menyukai