Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH .................................................................. 3

1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 4

1.3 TUJUAN MASALAH ..................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 DYGITAL PAYMENT.................................................................................... 5

2.2 PERKEMBANGAN DYGITAL PAYMET DI INDONESIA ........................ 9

2.3 KELEBIHAN PENGGUNAAN E-MONEY................................................... 16

2.4 KEKURANGAN PENGGUNAAN E-MONEY .............................................. 17

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ................................................................................................ 18

3.2 SARAN ............................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 20

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat

dan perlindungannya penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul

“PENGGUNAAN DIGITAL PAYMENT E-MONEY (ELECTRONIC MONEY)SEBAGAI

ALAT PEMBAYARAN MODERN”

Dalam penulisan proposal ini, penulis menghadapi hambatan, namun berkat

bantuan dan dorongan moril dari berbagai pihak maka penulisan proposal ini dapat

diselesaikan.

Penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat tugas

matakuliah Manajemen keuangan di bidang studi manajemen pada Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi Wibawa Karta Raharja Purwakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih jauh dari

sempurna. Hal ini tidak terlepas dari dari kekurangan dan kelemahan karena

terbatasnya kemampuan dan pengalaman penulis. Penulis mohon maaf apabila

dalam penyusunan proposal ini masih banyak kekurangan kesalahan. Kritik dan

saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk lebih menyempurnakan

skripsi ini.

Purwakarta ,24 Desember 2019

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri digital di Indonesia terus memperlihatkan perkembangannya. Dampak

kemajuan fintech menghadirkan inovasi pembayaran digital atau yang lebih dikenal

dengan Digital Payment. Digital payment yang berkembang jenisnya pun beragam

seperti e-money, e-wallet, dan sebagainya.

Masyarkat perkotaan di Indonesia mulai sangat terbiasa menggunakan fasilitas

pembayaran nontunai. Pembayaran non tunai saat ini diberlakukan khususnya dalam

bidang transportasi seperti pembayaran tol, busway, maupun tiket kereta.

Digital payment di Indonesia memudahkan ditengah kesibukan aktivita

sehari-hari. Berbagai keperluan pembayaran zaman kini sudah dilakukan melalui 1

kartu debit, kartu kredit, m-bangking, e-banking, paypal, kartu prabayar, dan

sebagainya. Namun, variasi digital payment terus mengalami perkembangan dari

masa ke masa. Segala keperluan masyarakat Indonesia tidak dipungkiri akan terus

bertambah dan bermacam ragamnya. Dalam segi mini transaction hinggan transaksi

besar-besaran dalam memenuhi segala kebutuhan demi kesejahteraan hidup.

E-money atau Electronic money mungkin bukanlah suatu hal yang terdengar

asing di telinga kita. Sebagaimana disebut dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor:

11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money) yang kini sudah

diperbarui menjadi PBI Nomor: 18/ 17/PBI/2016, E-money diterbitkan atas dasar

nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit dan nilai

uang tersebut disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip.

3
E-money bukan hanya sebagai pengganti uang tunai fisik dalam bentuk koin dan

uang kertas dengan uang elektronik yang setara, namun juga sebagai sebuah sistem

yang memungkinkan seseorang untuk membayar barang atau jasa dengan

mengirimkan nomor dari satu komputer ke komputer lain.

Kemunculan e-money pada masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi

tingkat pertumbuhan penggunaan uang tunai. Dikhususkan untuk pembayaran-

pembayaran yang bersifat mikro dan ritel.

1.2. PERUMUSAN MASALAH


Fenomena e-money sebagai digital payment telah menjadi trend yang

mewarnai aktivitas bisnis. Dengan memanfaatkan teknologi, software,

internet, komunikasi dan komputasi terkini membuat e-money semakin

dibutuhkan masyarakat dengan kesibukan yang luar biasa. Berdasarkan

fenomena yang telah diuraikan tersebut maka dapat dirumuskan Bagaimana

Digital Payment e-money dapat terus berkembang di Indonesia dan

bagaimana kelanjutannya?

1.3. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai

perkembangan teknologi fintech di Indonesia dan dampak yang ditimbulkan

terhadap kehidupan masyarakat.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DIGITAL PAYMENT

Pada awalnya uang digunakan sebagai alat tukar dalam bentuk

tertentu, seperti uang logam dan uang kertas. Namun dengan

berkembangannya financial technology (fintech) memunculkan inovasi baru

dalam penyelenggaraan transaksi pembayaran secara elektronik untuk

memaksimalkan penggunaan alat pembayaran non tunai (less cash),

sehingga nantinya tercipta less cash society.

Perkembangan dan inovasi sistem perbankan telah mengarahkan

penggunaan uang sebagai suatu komoditas yang tidak berbentuk secara

konkrit (intangible money). Hal ini terkait dengan perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi yang dapat meningkatkan efisiensi sistem

pembayaran serta mengurangi waktu dan biaya yang diperlukan untuk

melakukan transaksi dengan menggunakan cek.

Sejak tahun 1990-an hingga kini terdapat kecenderungan masyarakat

untuk menggunakan “uang eloktronik” (electronic money atau e-money),

seperti internet banking, debit cards, dan automatic teller machine (ATM)

cards. Evolusi uang tidak berhenti di sini. “Uang elektronis” juga muncul

dalam bentuk smart cards, yaitu penggunaan chips pada sebuah kartu.

Penggunaan smart cards sangat praktis, yaitu dengan “mengisi” chips

5
dengan sejumlah uang tertentu yang dikehendaki, dan selanjutnya

menggunakannya untuk melakukan transaksi.

Seiring dengan perkembangan fintech dan memberikan nilai tambah

pada nasabah membuat pergeseran pada sistem pembayaran bank. Bank

dalam melakukan kegiatan usaha atau memberikan layanan kepada

nasabah, telah berevolusi dari model konvensional face to face dan

didasarkan pada paper document ke model layanan dengan model non face

to face dan digital.

Perkembangan sistem pembayaran yang berbasis elektronik telah

memberikan dampak munculnya inovasi-inovasi baru dalam sistem

pembayaran yang diharapkan dapat memberikan kemudahan, fleksibilitas,

efisiensi dan

kesederhanaan dalam melakukan transaksi. Oleh karena itu, Bank Indonesia

mengadaptasi suatu alat pembayaran yang dapat mengakomodasi aspek-

aspek tersebut, yang dikenal dengan uang elektronik.

Penggunaan uang elektronik dalam bidang pembayaran mikro

dianggap paling cocok. Kemunculan uang elektronik merupakan jawaban

atas kebutuhan terhadap instrumen pembayaran mikro yang diharapkan

mampu melakukan proses pembayaran secara cepat dengan biaya yang

relatif murah, karena pada umumnya nilai uang yang disimpan instrumen ini

ditempatkan pada suatu tempat tertentu yang mampu diakses secara cepat

secara off-line, aman dan murah.

6
Selain itu, penggunaan e-money sebagai alternatif alat pembayaran

non tunai di beberapa negara menunjukkan adanya potensi yang cukup

besar untuk mengurangi tingkat pertumbuhan penggunaan uang tunai,

khususnya untuk pembayaran-pembayaran yang bersifat mikro sampai

dengan ritel dan memudahkan pelacakan kembali atas suatu transaksi untuk

memperoleh akurasinya.

Perkembangan uang elektronik sebagai alternatif alat pembayaran non

tunai tidak hanya dalam bentuk kartu namun juga dalam bentuk lainnya

tersimpan dalam smartphone. Penerbitnya berkembang, tidak hanya bank

tetapi juga lembaga selain bank (LSB), seperti perusahaan keuangan,

perusahaan telekomunikasi, atau perusahaan transportasi publik.

Beberapa produk uang elektronik diterbitkan bank, antara lain kartu

Flazz dari Bank BCA, kartu e-money dari Bank Mandiri, kartu Brizzi dari Bank

BRI, kartu TapCash dari Bank BNI, kartu Jak Card dari Bank DKI Jakarta,

Mega Cash dari Bank Mega, Nobu E-Money dari Bank National Nobu.

Gambar 1
Produk-produk e-mon

7
Selain itu, penggunaan uang elektronik dapat dilakukan melalui ponsel,

mengingat penetrasi ponsel pada seluruh lapisan masyarakat. Layanan uang

elektronik melalui ponsel dilakukan oleh perusahaan telekomunikasi, caranya

menggunakan nomor ponsel sebagai nomor rekening. Contoh beberapa

produk uang elektronik ditawarkan perusahaan telekomunikasi, diantaranya

layanan-layanan T-Cash Tap dari Telkomsel, XL Tunaiku dari XL Axiata,

Flexy Cash dan i-Vas Card 3 Mintarsih.

Perlindungan Konsumen Pemegang Uang Elektronik (E-Money)

Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

Perlindungan Konsumen’

Karakteristik Uang Elektronik 136 dari Telkom, Dompetku Ooredoo dari

Indosat. Akan tetapi ada juga yang ditawarkan oleh bank, misalnya

diantaranya layanan rekening ponsel dari Bank CIMB Niaga, layanan Mandiri

E-Cash dari Bank Mandiri. Penyelenggaraan kegiatan uang elektronik yang

dilakukan oleh bank maupun LSB berdasarkan Peraturan Bank Indonesia

Nomor 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik (Electronic Money)

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 65, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5001; untuk selanjutnya

disebut PBI No. 11/12/PBI/2009), yang kemudian diubah dengan Peraturan

Bank Indonesia Nomor 16/8/PBI/2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan

Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009

8
Uang Elektronik (Electronic Money) (Lembaran Negara Republik 5

Indonesia Tahun 2014 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5524; untuk selanjutnya disebut PBI No. 16/8/PBI/2014).

Menurut ketentuan ini, uang elektronik pada hakikatnya sebagai

pengganti uang tunai, penerbitannya atas dasar nilai uang yang disetor yang

saldonya tersimpan pada suatu media server atau chip. Uang elektronik

tersebut dapat digunakan sebagai alat pembayaran pada merchant-

merchant retail tertentu yang mengadakan kerjasama dengan penerbit uang

elektronik. Penggunaan uang elektronik tersebut pun sangat mudah dan

praktis, pemegang uang elektronik cukup menempelkan kartu uang

elektronik yang bersangkutan pada reader saat melakukan transaksi

pembayaran. Dengan kata lain uang elektronik merupakan instrumen

pembayaran tanpa uang fisik (cashless money) bagi transaksi keuangan

yang bernilai kecil. Fungsi uang elektronik tidak jauh berbeda dengan fungsi

uang tunai. Oleh karena itu, perlu dianalisis karakteristik uang elektronik

sebagai alat pembayaran non tunai dan status uang elektronik dalam produk

perbankan.

2.2. PERKEMBANGAN DIGITAL PAYMENT DI INDONESIA


Era digital payment dengan penerbitan payment cards, seperti kartu

kedit dan kartu debit yang digunakan sebagai alat pembayaran. Kartu kredit

dan debit dianggap sebagai media pembayaran yang praktis.

9
Penggunaan payment card mulai mengalami perubahan sejak adanya

m-banking dan e-banking di Indonesia. Sejak diluncurkanya keparaktisan m-

banking dan e-banking mulai menjadi pilihan masyarakat untuk melakukan

transaksi khusunya untuk pembelanjaan online di platform e-commerce.

Payment card saat ini berevolusi menjadi e-money atau yang biasa

dikenal dengan uang elektronik. Uang elektronik berbasis chip biasanya

diterbitkan dalam bentuj kartu yang dikeluarkan oleh bank seperti E-money,

Tapcash, Brizzi, Flass, dan sebagainya. Sedangkan e-wallet server base

seperti T-cash,paypro, DOKU, Gopay.

Perbedaan antara e-money dan e-wallet terletak pada jumlah

maksimal saldo yang dimungkinkan. Namun e-money dan e-wallet saat ini

sangat digemari untuk melakukan transaksi skala kecil untuk berbagai jenis

pembayaran dan belanja di toko retail

10
100000000

90000000

80000000

70000000

60000000

50000000

40000000
Jumlah
30000000 Instrumen

20000000

10000000

0
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

11
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia terdapat

kenaikan signifikan penggunaan e-money yang sudah dikeluarkan oleh

Bank. Pada tahun 2017 jumlah e-money yang dikeluarkan sebanyak

90.003.848 kartu, meningkat sebanyak 73.77% dibanding dengan e-money

yang dikeluarkan pada tahun 2016 sebanyak 51.204.580 kartu.

Kenaikan siginifikan penggunaan e-money dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya adalah kebijaksanaan pemerintah Indonesia dengan

berlakunya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Nomor 16/PRT/M/2017 Tahun 2017 tentang Transaksi Tol Nontunai di Jalan

Tol (“Permen PUPR 16/2017”) yang berisi bahwa Transaksi Tol Nontunai di

jalan tol menggunakan 2 (dua) bentuk teknologi, yaitu : Transaksi Tol

Nontunai yang menggunakan teknologi berbasis kartu uang elektronik,

dan/atau transaksi tol nontunai yang menggunakan teknologi berbasis

nirsentuh.

12
120,000,000

100,000,000

80,000,000

60,000,000

40,000,000
Series1
20,000,00

Tahun 2017 Tahun 20018

13
Setelah lonjakan penggunaan e-money pada tahun 2017, pada

tahun 2018 kenaikan penggunaan e-money 2018 tidak terlalu

signifikan, terlihat pada penggunaan e-money pada Maret 2018

sebanyak 109.775.772 dibandingkan pada Februari 2018 sebanyak

103.707.405. Tetapi penggunaan e-money akan terus meningkat

pada tahun-tahun yang akan datang

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh cermati, terlihat bahwa

penggunaan e-money terbanyak pada sektor transportasi online

seperti gojek, grab, dan sebagainya.

Gambar 4
Survei cermati mengenai Uang Elektronik di indonesia

14
Gopay menjadi e-money yang banyak dimiliki dan digunakan

oleh masyarakat selain mudah dalam bertransaksi juag mudah daalm

pengsian ulang saldonya, dan tidak memerlukan kartu sebagi media

pembayarannyaa serta gpay menawarkan banyak diskon dalam

penggunaannya.

Gambar 5
Data Bentuk penggunaan E-money

Masyarakat paling sering menggunakan e-money untuk

pembayaran tol akibat dari kebijaksanaan nontunai yang mewajibkan

masyarakat menggunakan e-money dengan prosentase sebanyak

59.5% diikuti oleh transportasi umum seperti commuterline dan

busway. Penggunaan e-money pada e-parking masih berada di

posisi terbawah yaitu sebesar 20.4%, karena belum semua fasilitas

parkir menggunakan e-money. Penggunaan uang elektronik untuk

15
parkir dilakukan pada Parkir Bandara Internasional Soekarno Hatta

yang sudah tidak melayani nontunai.

2.3. KELEBIHAN PENGGUNAAN E-MONEY


Uang elektronik atau e-money memberikan kelebihan bagi

penggunanya diantaranya adalah :

a. Memberikan kemudahan, kecepatan dan kepraktisan dalam

melakukan berbagai transaksi pembayaran. Sehingga tidak

memerlukan uang tunai untuk membayar.

b. Tidak perlu menerima uang kembalian yang berwujud barang

seperti halnya permen, karena dengan E-Money pihak merchant

hanya perlu melakukan kliring langsung melalui jaringan

komputer.

c. Uang elektronik lebih menjamin kepastian dan perlindungan hak

konsumen.

d. Sangat aplikatif karena bisa digunakan untuk berbagai transaksi

massal bernilai kecil dengan frekuensi tinggi, misalnya: biaya tol,

bayar tiket transportasi, parkir, fast food dan lain sebagainya.

e. Mengurangi peredaran uang palsu

f. Mencegah tindak pidana yang dikarenakan seseorang

membawa uang tunai dalam jumlah besar.

g. Memiliki database cutomer yang berguna untuk mengetahui

jumlah transaksi yang telah Anda lakukan.

16
h. Mendapatkan pelayanan khusus seperti potongan

harga lebih besar, merchandise hingga promo-promo

menguntungkan lainnya.

i. Menggunakan e-money adalah bentuk andil dan peran serta

warga negara dalam mendukung program pemerintah

mewujudkan Less Cash Society yang bermanfaat.

2.4. KEKURANGAN PENGGUNAAN E-MONEY


Selain memberikan kelebihan. Emoney juga

memiliki kelemahan, diantaranya sebagai berikut :

a. Rentan untuk di retas atau dihack karena menggunakan sistem

elektronik dan internet.

b. Terdapat resiko data hilang karena kesalahan software.

c. Belum semua tempat memiliki alat yang dipergunakan untuk

menggunakan digital money tersebut serta belum semua tempat

memberlakukan e-money termasuk di merchant.

d. Uang yang anda simpan dalam e-money akan hilang jika anda

menghilangkan kartu atau alat yang dipergunakan untuk

menyimpan uang tersebut.

e. Masih kurangnya fasilitas-fasilitas penunjang penggunaan e-

money di sejumlah daerah, apalagi jika Anda sedang berada di

daerah-daerah pelosok yang minim akses khususnya internet.

Jadi penggunaan e-money masih terbatas untuk kota-kota besar

saja.

17
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal di

bawah ini.

1. Penggunaan APMK (kartu kredit, kartu ATM, kartu debit) dan e-money

secara bersama- sama berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

permintaan uang kartal di Indonesia dalam jangka pendek. Penggunaan

APMK (kartu kredit, kartu ATM, kartu debit) secara parsial berpengaruh

negatif dan signifikan sedangkan, e-money berpengaruh positif dan signifikan

terhadap permintaan uang kartal di Indonesia dalam jangka pendek.

2. Penggunaan APMK (kartu kredit, kartu ATM, kartu debit) dan e-money

secara bersama- sama berpengaruh negatif dan signifikan. Secara parsial,

penggunaan APMK (kartu kredit, kartu ATM, kartu debit) berpengaruh

negatif dan signifikan sedangkan e-money berpengaruh positif dan signifikan

terhadap permintaan uang kartal di Indonesia dalam jangka panjang.

3.2. Saran

Dari kesimpulan di atas, disarankan hal-hal sebagai berikut.

1. Sebaiknya, penerbit kartu kredit perlu mengatur kembali tentang syarat-

syarat dan peraturan yang harus dipatuhi oleh pemilik kartu kredit sehingga

penerbit kartu kredit lebih berhati- hati dan selektif dalam memberikan izin

penggunaan fasilitas kepada pemilik kartu kredit. Dan pemerintah Indonesia

harus lebih tegas dalam menegakkan peraturan yang ada sehingga tidak ada

18
dampak negatif dalam penggunaan kartu kredit seperti penunggakkan tagihan

akibat penyalahgunaan aturan yang telah dibuat dan mencegah menurunnya

kepercayaan serta meminimalisir risiko ketidakpastian.

2. Diharapkan dengan penggunaan kartu debit dan kartu ATM dalam

penyelesaian transaksi dapat menggantikan peranan uang kartal sebagai alat

pembayaran utama pada saat ini. Keuntungan menggunakan kartu debit dan

kartu ATM sangat banyak sehingga masyarakat sebaiknya lebih sering

menggunakan kartu debit dan kartu ATM untuk melakukan transaksi agar

biaya transaksi dapat ditekan dan membantu pemerintah untuk menghemat

biaya pencetakan uang kartal.

3. E-money merupakan produk pembayaran non tunai yang tergolong baru

sehingga sosialisasi yang dilakukan Bank Indonesia yang bekerja sama

dengan penerbit e-money sangat diperlukan guna memperkenalkan dan

mengembangkan potensi e-money yang berfungsi sebagai pengganti uang

kartal untuk transaksi sehari- hari yang bernominal kecil. 73 4. Untuk

penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan lebih banyak variabel

indikator penggunaan APMK dan e-money untuk memperoleh hasil empiris

yang lebih baik dan lebih akurat. Penggunaan APMK dan e-money yang terus

berkembang, diharapkan lebih mencerminkan pengaruhnya terhadap

permintaan uang kartal di Indonesia, hal ini dapat dijadikan sebagai penelitian

untuk melengkapi penelitian-penelitian terdahulu.

19
DAFTAR PUSTAKA

o Cermati, 14 November 2017., “Fakta Menarik Seputar E-money di

masyarakat”,. https://www.cermati.com/artikel/fakta-menarik-

seputar-e-money-di-masyarakat

o Inisiatif, Tim., 2006., “ Working Paper : Upaya meningkatkan

penggunaan Alat Pembayaran Nontunai melalui Pengembangan e-

money”., Bank Indonesia.

o Indonesia, Bank., 2014., “Surat Edaran Penyelenggaraan Uang

Elektronik (Electronic Money)”.,

https://www.bi.go.id/elicensing/helps/SE_161114-Emoney.pdf

Indonesia, Bank,., ----,. “Teknologi Finansial”,.

https://www.bi.go.id/id/sistem-

o pembayaran/fintech/Contents/default.aspx

o Indonesia, Bank. 2018., “Statistik Sistem Pembayaran berdasarkan

Tabel Jumlah Uang Elektronik Beredar”.,

https://www.bi.go.id/id/statistik/sistem-

pembayaran/uangElektronik/Contents/Jumlah%20Uang%20Elektro

nik.aspx

o Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia,.

2017,. “Peraturan Menteri Nomor 16/PRT/M/2017,. ,.

http://jdih.pu.go.id/produk-hukum-detail.html?id=2226

20

Anda mungkin juga menyukai