Anda di halaman 1dari 8

TUGAS REVIEW JURNAL

Mata Kuliah : Hukum Lembaga Keuangan Syariah Bank Dan Non Bank
Dosen pengampu : Harisah SH. Sy M. Sy
JURNAL 1 DAN 2

Judul 1 ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN AKAD


MURABAHAH DI BPR SYARIAH

Jurnal Analisis Hukum Islam

Volume & Halaman Volume 12 Nomor 2, halaman 139-146

Tahun Juli - November 2016

Penulis Tayono, Riza Fefriadi, Ismail Azas, Chindra Adiano

Reviewer Maulina Wulan Santika (20382042029)

Tanggal 13 Desember 2021

Abstrak Bank syariah menurut Undang Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah dalam Pasal 1 angka 7, Bank Syariah adalah Bank
yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan
menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah. Dalam pengertian umum, Bank syariah
adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah Islam atau
bank yang tata cara beroperasinya mengacu pada ketentuan Al Qu’an
dan Al-Hadist sebagai sumber hukum Islam. Ditegaskan bahwa
Prinsip Syariah menurut Undang Undang Nomor 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah dalam Pasal 1 angka 12 adalah prinsip
hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang
dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa di bidang syariah. Dari pembiayaan akad murābahah
di BPR Syariah dalam hal penentuan keuntungan sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah karena Dewan syariah Nasional
memperbolehkan bahwa trnsaksi jual beli murābahah baik kontan
ataupun mencicil dengan syarat dan rukunnya dapat terpenuhi. Dalam
akad murābahah di BPR Syariah selalu mendahulukan kemitraan,
transparan agar nasabah dapat menerima dengan perjanjian atau akad
yang telah disepakati dengan catatan bahwa sama-sama ridho harus
didasari dengan hukum Islam sebagaiman telah memaparkan pada
bab-bab sebelumnya. Pada BPR Syariah, nasabah untuk diperbolehkan
ada negosiasi lebih awal untuk pembelian barang baik dengan kredit
atau dibayar tunai.

Kata Kunci Kata kunci yang digunakan adalah akad, murabahah dan syariah.

Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kesesuian penerapan sistem


pembiayaan transaksi murābahah BPR Syariah dengan PSAK no.59,
kesesuaian penerapan pengawasan intern dari transaksi murābahah
BPR Syariah dengan ketentuan pengawasan intern yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia serta kesesuaian cara pengakuan dan pengukuran
pendapatan transaksi murābahah BPR Syariah dengan PSAK no.23.
Penelitian ini bersifat deskriptif yang didesain dengan menggunakan
pendekatan studi kasus. Cara analisis data yang digunakan untuk
menjawab masalah penelitian menggunakan metode deskriptif
kualitatif Temuan dari penelitian yang telah dilakukan, secara
keseluruhan penerapan sistem pembiayaan transaksi murābahah BPR
Syariah, pengawasan intern BPR Syariah serta penerapan pengakuan
dan pengukuran pendapatan dari transaksi murābahah yang
dilaksanakan oleh BPR Syariah sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dalam hal PSAK no.59, ketentuan pengawasan intern yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia serta ketentuan yang berlaku pada PSAK no.23.
BPR adalah lembaga pendukung peningkatan kualitas usaha ekonomi
pengusaha mikro dan pengusaha kecil bawah berlandaskan sistem
syariah.
BPR Syariah adalah lembaga keuangan yang menghimpun dan
menyalurkan dana anggota/nasabah dengan menggunakan prinsip-
prinsip syariah Islam (bagi hasil) yang jauh dari praktek-praktek
ribawi. BPR Syariah menawarkan produk-produk yang akan
membantu merencanakan keuangan baik jangka pendek maupun
jangka panjang.

Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode perbandingan analisis hukum


islam tentang akad murabahah di BPR Syariah. Metode ini digunakan
para peneliti untuk menganalisis dan memberikan masukan mendalam
terhadap bagaimana akad murabahah di BPR Syariah.

Hasil & Pembahasan Tayono, Riza Fefriadi, Ismail Azas, Chindra Adiano membahas
penelitian ini ke dalam tiga topik, yakni:
1. Analisis Hukum Islam Pelaksanaan Akad Pembiayaan Murābahah
Di BPR Syariah
2. Dari Segi Pelaksanaan Akad Pembiayaan Murābahah Di BPR
Syariah
3. Konsep Pembiayaan Akad Murābahah Dalam Wacana Fiqih
Analisis pelaksanaan akad murābahah di BPR Syariah sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah atau fatwa MUI karena tidak mengandung
unsur gharar (ketidakjelasan), riba (tambahan) dan bathil
(ketidakadilan). Di dalam akad transaksi jual beli murābahah pada
BPR Syariah dilakukan dengan cara kemitraan, transfaran sebagaimana
yang dikatakan oleh manager pada waktu wawancara. Selain itu dilihat
dari syarat dan akad murābahah sendiri itu telah terpenuhi disebutkan
dalam salah satu syarat murābahah yaitu penjual harus menyampaikan
semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian
dilakukan secara utang, jadi dalam hal ini adanya unsur keterbukaan.
Selanjutnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah juga memberikan definisi tentang murābahah dalam
penjelasan Pasal 9 ayat (1) huruf d tersebut, yang dimaksud dengan
akad murābahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan
menegaskan harga beli kepada pembeli dan pembelinya membayar
dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati sesuai
dengan prinsip-prinip syariah. Maka dalam pembiayaan murābahah
yang dilakukan BPR Syariah dalam penentuan harga sesuai dengan
syariah karena syarat dan rukun telah terpenuhi.

Kesimpulan 1.Dari pembiayaan akad murābahah di BPR Syariah dalam hal


penentuan keuntungan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah karena
Dewan syariah Nasional memperbolehkan bahwa trnsaksi jual beli
murābahah baik kontan ataupun mencicil dengan syarat dan rukunnya
dapat terpenuhi.
2. Dalam akad murābahah di BPR Syariah selalu mendahulukan
kemitraan, transparan agar nasabah dapat menerima dengan perjanjian
atau akad yang telah disepakati dengan catatan bahwa sama-sama ridho
harus didasari dengan hukum Islam sebagaiman telah memaparkan
pada bab-bab sebelumnya.
3. Pada BPR Syariah, nasabah untuk diperbolehkan ada negosiasi lebih
awal untuk pembelian barang baik dengan kredit atau dibayar tunai.

Critical Review Penelitian yang dilakukan oleh Tayono, Riza Fefriadi, Ismail Azas dan
Chindra Adiano ini sangat kaya pengetahuan, sehingga memberikan
banyak pandangan serta informasi atau gambaran yang bermanfaat
dalam kaitannya dengan bagaimana sistem akad murabahah di BPR
Syariah. Keempat peneliti memaparkan bagaimana dalam BPR
Syariah itu menjalankan tugas dan juga fungsinya.

Kelebihan a. a. Metode analisis dari artikel sangat memudahkan pembaca untuk


memahami isi artikel
2.   b. Abstrak yang ditulis cukup menyeluruh dan mudah dipahami oleh
pembaca.
3. c. Penulis memaparkan persoalan dengan jelas.
4.  d.Struktur penulisan runtut, sehingga mudah dipahami pembaca.
Kelemahan a. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memperluas sedetail
mungkin masalah pembiayaannya yang terkhusus dalam perhitungan
sehingga hasil penelitian tersebut dapat digeneralisasikan.
b. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan studi
komparatif terkait hasil-hasil pembiayaan di BPR Syariah dengan
Pembiayaan di bank-bank syariah.

Saran Penulis memberikan saran terkait penelitian yang dilakukan


diantaranya adalah pembiayaan akad murābahah di BPR Syariah dalam
hal penentuan keuntungan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah karena
Dewan syariah Nasional memperbolehkan bahwa trnsaksi jual beli
murābahah baik kontan ataupun mencicil dengan syarat dan rukunnya
dapat terpenuhi.

Referensi Pustaka yang digunakan berasal dari buku dan jurnal yang telah
dipubilkasikan sebelumnya dan dapat memperkuat teori dari penelitian
yang dilakukan oleh penulis.
Judul 2 Studi Literatur Manajemen dan Risiko Kepatuhan Pada Bank Syariah

Jurnal Jurnal Akuntansi dan Manajemen

Volume & Halaman Vol.17 No.1, halaman 38-41

Tahun April 2020

Penulis Dinar Rahmayanti , Dzulham Fadillah , Iqlima Fairuz Syifa

Reviewer Maulina Wulan Santika (20382042029)

Tanggal 13 Desember 2021

Abstrak One of the risks faced by Islamic banks is compliance risk. The study
was conducted to determine efforts to manage Islamic banks
compliance risk is good. The research method uses the study of
literature, namely the process of data collection is done through
literature studies sourced from books, the internet and journals relating
to the themes discussed. The results obtained by Islamic banks need to
prepare work units and policies and clear compliance procedures,
followed by the process of identifying, mitigating and controlling
compliance risk and evaluating the achievement of efforts that have
been made.

Kata Kunci Management, Compliance Risk, Sharia Bank

Pendahuluan Bank syariah merupakan suatu badan usaha yang menjalankan


kegiatan usahanya dengan prinsip syariah. Dalam menjalankan
kegiatan usaha, bank syariah tidak terlepas dari adanya risiko. Salah
satu risiko yang dihadapi bank syariah adalah risiko kepatuhan.
Lemahnya pengawasan Dewan Pengawas Syariah (DPS) rentan
terhadap pengelolaan risiko kepatuhan. Risiko kepatuhan yang timbul
berdampak pada ketidakpercayaan masyarakat dan eksistensi bank
syariah yang menurun.
Manajemen risiko kepatuhan yang tepat sangat penting dalam
menghindari timbulnya risiko kepatuhan pada bank syariah. Maka
diperlukan kebijakan manajemen kepatuhan, melalui kegiatan
penghimpunan dana dan penyaluran dana serta kegiatan jasa lainnya.
Dengan adanya manajemen risiko kepatuhan yang tepat berdampak
pada meningkatnya kepercayaan dan kredibilitas masyarakat dan
eksistensi bank syariah.

Metode Penelitian Penelitian ini merupakan studi literatur, studi literatur adalah
serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan pengumpulan data
pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.
Studi literatur digunakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan
masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data dengan studi
kepustakaan yang diperoleh dari berbagai sumber seperti jurnal, buku,
website, internet yang memiliki kesesuaian dengan topik yang sedang
diteliti (Fitrianingsih dan Siregar, 2020).

Hasil & Pembahasan Manajemen kepatuhan memberikan fungsi salah satunya adalah untuk
memastikan kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank syariah sesuai
peraturan dan perundang-undangan serta prinsip syariah berlaku.
Mengetahui adanya risiko kepatuhan pada bank syariah, maka bank
syariah harus mampu mengelola risiko kepatuhan dengan baik dan
diikuti membuat langkah-langkah atau strategi dalam upaya mitigasi
risiko kepatuhan.
Setelah bank syariah memiliki satuan unit kerja dan kebijakan serta
prosedur yang terarah untuk melaksanakan fungsi kepatuhan, langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasi risiko kepatuhan. Setelah bank
syariah mengidentifikasi risiko kepatuhan, langkah selanjutnya adalah
mengukur risiko kepatuhan. Bank syariah dapat menggunakan
indikator atau parameter dalam pengukuran risiko kepatuhan yang
berupa jenis, signifikansi, dan frekuensi pelanggaran terhadap
ketentuan yang berlaku atau rekam jejak kepatuhan bank syariah,
perilaku yang mendasari pelanggaran, dan pelanggaran terhadap
standar yang berlaku secara umum.
Langkah selanjutnya yang dilakukan dalam memanejemen risiko
kepatuhan adalah mitigasi dan pengendalian risiko yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Mitigasi risiko dilakukan sebagai upaya
pencegahan terhadap penanggulangan risiko yang ada.
Terakhir, yang perlu diperhatikan oleh bank syariah dalam
memanajemen risiko kepatuhan adalah dengan melakukan evaluasi
terhadap langkah-langkah atau strategi yang telah dilakukan.
Manajemen risiko kepatuhan erat kaitannya dengan peran DPS yang
selanjutnya berdampak pada timbulnya risiko lainnya, seperti risiko
reputasi, risiko likuiditas dan risiko lainnya. Risiko sering dikatakan
sebagai uncertainty atau ketidakpastian. Ketidakpastian sering
diartikan dengan keadaan dimana ada beberapa kemungkinan kejadian
dan setiap kejadian akan menyebabkan hasil yang berbeda. Sedangkan
pengertian dasar risiko terkait dengan adanya ketidak pastiannya
terukur secara kuantitatif .
Dari dua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen risiko
adalah mengindentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan
jalannya kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko yang wajar secara
terarah, terintegrasi dan berkesinambungan. Jenis-jenis risiko yang
terdapat pada bank syariah, diantaranya risiko pembiayaan, risiko
pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko legal/hokum, risiko
reputasi, risiko strategis, risiko kepatuhan, risiko imbal hasil, risiko
investasi.
Pelaksanaan fungsi kepatuhan syariah harus menekankan peran aktif
dari seluruh elemen organisasi kapatuhan dalam lembaga, yang terdiri
direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan syariah di bank Islam,
kepala unit kepatuhan dan satuan kerja kepatuhan untuk mengelola
risiko kepatuhan.

Kesimpulan Risiko kepatuhan pada bank syariah adalah risiko akibat bank syariah
tidak mematuhi dan atau melaksanakan peraturan perudang-undangan
dan prinsip syariah berlaku. Manajemen risiko kepatuhan pada bank
syariah sangat penting untuk menjaga kepercayaan dan eksistensi bank
syariah serta merupakan pilar pembeda dengan bank konvensional.
Sebagai upaya menghindari dan meminimalisir risiko kepatuhan, bank
syariah perlu mempersiapkan unit kerja dan kebijakan serta prodesur
yang jelas.
Diikuti dengan proses identfikasi risiko yang bisa berasal dari faktor
internal maupun eksternal. Selanjutnya dengan melakukan mitigasi dan
pengendaian risiko yang telah diidentifikasi sebelumnya serta terakhir
perlu melakukan evaluasi untuk menilai seberapa besar tingkat
keberhasilan memanajemen risiko kepatuhan yang telah dilakukan.
Sehingga bank syariah mampu melaksanakan fungsi kepatuhan dengan
baik dan berdampak pada meningkatnya kepercayaan nasabah dan
eksistensi bank syariah.

Critical Review Penelitian yang dilakukan oleh ini Dinar Rahmayanti, Dzulham
Fadillah danIqlima Fairuz Syifa sangat banyak memberi pandangan
dan juga pengetahuan bagi pembaca, sehingga ketiga perempuan ini
memberikan banyak manfaat dalam kaitannya dengan bagaimana Studi
Literatur Manajemen dan Risiko Kepatuhan Pada Bank Syariah
berjalan dan berproses.

Kelebihan 1. abstrak yang ditulis cukup menyeluruh dan mudah dipahami oleh
pembaca.
2. penulis memaparkan persoalan dengan jelas.
3. stuktur penulisan runtut, sehingga mudah dipahami pembaca.

Kekuarangan Pembahasan terlalu luas dari judul artikel jurnal


Saran Penulis memberikan saran terkait penelitian yang dilakukan
diantaranya adalah Dengan adanya manajemen risiko kepatuhan yang
tepat berdampak pada meningkatnya kepercayaan dan kredibilitas
masyarakat dan eksistensi bank syariah.

Referensi Pustaka yang digunakan berasal dari buku dan jurnal yang telah
dipubilkasikan sebelumnya dan dapat memperkuat teori dari penelitian
yang dilakukan oleh penulis.

Anda mungkin juga menyukai