RESIKONYA
OLEH :
SAVITRIAH
20181020032
2019
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Namun, variasi digital payment terus mengalami perkembangan dari masa ke masa.
Segala keperluan masyarakat Indonesia tidak dipungkiri akan terus bertambah dan bermacam
ragamnya. Dalam segi mini transaction hinggan transaksi besar-besaran dalam memenuhi
segala kebutuhan demi kesejahteraan hidup.
E-money atau Electronic money mungkin bukanlah suatu hal yang terdengar asing di
telinga kita. Sebagaimana disebut dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/12/PBI/2009
tentang Uang Elektronik (Electronic Money) yang kini sudah diperbarui menjadi PBI Nomor:
18/ 17/PBI/2016, E-money diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh
pemegang kepada penerbit dan nilai uang tersebut disimpan secara elektronik dalam suatu
media seperti server atau chip. E-money bukan hanya sebagai pengganti uang tunai fisik
dalam bentuk koin dan uang kertas dengan uang elektronik yang setara, namun juga sebagai
sebuah sistem yang memungkinkan seseorang untuk membayar barang atau jasa dengan
mengirimkan nomor dari satu komputer ke komputer lain.
PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau yang lebih dikenal dengan GO-JEK merupakan
sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani angkutan melalui jasa ojek.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 di Jakarta oleh Nadiem Makarim. Saat ini, GO-JEK
telah tersedia di 50 kota di Indonesia. Hingga bulan Juni 2016, aplikasi GO-JEK sudah
diunduh sebanyak hampir 10 juta kali di Google Play pada sistem operasi Android. Saat ini
juga ada untuk iOS, di App Store. Go-jek Juga menyediakan layanan pembayaran digital
yaitu Go-pay.
GO-PAY atau yang sebelumnya disebut sebagai Go Wallet adalah dompet virtual
untuk menyimpan GO-JEK Credit Anda yang bisa digunakan untuk membayar transaksi-
transaksi yang berkaitan dengan layanan di dalam aplikasi GO-JEK.
B. Rumusan masalah
1. Apa manfaat dari e-money khususnya Go-Pay?
2. Apa resiko dari e-money khususnya Go-Pay
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari e-money khususnya Go-Pay
2. Untuk mengetahui apa saja resiko dari e-money khususnya Go-Pay
2. PEMBAHASAN
A. DIGITAL PAYMENT
Pada awalnya uang digunakan sebagai alat tukar dalam bentuk tertentu, seperti uang
logam dan uang kertas. Namun dengan berkembangannya financial technology (fintech)
memunculkan inovasi baru dalam penyelenggaraan transaksi pembayaran secara elektronik
untuk memaksimalkan penggunaan alat pembayaran non tunai (less cash), sehingga nantinya
tercipta less cash society.
Seiring dengan perkembangan fintech dan memberikan nilai tambah pada nasabah
membuat pergeseran pada sistem pembayaran bank. Bank dalam melakukan kegiatan usaha
atau memberikan layanan kepada nasabah, telah berevolusi dari model konvensional face to
face dan didasarkan pada paper document ke model layanan dengan model non face to face
dan digital.
Penggunaan uang elektronik dalam bidang pembayaran mikro dianggap paling cocok.
Kemunculan uang elektronik merupakan jawaban atas kebutuhan terhadap instrumen
pembayaran mikro yang diharapkan mampu melakukan proses pembayaran secara cepat
dengan biaya yang relatif murah, karena pada umumnya nilai uang yang disimpan instrumen
ini ditempatkan pada suatu tempat tertentu yang mampu diakses secara cepat secara off-line,
aman dan murah.
Selain itu, penggunaan e-money sebagai alternatif alat pembayaran non tunai di
beberapa negara menunjukkan adanya potensi yang cukup besar untuk mengurangi tingkat
pertumbuhan penggunaan uang tunai, khususnya untuk pembayaran-pembayaran yang
bersifat mikro sampai dengan ritel dan memudahkan pelacakan kembali atas suatu transaksi
untuk memperoleh akurasinya.
Perkembangan uang elektronik sebagai alternatif alat pembayaran non tunai tidak
hanya dalam bentuk kartu namun juga dalam bentuk lainnya tersimpan dalam smartphone.
Penerbitnya berkembang, tidak hanya bank tetapi juga lembaga selain bank (LSB), seperti
perusahaan keuangan, perusahaan telekomunikasi, atau perusahaan transportasi publik.
Beberapa produk uang elektronik diterbitkan bank, antara lain kartu Flazz dari Bank
BCA, kartu e-money dari Bank Mandiri, kartu Brizzi dari Bank BRI, kartu TapCash dari
Bank BNI, kartu Jak Card dari Bank DKI Jakarta, Mega Cash dari Bank Mega, Nobu E-
Money dari Bank National Nobu.
Gambar 2. 1Berbagai Jenis E-money
Selain itu, penggunaan uang elektronik dapat dilakukan melalui ponsel, mengingat
penetrasi ponsel pada seluruh lapisan masyarakat. Layanan uang elektronik melalui ponsel
dilakukan oleh perusahaan telekomunikasi, caranya menggunakan nomor ponsel sebagai
nomor rekening. Contoh beberapa produk uang elektronik ditawarkan perusahaan
telekomunikasi, diantaranya layanan-layanan T-Cash Tap dari Telkomsel, XL Tunaiku dari
XL Axiata, Flexy Cash dan iVas Card 3 Mintarsih.
Karakteristik Uang Elektronik 136 dari Telkom, Dompetku Ooredoo dari Indosat.
Akan tetapi ada juga yang ditawarkan oleh bank, misalnya diantaranya layanan rekening
ponsel dari Bank CIMB Niaga, layanan Mandiri E-Cash dari Bank Mandiri. Penyelenggaraan
kegiatan uang elektronik yang dilakukan oleh bank maupun LSB berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik (Electronic Money) (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5001; untuk selanjutnya disebut PBI No. 11/12/PBI/2009), yang kemudian
diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/8/PBI/2014 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 Uang Elektronik (Electronic Money)
(Lembaran Negara Republik 5 Indonesia Tahun 2014 Nomor 69, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5524; untuk selanjutnya disebut PBI No. 16/8/PBI/2014).
Menurut ketentuan ini, uang elektronik pada hakikatnya sebagai pengganti uang
tunai, penerbitannya atas dasar nilai uang yang disetor yang saldonya tersimpan pada suatu
media server atau chip. Uang elektronik tersebut dapat digunakan sebagai alat pembayaran
pada merchant-merchant retail tertentu yang mengadakan kerjasama dengan penerbit uang
elektronik. Penggunaan uang elektronik tersebut pun sangat mudah dan praktis, pemegang
uang elektronik cukup menempelkan kartu uang elektronik yang bersangkutan pada reader
saat melakukan transaksi pembayaran. Dengan kata lain uang elektronik merupakan
instrumen pembayaran tanpa uang fisik (cashless money) bagi transaksi keuangan yang
bernilai kecil. Fungsi uang elektronik tidak jauh berbeda dengan fungsi uang tunai. Oleh
karena itu, perlu dianalisis karakteristik uang elektronik sebagai alat pembayaran non tunai
dan status uang elektronik dalam produk perbankan.
Era digital payment dengan penerbitan payment cards, seperti kartu kedit dan kartu
debit yang digunakan sebagai alat pembayaran. Kartu kredit dan debit dianggap sebagai
media pembayaran yang praktis.
Penggunaan payment card mulai mengalami perubahan sejak adanya mbanking dan
e-banking di Indonesia. Sejak diluncurkanya keparaktisan m-banking dan e-banking mulai
menjadi pilihan masyarakat untuk melakukan transaksi khusunya untuk pembelanjaan online
di platform e-commerce.
Payment card saat ini berevolusi menjadi e-money atau yang biasa dikenal dengan
uang elektronik. Uang elektronik berbasis chip biasanya diterbitkan dalam bentuj kartu yang
dikeluarkan oleh bank seperti E-money, Tapcash, Brizzi, Flass, dan sebagainya. Sedangkan e-
wallet server base seperti T-cash,paypro, DOKU, Gopay.
Perbedaan antara e-money dan e-wallet terletak pada jumlah maksimal saldo yang
dimungkinkan. Namun e-money dan e-wallet saat ini sangat digemari untuk melakukan
transaksi skala kecil untuk berbagai jenis pembayaran dan belanja di toko retail.
Gambar 2. 2 Survei Cermati mengenai Uang Elektronik di indonesia
Gopay menjadi e-money yang banyak dimiliki dan digunakan oleh masyarakat selain
mudah dalam bertransaksi juag mudah daalm pengsian ulang saldonya, dan tidak memerlukan
kartu sebagi media pembayarannyaa serta go-pay menawarkan banyak diskon dalam
penggunaannya.
Uang elektronik atau e-money memberikan kelebihan bagi penggunanya diantaranya adalah :
a. Rentan untuk di retas atau dihack karena menggunakan sistem elektronik dan internet.
b. Terdapat resiko data hilang karena kesalahan software.
c. Belum semua tempat memiliki alat yang dipergunakan untuk menggunakan digital money
tersebut serta belum semua tempat memberlakukan e-money termasuk di merchant.
d. Uang yang anda simpan dalam e-money akan hilang jika anda menghilangkan kartu atau
alat yang dipergunakan untuk menyimpan uang tersebut.
e. Masih kurangnya fasilitas-fasilitas penunjang penggunaan e-money di sejumlah daerah,
apalagi jika Anda sedang berada di daerah-daerah pelosok yang minim akses khususnya
internet. Jadi penggunaan e-money masih terbatas untuk kota-kota besar saja.
3. KESIMPULAN
Peningkatan penggunaan alat pembayaran non tunai atau e-money dapat berdampak terhadap
penurunan permintaan uang di masyarakat yang akan menyebabkan penurunan tingkat suku
bunga di pasar uang karena masyarakat akan memilih menggunakan alat pembayaran non tunai
yang dibarengi dengan menyimpan uang di bank yang bersangkutan.
Menggunakan e-money merupakan bentuk andil dan peran serta warga negara dalam mendukung
program pemerintah mewujudkan Less Cash Society yang bermanfaat. Namun karena kurangnya
fasilitas-fasilitas penunjang penggunaan e-money di sejumlah daerah, penggunaan e-money
masih terbatas.
4. DAFTAR PUSTAKA
Inisiatif, Tim., 2006., “ Working Paper : Upaya meningkatkan penggunaan Alat Pembayaran
Nontunai melalui Pengembangan e-money”., Bank Indonesia.
Indonesia, Bank., 2014., “Surat Edaran Penyelenggaraan Uang Elektronik (Electronic Money)”.,
https://www.bi.go.id/elicensing/helps/SE_161114-Emoney.pdf
Indonesia, Bank. 2018., “Statistik Sistem Pembayaran berdasarkan Tabel Jumlah Uang
Elektronik Beredar”.,
https://www.bi.go.id/id/statistik/sistempembayaran/uangElektronik/Contents/Jumlah%20U
ang%20Elektronik.aspx
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia,. 2017,. “Peraturan Menteri
Nomor 16/PRT/M/2017,. ,. http://jdih.pu.go.id/produk-hukumdetail.html?id=2226