FINANCIAL TECHNOLOGI
“Cryptocurrency”
Dosen pengampu :
Meko Nanda Tejakusuma, S.E, M.AK
Disusun Oleh :
Della Eka Lestari 8412222001
Intan Alifah Hanif 8413121017
Lucky Ramdany 8412121007
Nadia Fauziah Pratama 8413121010
Purwadi Ilham Nugraha 8412121005
FAKULTAS EKONOMI
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah “Payment, Settlement, and Clearing” ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Financial Technologi. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah
“Payment, Settlement, and Clearing” ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber
bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah
“Payment, Settlement, and Clearing” ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk
membangun wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................
BAB I.............................................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................................
1.1Latar Belakang..........................................................................................................................
BAB II...........................................................................................................................
PEMBAHASAN...........................................................................................................
……….7
BAB III.........................................................................................................................
PENUTUP....................................................................................................................
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................
3.2 Saran.......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Cryptocurrency memenuhi keuangan digital dan pertukaran uang nilai seluler
Cryptocurrency merupakan sistem pendapatan digital yang tidak mempengaruhi transaksi verifikasi
bank. Pembayaran Cryptocurrency ada secara eksklusif secara digital dalam database online yang
menjelaskan transaksi tertentu. Mereka tidak menyiratkan transaksi dengan uang fisik yang memiliki
sirkulasi dan kemungkinan terjadi di dunia nyata. Saat mentransfer dana dalam Cryptocurrency.
Transaksi di catat dalam buku besar pubik. Cryptocurrency disimpan dalam dompet digital.
Nilai tukar bitcoin ke dolar resmi pertama kali di terbitkan pada tahun 09 Oktober. Kemudian untuk
satu dolar, mereka memberi 1310BTC. Sebagai perbandingan, kurang dari setahun yang lalu, pada
Februari 2016, satu bitcoin bernilai 375,89 USD. Para ahli setuju bahwa permintaan tidak akan
berkurang. Oleh karena itu, harga akan tetap sama atau akan meningkat.komunitas bitcoin yakin
bahwa pada akhir 2017, nilay satu BTC akan melebihi $2000. Namun, banyak yang fokus pada
volatilitas mata uang, yang membuat perkiraan menjadi tidak berarti. Selain itu, nasib masa depan
Cryptocurrency bitcoin, sebagai perwakilan paling populer, dipengaruhi oleh legalitas. Jika mata
uang ini dilarang di seluruh dunia, terlihat akan meroket.
Transaksi cryptocurrency berasal dari jaringan komputer yang menggunakan algoritma perhitungan
tertentu. Perhitungan matematis ini disebut cryptography yang menggunakan teknologi blockchain.
Bitcoin adalah jenis cryptocurrency pertama dan terbesar. Untuk lebih memahami cryptocurrency,
ada beberapa karakter sebagaiberikut:
1. Digital: Cryptocurrency adalah uang digital atau virtual, sehingga tidak memiliki wujud nyata
layaknya uang koin atau uang kertas. Peer-to-peer: Cryptocurrency diteruskan dari pengirim
kepada penerima secara online.
2. Global: Cryptocurrency bersifat global dan berlaku di semua negara selama negara tersebut
mengakui cryptocurrency.
3. Dienkripsi: Tidak seperti rekening bank yang menggunakan nama asli, identitas asli tidak
digunakan dalam akun cryptocurrency. Pengguna disembunyikan tetapi semua orang dapat
melihat semua transaksi yang terjadi di blockchain. Selain itu, tidak ada batasan atau aturan
untuk apa transaksi cryptocurrency digunakan.
4. Terdesentralisasi: Bank tidak berperan sebagai pusat penyimpanan uang. Cryptocurrency
tidak dikelola oleh server pusat, itu sebabnya disebut terdesentralisasi. Meski demikian,
seluruh transaksi tetap tercatat dalam blockchain. Pencatatan dilakukan oleh penambang
cryptocurrency. Penambang adalah orang yang menjalankan server dan berperan dalam
memverifikasi transaksi. Caranya yaitu dengan memecahkan teka-teki cryptography rumit
untuk memvalidasi transaksi. Jika berhasil, penambang akan mendapat komisi berupa uang
digital yang dapat dipakai. Menambang uang digital ini memerlukan sederet software dan
pemecahan algoritma komputer. Perangkat yang digunakan haruslah komputer dengan
spesifikasi khusus dan canggih, serta penyimpanan data yang besar. Blockchain ibarat buku
besar yang berisi data setiap transaksi. Siapa saja dapat mengakses platform ini meski tidak
melakukan transaksi virtual.
5. Truthless: Pengguna dapat saling mengirim uang secara online tanpa harus memercayakan
uang atau informasi pada pihak ketiga (dalam hal ini pihak bank).
cryptocurreny mungkin merupakan salah satu inovasi paling radikal dalam sejarah mata uang
sepanjang 1000 tahun terakhir. Bitcoin sendiri hanyalah salah satu jenis cryptocurrency yang
paling dominan. Jenis cryptocurrency lain yang juga populer adalah Ripple dan Ethereum.
Bitcoin dan kawan-kawannya sejatinya punya misi yang rada heroik : menjadi mata uang
digital dunia, dengan nilai yang sama dimanapun di dunia. Sebuah ide yang radikal namun
masuk akal di era ledakan digital ini.
Cyrptocurreny dengan kata lain ingin menjadi mata uang digital dunia yang berlaku global.
Jika impian ini terwujud, maka pelan-pelan peran Bank Sentral bisa punah. Dalam dunia
digital, ambisi bitcoin dan cyrptocurrency lainya untuk menjadi mata uang tunggal dunia
adalah sebuah yang brilian : membuat proses transaksi menjadi sangat mudah, super efisien,
dan bisa meniadakan biaya-biaya transaksi yang acap dikenakan oleh bank-bank
konvensional. Cyrptocurreny juga bisa membuat kita menyimpan aset kekayaan hanya dalam
sebuah “brankas digital” yang tidak membutuhkan keribetan catatan jadul a la bank. Dengan
semua itu, cyrptocurrency juga bisa pelan-pelan membuat bank-bank konvensional punah
bagaikan dinosaurus di era purbakala. Cara kerja cryptocurreny ini sejatinya mirip-mirip
dengan emas. Kedua aset ini berbeda ribuan tahun usianya, namun esensi fungsinya mirip.
Keduanya bisa menjadi mata uang alternatif, tanpa perlu campur tangan bank dan bank
sentral. Ribuan tahun lalu, orang berdagang dan melakukan jual beli dengan mata uang emas
(atau dirham). Emas saat itu berfungsi sebagai “mata uang”, yang efisien dan tidak ribet
(tanpa campur tangan bank dan bank sentral, yang saat itu memang belum ada). Ribuan tahun
lalu, emas dan dirham itu jadi mata uang yang elegan, dan karena saat itu tidak ada bank,
maka juga bebas riba. (Inilah kenapa sebagian orang yang anti riba saat ini ada yang ingin
mempromosikan kembali emas atau dirham sebagai mata uang). Problemnya, betapa
repotnya di era saat ini kalau jual beli harus menggunakan emas atau dirham sebagai mata
uang. Masak mau beli barang di Tokopedia, harus kirim koin emas atau koin dirham dulu via
JNE. Ribet dan tidak aman. Muncul-lah cryptocurreny.
Ide dasar crytocurrency sejatinya sama persis dengan ide pengguna emas ribuan tahun lalu :
keduanya ingin menjadi mata uang tunggal dunia, yang simpel dan powerful, tanpa campur
tangan bank dan bank sentral.
Namun jika emas bentuknya batangan dan koin, kalau bitcoin bentuknya adalah inovasi
digital brilian bernama teknologi blockchain. Dengan berbentuk digital coin, maka betapa
mudahnya transaksi keuangan bisa dilakukan melalui cyrptocurrency yang berlaku global.
Tak ada lagi uang kertas fisik yang jadul berwarna merah, ungu atau hijau. Sekali lagi, emas
dengan bitcoin berbeda usianya ribuan tahun. Namun ada prinsip abadi yang tak akan pernah
berubah hingga 3 ribu tahun sekalipun. Baik emas atau bitcoin, nilainya akan ditentukan
berdasar keseimbangan supply and demand. Inilah hukum abadi ilmu ekonomi. Dari sisi
demand (permintaan), nilai bitcoin atau cryptocurreny akan sangat ditentukan sejauh mana
para pelaku bisnis mau menggunakan mereka. Seberapa tinggi potensi jumlah pelaku bisnis
dunia yang mau menerima cryptocurreny. Data menunjukkan total transaksi perdagangan
dunia per tahun saat ini sekitar USD 100 triliun (nggak tau berapa nol-nya). Kenaikan gila-
gilaan bitcoin dalam 3 tahun terakhir, sebagian dipicu oleh optimisme bahwa Bitcoin akan
mampu menjadi best cyrpto, dan bahwa mereka bisa grab setidaknya 1% dari nilai
perdagangan dunia (atau ekivalen dengan 1 triliun dollar).
Penentu kenaikan pertama nilai bitcoin dan cyrptocurrency lainnya adalah seperti uraian
diatas, berapa banyak potensi pelaku bisnis yang mau gunakan mata uang digital (dan
melupakan mata uang konvensional). Selain aspek DEMAND, elemen berikutnya yang amat
menentukan adalah SUPPLY (Pasokan). Disinilah lalu kita berkenalan dengan teknologi
algoritme jenius bernama blockchain. sistem blockchain ini bertujuan menjaga agar nilai
mata uang digital selalu bersifat transparan; trusted, dan sama sekali tidak bisa dimanipulasi.
Yang jenius dari blockchain, sistem kepercayaan itu dibangun via algoritme yang cerdas; dan
tidak butuh pihak ketiga seperti Bank Sentral yang sok mengawasi dan mengendalikan.
Selain demand, naik turunnya nilai bitcoin akan bergantung pada pasokan. Nah disini kita
kembali ketemu kesamaannya dengan emas yang usianya ribuan tahun lalu itu. Pasokan
bitcoin bertambah jika ada “miner” (penambang) yang bisa memecahkan kode algoritme
blockchain yang kompleks. Ini benar-benar sama dengan emas : pasokan emas akan
bertambah, jika ada miner yang misalnya menemukan emas di sebuah lokasi pedalaman yang
sulit nun jauh disana. Ibaratnya, pasokan emas akan bertambah jika ada miner yang
menemukan kandungan emas baru; sementara pasokan bitcoin akan bertambah jika ada miner
yang “menemukan ladang bitcoin baru” dalam bentuk algoritme kompleks. Disitulah
mungkin kejeniusan Satoshi Nakamoto (penemu teknologi blockchain yang sampai saat ini
belum ketahuan siapa orangnya).Nakamoto bisa menciptakan dan memindahkan tingkat
kesulitan eksplorasi dan penambangan emas, menjadi sebuah “virtual mining” berbentuk
algoritme blockchain. Melalui teknologi blockchain, pasokan bitcoin akan terjaga dan tidak
bisa dipermainkan seenaknya. Demikianlah dua aspek yang menentukan bitcoin dan
cyrptocurreny lainnya : seberapa tinggi demand yang kelak akan ada, dan seberapa banyak
pasokan yang muncul. Nilai demand benar-benar akan tergantung pada sejauh mana
cyrptocurrency ini diterima luas oleh pelaku bisnis dunia.Sementara nilai pasokan ditentukan
oleh siapa cyrptocurrency yang paling unggul. Bitcoin yang saat ini unggul, mungkin kelak
bisa dilibas oleh mata uang cyrpto lainnya yang lebih powerful. Hukum inovasi akan sangat
berperan disini. Apapun yang kelak terjadi, dengan teknologi blockchain yang diciptakan,
cryptocurreny punya mimpi agar kelak sama hebatnya seperti emas : dimanapun ia berada,
nilainya selalu sama, dan bisa menjadi mata uang tunggal yang menyatukan orang di seluruh
jagat dunia. Namun ada kehebatan cyrptocurreny lainnya dibanding emas : uang digital ini
bisa dipindah-pindahkan secara real time hanya melalui klik-klik. Dari uraian diatas,
sejatinya cyrptocurreny ini adalah inovasi yang radikal, dan berpotensi memberikan impak
masif terhadap cara kita melakukan transaksi keuangan. Melalui cryptocurreny, kelak
mungkin saya bisa berbelanja di Tokopedia atau Indomaret hanya dengan klik-klik saja. Beli
tiket pesawat, beli saham, beli mobil dan beli rumah semua tanpa lagi uang fisik yang jadul.
Tak perlu lagi bank buat menyimpan uang, sebab semua mata uang digital tersimpan
“personal digital wallet”. Kita mungkin tak lagi perlu Bank Sentral yang selalu sibuk menjaga
nilai rupiah.
Di era serba smartphone ini, angan-angan diatas mungkin bukan sesuatu yang mustahil. Jika
adopsi penggunaan cryptocurreny makin meluas, dampaknya bisa benar-benar signifikan bagi
seluruh kehidupan finansial kita. Menurut Luqman Nurhidam dari Universitas Islam Negeri (UIN)
Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan artikel berjudul “Bitcoin dalam kecamata Hukum Islam” yang
dimuat dalam Ar-Raniry Internasional Jurnal, vol 4 No.1, Juni 2017 halaman 165-186. Artikel tersebut
menguraikan maraknya penggunaan Bitcoin dan penggunaan Bitcoin tersebut lebih banyak
mudaratnya daripada manfaatnya sehingga haram hukumnya (Hisam,2017).
Digital asset management atau DAM melibatkan pengaturan penyimpanan terpusat aset
digital seperti gambar, video, audio, teks dan presentasi slideshow. Penyimpanan terpusat
mengawasi pembuatan dan penyimpanan yang aman dari cadangan file semua aset. Cadangan
ini mungkin ada di cloud atau hard drive dan memastikan bahwa aset digital tetap aman dan
pemangku kepentingan dan konsumen lain menggunakan dan membagikan aset ini dan untuk
mengukur kinerja bisnis dan sosial mereka. Sistem digital asset management memainkan
peran penting dalam kemampuan perusahaan dan konsumen untuk menyimpan, melindungi,
dan memanfaatkan aset digital mereka dengan tepat. Dengan produksi reguler aset digital
baru dan kebutuhan terus-menerus untuk menyimpannya untuk berbagai keperluan pribadi
dan profesional, persyaratan untuk sistem DAM yang andal terus berkembang.
Ada berbagai jenis sistem DAM yang melayani berbagai tujuan. Dengan sistem ini,
perusahaan dan konsumen dapat melakukan manajemen alur kerja dan aktivitas manajemen
proyek yang sesuai.
Personil perusahaan dapat menggunakannya untuk berkolaborasi dalam proyek dengan tim
mereka, dengan departemen lain, dan lintas industri. Konsumen dapat menggunakannya
untuk berbagi konten dengan mudah dengan konsumen lain. Selain itu, mereka dapat
mengontrol siapa yang dapat mengakses konten, bagaimana mereka dapat menggunakannya,
dan dengan cara apa mereka dapat merevisinya. Berikut adalah jenis utama sistem DAM:
Sistem manajemen merek
Dengan sistem manajemen merek, perusahaan Anda dapat menyimpan dan mengakses semua
aset digital yang terkait dengan aktivitas pemasaran dan penjualan mereka. Konten digital
dapat mencakup gambar produk perusahaan, logo perusahaan, font yang digunakan secara
teratur, salinan pemasaran, brosur, katalog, publikasi, dan vivide. Memiliki aset digital ini di
satu tempat untuk pengambilan cepat dapat menjadi pendekatan yang nyaman dan hemat
biaya untuk menghasilkan kampanye iklan baru.
Sistem manajemen perpustakaan
Sistem manajemen perpustakaan adalah untuk menyimpan dan mengatur foto dan video
digital secara massal. Aset digital ini cenderung tetap tidak berubah, yang berarti dapat
disimpan apa adanya. Setelah pengarsipan, Anda dapat mengambilnya dengan mudah dan
cepat saat dibutuhkan.
Sistem manajemen produksi
Aset digital seperti video dan efek audio sering mengalami revisi dan perubahan. Dengan
menyimpan jenis konten ini dalam sistem manajemen produksi, mudah untuk mengambilnya
kembali untuk digunakan dalam produksi langsung. Sistem dapat menangani versi file yang
berbeda, sehingga memudahkan untuk kembali ke versi yang lebih lama jika pekerjaan
menuntutnya. Film, acara TV, dan aplikasi game biasanya menggunakan sistem manajemen
produksi.
Sistem manajemen pengiriman konten sesuai permintaan
Layanan sesuai permintaan yang mengalirkan musik, game, acara TV, film, dan video tetap
populer, menjadikan penyimpanan yang tepat untuk konten semacam itu sebagai kebutuhan.
Dengan sistem manajemen pengiriman konten sesuai permintaan, penyedia digital dapat
menawarkan layanan streaming yang lebih baik kepada pelanggan atau pelanggan mereka.
2. Microfinancing
Microfinancing adalah salah satu layanan FinTech yang menyediakan layanan keuangan bagi
masyarakat kelas menengah ke bawah untuk membantu kehidupan dan keuangan mereka
sehari-hari. Karena masyarakat dari golongan ekonomi ini kebanyakan tidak memiliki akses
ke institusi perbankan, maka mereka pun mengalami kesulitan untuk memperoleh modal
usaha guna mengembangkan usaha atau mata pencaharian mereka. Microfinancing berusaha
menjembatani permasalahan tersebut dengan menyalurkan secara langsung modal usaha dari
pemberi pinjaman kepada calon peminjam. Sistem bisnis dirancang agar return bernilai
kompetitif bagi pemberi pinjaman, namun tetap attainable bagi peminjamnya. Salah satu
startup yang bergerak dalam bidang microfinancing ini adalah Amartha yang
menghubungkan pengusaha mikro di pedesaan dengan pemodal secara online.
3. P2P Lending Service,
Jenis ini lebih dikenal sebagai FinTech untuk peminjaman uang. FinTech ini membantu
masyarakat yang membutuhkan akses keuangan untuk memenuhi kebutuhan. Dengan
FinTech ini, konsumen dapat meminjam uang dengan lebih mudah untuk memenuhi berbagai
kebutuhan hidup tanpa harus melalui proses berbelit-belit yang sering ditemui di bank
konvensional. Salah satu contoh dari FinTech yang bergerak dalam bidang peminjaman uang
ini adalah AwanTunai, sebuah startup yang memberikan fasilitas cicilan digital dengan aman
dan mudah.
4. Market Comparison
Dengan FinTech ini, Sobat Sikapi dapat membandingkan macam-macam produk keuangan
dari berbagai penyedia jasa keuangan. FinTech juga dapat berfungsi sebagai perencana
finansial. Dengan bantuan FinTech, penggunanya dapat mendapatkan beberapa pilihan
investasi untuk kebutuhan di masa depan.
5. Digital Payment System
FinTech ini bergerak di bidang penyediaan layanan berupa pembayaran semua tagihan seperti
pulsa & pascabayar, kartu kredit, atau token listrik PLN. Salah satu contoh FinTech yang
bergerak dalam digital payment system ini adalah Payfazz yang berbasis keagenan untuk
membantu masyarakat Indonesia, terutama mereka yang tidak memiliki akses ke bank, untuk
melakukan pembayaran berbagai macam tagihan setiap bulannya.
Uang digital dapat tersentralisasi, sebagai titik pusat pengawasan atas jumlah uang beredar
(misalnya pada bank) atau terdesentralisasi, karena pengawasan atas jumlah uang beredar
yang telah ditentukan sebelumnya atau disepakati secara demokratis.
Gagasan uang digital diperkenalkan oleh David Chaum melalui sebuah makalah
penelitiannya pada 1983. Kemudian pada 1989, ia mendirikan sebuah perusahaan uang
elektronik di Amsterdam yang bernama DigiCash untuk mewujudkan gagasannya secara
komersil yang dituangkan dalam penelitiannya tersebut. Namun akhirnya perusahaan tersebut
mengajukan pailit pada 1998.
Uang internet pertama yang digunakan secara luas adalah E-gold, yang diperkenalkan pada
1996, kemudian berkembang hingga menjadi beberapa juta pengguna sebelum akhirnya
Pemerintah Amerika Serikat menutupnya tahun 2008. E-gold telah dirujuk sebagai "mata
uang digital" oleh para akademisi dan pejabat di Amerika Serikat. Pada 1997, Coca-cola
menawarkan transaksi pembelian produknya dari mesin penjual otomatis (vending machine)
dengan menggunakan pembayaran seluler. Kemudian pada tahun berikutnya PayPal
meluncurkan layanan dengan denominasi USD pada tahun 1998. Kemudian Bitcoin
diluncurkan pada 2009, yang menandai era dimulainya mata uang digital berbasis blockchain
yang terdesentralisasi tanpa server pusat dan tidak adanya aset berwujud yang disimpan
sebagai cadangan. Mata uang ini juga dikenal sebagai mata uang kripto, yang terbukti dapat
bertahan terhadap upaya pemerintah untuk mengendalikannya, karena tidak ada suatu
lembaga pusat atau orang yang memiliki kekuatan untuk menutupnya.
Asal usul mata uang digital diawali dari gelembung dot-com pada era 90-an. Layanan mata
uang digital lain yang dikenal adalah Liberty Reserve yang didirikan pada tahun 2006.
Layanan tersebut memungkinkan untuk melakukan konversi terhadap mata uang Dolar atau
Euro ke mata uang Liberty Reserve Dolar atau Euro secara bebas dengan biaya 1%. Beberapa
kegiatan dan transaksi mata uang digital, terkenal digunakan dalam skema Ponzi dan
pencucian uang yang kemudian dituntut oleh Pemerintah AS karena aktivitasnya tanpa
adanya izin Bisnis Layanan Uang (money service business atau MSB) sesuai dengan undang-
undang. Pada awal tahun 2005, Tencent QQ menggunakan koin Q atau QQ sebagai jenis
mata uang digital berbasis komoditas yang digunakan pada platform pengiriman pesannya
(messaging platform). Koin Q ini sangat efektif di Tiongkok, sehingga dikatakan dapat
memiliki efek destabilitas pada mata uang Yuan karena adanya spekulasi. Perhatian terhadap
mata uang kripto baru-baru ini, mendorong minat baru pada Bitcoin yang mulai
diperkenalkan pada 2008 dan menjadikannya sebagai mata uang yang paling banyak
digunakan dan diterima secara umum.
Menurut laporan Bank for International Settlements (BIS) pada bulan November 2015
tentang "Mata uang digital", yang menyatakan bahwa mata uang digital sebagai aset yang
diwakili dalam bentuk digital dan memiliki beberapa karakteristik moneter. Mata uang digital
dapat didenominasi ke mata uang yang berdaulat (diterbitkan oleh bank sentral) dan
penerbitnya bertanggung jawab untuk menebus (membeli) kembali mata uang digital tersebut
dengan uang tunai. Dalam hal ini, mata uang digital mewakili uang elektronik (e-money).
Mata uang digital dalam satuan nilainya sendiri atau dengan penerbitan yang terdesentralisasi
atau secara otomatis, maka akan dianggap sebagai mata uang virtual. Dengan demikian,
Bitcoin adalah mata uang digital tetapi juga jenis mata uang virtual. Bitcoin dan mata uang
alternatif sejenis, didasarkan pada algoritma kriptografi, sehingga jenis mata uang virtual ini
juga disebut sebagai mata uang kripto.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan diatas kamu mengambil kesimpulan
bahwa ditengah kemajuan teknologi, segala hal sudah mulai beralih ke ranah digital. banyak
mata uang digital yang ada saat ini namun belum terlihat pemberdayaannya secara luas dan
mungkin tidak mudah digunakan atau ditukar. Bank umumnya tidak menerima atau
menawarkan layanan untuk mata uang digital ini. Terdapat kekhawatiran bahwa
cryptocurrency sangat berisiko karena volatilitasnya yang sangat tinggi dan berpotensi atas
skema manipulatif pump and dump (penggelembungan nilai). Pihak regulator di beberapa
negara telah memperingatkan agar tidak menggunakannya dan beberapa telah mengambil
langkah-langkah regulasi konkret untuk mencegah para penggunanya. Non-cryptocurrency
semuanya terpusat. Dengan demikian, mata uang tersebut dapat ditutup atau disitu oleh
pemerintah kapan saja. Semakin anonim suatu mata uang, semakin menarik bagi penjahat,
terlepas dari niat penciptanya. Bitcoin juga telah di kritik karena bukti kerja (proof-of-work)
yang berbasis SHA-256 tidak hemat energi.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA