Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MONETER II

(Apa Urgensi Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran di Indonesia)

NUR HALIZAH
B1A120049
KELAS C

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERISTAS HALU OLEO

2022
 Sistem Pembayaran di Indonesia
Apa Itu Sistem Pembayaran?
Sistem Pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan
mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana, guna memenuhi suatu
kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Sistem Pembayaran lahir bersamaan
dengan lahirnya konsep 'uang' sebagai media pertukaran (medium of change)
atau intermediary dalam transaksi barang, jasa dan keuangan. Pada prinsipnya, sistem
pembayaran memiliki 3 tahap pemrosesan yaitu otorisasi, kliring, dan penyelesaian akhir
(settlement).

Sistem Pembayaran Tunai


Secara garis besar sistem pembayaran dibagi menjadi dua yaitu sistem pembayaran
tunai dan sistem pembayaran non-tunai. Perbedaan mendasar terletak pada instrumen yang
digunakan. Sistem pembayaran tunai menggunakan uang kartal (uang kertas dan logam)
dan alat sebagai pembayaran.

Sistem Pembayaran Non Tunai


Sedangkan pada sistem pembayaran non-tunai, instrumen yang digunakan berupa
Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), cek, bilyet giro, nota debit, maupun uang
elektronik (card based dan server based). Cakupan sistem pembayaran non tunai
dikelompokkan menjadi 2 jenis transaksi yaitu transaksi nilai besar (wholesale) dan transaksi
ritel. 
Transaksi nilai besar memiliki karakteristik transaksi yang bersifat penting dan segera
(urgent), meliputi transaksi antar bank, transaksi di pasar keuangan atau transaksi dengan
nilai ticket size ≥ Rp1 Miliar. Infrastruktur yang digunakan untuk memroses aktivitas
transaksi ini adalah Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Bank
Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS). Sedangkan transaksi ritel
meliputi transaksi antar individu dengan nilai ticket size < Rp1 Miliar dengan karakteristik
bernilai kecil dan relatif tinggi frekuensinya. Infrastruktur yang digunakan untuk memroses
aktivitas transaksi ini adalah Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). 

Perkembangan Sistem Pembayaran Saat Ini


Dinamika kehidupan masyarakat dewasa ini, telah melahirkan pola pemikiran baru
yang turut berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Ketika mekanisme pembayaran
dituntut untuk selalu mengakomodir setiap kebutuhan masyarakat dalam hal perpindahan
dana secara cepat, aman dan efisien, maka inovasi-inovasi teknologi pembayaran semakin
bermunculan dengan sangat pesat.  Bank Indonesia dituntut untuk selalu memastikan
bahwa setiap perkembangan sistem pembayaran harus selalu berada pada koridor
ketentuan yang berlaku. Hal ini tentu saja demi kelancaran dan keamanan jalannya kegiatan
sistem pembayaran.
Berkaca pada kondisi tersebut, perkembangan sistem pembayaran tidak pernah
terpisahkan dengan inovasi-inovasi infrastruktur teknologi, maka perkembangan sistem
pembayaran di Indonesia saat ini mengarah pada upaya penguatan infrastruktur dan
pengembangan sistem dengan bertopang pada kemajuan teknologi informasi.  Industri
pembayaran baik yang melibatkan bank maupun lembaga selain bank berlomba-lomba
melakukan pengembangan sistem pembayarannya. Bahkan saat ini peranan lembaga selain
bank (LSB) di dalam penyelenggaraan sistem pembayaran semakin nyata dengan semakin
banyaknya LSB yang melakukan kerjasama dengan perbankan baik sebagai penyedia
jaringan dan tidak menutup kemungkinan sebagai penerbit dari instrumen-instrumen
pembayaran tersebut. 
Perkembangan Kebijakan Sistem Pembayaran
Orientasi kebijakan dan pengembangan sistem pembayaran mulai bergeser sejak 1
dekade terakhir, dari pengembangan infrastruktur sistem pembayaran yang dioperasikan
langsung oleh Bank Indonesia menuju penataan rezim regulasi dan kelembagaan industri
sistem pembayaran, khususnya sistem pembayaran ritel yang tidak terlepas dari dampak
menguatnya arus digitalisasi.

 Urgensi Pada Sistem Pembayaran di Indonesia


Dilihat dari perannya, sistem pembayaran berperan penting sebagai cara atau metode untuk
melakukan suatu transaksi pembayaran khususnya dinegara Indonesia. Pengertian sistem
pembayaran merupakan sistem yang mencakup kumpulan aturan, lembaga, dan
mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana, guna memenuhi suatu
kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi.
Alat Pembayaran di Indonesia

Alat pembayaran adalah alat yang digunakan untuk melakukan transaksi, baik secara tunai
maupun nontunai. Penggunaan alat transaksi ini biasanya untuk pembelian produk ataupun jasa.

Dahulu sistem transaksi dilakukan dengan cara barter atau bertukar barang. Contohnya saja,
kamu bisa menukar sekarung beras dengan sekarung kacang, atau yang lainnya. 

Sistem ini kemudian dianggap tidak relevan lagi ketika nilai pertukaran tidak disetujui salah satu
pihak. Belum lagi masalah komoditas yang dinilai tidak sepadan.

Sistem barter kemudian tergantikan dengan commodity currency yang mana sistem pertukaran


dilakukan dengan menggunakan komoditas yang sudah diterima secara umum semisal emas. 

Kala itu emas bisa dijadikan sebagai alat transaksi sekaligus sebagai koleksi atau pajangan atau
hiasan. Namun, dengan meningkatnya kebutuhan manusia, sistem ini juga dianggap kurang
efektif dan efisien. Lalu, muncullah alat transaksi baru berupa uang.

Kehadiran uang pun terus berkembang dari yang awalnya berupa uang kartal (uang kertas dan
koin) atau biasa disebut uang tunai dan kini muncul uang elektronik untuk transaksi nontunai.

Alat pembayaran tunai


Alat pembayaran tunai adalah alat yang digunakan untuk melakukan pembayaran terhadap
suatu transaksi secara tunai. 

Alat transaksi tunai ini berupa uang tunai yang bisa berupa uang koin ataupun uang kertas. Di
Indonesia uang tunai yang berlaku adalah Rupiah yang dikeluarkan Bank Indonesia.

Denominasi uang koin di Indonesia saat ini masih cukup bervariasi, mulai dari uang koin
pecahan: 

 Rp100
 Rp200
 Rp500
 Rp1.000

Sementara uang kertas Indonesia memiliki denominasi yang juga cukup bervariasi, dari: 
 Rp500
 Rp1.000
 Rp2.000
 Rp5.000
 Rp10.000
 Rp20.000
 Rp50.000
 Rp75.000
 Rp100.000

Alat pembayaran nontunai


Jika pembayaran tunai dilakukan dengan menggunakan uang fisik, pembayaran nontunai
justru dilakukan tanpa harus menggunakan uang fisik, baik itu koin maupun kertas.
Lalu, apa saja jenis alat transaksi nontunai yang digunakan di Indonesia?
1. Cek
Cek adalah media transaksi yang menyatakan perintah dari nasabah kepada pihak bank
untuk mencairkan sejumlah uang atau dana atas nama nasabah tersebut atau juga bisa
atas nama yang ditunjuk. Umumnya ada tiga jenis cek yang sering digunakan, yaitu cek
atas tunjuk, cek silang, dan cek atas nama.
2. Giro
Giro memang hampir sama dengan cek. Namun, giro bukanlah perintah untuk
mencairkan dana, melainkan perintah untuk pemindahan dana dari satu rekening ke
rekening nasabah lain yang namanya telah ditunjuk di dalam giro tersebut.
3. Kartu kredit
Kartu kredit adalah alat transaksi nontunai yang dikeluarkan bank dengan mekanisme
utang. Dengan memiliki kartu kredit, nasabah dapat melakukan pembayaran dengan
meminjam terlebih dahulu dana dari bank untuk kemudian bisa membayar tagihan yang
dikirimkan bank.

Akan tetapi, kamu juga bisa melakukan pembayaran tanpa harus berutang pada bank, yaitu
dengan cara mengisi limit dana terlebih dahulu pada kartu kreditkamu. Ini cenderung lebih aman
sehingga kamu tetap bisa mengontrol pengeluaran dan tidak terjebak dalam utang.

4. Kartu debit

Kartu debit adalah jenis alat transaksi nontunai yang menggunakan mekanisme saldo nasabah.
Kartu ini biasanya diterbitkan pihak bank yang mana nasabah tersebut membuka rekening.

Tiap-tiap kartu debit memiliki limit dan batas waktu yang berbeda, tergantung pada jenis
tabungan yang dipilih nasabah.

5. Nota debit

Nota debit adalah surat yang difungsikan untuk menagih nasabah dari bank lain melalui kliring.

6. Nota kredit

Nota kredit adalah surat yang ditujukan untuk memindahkan atau mengirim sejumlah dana ke
nasabah bank lain melalui kliring.

7. Uang elektronik
Uang elektronik atau sering dikenal dengan e-moneyadalah jenis alat transaksi yang terbilang
baru dan memiliki beberapa unsur di dalamnya. Bank Indonesia sendiri telah mengatur kriteria
unsur untuk uang elektronik, yaitu:

 uang elektronik bisa diterbitkan dengan dasar nilai uang tunai yang telah disetor
sebelumnya pada pihak penerbit,
 uang elektronik yang kemudian disimpan pada pihak penerbit tidak berlaku sebagai
simpanan atau tabungan,
 uang elektronik memiliki nilai yang disimpan dalam sebuah media semisal server
atau chip.

Anda mungkin juga menyukai