Anda di halaman 1dari 29

EKONOMI

Sistem &
Alat Pembayaran
X IPS 3
Kelompok 2 :
Dhea Satira Putri (5)
Mahkota Nursuci (10)
Olivia Zahfarina S. N. (19)
Ragilia Rizki Andani (20)
Rezkia Putri Merdiansyah (23)
Salwa Athira (25)
Peran Sistem Pembayaran

Ada tiga peran yang diberikan oleh sistem pembayaran bagi


perekonomian, yaitu :

Sebagai elemen penting dalam infrastuktur keuangan suatu


perekonomian untuk mendukung stabilitas keuangan.
Sebagai saluran penting dalam pengendalian ekonomi yang efektif,
khususnya melalui kebijakan moneter.
Sebagai alat untuk mendorong efisiensi ekonomi.
Prinsip Kebijakan Sistem Pembayaran
Kebijakan sistem pembayaran memiliki empat prinsip, yaitu :

AMAN, berarti segala risiko dalam sistim pembayaran seperti resiko


likuiditas, resiko kredit, resiko fraud harus dapat dikelola dan
dimitigasi dengan baik oleh setiap penyelenggaraan sistem
pembayaran.
EFISIENSI, prinsip ini menekankan bahwa penyelenggaraan sistem
pembayaran harus dapat digunakan secara luas, sehingga biaya
yang ditanggung masyrakat akan lebih murah karena
meningkatnya skala ekonomi.
KESETARAAN AKSES, prinsip ini mengandung arti bahwa Bank
Indonesia tidak menginginkan adanya praktik monopoli pada
penyelenggaraan suatu sistem pembayaran untuk memperhatikan
aspek-aspek perlindungan konsumen.
PERLINDUNGAN KONSUMEN, prinsip ini menunjukkan bahwa
keamanan konsumen merupakan kewajiban seluruh penyelenggara
sistem pembayaran. Seluruh penyelenggara sistem pembayaran
wajib memperhatikan aspek-aspek perlindungan konsumen.
Komponen Sistem Pembayaran
Terdapat beberapa komponen yang mampu membangun sistem
pembayaran agar bisa terealisasi lebih mudah.
Beberapa komponen tersebut adalah :

SISTEM TRANSFER DANA, sistem ini memungkinkan adanya proses


pemindahan dana dari satu bank ke bank lainnya ataupun ke bank
yang sama.
ALAT PEMBAYARAN, alat pembayaran adalah alat yang di dalamnya
terdiri dari alat pembayaran tunai dan non-tunai.
SALURAN PEMBAYARAN, saluran pembayaran memiliki cakupan
luas yang meliputi teller input, mobile banking, mesin ATM, internet
banking, phone banking, sampai EDC atau electronic data capturing.
REGULATOR, mereka adalah pihak yang mempunyai wewenang
dalam mengatur aturan main, kebijakan, dan juga ketentuan lain
yang sifatnya lebih mengikat untuk semua komponen yang terlibat
dalam sistem pembayaran itu sendiri.
PENYELENGGARA, penyelenggara merupakan suatu lembaga yang
bertanggung jawab dalam memastikan bahwa semua kegiatan
transaksi dapat diselesaikan hingga akhir.
LEMBAGA YANG BERWENANG, merupakan suatu lembaga yang
melakukan proses sistem pembayaran, yakni BI (Bank Indonesia).
Sementara itu, kepentingan pasar modal lembaga berasa di bawah
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dan juga penyelenggara Kliring
alat pembayaran menggunakan kartu atau APMK.
INSTRUMEN, merupakan hal yang dilakukan dengan baik secara
tunai atau non-tunai.
INFRASTRUKTUR, yaitu seluruh bentuk sarana fisik yang bertugas
dalam mendukung proses kegiatan operasional sistem pembayaran.
PENGGUNA, mereka adalah pihak yang disebut dengan konsumen
atau orang yang memanfaatkan sistem pembayaran.

Setiap komponen di atas saling terikat dan berhubungan agar mampu


membentuk sistem pembayaran.
BI-RGTS dan SKNBI
BI-RGTS (Real Time Gross Settlement)
BI-RGTS merupakan sistem transfer/pemindahan dana elektronik yang
penyelesaiannya dilakukan setiap terjadi transaksi individual dan
berifat seketika. BI-RGTS mempunyai peserta yang terdiri atas bank
dan lembaga keuangan non-bank. BI-RTGS dioperasikan oleh Bank
Indonesia sejak tahun 2000.
Dengan karakteristik tersebut, BI-RTGS biasanya digunakan oleh
nasabah untuk memproses transaksi pembayaran bernilai besar dan
bersifat segera (urgent). Berdasarkan Surat Edaran Bank
Indonesianomor 16/18/DPSP tanggal 28 November 2014, BI-RTGS
hanya dapat digunakan untuk menyelesaikan transaksi dengan nilai
lebih dari Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) per transaksi.
Ketentuan ini berlaku sejak 15 Desember 2014. Nasabah diarahkan
untuk menggunakan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
untuk penyelesaian transaksi dengan nilai dibawah Rp 100.000.000,-
(seratus juta rupiah).
BI-RTGS memberikan banyak manfaat kepada nasabah. Seperti disadur
dari situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id), BI-RTGS meningkatkan
kepastian penyelesaian akhir yang berarti dapat mengurangi risiko
penyelesaian akhir (minimizing settlement risk).BI-RTGS juga menjadi
sarana transfer dana antar-bank yang praktis, cepat, efisien, aman dan
handal.
Tujuan adanya BI-RTGS antara lain sebagai berikut.

Menyediakan fasilitas transfer dana agar lebih efektif dan efisien.


Kepastian penyelesaian transfer dapar diperoleh dalam waktu yang
sangat singkat dan tanpa syarat.
Menyediakan informasi bank peserta BI-RTGS secara cepat dan
lengkap.
Meningkatkan kedisiplinan dan profesionalitas bank peserta
BI-RTGS dalam mengelola dananya (likuiditas).
Mengurangi adanya resiko-resiko saat penyelesaian transaksi.
SKNBI (Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia)
Kliring merupakan pertukaran data keuangan elektronik antarpeserta
kliring atas nama peserta maupun nasabah peserta yang
perhitungannya akan diselesaikan dalam waktu tertentu. SKNBI
merupakan sistem kliring Bank Indonesia yang terdiri dari kliring debet
dan kliring kredit yang penyelesaiannya dilakukan secara nasional.
SKNBI dioperasikan oleh Bank Indonesia sejak tahun 2005. SKNBI
melibatkan Bank Indonesia dan Pihak Selain BI yang telah
mendapatkan persetujuan dari BI sebagai pihak penyelenggara dan
setiap bank (selain Bank Perkreditan Rakyat) yang memenuhi berbagai
persyaratan sebagai peserta SKNBI.
Terdapat dua penyelenggara SKNBI, yaitu :

Penyelenggara kliring nasional (PKN)


Penyelenggara kliring lokal (PKL)
Unsur-unsur kliring debet :
Digunakan untuk transfer debet antarbank yang disertai dengan
penyampaian fisik warkat debet.
Penyelenggaraan kliring debet dilakukan secara lokal oleh PKL.
PKL akan melakukan perhitungan kliring debet berdasarkan dana
keuangan elektronik yang dikirim oleh peserta.
Hasil perhitungan kliring debet secara lokal dikirim ke sistem sentral
kliring (SSK) untuk diperhitungkan secara nasional oleh PKN.

Unsur-unsur kliring kredit :


Digunakan untuk transfer kredit antarbank tanpa disertai
penyampaian fisik warkat.
Penyelenggaraan kliring dilakukan oleh PKN.
Perhitungan kliring kredit dilakukan oleh PKN atas dasar Data
Keuangan Elektronik (DKE) yang dikirim peserta.
Sejarah Uang
Uang pertama kali diprakarsai oleh bangsa Lydia pada abad ke-6
sebelum masehi. Uang tersebut terbuat dari campuran emas dan perak
yang disebut elektrum berbentuk seperti kacang polong.
Pada tahun 560-546 sebelum masehi, Croesus menciptakan uang logam
yang dipakai oleh Bangsa Yunani. Dalam sejarah uang, bangsa ini
dikenal sebagai penemu uang logam pertama.
Bangsa ini mendesain uang logam dengan berbagai gambar menarik
dan nilainya ditentukan oleh bahan pembuatnya. Kemudian dikenal
uang kertas yang diciptakan oleh orang Tiongkok pada abad pertama
masehi tepatnya pada masa Dinasti Tang.
Pembuatan uang kertas dilakukan karena adanya kesulitan yang
dihadapi. Pasokan logam mulia (emas dan perak) sebagai bahan
baku uang berjumlah pada masa itu sangat terbatas dan
bertransaksi dalam jumlah besar sangat sulit dilakukan dengan uang
logam.
Berdasarkan sejarah, usaha untuk membuat uang kertas sebenarnya
telah beberapa kali dilakukan sebelum masa Dinasti Tang, tetapi
gagal. Kegagalan terjadi karena sulit menemukan bahan pembuat
kertas yang bisa bertahan lama. Pada masa Dinasti Tang akhirnya
uang kertas berhasil diciptakan oleh Ts’ai Lun dengan memakai kulit
kayu murbei.
Sejak masa itu, mulai terbentuk negara-negara setelah mengalami
perjalanan sejarah yang panjang. Terjadilah kegiatan-kegiatan
ekonomi di setiap negara sehingga membutuhkan mata uang
sebagai alat transaksi yang sah.
Syarat Uang
Uang, sebagai alat pembayaran resmi yang telah disepakati oleh
masyarakat harus memenuhi 7 syarat sebagai berikut:
Ada jaminan artinya harus dijamin pemerintah sehingga
penggunaannya untuk berbagai keperluan dapat dipercaya oleh
masyarakat.
Diterima secara umum (acceptability) yakni kegunaannya harus
diterima sebagai alat tukar, penimbun kekayaan, atau pembayar
utang.
Nilainya stabil (stability of value) artinya tidak naik-turun (fluktuatif)
supaya orang-orang mau menggunakaannya sebagai alat tukar.
Mudah disimpan (storable) berarti bentuk fisiknya tidak boleh terlalu
besar.
Mudah dibawa (portability) berarti harus mudah dipindahkan dari
satu tangan ke tangan lain.
Tidak mudah rusak (durability) agar dapat bertahan untuk jangka
waktu yang relatif lama.
Mudah dibagi (divisibility) maksudnya apabila nominal uang hanya
terdiri dari satu jenis pecahan, maka tidak memungkinkan kita untuk
bertransaksi.
Pengelolaan Uang oleh Bank Indonesia
Sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Bank
Indonesia diberikan tugas dan kewenangan Pengelolaan Uang Rupiah
mulai dari tahapan Perencanaan, Pencetakan, Pengeluaran,
Pengedaran, Pencabutan dan Penarikan, sampai dengan Pemusnahan.
Merencanakan Uang Rupiah
Mencetak Uang Rupiah
Mengeluarkan Uang Rupiah
Mengedarkan Uang Rupiah
Melakukan Pencabutan & Penarikan Uang Rupiah
Memusnahkan Uang Rupiah
Unsur - Unsur Pengamanan Uang Rupiah

1. Unsur Pengaman Yang Tertanam Pada Bahan Adalah Sebagai Berikut.


Terdapat tanda air.
Benang pengaman yang ditanam atau dianyam di kertas.

2. Unsur Pengaman Yang Tertanam Pada Cetakan Adalah Sebagai


Berikut.
Cetakan nominal uang pada kertas yang terasa kasar.
Adanya gambar silang isi jika diterawang.
Hasil cetakan memakai tinta khusus.
Terdapat tulisan yang sangat kecil.
Terdapat cetakan yang tidak terlihat.
Pengelolaan Keuangan
Hal - Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Mengelola Keuangan:

Memahami pengeluaran yang harus dikeluarkan setiap bulannya.


Menabungkan sebagian pendapatan yang di dapatkan.
Membuat penganggaran keuangan.
Mencatat seluruh pengeluaran.
Menghindari pola hidup konsumtif.
Menginvestasikan uang yang dimiliki.
Alat Pembayaran Non-Tunai
Alat pembayaran secara non-tunai dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Berbasis Kartu atau Elektronik


KARTU KREDIT, yaitu kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan
sejenisnya untuk memungkinkan pemiliknya membeli barang-barang
yang dibutuhkannya secara hutang.
KARTU DEBIT, yaitu kartu pembayaran elektronik yang digunakan
untuk mentransfer atau mengambil uang dari mesin ATM tanpa
harus ke bank.
E-MONEY, yaitu kartu elektronik yang digunakan untuk alat
pembayaran atas dasar nilai uang atau dana yang sudah disetorkan
terlebih dahulu.
2. Berbasis Warkat (surat berharga yang dikeluarkan oleh bank)
CEK, yaitu surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank
yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar
sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan di dalamnya atau
kepada pemegang cek tersebut. Terdiri atas 3 jenis yaitu cek silang,
cek atas nama dan cek atas unjuk.
BILYET GIRO, yaitu surat perintah dari seorang nasabah bank
untuk memindahbukukan sejumlah dana dari pemilik rekening atau
rekening yang bersangkutan ke rekening penerima.
NOTA DEBET (Warkat Debet), yaitu warkat yang digunakan untuk
menagih bank lain atau nasabah bank lain melalui kliring.
NOTA KREDIT, yaitu nota untuk mengirimkan atau memindahkan
dana bukan tunai kepada nasabah bank lain atau kepada bank lain
melalui kliring.
NOTA PEMINDAHBUKUAN ATAU NOTA DEBET KREDIT (Telegrafic
Transfer), yaitu warkat yang digunakan untuk memindahkan dana
dari rekening nasabah kepada rekening nasabah lain di bank yang
sama.
KUITANSI TRANSFER (Wasel), yaitu menggunakan kuitansi sebagai
bukti penerimaan transfer dari luar kota yang dapat ditagihkan
kepada bank penerima transfer tersebut.
Alat Pembayaran Internasional
Ada beberapa macam alat pembayaran internasional yang biasa
digunakan, di antaranya adalah :
KONTAN/TUNAI (Full bodied money), yaitu pembayaran yang
dilakukan dengan menggunakan uang fisik secara langsung.
TELEGRAFIK TRANSFER (Cable order), yaitu sistem pembayaran yang
dilakukan dengan menggunakan cek yang diteruskan oleh telegram.
WESEL (Bill of exchange), yaitu dokumen yang memuat pengakuan
bank untuk membayar sejumlah uang yang tertera di atas wesel
tersebut kepada pihak tertentu atau yang membawa wesel tersebut.
LETTER OF CREDIT (L/C), yaitu metode yang memungkinkan seorang
eksportir mendapatkan bayaran tanpa harus menunggu berita dari
negara penerima atau pembayaran instan.
CEK (Cheque), yaitu surat perintah tanpa syarat dari nasabah
kepada pihak bank untuk membayarkan sejumlah uang yang
nominalnya sudah tertulis pada surat tersebut kepada pembawa cek
tersebut.
EMAS, memiliki fungsi yang sama dengan uang tunai, yaitu nilai
barang yang dijual nantinya disesuaikan dengan berat emas.
KOMPENSASI PRIBADI, yaitu cara pembayaran dengan
mengalihkan penyelesaian utang piutang pada seorang penduduk
dalam satu negara tempat penduduk tersebut tinggal.

Anda mungkin juga menyukai