Anda di halaman 1dari 6

SISTEM PEMBAYARAN

Apa Itu Sistem Pembayaran?


Pengertian sistem pembayaran adalah seperangkat ketentuan, lembaga, dan
mekanisme yang digunakan dalam aktivitas pemindahan uang untuk memenuhi
kewajiban dari kegiatan ekonomi.
Artinya, sistem pembayaran adalah konsep yang bukan hanya terkait tata
cara atau metode pembayaran saja, melainkan juga melibatkan peraturan dan
lembaga.
Sederhananya, sistem pembayaran adalah sistem yang untuk
memindahkan uang dari satu pihak ke pihak lainnya.
Hadirnya sistem pembayaran diiringi juga dengan munculnya konsep
'uang' sebagai alat tukar dalam aktivitas jual-beli barang dan jasa.
Seiring berjalannya waktu, sistem pembayaran mengalami evolusi.
Penyebab perubahan ini karena inovasi teknologi, perubahan model bisnis, tradisi
masyarakat, dan kebijakan otoritas.

Prinsip Sistem Pembayaran


Tujuan dibuatnya sistem pembayaran adalah untuk memberikan rasa aman
dan nyaman kepada seluruh masyarakat yang menggunakannya.
Demi bisa mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia menetapkan empat
prinsip sistem pembayaran yang harus diterapkan oleh setiap lembaga
penyelenggara di Indonesia yaitu:
1. Efisien
Tujuan prinsip efisiensi pada sistem pembayaran adalah mendorong
lembaga pelaksana untuk bekerja secara efisien. Dengan demikian,
masyarakat sebagai pengguna layanan bisa mendapatkan biaya yang
terjangkau.
2. Aman
Setiap sistem pembayaran memiliki resiko dan lembaga penyelenggara
harus bisa mengelola dan meminimalisirnya.
Hal ini demi menjaga keamanan pengguna dan melakukan mitigasi
demi mencegah berbagai macam resiko pada kredit, fraud, dan likuiditas.
3. Perlindungan Konsumen
Peran penyelenggara sistem pembayaran adalah menjaga dan
melindungi konsumen.
Bentuk penjagaan dimulai dari jumlah uang tunai yang beredar
ataupun layaknya kondisi dana tersebut untuk diedarkan. Hal ini sering
disebut dengan clean money policy.
4. Kesetaraan Akses
Bank Indonesia ingin mencegah terjadinya kegiatan praktik monopoli
yang ada pada industri sistem pembayaran.
Pasalnya, praktik monopoli hanya akan merugikan pihak pengguna
sistem pembayaran.

Komponen Sistem Pembayaran


1. Regulator
Berwenang untuk mengatur kebijakan seluruh komponen sistem
pembayaran.
Ada empat regulator keuangan di Indonesia yaitu Kementerian
Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin
Simpanan.
2. Penyelenggara
Indonesia memiliki beberapa lembaga penyelenggara yang
menjalankan sistem pembayaran.
Di antaranya adalah Bank Indonesia, PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia, dan Penyelenggara Kliring Alat Pembayaran Menggunakan Kartu.
3. Infrastruktur
Infrastruktur yang ada pada sistem pembayaran adalah berupa sarana
dan prasarana fisik atau berwujud. Peran dari infrastruktur adalah mendukung
proses operasional payment system.
4. Alat Pembayaran
Ada berbagai alat pembayaran yang tersedia di Indonesia saat ini.
Contohnya seperti uang tunai berbentuk logam atau kertas, serta uang
elektronik dan digital.
5. Pengguna
Sebuah sistem pembayaran pastinya hadir untuk membantu pengguna
atau konsumen yang memanfaatkan layanan dari lembaga penyelenggara.
6. Saluran Pembayaran
Kewajiban lembaga yang menjalankan sistem pembayaran adalah
memiliki saluran pembayaran untuk mengirimkan dana dari pihak satu ke
pihak lainnya.
Beberapa saluran pembayaran umum digunakan di Indonesia adalah
mesin ATM, teller input, kartu debit dan kredit, internet banking, mobile
banking, dan electronic data capturing (EDC).
7. Sistem Transfer Dana
Sistem pembayaran yang satu ini berupa sebuah sistem utuh berupa
tata kerja dan peraturan yang membuat terjadinya pengiriman dana dari satu
pihak ke pihak lainnya.

Jenis Sistem Pembayaran


Saat ini, ada banyak sistem pembayaran yang digunakan oleh masyarakat
dalam melakukan kegiatan transaksi jual-beli.
Orang-orang tidak hanya bisa membeli suatu produk dengan uang tunai,
tapi juga e-money atau bahkan cryptocurrency.
Setiap alat pembayaran tersebut dikelompokkan ke dalam dua jenis sistem
pembayaran, yaitu tunai dan non-tunai. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Sistem Pembayaran Tunai
Alat pembayaran yang paling krusial, umum dan telah lama digunakan
masyarakat adalah uang tunai.
Uang digunakan untuk melakukan hampir semua transaksi mulai dari
belanja di mall, makan di restoran, membayar parkir, hingga membeli barang
mewah.
Sistem pembayaran tunai berupa uang fisik terdiri dari uang kartal dan
uang logam.
Walaupun sering dipakai untuk transaksi konvensional, uang tunai
memiliki kekurangan karena akan menyulitkan sebagian penjual ketika ingin
memberikan kembalian uang tunai.
Risiko keuangan lainnya yang ada pada sistem pembayaran tunai
adalah banyak oknum tidak bertanggung jawab yang menipu atau
memalsukan uang, serta aksi kriminal seperti pencurian.
2. Sistem Pembayaran Non-Tunai
Sistem pembayaran non-tunai tidak memiliki wujud fisik, namun bisa
berupa kartu atau aplikasi.
Pembayaran non tunai memiliki cara kerja yang lebih efisien
dibandingkan dengan uang tunai karena penggunaannya yang bersifat pribadi.
Pengguna yang ingin memakainya hanya perlu mengecek atau
melakukan scanning pada sebuah barcode untuk melakukan pembayaran
seperti e-money.
Selain itu, masih ada banyak jenis alat pembayaran non tunai lainnya
seperti cek, giro, nota debit, kartu kredit, dan lainnya.
Ada banyak manfaat dan keuntungan yang bisa diraih oleh pengguna
dari sistem pembayaran non tunai, di antaranya adalah sifatnya yang praktis.
Anda tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah yang banyak dan
beresiko kehilangan. Paalnya, semua uang Anda telah tersimpan di dalam
aplikasi atau kartu elektronik.

Contoh Sistem Pembayaran


Berikut ini adalah beberapa contoh sistem pembayaran pada sistem tunai
ataupun non-tunai:
1. Kartu Debit dan Kredit: Alat transaksi non-tunai yang berasal dari bank.
Sistem pembayaran pada kartu kredit adalah utang, sedangkan kartu debit
menggunakan saldo pemilik rekening.
2. Giro: Surat berisi perintah untuk memindahkan dana dari satu rekening ke
rekening lainnya baik itu milik sendiri atau nasabah lain.
3. Cek: Surat perintah dari nasabah kepada pihak bank untuk mencairkan uang
dari saldo miliknya atas nama nasabah yang bersangkutan.
4. Nota Debit dan Kredit: Surat yang digunakan melalui kliring. Nota Debit
yang digunakan untuk menagih dana nasabah dari bank lain. Sedangkan Nota
Kredit untuk mengirim dana ke nasabah di bank lain.
5. E-money dan E-wallet: Uang elektronik yang mengandalkan teknologi
internet dan aplikasi untuk melakukan transaksi.
6. Wesel Pos: surat untuk mengirim uang dan melakukan kegiatan transaksi ke
luar negeri.
7. Cryptocurrency: Aset digital yang berperan sebagai alat tukar, biasanya
dalam jumlah besar. Tujuan penggunaannya untuk menjaga transaksi
keuangan tetap aman, mengelola proses pembuatan unit tambahan, dan
melakukan verifikasi transfer aset.

Anda mungkin juga menyukai