MATA KULIAH
Disusun Oleh:
KELOMPOK 8
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunianya yang memberikan kesehatan dan waktu bagi penulis sehingga dapat
menyelesaikan paper ini dengan tepat waktu.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Anak Agung
Ketut Ayuningsasi, SE.M.Si selaku dosen pengajar mata kuliah ini dan telah memberikan
arahan dalam penyelesaian paper ini.
Judul paper ini adalah “Kartu Plastik, Uang Digital Crypto, Fraud” adapun tujuan
paper ini ialah untuk memberikan informasi mengenai berbagai hal yang berhubungan
dengan Kartu plastik, Uang digital crypto,Fraud. Dengan demikian diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif dalam sistem pelayanan ekonomi pasar dan lembaga
keuangan secara optimal.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis dengan senang hati akan menerima segala bentuk kritikan yang bersifat membangun
dan saran-saran yang akhirnya dapat memberikan manfaat bagi paper ini. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................................
1.2 Rumusan Penulisan...............................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................................
1. Konsep kartu plastik dan Pembayaran Elektronik (Sejarah, Jenis, Manfaat,
Regulasi)..............................................................................................................
2. Sistem Block Chain dalam Mata Uang Digital, Proses pembayaran dan
pengawasan crypto..............................................................................................
3. Kegiatan yang termasuk Fraud...........................................................................
4. Dasar Hukum Jerat Kejahatan Keuangan...........................................................
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi
bagaimana sejarah, manfaat dan regulasi dari sebuah konsep kartu plastik dan uang elektronik
yang saat ini banyak atau hampir sebagian penduduk indonesia menggunakan hal itu untuk
pembayaran, pembelian, maupun transaksi lain yang menggunakan kecanggihan teknologi
uang digital. Selain dari pada itu alangkah baiknya kita lebih tau dan mendalami mata uang
digital dan proses pembayaran crypto di jaman moderen seperti ini. Maka dari itu kita sebagai
penduduk atau masyarakat perlu tau dan mengikuti perkembangan zaman moderen yang
canggih akan teknologi ini khususnya dalam sistem uang digital dan transaksi pasti banyak
kejahatan keuangan dibalik dari majunya sistem keuangan digital di indonesia.
1. Agar mengetahui tentang konsep kartu plastik dan pembayaran elektronik meliputi
sejarah, jenis, serta manfaat
2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang sistem block chain dalam mata uang
digital serta proses pembayaran crypto
3. Menambah wawasan baru tentang kegiatan fraud
4. Serta memberikan pengajaran dan wawasan tentang dasar hukum dan kejahatan
keuangan.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Kenyamanan – Kartu kredit dan debit memberi pengalaman berbelanja bebas repot –
karena tidak membutuhkan uang tunai – tanpa cek – tanpa persyaratan bukti identitas
lainya.
2. Keamanan – Uang cash atau uang tunai yang dicuri sudah pasti dapat dipakai dan
digunakan oleh siapa saja. Jika Anda kehilangan kartu kredit atau debit card, lakukan
pelaporan ke call center bank penerbit kartu tersebut sehingga secepat mungkin kartu
Anda akan aman karena untuk sementara kartu akan dinon aktifkan.
6. Perlindungan Kosumen – Saat Anda membeli barang atau jasa dengan kartu kredit,
Anda bisa memiliki perlindungan jika produk/jasa tersebut cacat atau tidak
memuaskan, karena bank penerbit kartu tersebut bisa melakukan intervensi atas nama
Anda jika terjadi perselisihan. Namun jika Anda telah membayar tunai atau dengan
menggunakan cek, maka toko atau merchant tidak akan terlalu tertarik untuk
melakukan penyesuaian-penyesuaian. Konsultasikan sejelas-jelasnya dengan bank
penerbit kartu Anda tentang kebijakan perselisihan dengan merchant.
7. Manfaat Tambahan – Banyak kartu kredit menawarkan potongan harga, cash back,
cicilan 0% atau manfaat tambahan lainnya yang lebih menarik dan hal ini akan jarang
Anda nikmati dengan pembayaran melalui uang tunai.
9. Pengaturan Anggaran Lebih Mudah – Dengan kartu kredit, Anda bisa merencanakan
untuk melakukan pembelian dalam jumlah besar dan membayarkannya kemudian
sekaligus atau secara bertahap sesuai dengan kemampuan Anda.
10. Elemen penting untuk transaksi belanja via surat, telepon dan internet – Kartu kredit
atau kartu debit sangat penting untuk pemesanan tiket pesawat atau kamar hotel. Saat
Anda bepergian ke luar negeri, kartu kredit adalah garansi universal kemampuan
Anda untuk membayar. Kartu kredit atau kartu debit juga memudahkan dan
mempercepat proses belanja via surat, melalui telepon dan online.
Uang Elektronik
Uang Elektronik (Electronic Money) didefinisikan sebagai alat pembayaran yang
memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu kepada penerbit;
nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip;dan
nilai uang elektronik yang di kelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.
2.Sistem Block Chain dalam Mata Uang Digital, Proses Pembayaran dan
Pembayaran Crypto
“Fraud adalah suatu perbuatan melawan atau melanggar hukum yang dilakukan oleh
orang-orang dari dalam atau dari luar organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan
keuntungan pribadi atau kelompok secara langsung atau tidak langsung merugikan pihak lain.
The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) merupakan organisasi yang bergerak
di bidang pemeriksaan atas kecurangan mengklasifikasikan fraud (kecurangan) dalam tiga
tingkatan yang disebut Fraud Tree, yaitu sebagai berikut:
3. Korupsi (Corruption)
Jenis fraud ini sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan pihak lan seperti
suap dan korupsi. Fraud jenis ini sering kali tidak dapat dideteksi karena para pihak
yang bekerja sama menikmati keuntungan (simbiosi mutualisme). Termasuk
didalamnya adalah penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of
interest), penyuapan (briberry), penerimaan yang tidak sah atau illegal illegal
gratuities) dan pemerasan secara ekonomi (economic extortion)
Tindak kejahatan siber atau fraud cyber crime di sektor jasa keuangan termasuk
perbankan semakin sering ditemukan. Banyak korban berjatuhan akibat kurang memahami
risiko yang mengancam sehingga tidak bisa mengambil langkah antisipasi.
Merujuk pada penjelasan yang disampaikan oleh Direktorat Jaringan dan Layanan PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. bertajuk Fraud Cyber Crime, tindak kejahatan siber di
sektor jasa keuangan secara umum terbagi atas dua jenis, yakni social engineering dan
skimming.
Social engineering adalah manipulasi psikologis seseorang dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi tertentu atau melakukan hal tertentu dengan cara menipu secara
halus, baik disadari atau tidak melalui telepon atau berbicara langsung.
Sedangkan skimming adalah tindakan pencurian informasi dengan cara menyalin
informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu debit atau kartu kredit secara ilegal.Salah
satu kejahatan cyber crime dengan menggunakan kartu kredit ialah carding. Sebutan untuk
pelaku tindak pidana carding ialah Carder. Menurut riset Clear Commerce Inc, perusahaan
teknologi informasi yang berbasis di Texas – AS, Indonesia memiliki carder terbanyak kedua
di dunia setelah Ukraina. Sebanyak 20 persen transaksi melalui internet dari Indonesia adalah
hasil carding.
Carding adalah berbelanja menggunakan nomor dan identitas kartu kredit orang lain,
yang diperoleh secara ilegal, dengan mencuri data di internet. Sebutan lain untuk kejahatan
jenis ini adalah cyberfraud atau penipuan di dunia maya. Sifat cyberfraud secara umum
adalah non-violence atau kekacauan yang ditimbulkan tidak terlihat secara langsung, tapi
dampak yang ditimbulkan bisa sangat besar. Karena cyberfraud merupakan salah satu dari
kejahatan cybercrime berdasarkan aktivitasnya. Salah satu contohnya dapat menggunakan
nomor rekening orang lain untuk berbelanja secara online demi memperkaya diri sendiri yang
sebelumnya tentu pelaku cyberfraud sudah terlebih dahulu mencuri nomor rekening dari
korban.
Namun sampai saat ini, belum terdapat aturan yang secara spesifik mengatur tentang
tindak pidana cyberfraud. Hal ini bukan berarti pelaku tindak pidana cyberfraud dapat dengan
mudah untuk lolos dari pidana yang telah dia lakukan karena tidak adanya aturan yang
mengatur tindak pidana ini. Untuk menjerat pelaku tindak pidana cyberfraud dapat
menggunakan Undang-UndangNomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik, karena tindak pidana cyberfraud ini adalah salah satu tindak pidana yang masuk
kedalam ranah cybercrime, sehingga untuk menjerat pelaku harus menggunakan penafsiran-
penafsiran yang ada di dalam Undang-Undang dan dapat juga
menggunakan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi apabila
pelaku tindak pidana cyberfraud ini menggunakan alat skimmer(perangkat atau alat
berbentuk tipis yang dipasang pada slot kartu di mesin ATM untuk melakukan aksinya,
karena dengan menggunakan alat skimmertersebut artinya pelaku telah melakukan
perekaman data milik korbannya.
Dalam pengaturan tindak pidana cyberfraud dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, terdapat 2 Pasal yang dapat digunakan
untuk menjerat pelaku tindak pidana cyberfraud yaitu dalam Pasal 31 dan Pasal 35. Dalam
Pasal 31, membahas tentang melakukan intersepsi atau penyadapan, karena dalam tindak
pidana ini, beberapa pelaku menggunakan alat skimmer untuk melakukan perekaman nomor
kartu kredit atau data dari pemilik kartu kredit. Sedangkan dalam Pasal 35 membahas tentang
melakukan manipulasi, penciptaan, penghilangan dan pengrusakan data dan atau dokumen
elektronik, karena pada dasarnya pelaku tindak pidana cyberfraud melakukan penciptaan
kartu kredit yang baru dan memanipulasi kartu tersebut seolah-olah kartu tersebut adalah asli
merupakan milik pelaku.
Adapun bunyi dari Pasal 31 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik adalah sebagai berikut:
Pasal 31
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukummelakukan intersepsi
atau penyadapan atas informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dalam suatu
komputer dan/atau sistem elektronik tertentu milik orang lain.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi
atas transmisi informasi elektronik dan/ataudokumen elektronik yang tidak bersifat publik
dari, ke, dan di dalam suatu komputer dan/atau sistem elektronik tertentu milik orang lain
baik yang tidak menyebabkan perubahan apa pun maupun yang menyebabkan adanya
perubahan, penghilangan, dan/atau penghentian informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik yang sedang ditransmisikan.
Secara rinci, isi dari Pasal 31 ayat (1) dan (2) menerangkan bahwa Pasal tersebut
adalah perbuatan yang melawan hukum. Dalam Pasal 31 ayat (1) dan ayat (2) menerangkan
“intersepsi atau penyadapan”. Menurut undang-undang ITE yang dimaksud dengan intersepsi
atau penyadapan adalah mendengarkan, merekam, mengubah, menghambat dan atau
mencatat transmisi informasi elektronik yang tidak bersifat publik, baik menggunakan
jaringan kabel maupun nirkabel. Keberadaan UU ITE No.11 Tahun 2008 merupakan
terobosan hukum yang luar biasa namun UU ITE belum secara eksplisit mengakomodasi
transaksi perbankan melalui internet dengan menggunakan kartu (kredit dan debit) dan
dampak-dampak yang berkaitan dengan kejahatan dunia maya (cyber crime).
Oleh karena itu dalam kapasitasnya, UU ITE No. 11 Tahun 2008 layak disebut
sebagai undang-undang semi cyber crime. Hanya saja ada beberapa yang masih perlu
dipertegas di dalam UU ITE yang berlaku saat ini seperti belum adanya undang-undang yang
secara khusus membahas tindak pidana cyberfraud.Maka dalam menghadapi kasus-kasus
yang berkaitan dengan kejahatan elektronik, perlu identifikasi yang kuat dan jelas untuk
menghadapi tantangan serius dalam menghadapi cyber crime, serta
diperlukan keberanian dan inovasi dari aparat penegak hukum untuk mengefektifkan
peraturan yang ada, dengan melakukan interprestasi atau kontruksi hukum yang bersumber
pada teori/ilmu hukum, pendapat para ahli, yurisprudensi, atau sumber lainnya agar tidak
salah kaprah dalam mengimplementasikan hukum tersebut.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sumber dari materi “Konsep kartu plastik dan Pembayaran uang elektronik (sejarah,
manfaat, regulasi”
https://www.sepulsa.com/blog/sejarah-pembuatan-kartu-kredit
https://www.tokopedia.com/blog/jenis-jenis-kartu-kredit/
https://vegasindo.com/kartuplastik-10-keuntungan-memakai-kartu-pembayaran.html
https://www.bi.go.id/id/edukasi/Pages/Apa-itu-Uang-Elektronik.aspx
2. Sumber dari materi “Sistem block chain dalam Mata uang digital, Proses pembayaran
dan pengawasan crypto”
HASNAN, F. (2020). IMPLEMENTASI PERATURAN BADAN PENGAWAS
PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (BAPPEBTI) TENTANG ASET
KRIPTO DI INDONESIA (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Stancheva-Todorova, E. (2020). Accounting for Cryptocurrencies–Some Unanswered
Questions and Unresolved Issues. Year Book of Sofia University “St. Kliment
Ohridski”–Faculty of Economics and Business Administration, 19.
3. Sumber dari materi “Kegiatan yang termasuk Fraud”
Binus University. (2020, 10 1). Jenis - Jenis Fraud. https://bbs.binus.ac.id/business-
creation/2020/10/jenis-jenis-fraud/
4. Sumber dari materi “Dasar Hukum jerat Kejahatan Keuangan”
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/14286/1/Al-
viratun%2C%20160104003%2C%20FSH%2C%20HPI%2C%20081269784389.pdf