Anda di halaman 1dari 19

PAPER

KARTU PLASTIK, UANG DIGITAL CRYPTO, FRAUD

MATA KULIAH

PASAR DAN LEMBAGA KEUANGAN

Disusun Oleh:
KELOMPOK 8

1. I Kadek Beriko (1707512043)


2. I Dewa Ayu Nanda Widyaswari ( 2107511029)
3. Ni Putu Sintyasari (2107511084)
4. Debri Adriana Ndun (2107511023)
5. Aluna Giacinta Lestari (2107511280)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunianya yang memberikan kesehatan dan waktu bagi penulis sehingga dapat
menyelesaikan paper ini dengan tepat waktu.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Anak Agung
Ketut Ayuningsasi, SE.M.Si selaku dosen pengajar mata kuliah ini dan telah memberikan
arahan dalam penyelesaian paper ini.
Judul paper ini adalah “Kartu Plastik, Uang Digital Crypto, Fraud” adapun tujuan
paper ini ialah untuk memberikan informasi mengenai berbagai hal yang berhubungan
dengan Kartu plastik, Uang digital crypto,Fraud. Dengan demikian diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif dalam sistem pelayanan ekonomi pasar dan lembaga
keuangan secara optimal.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis dengan senang hati akan menerima segala bentuk kritikan yang bersifat membangun
dan saran-saran yang akhirnya dapat memberikan manfaat bagi paper ini. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................................
1.2 Rumusan Penulisan...............................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................................
1. Konsep kartu plastik dan Pembayaran Elektronik (Sejarah, Jenis, Manfaat,
Regulasi)..............................................................................................................
2. Sistem Block Chain dalam Mata Uang Digital, Proses pembayaran dan
pengawasan crypto..............................................................................................
3. Kegiatan yang termasuk Fraud...........................................................................
4. Dasar Hukum Jerat Kejahatan Keuangan...........................................................

BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi
bagaimana sejarah, manfaat dan regulasi dari sebuah konsep kartu plastik dan uang elektronik
yang saat ini banyak atau hampir sebagian penduduk indonesia menggunakan hal itu untuk
pembayaran, pembelian, maupun transaksi lain yang menggunakan kecanggihan teknologi
uang digital. Selain dari pada itu alangkah baiknya kita lebih tau dan mendalami mata uang
digital dan proses pembayaran crypto di jaman moderen seperti ini. Maka dari itu kita sebagai
penduduk atau masyarakat perlu tau dan mengikuti perkembangan zaman moderen yang
canggih akan teknologi ini khususnya dalam sistem uang digital dan transaksi pasti banyak
kejahatan keuangan dibalik dari majunya sistem keuangan digital di indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengidentifikasi kosep kartu plastik dan pembayaran elektronik (sejarah, jenis,


manfaat)?
2. Mengidentifikasi sistem block chain dalam mata uang digital serta proses pembayaran
crypto?
3. Mengidentifikasi apa itu kegiatan fraud?
4. Mengidentifikasi dasar hukum dan kejahatan hukum?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Agar mengetahui tentang konsep kartu plastik dan pembayaran elektronik meliputi
sejarah, jenis, serta manfaat
2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang sistem block chain dalam mata uang
digital serta proses pembayaran crypto
3. Menambah wawasan baru tentang kegiatan fraud
4. Serta memberikan pengajaran dan wawasan tentang dasar hukum dan kejahatan
keuangan.
BAB 2
PEMBAHASAN

1. Konsep Kartu Plastik dan Pembayaran Uang Elektronik (Sejarah, jenis,


manfaat, regulasi).
Apa itu kartu plastik?
Kartu Plastik merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga
keuangan dan dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan. Perkembangan
penggunaan kartu plastik dalam berbagai bentuknya menunjukan bahwa alat ini tidak hanya
digunakan sebagai alat pembayaran, tetapi juga untuk tujuan lain seperti penarikan uang
tunai. Berdasarkan pada pertimbangan dapat dibawa bepergian dengan praktis, dapat
digunakan sewaktu-waktu, dan kemudahan penggunaan yang lain kartu plastik ini semakin
luas digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan.

Sejarah Pembuatan Kartu Kredit


Pertama kali Kartu Kredit lahir dalam gagasan kartu tagihan atau charge card. Pada
tahun 1946, seorang banker John Biggins menerbitkan kartu Charg-it. Kartu tersebut
digunakan ketika pelanggan melakukan transaksi, tagihan akan dilayangkan ke bank Biggins.
Bank akan memberikan reimburse kepada toko atau tempat transaksi ketika pelanggan telah
membayar tagihan kartu charge it. Hanya saja, pembayaran berlaku pada tingkat lokal dan
pelanggan harus memiliki akun bank di Bank Biggins.
Yang menarik dari sejarah kartu kredit adalah ide mengenai gesek kartu bayar nanti
muncul ketika seorang banker Frank McNamara sedang makan malam dan ketika tagihan
datang, dia tidak membawa uang cash. Sungguh repot jika dia pergi ke ATM dahulu untuk
menarik uang.
Yang ia lakukan adalah menelpon istrinya untuk membawakannya uang untuk
membayar uang makannya. Setelah kejadian tersebut hal yang terpikirkan adalah bagaimana
jika ia dan koleganya menciptakan sebuah kartu tagihan (charge card) berbentuk kertas yang
mana bisa digunakan terdahulu untuk membayar biaya restoran lalu saat masa jatuh tempo
tiba membayar tagihan sepenuhnya ke penerbit kartu. Ini adalah asal usul lahirnya Diner’s
Club.
Diner’s Club membentuk sebuah jaringan yang terdiri dari restoran yang menerima
metode pembayaran menggunakan Diner’s Club. Selanjutnya kartu kredit mengalami
perubahan bentuk menjadi plastik ketika satu dekade munculnya Diner’s Club, Diner’s Club
masih berbentuk Charge Card yang mana tagihan harus dibayar penuh ketika masa jatuh
tempo.
Menanggapi naik daunnya Diner’s Card, tahun 1958 American Express ikut serta
dalam industri kartu kredit dengan produknya sendiri dan memperkenalkan kartu kredit
berbahan dasar plastik. Setahun selanjutnya, MasterCard memperkenalkan adanya pilihan
untuk revolving balance yaitu pemegang kartu tidak lagi harus membayar penuh tagihan
setiap jatuh tempo yang mana memberikan keleluasaan bagi mereka untuk mengatur kondisi
finansial.
Tahun 1966 Kemunculan Visa berawal dari Bank of America mendirikan
BankAmerica Service Corporation yang merupakan sebuah franchise BankAmericard
(berganti nama menjadi Visa) secara nasional. Mereka memperkenalkan adanya kartu kredit
berfungsi umum. Selanjutnya pada tahun yang sama, sebuah sistem kartu kredit nasional
terbentuk ketika sebuah kelompok penerbit kartu kredit bergabung dan mendirikan The
InterBank Card Association (yang berganti nama menjadi MasterCard).
Dengan kemunculan Visa dan Mastercard yang mempunyai jaringan yang luas
awalnya bank penerbit kartu kredit hanya boleh memilih salah satu jenis metode pembayaran
kartu kredit saja namun sejalan dengan pergiliran waktu dan perubahan peraturan, kini bank
bisa menerbitkan kartu kredit dengan kedua jenis metode pembayaran (visa dan mastercard).
Kartu kredit di Indonesia muncul pada tahun 1980an. Sebuah alat pembayaran yang
praktis dan menghemat banyak waktu sungguh didambakan masyarakat Indonesia. Prosesnya
cukup rumit dan hanya segilintir orang yang memilikinya. Adapun persyaratannya meliputi
jumlah tabungan, jenis pekerjaan hingga status sosial. Disamping itu, jalur yang termudah
untuk mengajukan kartu kredit adalah melalui referensi teman dengan program member get
member.
Ekslusivitas yang ditawarkan kartu kredit membuat kepemilikannya mengandung
elemen prestisius, pertama kali kartu kredit di Indonesia diprakarsai oleh Bank Duta yang
saat itu bekerja sama dengan Mastercard dan Visa Internasional pada tahun 1980 akan tetapi
kehadirannya mulai terpendam ketika munculnya pesaing-pesaing baru seperti Bank BCA
dan Citibank pada tahun-tahun selanjutnya.
Jenis-jenis Kartu Plastik
a. Berdasarkan fungsinya
1. Credit card
kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual-beli barang
dan jasa, kemudian pelunasan atas penggunaannya dapat dilakukan sekaligus atau
secara angsuran sejumlah minimum tertentu.
2. Charge card
yaitu kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran suatu transaksi barang
dan jasa, kemudian pemegang kartu diwajibkan membayar kembali secara penuh
tagihannya pada akhir bulan atau bulan berikutnya dengan atau tanpa beban
tambahan.
3. Debit card
yaitu kartu yang dapat digunakan sebagai perintah bayar atau pendebetan terhadap
rekening pemegang.
4. Cash card
(Kartu ATM) yaitu kartu yang dapat digunakan untuk penarikan tunai baik di
counter-counter bank maupun pada anjungan ATM.
5. Check guarantee card
Yaitu kart yang dapat digunakan sebagai jaminan dalam penarikan cek oleh
pemegang kartu tersebut.

b. Berdasarkan Wilayah Berlakunya


1. Kartu Plastik Lokal
yaitu kartu plastik yang berlaku pada wilayah tertentu misalnya seluruh Indonesia.
Contoh: Kartu ATM Bank Muamalat Indonesia.
2. Kartu Plastik Internasional
yaitu kartu plastik yang berlaku dan dapat digunakan di seluruh dunia. Contoh:
Visa, American Express, carte balanc, Master Card, Dinner Club.
Manfaat atau Keuntungan Penggunaan Kartu Plastik

1. Kenyamanan – Kartu kredit dan debit memberi pengalaman berbelanja bebas repot –
karena tidak membutuhkan uang tunai – tanpa cek – tanpa persyaratan bukti identitas
lainya.

2. Keamanan – Uang cash atau uang tunai yang dicuri sudah pasti dapat dipakai dan
digunakan oleh siapa saja. Jika Anda kehilangan kartu kredit atau debit card, lakukan
pelaporan ke call center bank penerbit kartu tersebut sehingga secepat mungkin kartu
Anda akan aman karena untuk sementara kartu akan dinon aktifkan.

3. Perlindungan Darurat – Kartu kredit bisa membantu Anda melakukan transaksi


keuangan di segala jenis kondisi yang sifatnya emergency.
4. Diterima Di Seluruh Dunia – Sebagian kartu kredit dan debit diterima di seluruh
dunia. Coba bandingkan dengan uang cash/ tunai dan cek! Bahkan jika Anda
memerlukan uang tunai, Anda bisa mendapatkan mata uang lokal dengan penarikan
dana melalui ATM atau bank di seluruh dunia yang menerima kartu kredit atau debit
Anda.
5. Pencatatan Transaksi Lebih Simpel – Kartu kredit dan debit memberikan Anda
catatan pada semua transaksi Anda, sehingga Anda bisa memeriksa secara berkala
atau harian sekalinpun kemana saja uang telah dibelanjakan.

6. Perlindungan Kosumen – Saat Anda membeli barang atau jasa dengan kartu kredit,
Anda bisa memiliki perlindungan jika produk/jasa tersebut cacat atau tidak
memuaskan, karena bank penerbit kartu tersebut bisa melakukan intervensi atas nama
Anda jika terjadi perselisihan. Namun jika Anda telah membayar tunai atau dengan
menggunakan cek, maka toko atau merchant tidak akan terlalu tertarik untuk
melakukan penyesuaian-penyesuaian. Konsultasikan sejelas-jelasnya dengan bank
penerbit kartu Anda tentang kebijakan perselisihan dengan merchant.

7. Manfaat Tambahan – Banyak kartu kredit menawarkan potongan harga, cash back,
cicilan 0% atau manfaat tambahan lainnya yang lebih menarik dan hal ini akan jarang
Anda nikmati dengan pembayaran melalui uang tunai.

8. Fleksibilitas – Misalkan Anda kebetulan berada di tempat pusat perbelanjaan dan


melihat sebuah barang yang diobral dalam waktu terbatas. Tapi pada saat yang
bersamaan ketika itu Anda tidak sedang membawa uang cash dan tidak ingin
melewatkan kesempatan berhemat itu, Kartu kredit memungkinkan Anda untuk
memanfaatkan momen diskon atau penawaran khusus, kemudian Anda bisa melunasi
tagihannya kemudian.

9. Pengaturan Anggaran Lebih Mudah – Dengan kartu kredit, Anda bisa merencanakan
untuk melakukan pembelian dalam jumlah besar dan membayarkannya kemudian
sekaligus atau secara bertahap sesuai dengan kemampuan Anda.

10. Elemen penting untuk transaksi belanja via surat, telepon dan internet – Kartu kredit
atau kartu debit sangat penting untuk pemesanan tiket pesawat atau kamar hotel. Saat
Anda bepergian ke luar negeri, kartu kredit adalah garansi universal kemampuan
Anda untuk membayar. Kartu kredit atau kartu debit juga memudahkan dan
mempercepat proses belanja via surat, melalui telepon dan online.

Uang Elektronik
Uang Elektronik (Electronic Money) didefinisikan sebagai alat pembayaran yang
memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu kepada penerbit;
nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip;dan
nilai uang elektronik yang di kelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.

Sejarah Uang Elektronik


Di tahun-tahun terakhir, inovasi pada instrumen pembayaran elektronis dengan
menggunakan kartu telah berkembang menjadi bentuk yang lebih praktis. Saat ini di
Indonesia sedang berkembang suatu instrumen pembayaran yang dikenal dengan uang
elektronik. Walaupun memuat karakteristik yang sedikit berbeda dengan instrumen
pembayaran lainnya seperti kartu kredit dan kartu ATM/Debit, namun penggunaan instrumen
ini tetap sama dengan kartu kredit dan kartu ATM/Debit yaitu ditujukan untuk pembayaran.
Secara sederhana, uang elektronik didefinisikan sebagai alat pembayaran dalam
bentuk elektronik dimana nilai uangnya disimpan dalam media elektronik tertentu.
Penggunanya harus menyetorkan uangnya terlebih dahulu kepada penerbit dan disimpan
dalam media elektronik sebelum menggunakannya untuk keperluan bertransaksi. Ketika
digunakan, nilai uang elektronik yang tersimpan dalam media elektronik akan berkurang
sebesar nilai transaksi dan setelahnya dapat mengisi kembali (top-up). Media elektronik
untuk menyimpan nilai uang elektronik dapat berupa chip atau server. Penggunaan uang
elektronik ini sebagai alat pembayaran yang inovatif dan praktis diharapkan dapat membantu
kelancaran pembayaran kegiatan ekonomi yang bersifat massal, cepat dan mikro, sehingga
perkembangannya dapat membantu kelancaran transaksi di jalan tol, di bidang transportasi
seperti kereta api maupun angkutan umum lainnya atau transaksi di minimarket, food court,
atau parkir.
Perkembangan uang elektronik diharapkan pula dapat digunakan sebagai alternatif
alat pembayaran non tunai yang dapat menjangkau masyarakat yang selama ini belum
mempunyai akses kepada sistem perbankan.

Jenis-jenis Uang Elektronik


1. Uang Elektronik registered, merupakan Uang Elektronik yang data identitas
pemegangnya tercatat/terdaftar pada penerbit Uang Elektronik. Dalam kaitan ini,
penerbit harus menerapkan prinsip mengenal nasabah dalam menerbitkan Uang
Elektronik Registered. Batas maksimum nilai Uang Elektronik yang tersimpan pada
media chip atau server untuk jenis registered adalah Rp5.000.000,00 (lima juta
Rupiah).
2. Uang Elektronik unregistered, merupakan Uang Elektronik yang data identitas
pemegangnya tidak tercatat/terdaftar pada penerbit Uang Elektronik. Batas
maksimum nilai Uang Elektronik yang tersimpan pada media chip atau server untuk
jenis unregistered adalah Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah).

Manfaat Uang Elektronik


Memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi transaksi pembayaran
tanpa perlu membawa uang tunai.
Tidak lagi menerima uang kembalian dalam bentuk barang (seperti permen) akibat padagang
tidak mempunyai uang kembalian bernilai kecil (receh).
Sangat applicable untuk transaksi massal yang nilainya kecil namun frekuensinya tinggi,
seperti: transportasi, parkir, tol, fast food, dll.
Regulasi Kartu Plastik dan Uang Elektronik
Penyelenggaraan Uang Elektronik telah diatur dalam :
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tanggal 13 April 2009 tentang
Uang Elektronik (Electronic Money).
Surat Edaran Bank Indonesia No.11/11/DASP tanggal 13 April 2009 perihal Uang
Elektronik (Electronic Money).

2.Sistem Block Chain dalam Mata Uang Digital, Proses Pembayaran dan
Pembayaran Crypto

Sistem Block Chain


Blockchain atau dapat disebut juga sebagai teknologi pembukuan terdistribusi
(Distributed Ledger Technology/DLT) merupakan sebuah konsep dimana setiap
peserta/pihak yang tergabung dalam jaringan terdistribusi memiliki hak akses terhadap
pembukuan tersebut. Konsep yang dibawa oleh block chain merupakan penerapan konsep
yang sudah ada, yaitu konsep data base terdistribusi. Konsep ini lahir bersamaan dengan
lahirnya bitcoin sekaligus sebagai jawaban atas permasalahan tidak adanya pihak ketiga
(institusi finansial/pemerintah) untuk membangun kepercayaan diantara pihak-pihak yang
melakukan transaksi di lingkungan yang tidak aman. Ada beberapa mekanisme/teknik yang
dipakai di dalam block chain sehingga keamanan dari block chain lebih berjamin. Mekanisme
pertama adalah pemanfaatan teknik hash, dengan memanfaatkan teknik hash dari kriptografi,
blok akan memiliki nilai hash yang mengidentifikasi blok dan seluruh isinya dan bersifat
unik. Saat blok dibuat nilai hash-nya sekaligus dihitung. Mengubah sesuatu dalam blok akan
mengakibatkan nilai hash-nya berubah.
Mekanisme yang kedua adalah mekanisme proof-of-work. Mekanisme ini adalah
mekanisme untuk memperlambat pembuatan blok baru. Mekanisme ini hadir dengan tujuan
untuk mempersulit perubahan sebuah blok karena mengubah sebuah blok berarti harus
menghitung proof-of-work seluruh blok. Dalam kasus bitcoin dibutuhkan waktu 10 menit
untuk membuat blok baru dan menambahkan blok ke rantai. Mekanisme ketiga yang
digunakan untuk mengamankan block chain selain hash dan proof-of-work adalah
pengelolaan secara terdistribusi. Block chain menggunakan jaringan peer-to-peer dimana
semua orang diijinkan untuk bergabung. Ketika seseorang bergabung dia akan mendapatkan
salinan lengkap block chain. Pada saat sebuah blok baru dibuat, blok baru tersebut akan
dikirimkan kesemua orang yang tergabung di dalam jaringan. Setiap node akan
memverifikasi blok untuk memastikan validitas dari blok. Jika semua blok bernilai valid,
maka setiap node akan menambahkan node yang baru tersebut keblock chainnya sendiri.
Ketika teknologi yang digunakan dalam pengerjaan proyek konstruksi bersifat tidak
menghambat, pola komunikasi diantara perusahaan konstruksi berbentuk peer-to-peer.
Bentuk atau pola komunikasi ini sama dengan pola terdistribusi peer-to-peer yang dimiliki
oleh teknologi block chain. Dalam kondisi seperti itu, teknologi block chain dapat
memberikan sebuah infrastruktur yang dapat dipercaya bagi seluruh perusahaan konstruksi
yang terlibat di dalam proyek konstruksi. Biasanya, model manajemen informasi yang
diterapkan dalam proyek konstruksi menggunakan model manajemen informasi terpusat.

Proses Pembayaran Crypto


Prosesnya real time sehingga perpindahan tersebut tidak terasa. Namun yang cukup
dirasakan justru karena prosesnya melalui perantara, maka ada imbalan yang harus
dibayarkan, yakni berupa biaya administrasi, baik yang dikeluarkan saat itu juga (jika
mengirimkan ke rekening bank yang berbeda) atau dalam biaya administrasi yang dikenakan
setiap bulan. Sedangkan sifat terdesentralisasi artinya tidak ada yang menjadi penengah atau
pihak khusus yang menjadi perantara. Transaksi dilakukan secara peer-to-peer dari pengirim
ke penerima. Seluruh transaksi dicatat dalam komputer yang berada di jaringan tersebut, di
seluruh dunia, atau disebut dengan miner (penambang yang ikut membantu mengamankan
dan mencatat transaksi di jaringan). Miner sendiri akan mendapatkan komisi dengan uang
virtual yang digunakan, namun tidak semua orang bisa menjadi miner, karena dibutuhkan
keahlian khusus dengan pemrosesan komputasi yang rumit untuk memecahkan kriptografi
yang digunakan. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa para penambang crypto currency
umumnya menggunakan komputer berspesifikasi tinggi dan khusus.

Proses Pengawasan Crypto


Pengawasan dan perilisan dilakukan sepenuhnya langsung oleh pengguna mata uang
kripto itu sendiri. Sehingga proses transaksi mata uang digital ini dilakukan secara peer-to-
peer atau desentralisasi. Sifat transaksi yang terdesentralisasi ini dibangun dan dikelola oleh
teknologi block chain yaitu pusat atau bank data yang menghubungkan tiap-tiap blok data
lainnya. Dalam hal ini, block chain dianggap sebagai buku besar yang terhubung dengan
buku-buku lainnya. Selain terbuka, mudah, dan cepat, data pada block chain terenkripsi.
Selain itu apa bila terdapat pembaruan data, maka data sebelumnya tidak bisa diintervensi.
Sehingga data yang terhubung lebih aman dan akurat. Setelah menetapkan kripto sebagai
subyek komoditi yang diperdagangkan di bursa berjangka, Bappebti akan membuat peraturan
lebih lanjut atas penetapan kripto sebagai komoditi, yang mengatur perusahaan exchanger,
wallet dan mining. Peraturan mendatang ini akan melibatkan berbagai kementerian dan
lembaga, termasuk Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka atau Bappebti Kementerian Perdagangan
menyebut ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perdagangan aset kripto seperti
Bitcoin cs dalam beberapa tahun kedepan. Informasi ini disampaikan di tengah perdagangan
aset kripto yang sedang naik daun beberapa waktu terakhir. Pertama soal keamanan. Artinya,
pembeli dapat melakukan penarikan uang hasil perdagangan aset kripto dengan lancar, tanpa
dipersulit. Sebaliknya, pedagang aset kripto dalam mendapatkan uang hasil penjualannya.
Sebab, kata Sahudi, sejauh ini belum ada pihak yang menyampaikan keluhan dalam transaksi
yang dilakukan. Sehingga, proses jual beli masih berjalan wajar tanpa gangguan keamanan.
Kedua soal harga. Bagaimanapun, kata Sahudi, harga menjadi faktor utama bagi
pertumbuhan perdagangan aset kripto. Naik dan turunnya harga akan berpengaruh pada minat
masyarakat untuk berinvestasi Bitcoin cs.

3. Kegiatan yang Termasuk Fraud

“Fraud adalah suatu perbuatan melawan atau melanggar hukum yang dilakukan oleh
orang-orang dari dalam atau dari luar organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan
keuntungan pribadi atau kelompok secara langsung atau tidak langsung merugikan pihak lain.
The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) merupakan organisasi yang bergerak
di bidang pemeriksaan atas kecurangan mengklasifikasikan fraud (kecurangan) dalam tiga
tingkatan yang disebut Fraud Tree, yaitu sebagai berikut:

1. Penyalahgunaan Atas Aset (Asset Misappropriation)


Penyalahgunaan Atas Aset merupakan kecurangan yang melibatkan aset suatu
perusahaan. Penyalahgunaan mengacu kepada pencurian yang dilakukan pegawai dan
pihak – pihak internal lainnya dalam suatu organisasi.
Penyalahgunaan Atas Aset dibagi menjadi dua yaitu
a. Cash Misappropriation, yaitu penyelewengan terhadap aset yang berupa kas yang
dapat dilakukan dengan skimming, larceny, atau fraudulent disbursement. Skimming
adalah pejarahan uang secara fisik sebelum masuk ke perusahaan. Contohnya: Piutang
dihapusbukukan, namun tetap ditagih kepada pelanggan. Fraudulent Disbursement
adalah pencurian melalui pengeluaran yang tidak sah.
b. Non-cash Misappropriation, yaitu penyelewengan terhadap aset yang berupa non-kas
yang dapat dilakukan dalam bentuk penyalahgunaan (misuse) atau pencurian
(larceny) terhadap persediaan dan aset-aset lainnya.

2. Pernyataan Palsu (Fraudulent Statement)


Fraudulent Statement meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif
suatu perusahaan atau instansi pemerinyah untuk menutupi kondisi keuangan yang
sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan (financial engineering) dalam
penyajian laporan keuangannya untuk memperoleh keuntungan atau mungkin dapat
dianalogikan dengan istilah window dressing

3. Korupsi (Corruption)
Jenis fraud ini sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan pihak lan seperti
suap dan korupsi. Fraud jenis ini sering kali tidak dapat dideteksi karena para pihak
yang bekerja sama menikmati keuntungan (simbiosi mutualisme). Termasuk
didalamnya adalah penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of
interest), penyuapan (briberry), penerimaan yang tidak sah atau illegal illegal
gratuities) dan pemerasan secara ekonomi (economic extortion)

4. Dasar Hukum Jerat Kejahatan Keuangan

Tindak kejahatan siber atau fraud cyber crime di sektor jasa keuangan termasuk
perbankan semakin sering ditemukan. Banyak korban berjatuhan akibat kurang memahami
risiko yang mengancam sehingga tidak bisa mengambil langkah antisipasi.
Merujuk pada penjelasan yang disampaikan oleh Direktorat Jaringan dan Layanan PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. bertajuk Fraud Cyber Crime, tindak kejahatan siber di
sektor jasa keuangan secara umum terbagi atas dua jenis, yakni social engineering dan
skimming.
Social engineering adalah manipulasi psikologis seseorang dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi tertentu atau melakukan hal tertentu dengan cara menipu secara
halus, baik disadari atau tidak melalui telepon atau berbicara langsung.
Sedangkan skimming adalah tindakan pencurian informasi dengan cara menyalin
informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu debit atau kartu kredit secara ilegal.Salah
satu kejahatan cyber crime dengan menggunakan kartu kredit ialah carding. Sebutan untuk
pelaku tindak pidana carding ialah Carder. Menurut riset Clear Commerce Inc, perusahaan
teknologi informasi yang berbasis di Texas – AS, Indonesia memiliki carder terbanyak kedua
di dunia setelah Ukraina. Sebanyak 20 persen transaksi melalui internet dari Indonesia adalah
hasil carding.
Carding adalah berbelanja menggunakan nomor dan identitas kartu kredit orang lain,
yang diperoleh secara ilegal, dengan mencuri data di internet. Sebutan lain untuk kejahatan
jenis ini adalah cyberfraud atau penipuan di dunia maya. Sifat cyberfraud secara umum
adalah non-violence atau kekacauan yang ditimbulkan tidak terlihat secara langsung, tapi
dampak yang ditimbulkan bisa sangat besar. Karena cyberfraud merupakan salah satu dari
kejahatan cybercrime berdasarkan aktivitasnya. Salah satu contohnya dapat menggunakan
nomor rekening orang lain untuk berbelanja secara online demi memperkaya diri sendiri yang
sebelumnya tentu pelaku cyberfraud sudah terlebih dahulu mencuri nomor rekening dari
korban.
Namun sampai saat ini, belum terdapat aturan yang secara spesifik mengatur tentang
tindak pidana cyberfraud. Hal ini bukan berarti pelaku tindak pidana cyberfraud dapat dengan
mudah untuk lolos dari pidana yang telah dia lakukan karena tidak adanya aturan yang
mengatur tindak pidana ini. Untuk menjerat pelaku tindak pidana cyberfraud dapat
menggunakan Undang-UndangNomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik, karena tindak pidana cyberfraud ini adalah salah satu tindak pidana yang masuk
kedalam ranah cybercrime, sehingga untuk menjerat pelaku harus menggunakan penafsiran-
penafsiran yang ada di dalam Undang-Undang dan dapat juga
menggunakan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi apabila
pelaku tindak pidana cyberfraud ini menggunakan alat skimmer(perangkat atau alat
berbentuk tipis yang dipasang pada slot kartu di mesin ATM untuk melakukan aksinya,
karena dengan menggunakan alat skimmertersebut artinya pelaku telah melakukan
perekaman data milik korbannya.
Dalam pengaturan tindak pidana cyberfraud dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, terdapat 2 Pasal yang dapat digunakan
untuk menjerat pelaku tindak pidana cyberfraud yaitu dalam Pasal 31 dan Pasal 35. Dalam
Pasal 31, membahas tentang melakukan intersepsi atau penyadapan, karena dalam tindak
pidana ini, beberapa pelaku menggunakan alat skimmer untuk melakukan perekaman nomor
kartu kredit atau data dari pemilik kartu kredit. Sedangkan dalam Pasal 35 membahas tentang
melakukan manipulasi, penciptaan, penghilangan dan pengrusakan data dan atau dokumen
elektronik, karena pada dasarnya pelaku tindak pidana cyberfraud melakukan penciptaan
kartu kredit yang baru dan memanipulasi kartu tersebut seolah-olah kartu tersebut adalah asli
merupakan milik pelaku.
Adapun bunyi dari Pasal 31 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik adalah sebagai berikut:
Pasal 31
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukummelakukan intersepsi
atau penyadapan atas informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dalam suatu
komputer dan/atau sistem elektronik tertentu milik orang lain.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi
atas transmisi informasi elektronik dan/ataudokumen elektronik yang tidak bersifat publik
dari, ke, dan di dalam suatu komputer dan/atau sistem elektronik tertentu milik orang lain
baik yang tidak menyebabkan perubahan apa pun maupun yang menyebabkan adanya
perubahan, penghilangan, dan/atau penghentian informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik yang sedang ditransmisikan.
Secara rinci, isi dari Pasal 31 ayat (1) dan (2) menerangkan bahwa Pasal tersebut
adalah perbuatan yang melawan hukum. Dalam Pasal 31 ayat (1) dan ayat (2) menerangkan
“intersepsi atau penyadapan”. Menurut undang-undang ITE yang dimaksud dengan intersepsi
atau penyadapan adalah mendengarkan, merekam, mengubah, menghambat dan atau
mencatat transmisi informasi elektronik yang tidak bersifat publik, baik menggunakan
jaringan kabel maupun nirkabel. Keberadaan UU ITE No.11 Tahun 2008 merupakan
terobosan hukum yang luar biasa namun UU ITE belum secara eksplisit mengakomodasi
transaksi perbankan melalui internet dengan menggunakan kartu (kredit dan debit) dan
dampak-dampak yang berkaitan dengan kejahatan dunia maya (cyber crime).
Oleh karena itu dalam kapasitasnya, UU ITE No. 11 Tahun 2008 layak disebut
sebagai undang-undang semi cyber crime. Hanya saja ada beberapa yang masih perlu
dipertegas di dalam UU ITE yang berlaku saat ini seperti belum adanya undang-undang yang
secara khusus membahas tindak pidana cyberfraud.Maka dalam menghadapi kasus-kasus
yang berkaitan dengan kejahatan elektronik, perlu identifikasi yang kuat dan jelas untuk
menghadapi tantangan serius dalam menghadapi cyber crime, serta
diperlukan keberanian dan inovasi dari aparat penegak hukum untuk mengefektifkan
peraturan yang ada, dengan melakukan interprestasi atau kontruksi hukum yang bersumber
pada teori/ilmu hukum, pendapat para ahli, yurisprudensi, atau sumber lainnya agar tidak
salah kaprah dalam mengimplementasikan hukum tersebut.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penggunaan kartu plastik dan uang elektronik di indonesia tidak menutup


kemungkinan banyak digunakan dikalangan masyarakat, yang dimana berbagai macam jenis
dari kartu plastik yang bisa digunakan. Selain daripada kemudahan dan kecepatan dalam
transaksi yang menggunakan kartu plastik atau uang elektronik, banyak keuntungan lain yang
bisa didapat. Salah satunya adalah keamanan, dimana ketika kita membawa uang cash yang
berlebih tidak menutup kemungkinan adanya pencurian, pencopetan dan uang tersebut dapat
digunakan oleh siapa saja. Namun sebaliknya ketika kita menggunakan kartu plastik atau
kartu kredit , seandainya kartu itu hilang, kita bisa mengajukan pelaporan ke center bank
penerbit kartu tersebut sehingga secepat mungkin kartu akan aman karena dinonaktifkan
untuk sementara waktu.
Berikutnya ada yang namanya block chain dimana teknologi ini merupakan sebuah
konsep dimana setiap pihak yang bergabung dalam jaringan distribusi yaitu konsep data base
terdistribusi. Ketika kita menggunakan suatu konsep digital dan teknologi yang berkaitan
dengan uang, materi, pembukuan dan lainnya pasti ada saja yang melakukan pelanggaran
atau tindak kejahatan yang dimana orang-orang yang melakukan hal tersebut bermaksud
untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan merugikan banyak pihak yang bersangkutan,
contohnya seperti, Cash Misappropriation, korupsi, dan masih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sumber dari materi “Konsep kartu plastik dan Pembayaran uang elektronik (sejarah,
manfaat, regulasi”
https://www.sepulsa.com/blog/sejarah-pembuatan-kartu-kredit
https://www.tokopedia.com/blog/jenis-jenis-kartu-kredit/
https://vegasindo.com/kartuplastik-10-keuntungan-memakai-kartu-pembayaran.html
https://www.bi.go.id/id/edukasi/Pages/Apa-itu-Uang-Elektronik.aspx
2. Sumber dari materi “Sistem block chain dalam Mata uang digital, Proses pembayaran
dan pengawasan crypto”
HASNAN, F. (2020). IMPLEMENTASI PERATURAN BADAN PENGAWAS
PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (BAPPEBTI) TENTANG ASET
KRIPTO DI INDONESIA (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Stancheva-Todorova, E. (2020). Accounting for Cryptocurrencies–Some Unanswered
Questions and Unresolved Issues. Year Book of Sofia University “St. Kliment
Ohridski”–Faculty of Economics and Business Administration, 19.
3. Sumber dari materi “Kegiatan yang termasuk Fraud”
Binus University. (2020, 10 1). Jenis - Jenis Fraud. https://bbs.binus.ac.id/business-
creation/2020/10/jenis-jenis-fraud/
4. Sumber dari materi “Dasar Hukum jerat Kejahatan Keuangan”
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/14286/1/Al-
viratun%2C%20160104003%2C%20FSH%2C%20HPI%2C%20081269784389.pdf

Anda mungkin juga menyukai