Anda di halaman 1dari 15

Makalah

FIQIH MUAMMALAH

DISUSUN OLEH

HABIB CAHYADI

174100020

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS POTENSI UTAMA

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufiq rahmat
serta ridho-Nya kepada kita semua, sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan
judul Kartu Kredit. Makalah ini ditujukan untuk memahami lebih detail tentang kartu kredit
dan untuk memenuhi tugas fiqih muammalah.

Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Nurul Inayah Siregar,ME selaku
dosen pengampu fiqih muammalah yang telah membimbing saya.

Dalam makalah ini dijelaskan tentang kartu kredit. Makalah ini juga ditujukan untuk
memenuhi tugas pribadi. Saya hanya manusia biasa tempat dimana ada kesalahan kesalahan,
maka saya mohon maaf apabila ada kesalahan ataupun kekurangan dalam makalah yang saya
buat ini. Semoga tugas yang saya buat ini dapat bermanfaat untuk pengetahuan kita semua.
Untuk tercapainya kesempurnaan tugas makalah ini, saya mohon kritik dan saran dari teman
teman yang membacanya.

Medan, 04 Juli 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................... 1
C. TUJUAN PENULISAN ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 2
A. PENGERTIAN KARTU KREDIT ...................................................................................... 2
B. JENIS – JENIS KARTU KREDIT ...................................................................................... 3
C. FUNGSI KARTU KREDIT ............................................................................................... 3
D. SISTEM KARTU KREDIT................................................................................................ 4
E. PERBANDINGAN KARTU KREDIT KONVENSIONAL DENGAN SYARIAH ................ 8
BAB III PENUTUP................................................................................................................... 10
A. KESIMPULAN ............................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kartu kredit adalah kartu yang di keluarkan oleh pihak Bank dan lembaga keuangan
lain yang sejenis untuk memungkinkan pembawanya membeli barang-barang yang di
butuhkan secara hutang.

Pada awalnya kartu kredit di terbitkan oleh bank untuk mempermudah pembayaran
bagi konsumen. Tetapi pada kenyataanya penerbitan kartu kredit di sertai oleh factor nasabah
yang kekurangan dana dalam bentuk deposit. Bank akan menerbitkan kartu kredit dengan
jaminan berupa surat-surat berharga nasabah.

Sistem kartu kredit adalah suatu jenis penyelesaian transaksi ritel (retail) dengan
menggunakan kartu yang terbuat dari bahan plastik. Penerbitan kartu kredit sendiri
tercipta atas kesepakatan antara nasabah dengan bank yang menerbitkan kartu dalam bentuk
perjanjian yang sah secara hukum. Kartu kredit di fungsikan dengan menggunakan ATM
(Automatic Teller Machine)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kartu kredit ?
2. Apa saja jenis jenis kartu kredit ?
3. Apa tujuan dibuatnya kartu kredit
4. Bagaimana sistem kartu kredit
5. Bagaimana perbandingan kartu kredit konvensional dengan syariah

C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar mengetahui apa itu kartu kredit
2. Agar mengerahui bagaimana sistem kartu kredit
3. Agar mengetahui perbandingan kartu kredit konvensional dengan syariah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KARTU KREDIT

Menurut Emmy Pangaribuan br. Simanjuntak mengatakan kartu kredit adalah suatu
kartu yang memberikan hak kepada pemegangnya atas penunjukkan dari kartu itu dan
dengan menandatangani formulir rekening pada suatu perusahaan dapat memperoleh
barang atau jasa tanpa perlu membayar secara langsung. Emmy Pangaribuan br
Simanjuntak, 1991, Surat Berharga, Media Cipta, Jakarta, hal. 2

Menurut Munir Fuady mengatakan kartu kredit merupakan suatu kartu yang pada
umumnya dibuat dari plastik dengan dibubuhkan identitas dari pemegang dan penerbit
(card issuer) yang memberikan hak terhadap siapa kartu kredit diisukan untuk
menandatangani tanda pelunasan pembayaran harga dari jasa atau barang yang dibeli dari
tempat-tempat tertentu seperti toko, hotel, restoran, penjual tiket pengangkutan dan lain-
lain. Munir Fuady, 1995, Hukum tentang Pembiayaan dalam Teori dan Praktik, Citra
Aditya Bakti, Bandung, hal. 217

Dapat disimpulkan bahwa Credit card atau sering disebut juga dengan kartu kredit
adalah sebuah kartu yang dikeluarkan oleh bank tertentu kepada pengguna sehingga
penggunanya dapat membeli barang maupun jasa dari perusahaan yang menerima kartu
tersebut tanpa pembayaran uang secara tunai (Hutang).1 Dapat juga di bilang kartu kredit
merupakan uang elektronik yang di keluarkan oleh suatu instansi sehingga dapat
memungkinkan pengguna kartu tersebut untuk memperoleh kredit dalam transaksi, yang
pengembaliannya dapat dilakukan secara angsuran, sesuai dengan waktu yang telah di
tentukan.

1
Sora N, diakses dari http://www.pengertianku.net/2015/05/pengertian-kartu-kredit-dan-jenisnya
pada tanggal 09 Mei 2015

2
B. JENIS – JENIS KARTU KREDIT

Adapun jenis dari kartu kredit yang ada saat ini:2

1. Change card, yaitu jenis kartu kredit yang dimana pengguna atau pemegang kartu
kredit harus dapat melunasi semua tagihan (hutang) yang terjadi atas semua
transaksinya sekaligus pada saat waktu jatuh tempo.
2. Credit card, yaitu sebuah sistem yang dimana pemegang kartu kredit ini melunasi
tagihan yang terjadi atas dirinya secara angsuran ketika jatuh tempo.
3. Debit card, yaitu kartu yang dimana pembayarannya tagihan nasabah lewat
pendebitan atas rekening yang terdapat di bank dimana saat dia membuka kartu
kredit. Dengan begitu secara otomatis uang yang ada direkening nasabah akan
berkurang sejumlah dengan transaksi yang dia lakukan dengan kartu kreditnya.
4. Check guarantee, kartu ini digunakan untuk jaminan dalam penarikan check serta
kartu ini juga dapat digunakan untuk menarik uang tunai.
5. Cash card, kartu ini memiliki fungsi sebagai alat penarikan tunai ATM (Anjungan
Tunai Mandiri) maupun di teller bank, tapi pembayaran cash ini tidak bisa dilakukan
di luar bank.

C. FUNGSI KARTU KREDIT

1. Pengganti Uang Cash Untuk Transaksi Perbelanjaan di Toko Offline

Kartu Kredit mempermudah proses pembayaran transaksi pada toko Offline. Hanya
dengan deep (menempelkan kartu kredit pada mesin pembaca) Maka transaksi sudah
selesai. Saat ini, kartu kredit sudah menggunakan metode deep (proses tempel kartu)
sedangkan sebelumnya masih menggunakan teknologi gesek.3

2. Mempermudah pembayaran saat transaksi Online

Alasan kebanyakan orang mengajukan kartu kredit adalah supaya bisa transaksi
online. Hanya dengan memasukkan Nomor kartu kredit, masa berlaku dan kode cvc

2
Sora N, diakses dari http://www.pengertianku.net/2015/05/pengertian-kartu-kredit-dan-jenisnya pada
tanggal 09 Mei 2015
3
Roy Passenger,2017, Kegunaan Kartu Kredit pada umumnya di Indonesia. Diakses dari www.kartubank.com
pada tanggal 08 Oktober 2017 pukul 06:33 P.M

3
(Kode rahasia dibagian belakang kartu), Kode otorisasi (Kode yang dikirim ke nomor
HP setiap kali Transaksi), Maka transaksi sudah selesai. Tinggal menunggu
pengiriman barang sampai di rumah. Bandingkan dengan proses pembayaran dengan
menggunakan metode transfer dimana konsumen diwajibkan untuk melakukan
konfirmasi pembayaran setiap kali transaksi sehabis transfer.

3. Keringanan Pembayaran dengan Minimum Payment 10%

Nasabah Kartu kredit bisa memilih apakan akan langsung melunasi semua tagihan
pada lembar tagihan atau hanya membayarkan minimal 10% dari total tagihan bulan
tersebut.

4. Keringanan pembayaran dengan Cicilan

Ada banyak tenor cicilan yang tersedia dengan bunga yang cukup ringan. Bunga
untuk transaksi cicilan tetap untuk kartu kredit di Indonesia hanya berkisar 1% ke
bawah.

5. Mempermudah pembayaran Tagihan Tetap

Tagihan tetap seperti PLN, AIR, Televisi Berbayar, Asuransi dan yang lainnya bisa
dibayarkan secara otomatis setiap bulan. Jadi Pemegang kartu kredit tidak perlu
report-report menginggat tanggal jatuh tempo semua tagihannya, karena kartu kredit
akan membayarkan tagihan otomatis sebelum jatuh tempo.

D. SISTEM KARTU KREDIT

Dalam suatu transaksi jual beli barang/jasa, pembeli mempunyai kewajiban untuk
membayar harga barang/jasa yang dibelinya. Pembayaran tersebut dapat dilakukan secara
langsung yaitu dengan menggunakan uang tunai ataupun dengan cara kredit yaitu
menggunakan surat berharga atau kartu kredit.

4
Mekanisme penggunaan kartu kredit dalam transaksi jual beli adalah sebagai berikut:4

a. Nasabah mengajukan aplikasi permohonan menjadi Card Holder.

Penerbit kartu (bank) menilai permohonan tersebut apakah memenuhi syarat- syarat yang
ditentukan. Adapun syarat-syarat untuk menjadi pemegang kartu kredit adalah:

1. Applicant berusia 18-65 tahun.


2. Pendapatan yang memadai (tergantung kepada jenis card).
3. Mempunyai masa kerja minimal 2 (dua) tahun untuk karyawan.
4. Melampirkan dokumen-dokumen penunjang sebagai berikut:
5. KTP/SIM/Pasport
6. Kartu Keluarga
7. Foto
8. Surat Keterangan Penghasilan (slip gaji)
9. Rekening koran 3 (tiga) bulan terakhir atau fotokopi buku tabungan atau deposito
10. Akte Pendirian
11. Surat Izin Usaha Perseroan (SIUP)
12. Surat Izin Praktik
13. Surat jaminan (pribadi/perusahaan)

Penilaian kelayakan pemberian kartu kredit pada prinsipnya sama dengan cara-cara
penilaian pada pinjaman kredit komersial lainnya5

Apabila permohonan disetujui, penerbit kartu/bank menerbitkan kartu kredit atas nama
pemegang kartu. Pemohon kartu kredit tersebut resmi menjadi pemegang kartu.

Aplikasi permohonan yang ditandatangani nasabah telah disediakan penerbit/bank dalam


bentuk blanko. Aplikasi permohonan inilah yang kemudian merupakan Perjanjian Kartu
Kredit bagi penerbit/bank dengan pemegang apabila penerbit/bank menyetujui permohonan
tersebut.

b. Di lain pihak, merchant-merchant mengadakan kerja sama dengan penerbit

4
Lindawaty, 2000, Skripsi: Aspek Yuridis tentang Pelaksanaan Kartu Kredit pada Bank Lippo Cabang Medan,
Fakultas Hukum USU, Medan, Hal. 40-42
5
Ibid, Hal. 41

5
kartu/bank. Kedua belah pihak menandatangani perjanjian yang telah dibuat oleh
penerbit/bank. Perjanjian ini dinamakan Perjanjian Usahawan.

Perjanjian Kartu Kredit dan Perjanjian Usahawan telah disediakan oleh bank dalam
bentuk blanko. Dengan demikian berarti bahwa ketentuan yang mengatur hak dan
kewajiban para pihak telah dicetak dalam blanko tersebut. Perjanjian demikian
dinamakan dengan perjanjian baku.

c. Pemegang melakukan transaksi jula beli dengan merchant. Setelah menerima kartu
kredit, merchant wajib memeriksa kartu kredit tersebut, apakah masih berlaku dan
tidak tercantum dalam Warning Bulletin. Proses pemeriksaan kartu kredit/otorisasi
dapat dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) cara:

Secara manual/voice authorization, yaitu dengan menggunakan imprinter.

Merchant menggesekkan kartu pada mesin imprinter kemudian mengisi data pemegang dan
jumlah belanja pada sales slip dan menelepon ke bagian otorisasi acquirer bank untuk
meminta otorisasi atas transaksi yang dilakukan nasabah. Petugas otorisasi menginput secara
manual data yang diberikan ke Terminal Cardpac, dan selanjutnya data tersebut diteruskan
ke penerbit. Penerbit akan memberikan respon berupa disetujui atau ditolak. Pihak otorisasi
akan menyampaikan respon yang muncul di Terminal Cardpac kepada merchant melalui
telepon.

Secara otomatis yaitu dengan menggunakan alat POS (Point of Sales Terminal) dan atau
EDC (Electronic Draft Capture). Merchant hanya memasukkan data pemegang dan jumlah
belanja pada mesin POS/EDC dan menggesekkan kartu tersebut, maka secara otomatis data
akan diteruskan kepada penerbit/acquirer bank. Penerbit/acquirer bank akan membalas
dengan memberikan respon berupa diterima atau ditolak. Dalam hal ini Floor Limit yang
diberikan adalah Rp. 0,- atau tidak ada karena otorisasi dilakukan secara otomatis melalui
sistem.

Alat-alat yang dipergunakan dalam otorisasi dipinjamkan secara gratis oleh pihak
penerbit/bank kepada merchant dan harus dikembalikan apabila Perjanjian Usahawan
berakhir. Penentuan pemberian alat tergantung kepada besarnya jumlah transaksi kartu kredit
pemegang yang dilakukan pada merchant.

6
Setelah proses otorisasi selesai, merchant memberikan sales slip untuk ditandatangani oleh
pemegang kartu. Sales slip tersebut terdiri dari 3 (tiga) eksemplar, yaitu:

1 (satu) eksemplar untuk penerbit

1 (satu) eksemplar untuk pemegang

1 (satu) eksemplar untuk merchant

d. Merchant memberikan barang dan sales slip kepada pembeli/pemegang. Pada


tahap ini, telah terjadi transaksi jual beli barang di mana pembeli telah
menerima baranag dan membayar dengan kartu kredit sedangkan penjual/merchant
telah menerima pembayaran berupa sales slip yang di dalamnya tercantum jumlah
tagihan dan tanda tangan pemegang/ pembeli. Sales slip tersebut akan dipakai
merchant untuk menagih kepada penerbit/acquirer. Merchant tidak dapat menagih
tanpa adanya sales slip tersebut. Sales slip merupakan alat bukti bagi merchant bahwa
ia berhak atas pembayaran tersebut. Di sini seolah-olah sales slip merupakan surat
berharga karena merupakan alat bukti, tetapi pembayaran dilakukan dengan
menggunakan kartu kredit baru kemudian muncul sales slip. Jadi sales slip bukan
merupakan alat bayar dan juga tidak dapat dipindahtangankan.
e. Merchant akan menagih kepada penerbit/acquirer bank dalam tenggang waktu paling
lama 15 (lima belas) hari kalender sejak transaksi terjadi. Sedangkan bagi merchant
yang dilengkapi dengan alat POS/EDC, merchant tersebut harus menyerahkan sales
slip dalam tenggang waktu 3 (tiga) hari kalender setelah transaksi terjadi. Proses
penagihan dapat terjadi dengan 2 (dua) cara, yaitu:
1. Cara I yaitu tanpa melalui acquirer bank, langsung kepada penerbit. Hal ini
terjadi apabila penjual barang atau jasa merupakan merchant pada penerbit kartu
kredit pembeli. Merchant menyerahkan sales slip kepada issuer akan membayar
sebesar jumlah nominasi transaksi dikurangi merchant discount atau biaya diskon
yang telah disetujui antara penerbit dengan merchant. Merchant discount adalah
biaya administrasi yang harus dibayar oleh merchant kepada penerbit/bank untuk
setiap kali transaksi.
2. Cara II yaitu dengan melalui acquirer bank. Hal ini terjadi karena penjual
barang/jasa bukan merupakan merchant pada penerbit kartu kredit pemegang atau
pembeli. Merchant menagih kepada acquirer bank di mana dia menjadi merchant

7
dengan menyerahkan sales slip yang telah ditandatangani pemegang kepada
acquirer bank. Kemudian acquirer bank akan membayar kepada merchant dengan
dikurangi merchant discount. Tagihan tersebut kemudian diteruskan ke penerbit
kartu kredit yang akan membayar kepada acquirer bank dan penerbit akan
menagih kepada pemegang kartu.
f. Penerbit akan memberikan tagihan (billing statement) kepada pemegang pada tanggal
tertentu setiap bulan atas transaksi yang telah dilakukan pemegang. Tanggal
pengiriman billing statement adalah berdasarkan kepada jenis kartu dari pemegang.
g. Pemegang kartu mencocokkan billing statement dengan kopi sales slip yang
diterimanya dari merchant, dan bila cocok dia akan membayar. Pemegang kartu dapat
membayar sebagian atai seluruh tagihan penerbit/bank. Pembayaran dapat dilakukan
secara tunai atau pemindahbukuan yaitu mendebet
secara langsung rekening tabungan/deposito pemegang kartu (charge card).
Untuk cara pembayaran yang terakhir, sebelumnya pemegang kartu memberikan
kuasa kepada penerbit untuk mendebet secara langsung rekening tabungan/deposito
pemegang kartu dengan menandatangani surat kuasa yang disediakan oleh penerbit.
Apabila pemegang kartu terlambat membayar atau membayar sebagian dari tagihan,
maka dia akan dikenakan bunga.Dewi .

E. PERBANDINGAN KARTU KREDIT KONVENSIONAL DENGAN SYARIAH

1. Skema Perjanjian6

Kartu kredit syariah didukung oleh 3 jenis skema perjanjian yang menjadi dasar
kesyariahannya. 3 jenis perjanjian terdiri dari: penjaminan atas transaksi dengan merchant,
pinjaman dana atas fasilitas penarikan uang tunai dan sewa atas jasa sistem pembayaran dan
pelayanan.Sedangkan pada sistem kartu kredit konvensional kredit diberikan atas akad
pinjaman, dan nasabah diharuskan mengembalikan pinjaman bersama bunga. Nantinya dari
skema yang dipilih oleh nasabah, bank syariah penerbit kartu mengenakan biaya kepada
pemegang kartu.

6
Renny Widya Astari,2016. Perbedaan Kartu Kredit Konvensional dan Syariah.diakses dari
kreditgogo.com/artikel/Kartu-Kredit/5-Perbedaan-Kartu-Kredit-Syariah-dan-Konvensional pada
Tanggal 04 Februari 2016

8
2. Penerapan Bunga

Jika pada umumnya kartu kredit konvensional dikenakan sistem bunga untuk transaksi yang
dilakukan, sedangkan pada kartu kredit syariah, bunga tidak diperbolehkan karena dianggap
riba. Jadi pembiayaan syariah tidak menggunakan prinsip akad bunga.Namun menggunakan
akad murabahah (jual beli), ijarah wa iqtina (sewa dengan perubahan kepemilikan),
dan musyarakah mutanaqishah (capital sharing). Dalam kartu kredit konvensional, nasabah
dikenakan bunga yang nilainya 3-4% per bulan sebagai bentuk pengambilan keuntungan
terhadap pelunasan tagihan yang dicicil.

Pengenaan bunga juga akan dibungakan lagi ketika nasabah tidak dapat membayar penuh
tagihannya. Inilah yang harus Anda perhatikan, pada kartu kredit konvensional sistem bunga
yang diterapkan adalah bunga berbunga.

Sedangkan pada kartu kredit syariah sebagai pengganti bunga, nasabah akan dikenakan fee
yang nilainya tergantung pada sisa kewajiban bukan dari nilai pembelanjaan. Dengan
demikian biaya yang dikenakan menjadi relatif lebih murah dibanding kartu kredit
konvensional.

3. Penerapan Fee

Pada kartu kredit konvensionel diterapkan sistem bunga, nah sebagai penganti sistem bunga
pada kartu kredit syariah diterapkan fee. Untuk fasilitas transaksi dengan merchant, besarnya
biaya didasarkan pada nilai transaksi sehingga bersifat fluktuatif.

Meskipun komponen fee banyak, namun dari sisi nominal, fee yang dikenakan oleh kartu
kredit syariah lebih rendah dibandingkan suku bunga yang dikenakan pada kartu kredit
konvensional. Sehingga pengguna kartu dapat menikmati keuntungan dari rendahnya biaya
tersebut dibandingkan kartu kredit lain.

4. Penerapan Denda

Denda dikenakan jika nasabah telat membayar. Penerapan denda disini untuk melatih
nasabah lebih disiplin melunasi utang yang terjadi sesuai dengan transaksi. Terdapat 2 jenis
denda yang akan dikenakan yaitu ta’widh, sebagai biaya penagihan bank, sebesar 17 ribu per
bulan dan yang kedua adalah sebesar 3% dari tagihan.

9
Tetapi denda tersebut bukanlah bunga seperti pada kartu kredit konvensional, itu
merupakan qardhul hasan yang akan disumbangkan ke BAZIS dan bukan hak bank. Dari hasi
denda tersebut bank tidak akan mengambil keuntungan karena akan disalurkan untuk
kebutuhan sosial.

5. Sistem Tarik Tunai ATM

Pada kartu kredit konvensional ketika melakukan tarik tunai akan dikenakan biaya penarikan
sebesar 4-10% dari total nominal yang ditarik, tergantung dari masing-masing bank penerbit
kartu tersebut. Selain itu biaya bunga cash advance jauh lebih tinggi jika dibandingkan
dengan biaya buga retail/belanja.

Sedangkan pada kartu kredit syariah untuk penarikan tunai di ATM hanya dikenakan biaya
penarikan sebesar Rp 80 ribu. Biaya Monthly Fee untuk cash advance sama besarannya
dengan biaya monthly fee untuk retail / belanja yaitu sama dengan 2,95%.

Jika pemegang kartu kredit konvensional melunasi seluruh utang sebelum tanggal jatuh
tempo tetap akan ada perhitungan bunga sesuai jumlah hari dari total penarikan ditambah
dengan biaya penarikan. Sedangkan pemegang kartu kredit syariah telah melunasi seluruh
hutangnya sebelum tanggal jatuh tempo, maka hanya dikenakan biaya penarikan saja

Perbedaan diatas akan lebih memberikan refensi mana jenis kartu kredit yang tepat untuk
Anda. Jadi perhatikan kembali apa saya keuntungan yang diberikan oleh masing-masing jenis
kartu kredit.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Credit card atau sering disebut juga dengan kartu kredit adalah sebuah kartu yang
dikeluarkan oleh bank tertentu kepada pengguna sehingga penggunanya dapat
membeli barang maupun jasa dari perusahaan yang menerima kartu tersebut tanpa
pembayaran uang secara tunai (Hutang). Dapat juga di bilang kartu kredit merupakan
uang elektronik yang di keluarkan oleh suatu instansi sehingga dapat memungkinkan

10
pengguna kartu tersebut untuk memperoleh kredit dalam transaksi, yang
pengembaliannya dapat dilakukan secara angsuran, sesuai dengan waktu yang telah di
tentukan.

DAFTAR PUSTAKA

https://kreditgogo.com/artikel/Kartu-Kredit/5-Perbedaan-Kartu-Kredit-Syariah-dan-
Konvensional.html
https://goodmaterialku.blogspot.com/2016/06/makalah-credit-card.html
http://www.pengertianku.net/2015/05/pengertian-kartu-kredit-dan-jenisnya.html
http://sekedarshare-aja.blogspot.com/2014/04/manfaat-untung-rugi-kartu-kredit.html
https://www.kartubank.com/2017/08/kegunaan-kartu-kredit.html
Aspek Yuridis tentang Pelaksanaan Kartu Kredit pada Bank Lippo Cabang Medan, Fakultas
Hukum USU

11

Anda mungkin juga menyukai