Anda di halaman 1dari 9

2.1.

PENGERTIAN , PIHAK – PIHAK, SISTEM


KERJA, PERSYARATAN, JENIS – JENIS, CARA
MEMILIH,CIRI – CIRI, KEUNTUNGAN &
KERUGIAN,PELAYANAN ATM, & DASAR HUKUM
KARTU KREDIT
1. PENGERTIAN KARTU KREDIT
Kartu kredit merupakan kartu plastik yag dikeluarkan oleh bank atau lembaga pembiayaan
lainnya yang diberikan kepada nasabah untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran dan
pengambilan uang tunai.
Pengunaan kartu kredit di Indonesia masih relatif baru, yaitu sekitar tahun delapan puluhan.
Keluarnya Keputusan Menteri Keuangan No.1251/KMK.013/1998,tanggal 20 Desember
mengubah peta pembayaran kartu kredit di Indonesia. Berdsarkan surat keputusan tersebut bisnis
kartu kredit digolongkan sebagai usaha jasa pembiayaan. Di samping di samping dikeluarkan
oleh bank kartu kredit dapat dikeluarkan oleh lembaga keuangan nonbank, seperti lembaga
pembiayaan
Pelopor pengembangan kartu kredit di Indonesia dilakukan oleh Citibank dan Bank Duta.
Jenis kartu kredit yang beredar adalah Master Card, Visa Card, Visa BCA, Diner Club, Amex
Card, dan kartu kredit lainnya. Khusus untuk Diner Club merupakan kartu kredit yang bukan
dikeluarkan oleh bank akan tetapi oleh lembaga pembiayaan seperti PT Diner Jaya Indonesia.
(KASMIR 194 – 196)
2. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT DALAM KARTU KREDIT
a. Issuer Card (Bank dan Lembaga Penerbit), merupakan pihak atau lembaga yang
mengeluarkan dan mengelola suatu kartu. Penerbit dapat berupa bank, lembaga keuangan lain
dan perusahaan non lembaga keuangan. Perusahaan yang khusus menerbitkan kartu kredit hams
terlebih dahulu memperoleh ijin dari Departemen Keuangan. Apabila penerbit adalah bank, maka
harus mengikuti ketentuan dari Bank Indonesia.Selanjutnya dalam tesis ini, Issuer Card disebut
sebagai Penerbit.
b. Acquirer (Pihak Pengelola / Perantara ),adalah lembaga yang mengelola penggunaan kartu
kredit, terutama dalam hal pembayaran kepada pedagang (merchant) dan menagih kepada pihak
issuer yang tidak berhubungan langsung dengan pedagang. Acquirer juga sering disebut dengan
istilah Pengelola.
c. Cardholder/Cardmember (Pemegang Kartu), adalah seorang atau nasabah yang telah
memenuhi prosedur dan persyaratan yang telah ditetapkan sehingga berhak untuk
memegangkartu kredit dan menggunakannya sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
d. Merchant (Pedagang), adalah pedagang ayang telah ditunjuk /disetujui oleh pihak Pengelola
untuk dapat melakukan transaksi dengan Pemegang Kartu yang menggunakan kartu kredit
sebagai pengganti uang tunai.
(KASMIR 196 - 197)
3.SISTEM KERJA KARTU KREDIT
Sistem kerja kartu kredit adalah bekerjanya kartu kredit mulai dari penerbitan kartu krdit,
transaksi pembayaran atau penariak uang tunai sampai dengan transaksi pembayaran oleh bank
dengan melibatkan pihak – pihak yang saling berkepentingan.
Berikut ini sistem kerja dapat dijelaskan sebagai berikut :
1)Nasabah mengajukan permohonan sebagai pemegang kartu dengan memenuhi segala
peraturan yang telah ditetapkan oleh bank atau perusahaan pembiayaan.
2)Bank atau perusahaan pembiayaan akan menerbitkan kartu apabila disetujui, setelah melalui
penelitian terhadap kredibilitas (kepercayaan) dan (kapabilitas) calon nasabah, kemudian
kartu tersebut diserahkan ke nasabha pemegang kartu.
3)Dengan kartu yang telah disetujui pemegang kartu dapat melakukan berbagai transaksi
pembelanjaan atau pembayaran di berbagai tempat yang mengikat perjanjian dengan bank
atau perusahaan pembiayaan atau mengambil uang tunai di berbagai ATM.
Selanjutnya, apabila nasabha pemegang kartu melakukan transaksi, maka sistem karja
penagihannya adalah :
1) Pemegang kartu melakuakn transaksi dengan menujkukkankartu dan menandatangani bukti
belanja untuk memastikan kepemilikan kartu.
2) Pihak pedagang akan menagihkan ke bank atau lembaga pembiayaan berdasarkan bukti
transaksi berdasarkan bukti transaksi denagn nasabah denagn pihak pedagang.
3) Bank atau lembaga pembiayaan akan membayar kembali kepada pedagang sesuai dengan
perjanjian yang telah mereka sepakati.
4) Bank atau lembaga pembiayaan akan menagih pemegangkartu berdasarkan bukti transaksi
sampai batas waktu yang telah ditentukan.
5) Pemegang kartu akan membayar sejumlah nominal yang tertera sampai bats waktu yang
telah ditentuak dan apabila terjadi keterlambatan, maka nasabah akan dikenakan denda
dengan disertai suku bunga yang telah ditetapkan.
Untuk lebih jelasnya sistem kerja tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Pemegang kartu 1 Pemegang kartu
(Card Holder) (Card Holder)

5 1
4 2
Pemegang kartu
(Card Holder)
(KASMIR 197-199)
3. JENIS – JENIS KARTU KREDIT
Adapun jenis-jenis kartu kredit dapat digolongkan berdasarkan fungsi dan wilayah berlakunya.

A. Berdasarkan Fungsinya

1. Credit Card

Kartu kredit atau credit card adalah jenis kartu yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran transaksi jual beli barang atau jasa dimana pelunasan atau pembayarannya kembali
dapat dilakukan dengan sekaligus atau dengan cara mencicil sejumlah minimum tertentu.
2. Charge Card

Charge Card adalah kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran suatu transaksi
jual beli barang atau jasa dimana nasabah harus membayar kembali seluruh tagihan secara penuh
pada akhir bulan atau bulan berikutnya dengan atau tanpa biaya tambahan

3. Debit Card

Debit Card merupakan kartu kredit yang pembayaran atas penagihan nasabah yang ada di
bank pada saat membuka kartu kredit. Dengan pendebitan tersebut, maka otomatis rekening
nasabah akan berkurang sejumlah transaksi yang dilakukan denagn kartu kreditnya.

4. Cash Card

Cash Card pada dasarnya adalah kartu yang memungkinkan pemegang kartu untuk
menarik uang tunai baik langsung pada kasir bank maupun melalui ATM bank tertentu yang
biasanya tersebar di tempat - tempat strategis, misalnya di hotel, ,pusat-pusat perbelanjaan dan
wilayah perkantoran. Dengan melakukan perjanjian kerja sama terlebih dahulu, pemegang cash
card salah satu bank dapat pula menggunakannya pada bank lainnya. Jadi berbeda dengan tiga
kartu plastik yang telah dijelaskan terdahulu, cash card tidak dapat digunakan sebagai alat
pembayaran dalam melakukan transaksi jual beli barang atau jasa sebagaimana dengan credit

card, debit card, atau charge card. Penerbitan kartu khusus untuk tujuan penarikan uang tunai
dari bank ini pada dasarnya hanya untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan kepada
nasabah yang sebelumnya telah memiliki simpanan di bank yang bersangkutan.

5. Check Guarante Card

Kartu ini pada prinsipnya dapat digunakan sebagai jaminan dalam penarikan cek oleh
pemegang kartu. Kartu jenis ini sangat populer di Eropa terutama Inggris. Di samping itu, kartu
tersebut dapat juga digunakan dalam melakukan penarikan tunai melalui ATM.

B. Berdasarkan Wilayah Berlakunya

Dilihat dari wilayah berlakunya, kartu plastik ini dapat dibedakan antara kartu plastik yang
berlaku secara domestik (lokal) dan Internasional.

1. Kartu Kredit Nasioal

Kartu Kredit Nasioanl merupakan kartu plastik yang hanya berlaku dan dapat digunakan
di suatu wilayah tertentu saja, misalnya Indonesia. Dengan semakin pesatnya penggunaan kartu
plastik ini menyebabkan beberapa perusahaan pengecer dan perusahaan jasa penerbit kartu
plastik sendiri (umumnya charge card) guna memberikan pelayanan yang lebih mudah dan
praktis bagi nasabahnya, misalnya Hero, Astra Card, Golden Truly, Garuda Executive Card.

2. Kartu Kredit Internasional

Kartu Kredit Internasional adalah kartu yang dapat digunakan di berbagai negara,
tegantung dari bank yang mengeluarkannya dan berlaku sebagai alat pembayaran Internasioanl.

Kartu kredit Internasional yang dapat dipergunakan untuk melakukan transaksi di


berbagai tempat di negara adalah sebagai berikut:
a) Visa Card

Visa Card adalah kartu kredit Internasional yang dimiliki oleh perusahaan kartu Visa
International. Pelaksanaan operasionalnya berdasarkan lisensi dari Visa Internasional dengan
sistem franchise.

b) Master Card

Kartu kredit ini dimiliki oleh Master Card Internasional dan beroperasi berdasarakan lisensi dari
Master Card International.

c) Dinners Club

Diners Club dimiliki oleh Citicorp. Cara operasinya dilakukan dengan cara mendirikan
subsidiary atau dengan cara franchise.

d) Carte Blanc

Kartu ini juga dimiliki oleh Citicorp dan beroperasi persis sama dengan Dinners Club yaitu
dengan membentuk subsidiary atau dengan franchise.

e) American Express

Kartu kredit ini dimiliki oleh American Express Travel Related ServicesIncorporated dan
beroperasi dengan mendirikan subsidiary. American Express ini pada prinsipnya adalah charge
card namun dapat memberikan fasilitas credit line kepada pemegang kartu.

C. Berdasarkan Affiliasinya

1) Co-Branding Card, yaitu kartu plastik yang dikeluarkan atas kerjasama antara institusi
pengelola kartu kredit dengan satu atau beberapa bank,

contoh : Visa dan Masdter Card.

2) Affinity Card, yaitu kartu plastik yang digunakan oleh sekelompok atau golongan tertentu,
misalnya kelompok profesi, kelompok mahasiswa dan lain-lain, contoh : Ladies Card, IMA Card,
Bankers Card dan lain-lain.

(KASMIR 199-201)

4. PERSYARATAN PEMEGANG KARTU


Persyaratn yang dipersyartakan untuk memperoleh kartu kredit secara umum adalah :
1) Untuk pegawai swasta
a. Fotokopi KTP / Paspor
b. Surat Keterangan Penghasilan (biasanya asli)
2) Untuk pegawai negeri
a. Fotokopi KTP / Paspor
b. Surat Keterangan Penghasilan (biasanya asli)
c. Fotokopi Lembar Tagihan Kartu Kredit (3 bulan terakhir)
d. Fotokopi Surat Pengangkatan
3) Untuk kalangan profesioanal seperti dokter atau pengacara
a. Fotokopi KTP / Paspor
b. Fotokopi Surat Izin Praktik
c. Fotokopi Lembar Tagihan Kartu Kredit (3 bulan terakhir)
4) Untuk kalangan pengusaha / wiraswasta
a. Fotokopi KTP /Paspor
b. Fotokopi Akte Pendirian/ SIUP/TDUP
c. Fotokopi Lembar Tagihan Kartu Kredit (3 bulan terakhir)
Sedangkan prosedur untuk memperoleh kartu kredit adalah :
1) Nasabah mengajukan permohonan dengan mengisi formulir yang sudah disiapkan oleh
bank atau lembaga pembiayaan
2) Nasabah melengkapi persyaratan yang telah dipersyaratkan
3) Peihak bank atau lembaga pembiayaan akan melakukan penelitian langsung ke alamat
rumah atau kantor pemohon. Penelitian dapat juga dilakukan lewat telepon. Tujuan
penelitian adalah untuk meneliti kebenaran data yang dibuat. Penelitian juga dilakuakn ke
lembaga lain seperti bank penerbit kartu kredit untuk mengetahui data nasabah yang
termasuk dalam daftar black list bank yang bersangkutan
4) Jika dianggap layak, maka pihak bank atau lembaga pembiayaan akan menyetujui
penerbitan kartu dan mengirimkan ke nasabah kartu yang sudah dicetak
(KASMIR 205-207)

5. CARA MEMILIH KARTU KREDIT

Cara memilih jenis kartu yang baik dapat dilihat dari berbagai segi, setiap kartu
mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Secara umum kartu kredit dikatakan baik apabila :
1. Persyaratan untuk memperoleh kartu kredit relatif ringan.
2. Proses cepat dan mudah serta tidak bertele-tele.
3. Mempunyai jaringan yang luas, sehingga dengan mudah dapat dibelanjakan di berbagai
tempat yang diinginkan.
4. Biaya penggunaan yang relatif rendah seperti uang iuran tahunan dan bunga yang
dibebankan ke pemegang kartu.
5. Kartu harus dapat digunakan dengan multi fungsi.
6. Penggunaan kartu memberikan rasa bangga kepada pemakainya.
7. Memberikan rasa aman kepada pemegang kartu, dalam arti sulit digunakan atau
dipalsukan orang lain.
(KASMIR 201 - 202)
6. CIRI – CIRI KARTU KREDIT

Dari berbagai macam kartu kredit yang diterbitkan oleh pengelola kartu kredit di Indonesia,
terdapat ciri-ciri umum yang sama antar satu dengan yang lain, yaitu :
a. Tampak Muka :
1) Nomor kartu
2) Masa berlaku
3) Nama pemegang kartu
4) Logo dan nama dari bank penerbit
5) Nomor identifikasi dari bank penerbit.
6) Hologram (gambar tiga dimensi) khususnya untuk : Master Card, Visa, Astra Card, BCA Card.
b. Tampak Belakang
1) Signature Panel (Panel tanda tangan)
2) Magnetic Stripe
3) Debosing number (nomor yang dicetak tenggelam) yang sama dengan
tercetak di depan.
7. KEUNTUNGAN & KERUGIAN KARTU KREDIT

Adapun keuntungan yang diperolehnya antara lain sebagai berikut.

1. Keuntungan bagi bank atau lembaga pembiayaan


i. Iuran tahunan yang dikenakan kepada setiap pemegang kartu
ii. Bunga yang dikenakan pada saat berbelanja.
iii. Biaya administrasi yaitu biaya yang dibebankan kepada setiap pemegang kartu yang akan
menarik uang tunai di ATM.
iv. Biaya denda terhadap keterlambatan pembayaran di samping bunga.
2. Keuntungan bagi pemegang kartu
i. Kemudahan berbelanja dengan cara kredit, jadi nasabah tidak perlu membawa uang
tunai untuk melakukan transaksi.
ii. Kemudahan memperoleh uang tunai selama 24 jam dan 7 hari dalam seminggu di
berbagai tempat-tempat strategis sehingga memudahkan untuk memenuhi keperluan
uang tunai yang mendadak.
iii. Bagi sebagian kalangan memegang kartu kredit memberikan kesan bonafiditas sehingga
memberikan kebanggaan tersendiri.
3. Keuntungan bagi pedagang (merchant)
i. Dapat meningkatkan omset penjualan, hal ini disebabkan adanya minimal pembelanjaan
serta akibat pemegang kartu merasa tidak membayar tunai sehingga menggunakan
sekehendaknya, maka biasanya pemegang kartu boros dalam melakukan transaksi.
ii. Sebagai bentuk pelayanan, yang diberikan kepada para pelanggannya sehingga pelanggan
selalu kembali untuk melakukan hal yang sama berulang-ulang.
4. Keuntungan bagi pengelola
i. Adalah penerimaan pendapatan berupa komisi atau fee dari semua aktivitas yang
dilakukan berkaitan dengan card holder.
Adapun kerugian dimaksud, antara lain :

1. Kerugian bagi bank atau lembaga pembiayaan.


Jika terjadi kemacetan pembayaran oleh nasabah yang berbelanja atau mengambil uang
tunai, sulit untuk ditagih mengingat persetujuan penerbitan kartu kredit biasanya tanpa jaminan
benda-beda berharga sebagaimana layaknya kredit.Bahkan jaminan hanya dengan jaminan bukti
penghasilan saja sudah cukup untuk memperoleh kartu kredit.
2. Kerugian bagi nasabah pemegang kartu kredit.
i. Biasanya nasabah agak boros dalam berbelanja,hal ini karena nasabah merasa
tidak mengeluarkan uang tunai untuk berbelanja, sehingga kadangkadang ada
hal-hal yang sebetulnya tidak perlu, dibeli juga.
ii. Sebagian pedagang (merchant) membebankan biaya tambahan untuk setiap kali
melakukan transaksi.
iii. Adanya limit yang diberikan terkadang terlalu kecil.
(KASMIR 202 - 205)
8. PELAYANAN ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM)

Salah satu sarana yang memegang peranan penting dalam penggunaan kartu krdit adalah
mesin Automated Teller Machine (ATM). ATM ini merupakan mesin yang dapat melayani
kebutuhan nasabah secara otomatis setiap saat (24 jam) dan 7 hari dalam seminggu termasuk hari
libur. Lokasi ATM tersebar di tempat – tempat strategis. Pengertian ATM dalam Bahasa
Indonesia adalah Anjungan Tunai Mandiri.

Pelayanan yang diberikan ATM, antara lain :

1) Penariakan uang tunai. Nasabah dapat menarik uang tunai di berbagai ATM yang
memiliki hubungan dengan bank penerbit. Besarnya jumlah penarikan tergantung dari
limit yang diberiakn atau dari sisa saldo yang tersdia dalam ATM yang bersangkutan.

2) Dapat digunakan sebagai tempat untuk memesan buku cek dan bilyet giro.

3) Dapat digunakan sebagai tempat untuk menerima rekening koran.

4) Dapat digunakan sebagai tempat untuk melihat atau mengecek saldo rekening nasabah.

5) Dapat digunakan sebagai tempat pembayran, seperti pembayran listrik, telepon dan
pembayaran lainnya.

Manfaat pelayanan yang diberikan ATM, antara lain :

1) Parktis dan mudah dalam pengoperasian mesin ATM.

2) Melayani keperluan nasabah 24 jam termasuk hari libur.

3) Menjamin keamanan dan privacy.

4) Kemungkinan mengambil unag tuani lebih dari 1 kali sehari.

5) Terdapat di berbagai tempat yang strategis.

(KASMIR 207 - 208)

9. DASAR HUKUM KARTU KREDIT

Perkembangan kartu kredit dapat dikatakan masih relatif baru apabila dibandingkan dengan
alat bayar lainnya seperti uang cash dan sebagainya, maka tentang berlakunya kartu kredit tidak
diketemukan dasar hukum yang tegas di dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)
dan Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata).
Dasar hukum atas legalisasi pelaksanaan kegiatan kartu kredit di Indonesia adalah sebagai
berikut:

1. Perjanjian antara para pihak

Sistem hukum di Indonesia menganut asas Kebebasan Berkontrak yang terdapat di dalam
Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata disebutkan bahwa setiap perjanjian yang dibuat secara sah,
berlaku sebagai undang-undang bagi yang membuatnya. Dengan berlandaskan kepada pasal
tersebut, maka asalkan tidak dibuat secara bertentangan dengan hukum atau kebiasaan yang
berlaku, maka setiap perjanjian (lisan maupun tertulis) yang dibuat oleh pihak yang terlibat
dalam kegiatan kartu kredit akan berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak tersebut.

2. Perundang-undangan

Seperti telah disebutkan bahwa baik KUH Dagang maupun KUH Perdata tidak dengan tegas
memberikan dasar hukum bagi eksistensi kartu kredit. Tetapi ada berbagai perundang-
undangan lain yang dengan tegas menyebut dan memberi landasan hukum terhadap
penerbitan dan pengoperasian kartu kredit ini, yaitu sebagai berikut:

o Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga


Pembiayaan (Perpres No. 9 Tahun 2009).

Pasal 3 Perpres No. 9 Tahun 2009 menyebutkan bahwa salah satu kegiatan usaha
perusahaan pembiayaan adalah usaha kartu kredit (credit card). Sementara dalam Pasal 1
angka 8 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan usaha kartu kredit adalah kegiatan
pembiayaan untuk pembelian barang dan/atau jasa dengan menggunakan kartu kredit.

o Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1251/KMK.013/1988


(Kepmenkeu No. 1251/KMK.013/1988) tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan
Lembaga Pembiayaan, yang telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 448/KMK.017/2000 (Kepmenkeu No. 448/KMK.017/2000) tentang
Perusahaan Pembiayaan.

Pasal 2 Kepmenkeu No. 1251/KMK.013/1988 menegaskan bahwa salah satu dari lembaga
pembiayaan adalah usaha kartu kredit. Selanjutnya dalam Pasal 7 ditentukan bahwa
pelaksanaan kegiatan kartu kredit dilakukan dengan cara penerbitan kartu kredit yang
dipergunakan oleh pemegangnya untuk pembayaran pengadaan barang/jasa.

o Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 (UU No. 7 Tahun 1992) yang telah diubah dengan
Undang-undang nomor 10 Tahun 1998 (UU No. 10 Tahun 1998) tentang Perbankan.

Sejauh yang berhubungan dengan perbankan, maka kegiatan yang berkenaan dengan kartu
kredit mendapat legitimasinya dalam UU No. 7 Tahun 1992 seperti yang telah diubah
dengan UU No. 10 Tahun 1998. Pasal 6 huruf i dengan tegas menyatakan bahwa salah satu
kegiatan bank adalah melakukan usaha kartu kredit.

o Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/52/PBI/2005 tanggal 28 Desember 2005 yang


diperbaharui dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/8/PBI/2008 tentang
Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/52/PBI/2005 (PBI AMK) merupakan peraturan dari
Bank Indonesia yang mengatur secara khusus mengenai penyelenggaraan kegiatan
pembayaran dengan menggunakan kartu kredit. Dalam PBI AMK ini diatur mengenai
proses pengajuan izin oleh Bank dan lembaga selain bank untuk menjadi prinsipal, penerbit
maupun sebagai acquirer. Selain itu PBI AMK juga mengatur mengenai penyelenggaraan
dan penghentian kegiatan alat pembayaran dengan menggunakan kartu dan pengawasan
terhadap kegiatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai