factor
nasabah
yang
kekurangan
dana
dalam
bentuk
deposit.
Bank
akan menerbitkan kartu kredit dengan jaminan berupa surat-surat berharga nasabah.
Sistem kartu kredit adalah suatu jenis penyelesaian transaksi ritel (retail) dengan
menggunakan kartu yang terbuat dari bahan plastik. Penerbitan kartu kredit sendiri
tercipta atas kesepakatan antara nasabah dengan bank yang menerbitkan kartu dalam
bentuk perjanjian yang sah secara hukum. Kartu kredit di fungsikan dengan
menggunakan ATM (Automatic Teller Machine)
Saat ini di Dunia kartu kredit di terbitkan oleh beberapa jaringan Internasional
yaitu VISA, MASTERCARD, DINNERS CLUB INTERNATIONAL dan AMERICAN
EXPRESS. Tetapi untuk jaringan sendiri saat ini yang paling luas adalah VISA, hal itu
terbukti dengan dipercaya sebagai sponsor pada olimpiade Beijing 2008.
memberikan service kepada nasabah. Ada pun jenis-jenis kartu kredit berdasakan
jumlah maksimal uang yang dapat di keluarkan (limit) adalah :
1.
2.
3.
D.
Dasar
Indonesia
Hukum
Penggunaan
Kartu
Kredit
di
diubah
dengan Undang-Undang
Nomor
10
Tahun
1998
limit kredit antara 10 sampai 30 juta rupiah. Dasar pembedaan ini adalah jumlah
pendapatan pemegang kartu kredit yang bersangkutan.
d. Berdasarkan sudut pandang pemegang kartu kredit, kartu kredit dibedakan
atas kartu kredit utama seperti Personal (Primary) Card dan Company Card,
serta kartu kredit pelengkap seperti Supplementary Card.
2)
3)
penghasilan.
Penghasilan
yang
tinggi
tidak
menjamin
Dengan adanya perjanjian penerbitan kartu kredit, maka dengan demikian timbul
hak dan kewajiban dari masing-masing pihak yang terlibat di dalam proses penerbitan
dan penggunaan kartu kredit tersebut. Adapun hak dan kewajiban tersebut adalah
sebagai berikut :.
a. Hak penerbit
1. Memperoleh iuran tahunan;
2. Memperoleh pembayaran transaksi yang telah dilakukan pemegang kartu kredit
termasuk bunga keterlambatan;
3. Membatalkan atau memperpanjang keanggotaan pemegang kartu kredit;
4. Menarik kembali kartu kredit yang ada pada pemegang kartu kredit;
5. Mencantumkan nomor kartu kredit yang telah dibatalkan oleh penerbit atau atas
permintaan pemegang kartu kredit ke dalam daftar hitam;
6. Menolak transaksi yang dilakukan oleh pemegang kartu kredit bila :
i.
ii.
Di Indonesia penerbitan kartu kredit di atur oleh Undang-Undang suapaya setiap bank
tidak mengalokasikan modalnya untuk kredit.
b. Kewajiban Penerbit
1. Membayar segala transaksi pemegang kartu kredit yang telah disetujui oleh
penerbit kepada pedagang melalui pengelola;
2. Memberikan pelayanan dan informasi kepada pemegang kartu kredit;
3. Menyampaikan tagihan bulanan kepada pemegang kartu kredit.
c. Hak Pemegang Kartu Kredit
atau bank sementara modal yang dapat di jadikan kredit di batasi oleh UndangUndang . Pada nyatanya modal yang di miliki oleh bank dalam status kredit macet.
Kredit macet akan di hitung menjadi activa tidak lancar oleh pihak penerbit kartu kredit.
Di Negara Indonesia pihak bank bekerja sama dengan pihak lain untuk menagih kredit
macet.
Pada
awalnya
bank
akan
menugaskan
Departemen
Collector
untuk
menagihnya. Tetapi pada nyatanya pemegang kartu kredit belum juga membayarkanya.
Langkah selanjutnya yang di ambil oleh pihak bank adalah dengan menjual kredit
macet kepada pihak lain atau yang sering di sebut Collector. Penjualan oleh bank
dengan pihak penagih berlangsung 3 bulan dan bila ternyata belum juga dapat di tagih
maka akan di perpanjang kembali perjanjian kontrak dengan pihak Collector. Ketentuan
perjanjian itu tidak di atur oleh Undang-Undang melainkan kesepakatan antara ke dua
pihak. Pada umumnya Colector akan membeli kredit macet dengan harga 60-80 % dari
jumlah kredit macet.