Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

LEMBAGA PEMBIAYAAAN (LANJUTAN)

MATA KULIAH
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA (BLKL)

Disusun oleh kelompok 9 (Sembilan) :


Kelas MB 4

1. ALBERT SYUKUR FAOMUSODODO HAREFA NIM 2321020


2. HERLIN CAHYANI MENDROFA NIM 2321173
3. NOTATEMA HAREFA NIM 2321286
4. NINCE ASNI FIANTI ZEBUA NIM 2321275
5. NETTORIUS WARUWU NIM 2321272

Dosen Pengampu Mata Kuliah,

IDARNI HAREFA, S.E.,M.E


NIDN. 0128129102

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NIAS
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalahini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa pula kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah barkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Untuk kedepannya dapat memperbaiki makalah agar menjadi lebih baik lagi Karena
keterbatasan pengetahuan maupunpengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Gunungsitoli, Oktober 2022

penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

1. Kartu plastik merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga
keuangan dan dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan.
Perkembagan penggunaan kartu plastic dalam berbagai bentuknya menunjukkan
bahwa alat ini tidak hanya digunakan sebagai alat pembayaran tetapi juga untuk
tujuan lain seperti penarikan uang tunai. Berdasarkan pertimbangan dapat dibawa
berpergian dengan praktis, dapat digunakan sewaktu-waktu dan kemudahan
penggunaan yang lain kartu plastic ini semakin luas digunakan untuk berbagai
macam transaksi keuangan.
2. Pembiayaan konsumen adalah badan usaha yang melakukan pembiayaan
pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran
angsuran atau berkala. Pembiayaan konsumen merupakan salah satu bidang usaha
lembaga pembiayaan. Di Indonesia badan usaha di luar bank dan lembaga
keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang
termasuk dalam atau seluruh bidang usaha lembaga pembiayaan biasanya disebut
perusahaan pembiayaan atau perusahaan multi finance. Yang termasuk bidang
usaha dari lembaga pembiayaan adalah sewa guna usaha (leasing), perdagangan
surat berharga, anjak piutang, modal ventura, pembiayaan konsumen, dan kartu
kredit.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah
1. Apakah defenisi dari kartu kredit?
2. Bagaimana manfaat dari kartu kredit? Apa yang dimaksud dengan pembiayaan
konsumen ?
3. Apa saja dasar hukum lembaga pembiayaan konsumen ?
4. Siapa saja pihak dalam perjanjian pembiayaan konsumen ?
5. Apa saja jenis-jenis perusahaan pembiayaan konsumen ?
6. Bagaimana mekanisme, dokumen serta jaminan di pembiayaan konsumen ?
a. Bagaimana manfaat dalam pembiayaan konsumen ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui defenisi dari kartu kredit.
2. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari kartu kredit. Untuk mengetahui
pengertian tentang pembiayaan konsumen.
3. Untuk mengetahui dasar hukum lembaga pembiayaan konsumen.
4. Untuk mengetahui para pihak dalam perjanjian pembiayaan konsumen.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis perusahaan pembiayaan konsumen.
6. Untuk mengetahui mekanisme, dokumen serta jaminan di pembiayaan konsumen.
7. Untuk mengetahui manfaat dalam pembiayaan konsumen.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    KARTU KREDIT


Kartu kredit adalah benda berbentuk kartu yang berbahan dasar plastik serta
digunakan untuk kebutuhan transaksi keuangan. Transaksi keuangan yang dilakukan
dengan menggunakan kartu kredit ini berbeda-beda sesuai dengan jenis kartu yang
digunakan.
Kartu kredit diterbitkan oleh lembaga keuangan terutama oleh perbankan.
Penggunaan kartu kredit untuk transaksi keuangan mulai berkembang di Indonesia
pada tahun 1980-an. Sejalan dengan adanya perkembangan luar biasa dari dunia
perbankan sebagai akibat adanya deregulasi ekonomi dan perbankan mulai awal
tahun 1980-an, kartu plastik semakin luas digunakan sebagai alat untuk melakukan
transaksi keuangan.
Jenis-jenis kartu kredit yang ada saat ini, dilihat dari berbagai sisi antara lain:
1. Dilihat dari segi fungsi
a. Charge card
Merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga
keuangan dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian
barang dan jasa yang pembayaran pelunasannya harus dilakukan oleh pembeli
secara sekaligus pada jangka waktu tertentu setelah kartu digunakan sebagai alat
pembayaran.
b. Credit card
Merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga
keuangan dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian
barang dan jasa yang pembayaran pelunasannya dapat dilakukan oleh pembeli
secara sekaligus atau secara angsuran pada jangka waktu tertentu setelah kartu
digunakan sebagai alat pembayaran.

c. Debit card
Merupakan suatu alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga
keuangan (issuer) dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi
pembelian barang dan jasa dengan cara mendebit atau mengurangi saldo
rekening simpanan pemilik kartu (card holder) serta pada saat yang sama
mengkredit saldo rekening penjual (merchant) sebesar nilai transaksi barang dan
jasa.
d. Cash card
Merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga
keuangan dan dapat digunakan sebagai alat penarikan uang tunai secara manual
melalui teller bank atau melalui ATM. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa
terdapat dua cara penarikan uang tunai dengan cash card, yaitu:
i. melalui petugas/teller pada kantor cabang bank pengelola.
ii. melalui ATM yang terdapat pada berbagai tempat.
e. Check Giuarantee
Merupakan kartu yang digunakan sebagai jaminan dalam penarikan cek dan
dapat pula digunakan untuk menarik uang tunai.

B. Manfaat Kartu Kredit


Adapun keuntungan yang diperolehnya antara lain sebagai berikut:
1. Keuntungan bagi bank atau lembaga pembiayaan
a. Iuran tahunan yang dikenakan kepada setiap pemegang kartu
b. Bunga yang dikenakan pada saat berbelanja.
c. Biaya administrasi yaitu biaya yang dibebankan kepada setiap pemegang
kartu yang akan menarik uang tunai di ATM.
d. Biaya denda terhadap keterlambatan pembayaran di samping bunga

2. Keuntungan bagi pemegang kartu


a. Kemudahan berbelanja dengan cara kredit, jadi nasabah tidak perlu
membawa uang tunai untuk melakukan transaksi.
b. Kemudahan memperoleh uang tunai selama 24 jam dan 7 hari dalam
seminggu di berbagai tempat-tempat strategis sehingga memudahkan untuk
memenuhi keperluan uang tunai yang mendadak.
c. Bagi sebagian kalangan memegang kartu kredit memberikan kesan
bonafiditas sehingga memberikan kebanggaan tersendiri.
3. Keuntungan bagi pedagang (merchant)
a. Dapat meningkatkan omset penjualan, hal ini disebabkan adanya minimal
pembelanjaan serta akibat pemegang kartu merasa tidak membayar tunai
sehingga menggunakan sekehendaknya, maka biasanya pemegang kartu
boros dalam melakukan transaksi.
b. Sebagai bentuk pelayanan yang diberikan kepada para pelanggannya
sehingga pelanggan selalu kembali untuk melakukan hal yang sama
berulang-ulang.

4. Keuntungan bagi pengelola


Keuntungan bagi pengelola adalah penerimaan pendapatan berupa komisi atau
fee dari semua aktivitas yang dilakukan berkaitan dengan card holder.
Disamping keuntungan, bank card juga mengandung beberapa kerugian jika tidak
dilakukan secara hati-hati. Kerugian yang dimaksud antara lain:
1. Kerugian bagi bank dan lembaga pembiayaan
Jika terjadi kemacetan pembayaran oleh nasabah yang berbelanja atau
mengambil uang tunai sulit untuk ditagih mengingat persetujuan penerbitan
kartu kredit biasanya tanpa jaminan benda-benda berharga sebagaimana
layaknya kredit.
2. Kerugian bagi nasabah pemegang kartu
Biasanya nasabah agak boros dalam berbelanja, hal ini karena nasabah tidak
merasa tidak mengeleluarkan uang tunai untuk berbelanja sehingga kadang-
kadang ada hal-hal yang sebetulnya tidak perlu, dibelikan juga. Kemudian
kerugian nasabah disebabkan karena sebagian merchant membebankan biaya
tambahan untuk setiap kali melakukan transaksi. Kerugian lainnya adalah adanya
limit yang diberikan terkadang terlalu kecil.
B.PEMBIAYAAN KONSUMEN
Menurut Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009, Pembiayaan Konsumen
(Consumers Finance) merupakan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang
berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran. Pengertian
lainnya yakni, pembiayaan konsumen merupakan suatu kredit atau pinjaman yang
diberikan oleh suatu perusahaan untuk debitur guna pembelian barang atau jasa yang
akan langsung digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen, dan bukan untuk tujuan
distribusi atau produksi. Perusahaan yang memberikan pembiayaan seperti diatas,
disebut dengan perusahaan pembiayaan konsumen (Customer Finance Company).
Menurut Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang
perusahaan pembiayaan, perusahaan pembiayaan adalah badan usaha yang khusus
didirikan untuk melakukan sewa guna usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen
dan atau usaha.
Pembiayaan konsumen adalah badan usaha yang melakukan pembiayaan
pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran asuran atau
berkala. Pembiayaan konsumen merupakan salah satu bidang usaha lembaga
pembiayaan. Di negara kita, badan usaha di luar bank dan lembaga keuangan bukan
bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam atau
seluruh bidang usaha lembaga pembiayaan biasanya disebut perusahaan pembiayaan
atau perusahaan multi finance. Yang termasuk bidang usaha dari lembaga pembiayaan
adalah sewa guna usaha (leasing), perdagangan surat berharga, anjak piutang, modal
ventura, pembiayaan konsumen, dan kartu kredit.
Menurut A. Abdulrahman, Pembiayaan Konsumen adalah kredit yang
diberikan kepada konsumen-konsumen guna pembelian barang-barang konsumen dan
jasa-jasa seperti yang dibedakan dari pinjaman-pinjaman yang dugunakan untuk
tujuan-tujuan produktif atau dagang. Kredit ini dapat mengandung resiko yang lebih
besar daripada kredit dagang biasa.
Pembiayaan konsumen merupakan salah satu lembaga pembiayaan yang
secara formal di Indonesia masih relative baru. Lembaga ini tumbuh dan berkembang
seiring dengan dikeluarkannya pranata hukum berupa KEPPRES No. 61 Tahun 1988.
Meskipun demikian, saat ini keberadaan pembiayaan konsumen menunjukan
perkembangan yang sangat baik. Pesatnya pertumbuhan bisnis pembiayaan konsumen
ini sekaligus menunjukan tingginya minat masyarakat untuk membeli barang-barang
dengan cara mencicil seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat lapisan
menengah kebawah.
Di samping kondisi diatas, perkembangan pembiayaan konsumen juga
disebabkan oleh adanya kendala-kendala bagi masyarakat berpenghsilan rendah untuk
dapat mengakses dana dari sumber lain.
Menurut Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati (2000, hlm. 250) ada 4
alasan yang mendorong perkembangan pembiayaan konsumen yaitu:
1. Keterbatasan sumber dana formal
2. Koperasi simpan pinjam sulit berkembang
3. Bank tidak melayani pembiayaan konsumen
4. Pembiayaan lintah darat yang mencekik

A.Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan Konsumen


A. Segi Hukum Perdata
Terdapat 2 sumber hukum perdata untuk kegiatan perjanjian pembiayaan
konsumen, yakni perundang-undangan di bidang hukum perdata dan asas
kebebasan berkontrak (pacta sun servanda). Di dalam asas kebebasan berkontrak
hubungan hukum yang terjadi di dalam kegiatan pembiayaan konsumen selalu
dibuat secara tertulis (kontrak) sebagai dokumen hukum yang menjadi dasar
kepastian hukum (legal certainty). Perjanjian pembiayaan konsumen ini dibuat
berdasarkan asas kebebasan berkontrak para pihak yang memuat rumusan
kehendak berupa kewajiban dan hak dari perusahaan pembiayaan konsumen
sebagai pihak penyedia dana (fund lender), dan konsumen sebagai pihak
pengguna dana (fund user).
Perjanjian pembiayaan konsumen (consumer finance agreement)
merupakan dokumen hukum utama (main legal document) yang dibuat secara sah
dengan memenuhi syarat yang telah ditetapkan dalam Pasat 1320 KUH Pdt.
Akibat hukum dari perjanjian yang telah dibuat secara sah, maka akan berlaku
sebagai undang-undang bagi para pihak yang mengikatkan yaitu konsumen serta
perusahaan pembiayaan konsumen (Pasal 1318 ayat (1) KUH Perdata).
Konsekuensi yuridis selanjutnya, perjanjian itu harus dilakukan dengan itikad baik
serta tidak bisa dibatalkan secara sepihak. Perjanjian pembiayaan konsumen
berfungsi sebagai dokumen bukti yang sah bagi konsumen serta perusahaan
pembiayaan konsumen.
Adapun bentuk perjanjian pembiayaan konsumen yaitu perjanjian yang
terjadi antara produsen sebagai penjual, dan konsumen sebagai pembeli, dengan
syarat yakni yang melakukan pelunasan atau pembayaran secara tunai kepada
produsen adalah pihak ketiga atau perusahaan pembiayaan konsumen. Perjanjian
jual beli tersebut yaitu perjanjian accessoir dari perjanjian pembiayaan konsumen
yang merupakan sebagai perjanjian pokok. Perjanjian ini digolongkan ke dalam
perjanjian jual beli yang diatur di dalam Pasal 1457-1518 KUH Pdt, akan tetapi
pelaksanaan pembayaran digantungkan pada syarat yang telah disepakati dalam
perjanjian pokok, yaitu perjanjian pembiayaan konsumen. Sesuai dengan Pasal
1513 KUHPdt, bahwa Pembeli wajib membayar harga pembelian pada waktu dan
di tempat yang ditetapkan menurut perjanjian. Syarat waktu dan tempat
pembiayaan ditetapkan dalam perjanjian pokok, yaitu pembayaran secara tunai
oleh perusahaan pembiayaan konsumen ketika penjual menyerahkan nota
pembelian yang ditandatangani oleh pembeli.

B. Diluar Hukum Perdata


Selain ketentuan di dalam buku III KUH Perdata tentang Perikatan, yang
relevan dengan perjanjian pembiayaan konsumen, juga terdapat pada ketentuan –
ketentuan diluar KUH Perdata, diantaranya :
1. Keputusan Presiden No.61 tahun 1988 terkait Lembaga Pembiayaan dan
Keputusan Menteri Keuangan No.1251 / KMK. 013/ 1988 terkait Ketentuan
dan Tatacara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan,
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 448 /KMK.017/2000 terkait Perusahaan
Pembiayaan yang didalamnya mengatur tentang pembiayaan konsumen.
Namun terdapat perubahan beberapa pasal dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 448 /KMK.017/2000 terkait Perusahaan Pembiayaan, yakni
dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor:
172/KMK.06/2002 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 448 /KMK.017/2000 terkait Perusahaan Pembiayaan. Perubahan
beberapa pasal dalam Keputusan menteri tersebut ditujukan untuk penyesuaian
dan penyempurnaan,
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang perusahaan
pembiayaan,
4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009.

C.Para Pihak dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen

a.Perusahaan Pembiayaan Konsumen (Kreditur)


Perusahaan pembiayaan konsumen adalah badan usaha berbentuk PT atau
koperasi yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang
berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran angsuran atau
berkala oleh konsumen. Perusahaan tersebut menyediakan jasa kepada konsumen
dalam bentuk pembayaran harga barang secara tunai kepada supplier. Antara
perusahaan dan konsumen harus ada terlebih dahulu kontrak pembiayaan
konsumen yang sifatnya pemberian kredit. Dalam kontrak tersebut, perusahaan
wajib menyediakan kredit sejumlah uang kepada konsumen sebagai harga barang
yang dibelinya dari supplier, sedangkan pihak konsumen wajib membayar
kembali kredit secara angsuran kepada perusahaan tersebut.
Kewajiban pihak-pihak dilaksanakan berdasarkan kontrak pembiayaan
konsumen. Sejumlah uang dibayarkan tunai kepada supplier untuk kepentingan
konsumen. Pihak konsumen wajib membayar secara angsuran sampai lunas
kepada perusahaan sesuai dengan kontrak selama angsuran belum dibayar lunas,
maka barang milik konsumen tersebut menjadi jaminan hutang secara fidusia.
b.Konsumen (Debitur)
Konsumen adalah pihak pembeli barang dari supplier atas pembayaran
oleh pihak ketiga, yaitu perusahaan pembiayaan konsumen. konsumen tersebut
dapat berstatus perorangan dapat pula badan hukum. Dalam hal ini ada 2 (dua)
hubungan kontraktual yaitu :
1. Perjanjian pembiayaan yang bersifat kredit antara perusahaan dan konsumen
2. Perjanjian jual beli antara supplier dan konsumen yang bersifat tunai
Pihak konsumen umumnya masyarakat karyawan, buruh tani, yang
berpenghasilan menengah kebawah yang belum tentu mampu bila membeli
barang kebutuhannya itu secara tunai. Dalam pemberian kredit ini, resiko
menunggak angsuran merupakan hal yang biasa terjadi. Oleh karena itu, pihak
perusahaan dalam pemberian kredit kepada konsumen masih memerlukan jaminan
terutama jaminan fidusia atas barang yang dibeli itu, di samping pengakuan
hutang dari pihak konsumen.
Dalam perjanjian jual beli antara supplier dan konsumen, pihak supplier
menetapkan syarat bahwa harga barang akan dibayar oleh pihak ketiga yaitu
perusahaan pembiayaan konsumen. Apabila karena alasan apapun, perusahaan
tersebut melakukan wanprestasi, yaitu tidak melakukan pembayaran sesuai
dengan kontrak, maka jual beli antara supplier dan konsumen akan dibatalkan.
Dalam perjanjian jual beli, pihak supplier (penjual) menjamin barang dalam
keadaan baik, tidak ada cacat tersembunyi.
c.Supplier / Dealer
Supplier / dealer adalah pihak penjual barang kepada konsumen atas
pembayaran oleh pihak ketiga yaitu perusahaan pembiayaan konsumen.
Hubungan kontraktual antara supplier dan konsumen adalah jual beli bersyarat.
Syarat yang dimaksud adalah pembayaran dilakukan oleh pihak ketiga yaitu
perusahaan pembiayaan konsumen. antara perusahaan pembiayaan dan konsumen
terdapat hubungan kontraktual, dimana konsumen wajib membayar harga barang
secara angsuran kepada perusahaan pembiayaan konsumen yang telah melunasi
harga barang tersebut secara tunai kepada supplier / dealer.
Antara perusahaan pembiayaan dan supplier tidak ada hubungan
kontraktual, kecuali sebagai pihak ketiga yang diisyaratkan. Oleh karena itu,
apabila perusahaan pembiayaan melakukan wanprestasi, padahal kontrak jual beli
dan kontrak pembiayaan telah selesai dilaksanakan, maka jual beli bersyarat
tersebut dapat dibatalkan oleh supplier.

D.Jenis-Jenis Perusahaan Pembiayaan Konsumen Perusahaan Pembiayaan


Konsumen yang Merupakan Anak Perusahaan dari Pemasok.
Perusahaan pembiayaan konsumen ini dibentuk oleh perusahaan induknya,
yaitu pemasok, untuk memperlancar penjualan barang atau jasanya. Mengingat
perusahaan ini sengaja dibentuk untuk memperlancar penjualan barang atau jasa
perusahaan induknya, maka perusahaan pembiayaan konsumen jenis ini biasanya
hanya melayani barang dan jasa yang diproduksi atau ditawarkan oleh perusahaan
induknya.
Sebagai contohnya adalah PT Surabaya Jaya merupakan sebuah perusahaan
yang bergerak di bidang penjualan laptop dan komputer. Mengingat daya beli
masyarakat sedang lemah, maka PT Surabaya Jaya ingin memperlancar penjualan
laptop dan komputer dengan cara mendirikan PT Sukses Utama. PT Sukses Utama
adalah perusahaan pembiayaan konsumen yang khusus melayani kredit pembelian
segala merk laptop dan komputer pada PT Surabaya Jaya.
Tahap-tahap pelaksanaan pembiayaan konsumen dari skema di atas adalah :
a. Pembentukan anak perusahaan
b. Pembuatan perjanjian kerjasama pembiayaan konsumen
c. Perjanjian jual beli laptop dan komputer yang dibiayai oleh perusahaan
pembiayaan konsumen Perjanjian pembiayaan pembelian laptop dan komputer
dari PT Surabaya Jaya oleh konsumen
1. Pembayaran tunai harga
2. Penyerahan mobil
d. Pembayaran (angsuran pokok dan bunga) hingga lunas selama jangka waktu
tertentu.

1. Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang Merupakan Satu Grup Usaha


dengan Pemasok.
Perusahaan pembiayaan konsumen jenis ini pada dasarnya tidak berbeda
dengan perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan anak perusahaan dari
pemasok. Perusahaan pembiayaan konsumen ini biasanya juga hanya melayani
pembiayaan pembelian barang dan jasa yang diproduksi oleh pemasok yang masih
satu grup usaha dengan perusahaan tersebut. Perbedaannya hanya terletak pada
hubungan antara pemasok dengan perusahaan pembiayaan konsumen.
Contoh kasusnya adalah Manchester Inc adalah satu grup usaha yang bergerak
di berbagai bidang usaha. Salah satu perusahaan yang bergabung adalah PT Narotama
yang merupakan produsen sepeda motor. Demi peningkatan penjualan sepeda motor
yang diproduksi oleh PT Narotama, maka PT Manchester Inc membentuk satu
perusahaan lagi yang bernama PT Sayonara Finance yang bergerak di bidang
pembiayaan konsumen. Pembiayaan konsumen yang dilayani oleh PT Sayonara
Finance juga hanya pembelian sepeda motor pada PT Narotama.
Tahap-tahap pelaksanaan pembiayaan konsumen dari skema di atas adalah :
a. Mempunyai anak perusahaan
b. Membentuk anak perusahaan baru
c. Pembuatan perjanjian kerjasama pembiayaan konsumen
d. Perjanjian jual beli sepeda motor yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan
konsumen.
e. Perjanjian pembiayaan pembelian sepeda motor dari PT Narotama oleh konsumen
f. Pembayaran tunai harga sepeda motor
g. Penyerahan sepeda motor
h. Pembayaran (angsuran pokok dan bunga) hingga lunas selama jangka waktu
tertentu

2.Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang Tidak Mempunyai Kaitan Kepemilikan


dengan Pemasok.
Perusahaan pembiayaan konsumen yang tidak mempunyai kaitan kepemilikan
dengan pemasok biasanya tidak hanya melayani pembiayaan atas pembeliaan barang
pada satu pemasok saja. Perusahaan pembiayaan ini bisa melayani pembiayaan
pembelian pada pemasok yang lain, Sedangkan spesialisasi perusahaan pembiayaan
konsumen biasanya pada jenis atau tipe barang dan daerah pemasarannya. Perusahaan
pembiayaan konsumen ada yang berspesialisasi pada pembiayaan pembelian barang
elektronik, ada yang berspesialisasi pada pembiayaan pembelian mebel, ada yang
berspesialisasi pada pembiayaan pembeliaan mobil, dan lain-lain.
Contoh kasus adalah PT Surya Mentari merupakan sebuah produsen furniture
di Kota Malang dan untuk memperlancar penjualannya perusahaan ini bekerjasama
dengan PT Perakyatan sebuah perusahaan pembiayaan konsumen yang membiayai
pembelian bermacam-macam jenis furniture di Kota Malang. Berikut hal ini akan
dijelaskan dalam skema.
Tahap-tahap pelakasanaan pembiayaan konsumen dari skema di atas adalah :
a. Pembuatan perjanjian kerjasama pembiayaan konsumen.
b. Perjanjian jual beli furniture yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan
konsumen.Perjanjian pembiayaan pembelian furniture dari PT Surya Mentari oleh
konsumen.
c.
1. Pembayaran tunai harga furniture.
2. Penyerahan furniture.

3.Mekanisme, Dokumen, dan Jaminan Pembiayaan Konsumen


A. Mekanisme Pembiayaan Konsumen
Adapun mekanisme transaksi pembiayaan konsumen menurut Budi Rahmat
adalah :
1. Tahap permohonan.
Permohonan pembiyaan konsumen biasanya dilakukan oleh konsumen di
tempat kedudukan supplier atau dealer penyedia barang kebutuhan konsumen.
Supplier atau dealer ini biasanya telah bekerja sama dengan perusahaan
pembiayaan konsumen.
2. Tahap pengecekan dan pemeriksaan lapangan.
Berdasarkan aplikasi pemohon, perusahaan pembiayaan konsumen akan
melakukan pengecekan atas kebenaran dari pengisian formulir aplikasi tersebut
dengan melakukan analisis dan evaluasi terhadap data dan informasi yang telah di
terima. Selanjutnya dilakukan :
a. Kunjungan ketempat calon konsumen (plant visit)
b. Pengecekan ketempat lain (credit checking)
c. Observasi secara umum atau khusus lainnya.

Adapun tujuan dari pemeriksaan lapangan ini adalah


 Untuk memastikan keadaan konsumen dan memastikan akan  kebutuhan
barang konsumen.
 Mempelajari keberadaan barang yang dibutuhkan konsumen, terutama
harga kredibilitas pemasok atau supplier, dan layanan purna jual.
 Untuk menghitung secara pasti berapa besar tingkat kebenaran laporan
calon konsumen dengan laporan yang telah disampaikan.
3. Tahap pembuatan customer profile.
Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan, marketing department dari
perusahaan pembiayaan konsumen tersebut akan membuat customer profile yang
isinya memuat tentang nama calon konsumen dan istri/suami, alamat dan nomor
rumah, pekerjaan, alamat kantor, kondii pembiayaan yang diajukan, jenis dan tipe
barang kebutuhan konsumen, dll.
4. Tahap pengajuan proposal kepada credit komite.
Marketing department akan mengajukan proposal atas permohonan yang
diajukan oleh calon konsumen tersebut kepada credit komite.
5. Tahap keputusan kredit komite.
Keputusan kredit komite merupakan dasar bagi perusahaan pembiyaan
konsumen untuk melakukan pembiayaan atau tidak. Apabila permohonan calon
konsumen ditolak, maka harus diberitahukan melalui surat penolakan, sedangkan
apabila disetujui maka oleh marketing department akan meneruskan ke tahap
berikutnya.
6. Tahap pengikatan
Berdasarkan keputusan kredit komite, selanjutnya oleh Bagian Legal akan
mempersiapkan pengkitan sebagai berikut:
a. Perjanjian pembiayaan Konsumen beserta lampirannya
b. Jaminan Pribadi (jika ada)
c. Jaminan Perusahaan (jika ada)
Pengikatan perjanjian pembiayaan konsumen usaha dapat dilakukan secara
bawah tangan, dilegalisir oleh notaries, atau secara notariil.
7. Tahap pemesanan barang kebutuhan konsumen.
Setelah proses penandatanganan perjanjian dilakukan oleh kedua belah
pihak, selanjutnya perusahaan pembiayaan konsumen akan melakukan :
a. Pemesanan barang kebutuhan konsumen kepada supplier. Pesanan ini
dituangkan dalam penegasan pemesanan pembelian/confirm purchse order
dan bukti pengiriman dan surat tandan penerimaan barang
b. Penerimaan pembayaran dari konsumen kepada perusahaan pembiayaan
konsumen (dapat melalui supplier/dealer).
8. Tahap pembayaran kepada supplier.
Setelah barang model diserahkan oleh supplier kepada konsumen,
selanjutnya supplier akan melakukan penagihan kepada perusahaan pembiayaan
konsumen. Sebelum melaksanakan pembayaran, perusahaan pembiayaan
konsumen akan melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan penutupan perjanjian asuransi kepada perusahaan asuransi
yang telah ditunjuk.
b. Pemeriksaan ulang terhadap seluruh dokumentasi perjanjian pembiayaan
konsumen.
9. Tahap penagihan / monitoring pembayaran.
Setelah seluruh pembayaran kepada supplier / dealer dilakukan, proses
selanjutnya adalah pembayaran angsuran oleh konsumen sesuai jadwal yang telah
ditentukan. Pada tahap ini collection department akan memonitor pembayaran
angsuran berdasarkan jatuh tempo yang telah ditetapkan, dan berdasarkan system
pembayaran yang telah disepakati.
Disamping itu, juga akan dilakukan monitoring terhadapa jaminan, jangka
waktu berlakunya jaminan, dan masa berlakunya penutupan angsuransi.
10. Tahap Pengambilan Surat Jaminan.
Setelah konsumen melunasi seluruh kewajibannya kepada perusahaan
pembiayaan konsumen, maka perusahaan pembiayaan konsumen akan
mengembalikan kepada konsumen berupa :
a. Jaminan (BPKB, dan/atau sertifikat dan/atau faktur/invoice)
b. Dokumen lainnya (jika ada).

4.Dokumen yang Dibutuhkan dalam Proses Pembiayaan Konsumen


Dokumen yang diperlukan selama proses pembiayaan konsumen, sejak adanya
perjanjian awal sampai dengan proses pelunasan pinjaman, meliputi dokumen-
dokumen sebagai berikut :
1. Dokumen kelayakan konsumen adalah dokumen yang diperlukan oleh perusahaan
pembiayaan konsumen untuk menentukan apakah suatu konsumen layak dibiayai
ataukah tidak. Dokumen ini berupa :
a. Identitas dokumen ( KTP, Paspor, SIM, NPWP, anggaran dasar, surat izin
usaha, dan lain-lain)
b. Bukti penghasilan atau keadaan keuangan konsumen ( slip gaji, neraca dan
laba rugi, dan lain-lain)
c. Laporan survei oleh petugas pembiayaan konsumen pada tempat tinggal
atau usaha dari konsumen
d. Dokumen pendukung seperti persetujuan istri/suami, rekomendasi pihak
yang dapat dipercayai dan lain-lain
2. Dokumen perjanjian adalah dokumen yang menunjkkan kesepakatan-
kesepakatan antara pihak-pihak yang terkait dalam proses pembiayaan konsumen.
Dokumen ini berupa :
a. Perjanjian kerja sama antara pemasok dengan perusahaan pembiayaan
konsumen
b. Perjanjian jual beli antara konsumen dengan pemasok
c. Perjanjian pembiayaan antara konsumen dengan perusahaan pembiayaan
konsumen
d. Perjanjian pengikatan berbagai macam bentuk jaminan (cessie piutang,
fidusia, akta pembebanan hak tanggungan, dan lain-lain)
3. Dokumen kepemilikan objek pembiayaan adalah dokumen yang merupakan bukti
kepemilikan atas barang yang dibiayai dengan pembiayaan konsumen. Dokumen ini
antara lain berupa BPKB, faktur, sertifikat, bukti penyerahan barang, bukti pemesanan
barng dan lain-lain.
4. Dokumen kepemilikan jaminan adalah dokumen yang terkait dengan
kepemilikan jaminan atas pemenuhan kewajiban calon debitor. Dokumen ini
antara lain berupa BPKB, sertfikat tanah, faktur, dan lain-lain.

5.Jaminan dalam Transaksi Pembiayaan Konsumen


Jaminan yang diberikan dalam transaksi pembiayaan konsumen pada
prinsipnya serupa jaminan terhadap perjanjian kredit bank biasa khususnya Kredit
Konsumen jaminan ini dapat dibagi atas 3 macam yaitu:
1. Jaminan utama
Adalah kepercayaan dari kreditur kepada debitur atau konsumen bahwa
pihak konsumen dipercayakan sanggup membayar hutang-hutangnya. Dengan
kata lain prinsip pemberian kredit berlaku, misalnya prinsip 5C yaitu Collateral,
capacity, Character, Capital, dan Condition of economy.
2. Jaminan Pokok
Adalah  barang yang dibeli dengan dana dan biasanya jaminan ini dibuat dalam
bentuk Fidusiary of ownership atau fidusi karena dengan adanya fidusia,seluruh
Dokumen yang berkenaan dengan kepemilikan barang yang bersangkutan akan
dipegang oleh pihak kreditur atau pemberi dana hingga kreditnya lunas.
3. Jaminan tambahan
Biasanya berupa pengangkutan hutang atau promissory notes,kuasa
menjual barang dan assignment of procced atau cessie dari asuransi. Selain
itu,diminta juga persetujuan suami istri untuk konsumen pribadi dan persetujuan
komisaris atau RUPS untuk konsumen perusahaan sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasarnya.

6.Manfaat Pembiayaan Konsumen


1. Pemasok
Manfaat utama bagi pemasok dengan adanya pembiayaan konsumen
adalah peningkatan penjualan. Dengan adanya perusahaan pembiayaan konsumen
maka pemasok dapat memperoleh pembayaran secara tunai dan angsuran
konsumen dialihkan kepada perusahaan pembiyaan konsumen. Risiko tidak
terbayarnya kredit konsumen yang semula ditanggung oleh pemasok juga menjadi
dapat dialihkan kepada perusahaan pembiayaan konsumen.
2. Konsumen
Manfaat utama bagi konsumen adalah kesempatan untuk membeli atau
memiliki barang meskipun dana yang tersedia saat ini belum cukup untuk
menutup seluruh harga barang atau jasa. Keunggulan pembiayaan konsumen
dibandingkan kredit bang antara lain :
a. Prosedur yang lebih sederhana.
b. Proses persetujuan yang biasanya lebih cepat.
c. Perusahaan pembiayaan konsumen biasanya tidak mensyaratkan
penyerahan agunan tambahan sepanjang konsumen atau debitor cukup
layak untuk dipercaya kemampuan dan kemauannya memenuhi
kewajibannya.
d. Konsumen tertentu ( terutama di indonesia ) mengalami keengganan untuk
berhubungan dengan bank dalam hal peminjaman dana karena minimnya
informasi tentang jasa-jasa bank dan cara berhubungan dengan bank.
3. Perusahaan Pembiayaan Konsumen
Manfaat utama yang dapat diperoleh perusahaan pembiyaan konsumen
adalah penerimaan dari bunga dan biaya administrasi yang dibayarkan oleh
konsumen. Tingkat bunga yang ditetapkan oleh perusahaan konsumen biasanya
lebih tinggi daripada tingkat bunga kredit bank. Hal ini sebagai konsekuensi atu
kompensasi karena perusahaan pembiayaan konsumen menanggung risiko yang
relatif lebih besar daripada penyaluran dana dalam bentuk kredit kepada
debitornya. Risiko yang ditanggung perusahaan pembiayaan konsumen relatif
lebih besar daripada bank yang menyalurkan kredit antara lain karena :
a. Perusahaan pembiayaan konsumen cenderung melakukan analisis terhadap
kelayakan konsumen atau calon debitor dengan cara yang lebih sederhana.
b. Analisis dilakukan dalam waktu yang sangat singkat
c. Sepanjang kemampuan dan kemauan calon debitor cukup bisa diandalkan,
perusahaan pembiayaan konsumen biasanya tidak mensyaratkan
penyerahan agunan tambahan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kartu kredit adalah benda berbentuk kartu yang berbahan dasar plastik serta
digunakan untuk kebutuhan transaksi keuangan. Transaksi keuangan yang
dilakukan dengan menggunakan kartu plastik ini berbeda-beda sesuai dengan
jenis kartu yang digunakan.
2. Keuntungan bagi pemegang kartu
a. Kemudahan berbelanja dengan cara kredit, jadi nasabah tidak perlu
membawa uang tunai untuk melakukan transaksi.
b. Kemudahan memperoleh uang tunai selama 24 jam dan 7 hari dalam
seminggu di berbagai tempat-tempat strategis sehingga memudahkan untuk
memenuhi keperluan uang tunai yang mendadak.
c. Bagi sebagian kalangan memegang kartu kredit memberikan kesan
bonafiditas
3. sehingga memberikan kebanggaan tersendiri. Pembiayaan konsumen
merupakan suatu pinjaman atau kredit yang diberikan oleh suatu
perusahaan kepada debitor untuk pembelian barang dan jasa yang akan
langsung dikonsumsi oleh konsumen, dan bukan untuk tujuan distribusi
atau produksi. Pembiayaan konsumen ini dilakukan oleh perusahaan
pembiayaan konsumen (consumer finance company). Yang termasuk
bidang usaha dari lembaga pembiayaan adalah sewa guna usaha (leasing),
perdagangan surat berharga, anjak piutang, modal ventura, pembiayaan
konsumen, dan kartu kredit.
4. Pembiayaan konsumen diklasifikasikan menjadi tiga bagian atas dasar
kepemilikannya yakni perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan
anak perusahaan dari pemasok, perusahaan pembiayaan konsumen yang
merupakan satu grup usaha dengan pemasok, dan perusahaan pembiayaan
konsumen yang tidak mempunyai kaitan kepemilikan dengan pemasok.

 
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/socialsciences/economics/2247311kartuplastik/
#ixzz1uomUqPVGhttp://www.scribd.com/doc/42755692/Anjak-Factoring-Dan-
Kartu-Plastik          

http://id.wikipedia.org/wiki/Modal_ventura

www.smecda.com/Files/Dep.../07_10_Pola_modal_ventura.pdf

http://h3r1y4d1.wordpress.com/2011/05/16/165/

https://www.academia.edu/41982670/Makalah_Pembiayaan_Konsume Arthesa, Ade, dan


Edia Handiman. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta: Indeks
Kelompok Gramedia.

Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, edisi revisi, cetakan 12. Jakarta:
Rajawali Pers.

Arbi, Syarif. 2013. Lembaga: Perbankan, Keuagan dan Pembiayaan, cetakan 1..
Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada.

Bank Indonesia. 1997. SK DIR BI Nomor 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997. Perihal
Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank Umum. Jakarta. -.

Anda mungkin juga menyukai