Anda di halaman 1dari 26

PENERBITAN KARTU KREDIT: KENDALA DAN SOLUSI PADA BANK

KONVENSIONAL X

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Ahli Madya

Pada Program Studi Akuntansi Jenjang Diploma Tiga

Disusun Oleh :

Sheva Nurkholisa Ardianti

1910102037

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TIDAR

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dalam bidang ekonomi semakin meningkat setiap

tahunnya diiringi dengan munculnya berbagai produk perbankan. Perbankan

memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan perekonomian di suatu

negara. Hampir semua sektor kehidupan berhubungan dengan keuangan yang

membutuhkan jasa dari bank. Jasa yang ditawarkan oleh bank juga bermacam-

macam antara lain menghimpun dana melalui simpanan, menyalurkan dana

melalui kredit dan jasa layanan lainnya seperti transfer, kliring, inkaso dan lain-

lain. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 pengertian bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Bank dibagi dalam beberapa jenis ditinjau dari segi fungsinya

dikelompokkan menjadi dua yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat

(BPR). Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Perkreditan Rakyat

(BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional

dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang kegiatannya tidak memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran.


Produk yang ditawarkan oleh bank umum beraneka ragam, salah satunya

yaitu Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK). Alat Pembayaran

Menggunakan Kartu (APMK) merupakan alat pembayaran berupa kartu

automated teller machine (ATM), kartu kredit dan kartu debit. Seiring

berkembangnya teknologi yang semakin maju, transaksi dapat dilakukan tanpa

menggunakan uang tunai atau cashless. Transaksi cashless bisa dilakukan

dengan menggunakan kartu automated teller machine (ATM), kartu debit dan

kartu kredit. Tidak hanya itu saja, bank juga menawarkan pembayaran melalui

Scan QR kode (QRIS) dan menggunakan e-wallet.

Pemberian kredit merupakan produk bank yang menjadi andalan

masyarakat sebagai salah satu aktivitas untuk menghasilkan pendapatan

disamping aktivitas pelayanan bank lainnya. Salah satu produk yang diberikan

yaitu kartu kredit. Kartu kredit merupakan alat pembayaran menggunakan

kartu yang dapat digunakan untuk menunjang aktivitas-aktivitas dalam

kehidupan sehari-hari. Saat ini kartu kredit sudah dianggap sebagai bagian dari

gaya hidup masyarakat modern. Kartu kredit dapat diartikan sebagai kartu

hutang dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih

dahulu oleh penerbit dan pemegang kartu berkewajiban untuk melakukan

pembayaran pada waktu yang telah disepakati baik dengan pelunasan sekaligus

(charge card) ataupun dengan pembayaran secara angsuran.

Bank Indonesia mencatat nilai transaksi kartu kredit mencapai Rp 25,92

triliun pada bulan Desember 2021 sedangkan volume transaksi mencapai 27,86

juta transaksi pada Bulan Desember 2021 (Karnadi, 2022). Jika dibandingkan
dengan transaksi tunai, keuntungan menggunakan kartu kredit jauh lebih

menarik. Keuntungan yang didapatkan dari kartu kredit antara lain adanya

diskon khusus yang membuat nasabah lebih tertarik untuk menggunakan kartu

kredit dibandingkan dengan metode pembayaran lainnya. Tidak hanya diskon

khusus saja yang diterima oleh nasabah setelah menggunakan kartu kredit,

tetapi nasabah juga akan mendapatkan point reward. Point reward dapat

ditukarkan dengan berbagai e-voucher belanja di berbagai merchant (pedagang

yang bekerjasama dengan perbankan) seperti Alfamart, Indomart, IKEA,

Transmart Carrefour dan lain-lain. Kemudahan dari penggunaan kartu kredit

yaitu nasabah memiliki cadangan uang yang dapat digunakan untuk melakukan

transaksi. Nasabah mendapatkan fasilitas yaitu bisa membeli barang sekarang

bayar nanti. Maksud dari fasilitas tersebut nasabah dapat membeli barang

dengan kartu kredit kemudian membayar tagihan pada akhir periode yang telah

ditentukan.

Dalam pengajuan penerbitan kartu kredit tentunya ada dokumen dan

syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah. Dokumen itu berupa form aplikasi

kartu kredit, fotocopy KTP, fotocopy NPWP dan dokumen penghasilan. Syarat

nasabah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau TNI Polri yang akan

mengajukan kartu kredit yaitu memiliki minimal gaji sebesar Rp 3.000.000.

Sedangkan nasabah wiraswasta atau pengusaha yang ingin mengajukan kartu

kredit menggunakan persyaratan saldo ending balance (saldo akhir) yang

berada di bank penerbit kartu kredit dalam 3 (tiga) bulan terakhir. Jika

dokumen dan syarat-syarat sudah terpenuhi maka penerbit akan melakukan


proses penerbitan kartu kredit. Proses penerbitan kartu kredit sering muncul

beberapa kendala. Kendala yang sering terjadi antara lain kegagalan phone

verification (verifikasi melalui telepon) dari bank kepada nasabah. Kegagalan

phone verification terjadi dikarenakan nasabah tidak mengangkat telepon dari

bank untuk melakukan verifikasi data. Selain kegagalan phone verification,

kendala lain yang muncul seperti catatan pinjaman calon debitur yang tertera

di Sistem Informasi Debitur Bank Indonesia (SID BI) kurang baik. Untuk

mengajukan penerbitan kartu kredit calon nasabah harus memiliki riwayat

pinjaman yang baik atau tidak memiliki tunggakan pinjaman yang tercatat di

SID BI. Jika nasabah yang akan mengajukan penerbitan kartu kredit memiliki

tunggakan atau riwayat pinjaman yang kurang baik maka kartu kredit tidak bisa

diterbitkan. Tidak hanya itu saja, penerbitan kartu kredit akan gagal jika

dokumen gaji atau slip gaji yang dilampirkan oleh nasabah meragukan. Slip

gaji yang harus dilampirkan oleh nasabah harus jelas dan bisa terbaca, jika

tidak jelas maka kartu kredit tidak bisa terbit dengan alasan slip gaji

meragukan.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai kartu kredit. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui problematika yang dihadapi oleh penerbit dalam proses pengajuan

kartu kredit. Selain itu, penelitian ini juga untuk memberikan solusi atau jalan

keluar dari problematika tersebut. Oleh karena itu, penulis mengambil judul

“Penerbitan Kartu Kredit: Kendala dan Solusi Pada Bank Konvensional

X”.
1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

1. Banyak pengajuan kartu kredit yang tidak approve (tidak disetujui) oleh

penerbit.

2. Terdapat beberapa dokumen seperti fotocopy KTP, fotocopy NPWP, slip

gaji yang tidak dilampirkan, atau dokumen hasil fotocopy tersebut tidak

jelas sehingga pihak bank meragukan dokumen tersebut.

3. Sering terjadi kegagalan verifikasi data dari penerbit kepada nasabah.

1.3. Rumusan Masalah

Permasalahan yang dapat diidentifikasi berdasarkan latar belakang di

atas yaitu banyak nasabah yang gagal melakukan penerbitan kartu kredit.

Kegagalan penerbitan kartu kredit terjadi karena nasabah tidak melampirkan

dokumen persyaratan dengan lengkap dan jelas. Selain itu kegagalan terjadi

dikarenakan riwayat pinjaman nasabah yang ada di Sistem Informasi Debitur

Bank Indonesia (SID BI) kurang baik. Nasabah yang akan mengajukan kartu

kredit harus memperhatikan riwayat pinjaman karena jika hasil di SID BI

kurang baik maka penerbitan kartu kredit gagal. Kendala penerbitan kartu

kredit pada Bank Konvensional X yang sering terjadi yaitu kegagalan pada saat

phone verification. Phone verification merupakan tahap verifikasi data nasabah

yang akan mengajukan kartu kredit melalui telepon. Fungsi dari phone

verification yaitu untuk mengetahui kebenaran dan keabsahan data nasabah

yang tertera di form aplikasi kartu kredit. Jika pada saat tahap phone
verification nasabah yang bersangkutan tidak menjawab maka akan terjadi

phone uncontacted (kegagalan verifikasi) sehingga penerbitan kartu kredit

gagal.

1.4. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana prosedur penerbitan kartu kredit pada Bank Konvensional X?

2. Apa saja kendala sering terjadi dalam penerbitan kartu kredit di Bank

Konvensional X?

3. Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala tersebut pada Bank

Konvensional X?

1.5. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Menjelaskan bagaimana prosedur penerbitan kartu kredit pada Bank

Konvensional X.

2. Mengetahui kendala yang sering terjadi dalam penerbitan kartu kredit pada

Bank Konvensional X.

3. Memberikan solusi untuk mengatasi kendala dalam penerbitan kartu kredit

di Bank Konvensional X.

1.6. Manfaat Hasil Penelitian

1.5.1. Manfaat Teoritis

1. Peneliti dapat memberikan wawasan pengetahuan bagi pembaca

mengenai penerbitan kartu kredit pada Bank X.

2. Dapat menjadi bahan referensi maupun bacaan untuk pihak yang akan

mengadakan penelitian sejenis.


1.5.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Instansi Bank Konvensional X

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi atau wawasan

dalam penerbitan kartu kredit di masa yang akan datang. Agar pengajuan

kartu kredit pada Bank X banyak di approve (disetujui) oleh penerbit.

2. Bagi Fakultas Ekonomi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi, khususnya

bagi mahasiswa yang berminat untuk melakukan penelitian terkait

dengan penerbitan kartu kredit.

3. Bagi Penulis Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi penelitian

selanjutnya dan bisa dikembangkan lebih baik.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Bank

2.1.1.1. Definisi Bank

Secara etimologi, kata “bank” berasal dari Bahasa Prancis yaitu banque atau

Bahasa Italia banca yang berarti bangku. Pada masa itu banker Florence melakukan

transaksi dengan duduk di belakang meja penukaran uang. Berbeda dengan

kebanyakan pekerjaan lain, orang tidak memungkinkan duduk dengan bekerja.

Secara umum, bank adalah sebuah lembaga keuangan intermediasi yang umumnya

didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan

uang, dan menerbitkan surat sanggup bayar.

Seorang ahli yang bernama Abdurrachman (2014), bank adalah suatu

lembaga keuangan yang melakukan berbagai macam jasa, seperti sebagai pemberi

pinjaman kepada nasabah. Bank juga bertindak sebagai tempat penyimpanan

benda-benda berharga, mengedarkan mata uang, mengawasi terhadap mata uang,

dan membiayai usaha perusahaan-perusahaan.

Sedangkan Kasmir (2012) berpendapat bahwa, pengertian bank adalah

lembaga keuangan yang mempunyai kegiatan utamanya yaitu menghimpun dana

dari masyarakat. Bank juga menyalurkan kembali dana ke masyarakat dan

menawarkan jasa bank lainnya.


2.1.1.2. Fungsi Bank

Totok Budisantoso dan Nuritomo (2014) mengemukakan bahwa fungsi

utama bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali

kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary.

Secara spesifik bank dapat berfungsi sebagai berikut:

a. Agent of trust

Dasar utama dalam kegiatan perbankan adalah kepercayaan. Masyarakat

akan mau menitipkan dananya di bank karena ada rasa kepercayaaan. Pihak bank

juga akan menyalurkan dananya kepada debitur karena adanya unsur

kepercayaan.

b. Agent of development

Kegiatan bank yang berupa menghimpun dan menyalurkan dana

memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi,

serta kegiatan konsumsi barang dan jasa. Kelancaran kegiatan investasi

distribusi konsumsi adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu

masyarakat.

c. Agent of services

Bank memberikan penawaran jasa perbankan lain, seperti jasa pengiriman

uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian

tagihan.

2.1.1.3. Jenis Bank

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan, bank dibagi ke dalam dua jenis yaitu:


a. Bank Umum

Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan

atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam

lalu lintas pembayaran.

b. Bank Perkreditan Rakyat

Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam

lalu lintas pembayaran.

2.1.2. Bank Konvensional

Bank konvensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian bank umum

pada pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 dengan menghilangkan

kalimat “dan atau berdasarkan prinsip syariah”, yaitu bank yang melaksanakan

kegiatan usahanya secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran. Dimana penghimpunan dana maupun dalam rangka

penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau

sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu

(Prayogo, 2014).

Keuntungan utama yang didapat dari bisnis perbankan berdasarkan prinsip

konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada

penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari

selisih bunga di bank dikenal dengan istilah spread based. Apabila suatu bank

mengalami kerugian dari selisih bunga, dimana suku bunga simpanan lebih besar

dari suku bunga kredit, maka istilah ini dikenal dengan nama negative spread.
2.1.3. Produk Bank Konvensional

2.1.3.1. Produk Penghimpunan Dana

a. Giro

Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan

pemindahbukuan.

b. Tabungan

Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu

yang disepakati, tetapi tidak dapat ditari dengan cek, bilyet giro dan atau alat

lainnya yang dipersamakan dengan itu.

c. Deposito

Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.

2.1.3.2. Produk Penyaluran Dana

Produk penyaluran dana pada bank konvensional disebut dengan kredit.

Dalam Bahasa latin, kredit disebut credere yang memiliki arti percaya (Kasmir,

2012). Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dijelaskan bahwa kredit

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan

pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.


2.1.3.3. Produk Pelayanan Jasa

Bentuk-bentuk produk pelayanan jasa perbankan yang ada pada bank

konvensional yaitu (Kasmir, 2012):

a. Kiriman Uang (transfer), merupakan jasa pengiriman uang melalui bank.

Pengiriman uang dapat dilakukan pada bank yang sama atau bank yang berbeda.

b. Kliring, merupakan penagihan surat berharga, seperti cek yang berasal dari

dalam kota.

c. Inkaso, merupakan penagihan surat berharga, seperti cek yang berasal dari luar

kota atau luar negeri.

d. Safe Deposit Box, merupakan layanan jasa penyewaan kotak tempat menyimpan

surat-surat berharga milik nasabah.

e. Kartu Kredit, merupakan layanan yang memudahkan nasabah untuk tidak perlu

membawa uang tunai saat bepergian.

f. Bank Notes, merupakan jasa penukaran valuta asing. Dalam jual beli bank notes,

bank menggunakan kurs.

g. Bank garansi, merupakan jaminan bank yang diberikan kepada nasabah dalam

rangka membiayai suatu usaha.

h. Bank Draft, merupakan wesel yang dapat diperjualbelikan.

i. Letter of Credit (L/C), suatu kredit yang diberikan yang digunakan untuk

melakukan pembayaran atas transaksi ekspor-impor.

j. Cek Wisata (Travellers Cheque), merupakan cek perjalananyang biasa

ddigunakan oleh turis atau wisatawan.


2.1.4. Kartu Kredit

2.1.4.1. Definisi Kartu Kredit

Kartu kredit atau kartu yang digunakan sebagai alat pembayaran diatur dalam

Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/2/PBI/2012 tentang Penyelenggaraan

Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu. Menurut Pasal 1 ayat (4),

Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) bisa digunakan untuk melakukan

pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk

transaksi pembelanjaan dan atau untuk melakukan penarikan tunai dengan

kewajiban pembayaran pemegang kartu harus dipenuhi terlebih dahulu oleh

acquirer atau penerbit. Kartu kredit merupakan salah satu alat pembayaran dengan

menggunakan kartu (APMK) yang penggunaannya simpel, efisien dan memberikan

nilai lebih bagi pemegang kartu (Rahmadiana, 2013).

Berdasarkan buku yang ditulis oleh seorang ahli bernama Djoko Prakoso

(1995), pengertian kartu kredit adalah suatu jenis alat pembayaran pengganti uang

tunai dimana kita sewaktu-waktu dapat menerima kartu kredit dari bank atau

perusahaan yang mengeluarkan. Kartu kredit merupakan alat pembayaran yang

setiap saat dapat digunakan sebagai pengganti uang tunai.

Taswan (2013) menyatakan bahwa, kartu kredit (credit card) adalah kartu

yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang dan jasa.

Pelunasan atas penggunaan kartu kredit dapat dilakukan sekaligus atau secara

angsuran sejumlah minimum tertentu.


2.1.4.2. Fungsi Kartu Kredit

Fungsi pokok dari kartu kredit adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

luas sehingga dapat melancarkan dan mendorong perdagangan serta perputaran

uang. Pada awalnya, konsep kredit muncul karena adanya kebutuhan dari pihak

yang kelebihan uang dengan yang kekurangan uang demi pencapaian kebutuhan.

Pihak yang mendapatkan kartu kredit harus dapat menunjukkan prestasi yang lebih

tinggi berupa kemajuan-kemajuan pada usahanya atau mendapatkan pemenuhan

atas kebutuhannya (Muhammad Djumhana, 2012). Adapun bagi pihak yang

memberi kredit, secara materil harus mendapatkan rentabilitas berdasarkan

perhitungan yang wajar dari modal yang dijadikan objek kredit dan secara spiritual

mendapatkan kepuasan dengan dapat membantu pihak lain mencapai kemajuan.

2.1.4.3. Kelebihan dan Kelemahan Kartu Kredit

a. Kelebihan Kartu Kredit:

1) Bisa menggunakan dana lebih besar dari yang dimiliki nasabah.

2) Mempermudah transaksi online dan offline.

3) Mendapatkan point reward.

4) Banyak promosi yang ditawarkan.

b. Kelemahan Kartu Kredit:

1) Banyak biaya tambahan.

2) Biaya bunga mahal.

3) Denda keterlambatan pembayaran besar.

4) Menimbulkan hasrat untuk konsumtif.


2.1.4.4. Syarat Pengajuan Kartu Kredit

Produk kredit yang ditawarkan oleh bank bermacam-macam antara lain kartu

kredit, Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Usaha Rakyat (KUR), maupun

kredit uang tanpa jaminan atau Kredit Tanpa Agunan (KTA). Setiap kredit yang

akan diajukan, riwayat pembayarannya tercatat di Sistem Layanan Informasi

Keuangan atau SLIK yang dahulu lebih dikenal dengan nama BI Checking. Dimana

sejak tanggal 1 Januari 2018 pengelolaan riwayat kredit debitur yang semula

dilakukan oleh Bank Indonesia, saat ini dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan

(OJK).

Riwayat kredit debitur akan diukur berdasarkan histori aktivitas kredit yang

diajukan berdasarkan dari skala 1-5 atau yang biasa disebut dengan Kolektibilitas

(Kol) seperti yang dijelaskan dibawah ini:

1. Kredit Lancar atau Kol 1, kredit yang memuaskan dimana debitur mampu

menyelesaikan semua kewajiban seperti angsuran, pokok utang dan bunga tanpa

terjadinya penunggakan.

2. Kredit Dalam Perhatian Khusus (DPK) atau Kol 2, terdapat tunggakan selama

1-2 bulan yang biasanya disebabkan karena keterlambatan pembayaran.

3. Kredit Tidak Lancar atau Kol 3, terdapat tunggakan selama kurun waktu 3-4

bulan. Pendekatan yang dilakukan kepada nasabahpun tidak membuahkan hasil.

4. Kredit Diragukan atau Kol 4, kredit tidak lancer yang telah jatuh tempo tetapi

belum juga diselesaikan oleh debitur lebih dari 5-6 bulan.


5. Kredit Macet atau Kol 5, kredit tidak lancar yang tertunggak lebih dari 6 bulan

dan telah diusahakan untuk diaktifkan kembali tetapi tetap tidak membuahkan

hasil.

Salah satu penentu lolos tidaknya pinjaman tunai yang akan diajukan adalah

dari kelima skala diatas. Jika riwayat kredit debitur berada di Kol.1, maka

kemungkinan besar pengajuannya akan disetujui. Sementara jika pada Kol.2,

pengajuan bisa disetujui ataupun ditolak. Skala Kol.3 ke atas pengajuan biasanya

akan ditolak. Untuk itu, penting bagi debitur mengetahui riwayat kredit karena akan

berpengaruh pada pengajuan kredit kedepannya.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan sumber lampau dari hasil penelitian yang

nantinya berfungsi bagi penulis untuk membandingkan penelitian yang akan

dilaksanakan. Selain itu, penelitian terdahulu berfungsi sebagai sumber inspirasi

yang nantinya membantu pelaksanaan penelitian. Penelitian terdahulu yang penulis

ambil sebagai berikut:


Tabel 2.0 Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian


1 Nurul Mufidah Evaluasi Metode yang Prosedur
Prosedur digunakan dalam permohonan
Pengajuan penelitian ini yaitu pengajuan kartu
Kartu Kredit di penelitian kredit sudah sesuai
PT. Bank deskriptif kualitatif dengan peraturan
Tabungan dengan melalui yang ditetapkan.
Negara observasi dan Masalah yang
(Persero), Tbk wawancara. sering terjadi
Kantor Cabang ketika calon
Magelang nasabah
(2018) melakukan
pengisian formulir
aplikasi kartu
kredit. Pihak bank
sebagai penerbit
mengatasi masalah
tersebut dengan
menempatkan
petugas
pendamping untuk
memudahkan
nasabah mengisi
formulir dengan
tepat.

2 Rinrani Patrisia Pelaksanaan Metode penelitian Hasil penelitian


Perjanjian yang digunakan menunjukkan
Antara Bank yaitu penelitian bahwa pelaksanaan
Penerbit Kartu kualitatif dengan perjanjian
Kredit (Issuer) observasi dan studi penggunaan kartu
dengan pustaka. kredit pada PT.
Pemegang BRI Tbk, cabang
Kartu (Card Padang telah
Holder) Dalam sesuai dengan
Penggunaan peraturan
Kartu Kredit perundang-
(Studi Pada PT. undangan yang
Bank Rakyat berlaku, akan
Indonesia, Tbk. tetapi dalam hak
Cabang dan kewajiban para
Padang) (2018) pihak masih belum
seimbang.
Kendala-kendala
yang dihadapi oleh
pihak BRI yaitu
ketika pemegang
kartu lalai dalam
penggunaan kartu
kredit dan tidak
melaksanakan
kewajibannya
dengan baik, maka
penyelesaiannya
pemegang kartu
wajib memberikan
penggantian biaya,
rugi dan bunga
yang telah
ditentukan oleh
pihak BRI cabang
Padang.
3 Yogiek Indra Klasifikasi Metode penelitian Penelitian ini
Kurniawan dan Penentuan yang digunakan menunjukkan
Tiyssa Indah Pengajuan yaitu dengan bahwa metode K-
Barokah Kartu Kredit menerapkan Nearest Neighbor
Menggunakan metode K-Nearest dapat digunakan
K- Nearest Neighbor untuk untuk
Neighbor mengklasifikasikan mengklasifikasikan
(2020) calon nasabah calon nasabah
dalam pembuatan dalam pembuatan
kartu kredit sesuai kartu kredit sesuai
dengan kategori dengan kategori
nasabah nasabah. Penelitian
dengan ini diharapkan
menggunakan data mempermudah
nasabah pada pihak bank untuk
Bank BNI menentukan
Syariah Surabaya kategori kartu
kredit untuk
nasabah bank
secara tepat.

Penelitian-penelitian serupa yang sudah dipaparkan diatas, memiliki

persamaan terhadap topik yang akan diangkat penulis yaitu tentang kartu kredit.

Penulis menggunakan penelitian-penelitian terdahulu sebagai acuan untuk


melakukan penelitian ini. Berdasarkan persamaan tersebut penulis mendapat

peluang untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerbitan Kartu Kredit:

Kendala dan Solusi Pada Bank Konvensional X”.

2.3. Kerangka Berpikir

Kartu kredit merupakan suatu alat pembayaran non tunai yang dapat

digunakan untuk melakukan transaksi dimana saja sehingga mempermudah

nasabah. Dalam pembuatan kartu kredit nasabah harus melengkapi form pengajuan

kartu kredit beserta dokumen pendukung lainnya. Setelah data nasabah sudah

lengkap, pihak bank sebagai pemberi referral (marketing) mengajukan dokumen

pengajuan kartu kredit ke kantor pusat. Dokumen pengajuan kartu kredit yang

berada di kantor pusat diolah kemudian ditemukan beberapa masalah yang timbul.

Masalah yang paling banyak ditemukan yaitu terjadi kegagalan phone verification

(verifikasi melalui telepon). Phone verification merupakan tahapan yang penting

dalam pengajuan kartu kredit, karena proses ini menentukan kartu kredit akan

diterbitkan atau tidak.

Maka dari itu, untuk mencegah terjadinya kegagalan phone verification

sebaiknya pihak bank sebagai pemberi referral nasabah (marketing) memberikan

pemahaman mengenai prosedur pengajuan kartu kredit. Dimana terdapat tahap

verifikasi atau survei melalui telepon untuk memastikan kebenaran data dan

kelayakan kriteria yang disetujui oleh perbankan. Pemberi referral (marketing)

menanyakan kepada nasabah mengenai waktu yang tepat untuk dapat dilakukan

verifikasi sehingga tidak terjadi status reject dikarenakan phone verification

uncontacted (verifikasi gagal). Apabila nasabah benar-benar tidak bisa dihubungi


melalui telepon maka pihak banka akan melakukan pengalihan phone verification

melalui pesan whatsapp verification untuk memudahkan nasabah yang mempunyai

kesibukan. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman kepada nasabah mengenai

prosedur penerbitan kartu kredit dimana terdapat phone verification atau verifikasi

melalui telepon untuk memastikan kebenaran data dan kelayakan kriteria yang

disetujui oleh perbankan. Sehingga kartu kredit yang diajukan dapat diterbitkan.

Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Pengajuan Kartu Kredit

Kendala atau permasalahan yang


dihadapi

Solusi yang dapat ditemukan

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Penelitian


BAB III

METODE PENELITIAN STUDI KASUS

3.1. Data dan Sumber Data

Penulis dalam melakukan penelitian ini menggunakan jenis penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan lebih banyak memakai

analisis. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada pengamatan fenomena dan

lebih meneliti ke subtansi makna dari fenomena tersebut. Analisis dan ketajaman

penelitian kualitatif sangat terpengaruh pada kekuatan kata dan kalimat yang

digunakan. Fokus dari penelitian kualitatif adalah pada prosesnya dan pemaknaan

hasilnya (Basri, 2014). Data yang diperoleh penulis berasal dari wawancara dengan

narasumber. Sumber data yang didapatkan penulis tidak hanya berasal dari

wawancara saja, melainkan juga berasal dari buku, artikel dan dokumentasi

pendukung yang penulis kumpulkan. Penelitian ini penulis menggunakan dua data

yaitu:

3.1.1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lokasi

penelitian. Penulis melakukan penelitian di Bank X. Sumber data yang didapatkan

dari wawancara dengan seorang karyawan Bank X. Wawancara yang dilakukan

dengan topik kendala yang terjadi dalam penerbitan kartu kredit.

3.1.2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, seperti dokumen-
dokumen pendukung dan hasil penelitian terdahulu yang dijadikan pembanding

oleh penulis. Data sekunder bisa didapatkan melalui berbagai macam sumber

seperti buku ilmiah, laporan, jurnal dan dokumentasi-dokumentasi resmi. Data

sekunder dari penelitian ini diperoleh dari pengumpulan data yang diambil dari

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penerbitan kartu kredit.

3.2. Teknik Pengumpulan Data

3.2.1. Teknik Wawancara

Teknik wawancara merupakan suatu teknik yang dimana terjadi interaksi dan

komunikasi langsung antara penulis dengan narasumber yang berfungsi untuk

mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab sehingga memperoleh data yang

lebih rinci (H. M. Rahardjo, 2011). Jenis wawancara dalam penelitian ini yaitu

wawancara tidak terstruktur. Wawancara ini dilakukan tidak menggunakan

pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis atau pada saat melakukan

wawancara hanya pokok permasalahan yang ditanyakan. Dalam melakukan

wawancara ini, peneliti melibatkan karyawan bank X yang menangani produk kartu

kredit.

3.2.2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan informasi yang didapatkan melalui catatan

penting, bisa berasal dari perorangan, organisasi maupun lembaga (Hamidin, 2004).

Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar, data, gambar, arsip, buku, dan lain-lain

yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian. Pada penelitian ini

penulis berusaha mencari data yang berkaitan dengan hal-hal yang akan diteliti.

Informasi yang didapat penulis di Bank X melalui dokumentasi yaitu data


pencatatan pengajuan kartu kredit selama tahun 2020-2022 yang dilakukan oleh

staff bagian kartu kredit.

3.3. Teknik Analisis Hasil Penelitian

3.3.1. Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (2005), teknik analisis data dalam penelitian

kualitatif yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi:

3.3.1.1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan membuang yang tidak

diperlukan. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan

mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data. Adapun data yang

direduksi dalam penelitian ini yaitu data-data yang berkaitan dengan penerbitan

kartu kredit.

3.3.1.2. Display Data

Dalam penelitian kualitatif, display atau penyajian data dapat dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, tabel dan

sebagainya. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi menjadi lebih tersusun

dalam pola yang saling berhubungan dan semakin mudah dipahami. Pada tahap ini

penulis berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang

dapat disimpulkan dan memilliki makna tertentu. Dalam penelitian ini penyajian

data dilakukan dengan menyajikan data secara sederhana ke dalam bentuk tabel.

Dengan data yang terkumpul dapat menjadi dasar untuk menarik suatu kesimpulan

secara tepat.
3.3.1.3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan atau verifikasi data merupakan tahap akhir dalam

teknik analisis data kualitatif. Berdasarkan pengumpulan data dan tahapan yang

telah dilakukan sebelumnya, ditemukan beberapa kesimpulan awal. Namun,

kesimpulan awal tersebut masih bersifat sementara karena akan berubah bila

ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya.

Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data.

Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti

yang kuat atau dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat penulis

kembali ke lapangan, maka kesimpulan yang diperoleh dapat dinyatakan sebagai

kesimpulan yang kredibel.

3.3.2. Keabsahan Data

Keabsahan data dilakukan untuk memperoleh tingkat kepercayaan yang

berkaitan dengan seberapa jauh kebenaran hasil penelitian, mengungkapkan dan

memperjelas data dengan fakta-fakta yang aktual di lapangan. Dalam penelitian ini

pengujian keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar

data itu untuk keperluan pengecekan dan pembandingan data itu (Lexy J. Moleong,

2009). Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data dan metode.

Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informasi tertentu

melalui berbagai metode dan sumber perolehan data (M. Rahardjo, 2010).

Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, penulis bisa menggunakan

observasi terlibat, dokumen tertulis, dokumen sejarah, arsip, catatan dan gambar
atau foto. Masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda.

Selanjutnya akan memberikan pandangan yang berbeda pula sehingga berbagai

pandangan itu melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran

yang handal.

Triangulasi metode adalah triangulasi yang dilakukan dengan cara

membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda (M. Rahardjo,

2010). Dalam penelitian kualitatif penulis menggunakan metode wawancara,

observasi dan dokumentasi. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal

dan gambaran utuh mengenai informasi tertentu, penulis bisa menggunakan metode

wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Selain itu, penulis juga bisa

menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi

tersebut. Melalui berbagai pandangan diharapkan memperoleh hasil yang

mendekati kebenaran.

Anda mungkin juga menyukai