KONVENSIONAL X
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
1910102037
2022
BAB I
PENDAHULUAN
membutuhkan jasa dari bank. Jasa yang ditawarkan oleh bank juga bermacam-
melalui kredit dan jasa layanan lainnya seperti transfer, kliring, inkaso dan lain-
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
dikelompokkan menjadi dua yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
(BPR). Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang kegiatannya tidak memberikan jasa
automated teller machine (ATM), kartu kredit dan kartu debit. Seiring
dengan menggunakan kartu automated teller machine (ATM), kartu debit dan
kartu kredit. Tidak hanya itu saja, bank juga menawarkan pembayaran melalui
disamping aktivitas pelayanan bank lainnya. Salah satu produk yang diberikan
kehidupan sehari-hari. Saat ini kartu kredit sudah dianggap sebagai bagian dari
gaya hidup masyarakat modern. Kartu kredit dapat diartikan sebagai kartu
pembayaran pada waktu yang telah disepakati baik dengan pelunasan sekaligus
triliun pada bulan Desember 2021 sedangkan volume transaksi mencapai 27,86
juta transaksi pada Bulan Desember 2021 (Karnadi, 2022). Jika dibandingkan
dengan transaksi tunai, keuntungan menggunakan kartu kredit jauh lebih
menarik. Keuntungan yang didapatkan dari kartu kredit antara lain adanya
diskon khusus yang membuat nasabah lebih tertarik untuk menggunakan kartu
khusus saja yang diterima oleh nasabah setelah menggunakan kartu kredit,
tetapi nasabah juga akan mendapatkan point reward. Point reward dapat
yaitu nasabah memiliki cadangan uang yang dapat digunakan untuk melakukan
bayar nanti. Maksud dari fasilitas tersebut nasabah dapat membeli barang
dengan kartu kredit kemudian membayar tagihan pada akhir periode yang telah
ditentukan.
syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah. Dokumen itu berupa form aplikasi
kartu kredit, fotocopy KTP, fotocopy NPWP dan dokumen penghasilan. Syarat
nasabah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau TNI Polri yang akan
berada di bank penerbit kartu kredit dalam 3 (tiga) bulan terakhir. Jika
beberapa kendala. Kendala yang sering terjadi antara lain kegagalan phone
kendala lain yang muncul seperti catatan pinjaman calon debitur yang tertera
di Sistem Informasi Debitur Bank Indonesia (SID BI) kurang baik. Untuk
pinjaman yang baik atau tidak memiliki tunggakan pinjaman yang tercatat di
SID BI. Jika nasabah yang akan mengajukan penerbitan kartu kredit memiliki
tunggakan atau riwayat pinjaman yang kurang baik maka kartu kredit tidak bisa
diterbitkan. Tidak hanya itu saja, penerbitan kartu kredit akan gagal jika
dokumen gaji atau slip gaji yang dilampirkan oleh nasabah meragukan. Slip
gaji yang harus dilampirkan oleh nasabah harus jelas dan bisa terbaca, jika
tidak jelas maka kartu kredit tidak bisa terbit dengan alasan slip gaji
meragukan.
kartu kredit. Selain itu, penelitian ini juga untuk memberikan solusi atau jalan
keluar dari problematika tersebut. Oleh karena itu, penulis mengambil judul
X”.
1.2. Identifikasi Masalah
1. Banyak pengajuan kartu kredit yang tidak approve (tidak disetujui) oleh
penerbit.
gaji yang tidak dilampirkan, atau dokumen hasil fotocopy tersebut tidak
atas yaitu banyak nasabah yang gagal melakukan penerbitan kartu kredit.
dokumen persyaratan dengan lengkap dan jelas. Selain itu kegagalan terjadi
Bank Indonesia (SID BI) kurang baik. Nasabah yang akan mengajukan kartu
kurang baik maka penerbitan kartu kredit gagal. Kendala penerbitan kartu
kredit pada Bank Konvensional X yang sering terjadi yaitu kegagalan pada saat
yang akan mengajukan kartu kredit melalui telepon. Fungsi dari phone
yang tertera di form aplikasi kartu kredit. Jika pada saat tahap phone
verification nasabah yang bersangkutan tidak menjawab maka akan terjadi
gagal.
2. Apa saja kendala sering terjadi dalam penerbitan kartu kredit di Bank
Konvensional X?
Konvensional X?
1.5. Tujuan
Konvensional X.
2. Mengetahui kendala yang sering terjadi dalam penerbitan kartu kredit pada
Bank Konvensional X.
di Bank Konvensional X.
2. Dapat menjadi bahan referensi maupun bacaan untuk pihak yang akan
dalam penerbitan kartu kredit di masa yang akan datang. Agar pengajuan
KAJIAN PUSTAKA
2.1.1. Bank
Secara etimologi, kata “bank” berasal dari Bahasa Prancis yaitu banque atau
Bahasa Italia banca yang berarti bangku. Pada masa itu banker Florence melakukan
Secara umum, bank adalah sebuah lembaga keuangan intermediasi yang umumnya
lembaga keuangan yang melakukan berbagai macam jasa, seperti sebagai pemberi
utama bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
a. Agent of trust
akan mau menitipkan dananya di bank karena ada rasa kepercayaaan. Pihak bank
kepercayaan.
b. Agent of development
masyarakat.
c. Agent of services
tagihan.
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam
kalimat “dan atau berdasarkan prinsip syariah”, yaitu bank yang melaksanakan
dalam lalu lintas pembayaran. Dimana penghimpunan dana maupun dalam rangka
sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu
(Prayogo, 2014).
penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari
selisih bunga di bank dikenal dengan istilah spread based. Apabila suatu bank
mengalami kerugian dari selisih bunga, dimana suku bunga simpanan lebih besar
dari suku bunga kredit, maka istilah ini dikenal dengan nama negative spread.
2.1.3. Produk Bank Konvensional
a. Giro
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan
pemindahbukuan.
b. Tabungan
yang disepakati, tetapi tidak dapat ditari dengan cek, bilyet giro dan atau alat
c. Deposito
Dalam Bahasa latin, kredit disebut credere yang memiliki arti percaya (Kasmir,
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
Pengiriman uang dapat dilakukan pada bank yang sama atau bank yang berbeda.
b. Kliring, merupakan penagihan surat berharga, seperti cek yang berasal dari
dalam kota.
c. Inkaso, merupakan penagihan surat berharga, seperti cek yang berasal dari luar
d. Safe Deposit Box, merupakan layanan jasa penyewaan kotak tempat menyimpan
e. Kartu Kredit, merupakan layanan yang memudahkan nasabah untuk tidak perlu
f. Bank Notes, merupakan jasa penukaran valuta asing. Dalam jual beli bank notes,
g. Bank garansi, merupakan jaminan bank yang diberikan kepada nasabah dalam
i. Letter of Credit (L/C), suatu kredit yang diberikan yang digunakan untuk
Kartu kredit atau kartu yang digunakan sebagai alat pembayaran diatur dalam
Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu. Menurut Pasal 1 ayat (4),
pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk
acquirer atau penerbit. Kartu kredit merupakan salah satu alat pembayaran dengan
Berdasarkan buku yang ditulis oleh seorang ahli bernama Djoko Prakoso
(1995), pengertian kartu kredit adalah suatu jenis alat pembayaran pengganti uang
tunai dimana kita sewaktu-waktu dapat menerima kartu kredit dari bank atau
Taswan (2013) menyatakan bahwa, kartu kredit (credit card) adalah kartu
yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang dan jasa.
Pelunasan atas penggunaan kartu kredit dapat dilakukan sekaligus atau secara
Fungsi pokok dari kartu kredit adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
uang. Pada awalnya, konsep kredit muncul karena adanya kebutuhan dari pihak
yang kelebihan uang dengan yang kekurangan uang demi pencapaian kebutuhan.
Pihak yang mendapatkan kartu kredit harus dapat menunjukkan prestasi yang lebih
perhitungan yang wajar dari modal yang dijadikan objek kredit dan secara spiritual
Produk kredit yang ditawarkan oleh bank bermacam-macam antara lain kartu
kredit, Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Usaha Rakyat (KUR), maupun
kredit uang tanpa jaminan atau Kredit Tanpa Agunan (KTA). Setiap kredit yang
Keuangan atau SLIK yang dahulu lebih dikenal dengan nama BI Checking. Dimana
sejak tanggal 1 Januari 2018 pengelolaan riwayat kredit debitur yang semula
dilakukan oleh Bank Indonesia, saat ini dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK).
Riwayat kredit debitur akan diukur berdasarkan histori aktivitas kredit yang
diajukan berdasarkan dari skala 1-5 atau yang biasa disebut dengan Kolektibilitas
1. Kredit Lancar atau Kol 1, kredit yang memuaskan dimana debitur mampu
menyelesaikan semua kewajiban seperti angsuran, pokok utang dan bunga tanpa
terjadinya penunggakan.
2. Kredit Dalam Perhatian Khusus (DPK) atau Kol 2, terdapat tunggakan selama
3. Kredit Tidak Lancar atau Kol 3, terdapat tunggakan selama kurun waktu 3-4
4. Kredit Diragukan atau Kol 4, kredit tidak lancer yang telah jatuh tempo tetapi
dan telah diusahakan untuk diaktifkan kembali tetapi tetap tidak membuahkan
hasil.
Salah satu penentu lolos tidaknya pinjaman tunai yang akan diajukan adalah
dari kelima skala diatas. Jika riwayat kredit debitur berada di Kol.1, maka
pengajuan bisa disetujui ataupun ditolak. Skala Kol.3 ke atas pengajuan biasanya
akan ditolak. Untuk itu, penting bagi debitur mengetahui riwayat kredit karena akan
persamaan terhadap topik yang akan diangkat penulis yaitu tentang kartu kredit.
Kartu kredit merupakan suatu alat pembayaran non tunai yang dapat
nasabah. Dalam pembuatan kartu kredit nasabah harus melengkapi form pengajuan
kartu kredit beserta dokumen pendukung lainnya. Setelah data nasabah sudah
pengajuan kartu kredit ke kantor pusat. Dokumen pengajuan kartu kredit yang
berada di kantor pusat diolah kemudian ditemukan beberapa masalah yang timbul.
Masalah yang paling banyak ditemukan yaitu terjadi kegagalan phone verification
dalam pengajuan kartu kredit, karena proses ini menentukan kartu kredit akan
verifikasi atau survei melalui telepon untuk memastikan kebenaran data dan
menanyakan kepada nasabah mengenai waktu yang tepat untuk dapat dilakukan
kesibukan. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman kepada nasabah mengenai
prosedur penerbitan kartu kredit dimana terdapat phone verification atau verifikasi
melalui telepon untuk memastikan kebenaran data dan kelayakan kriteria yang
disetujui oleh perbankan. Sehingga kartu kredit yang diajukan dapat diterbitkan.
Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
lebih meneliti ke subtansi makna dari fenomena tersebut. Analisis dan ketajaman
penelitian kualitatif sangat terpengaruh pada kekuatan kata dan kalimat yang
digunakan. Fokus dari penelitian kualitatif adalah pada prosesnya dan pemaknaan
hasilnya (Basri, 2014). Data yang diperoleh penulis berasal dari wawancara dengan
narasumber. Sumber data yang didapatkan penulis tidak hanya berasal dari
wawancara saja, melainkan juga berasal dari buku, artikel dan dokumentasi
pendukung yang penulis kumpulkan. Penelitian ini penulis menggunakan dua data
yaitu:
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lokasi
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, seperti dokumen-
dokumen pendukung dan hasil penelitian terdahulu yang dijadikan pembanding
oleh penulis. Data sekunder bisa didapatkan melalui berbagai macam sumber
sekunder dari penelitian ini diperoleh dari pengumpulan data yang diambil dari
Teknik wawancara merupakan suatu teknik yang dimana terjadi interaksi dan
mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab sehingga memperoleh data yang
lebih rinci (H. M. Rahardjo, 2011). Jenis wawancara dalam penelitian ini yaitu
pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis atau pada saat melakukan
wawancara ini, peneliti melibatkan karyawan bank X yang menangani produk kartu
kredit.
penting, bisa berasal dari perorangan, organisasi maupun lembaga (Hamidin, 2004).
Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar, data, gambar, arsip, buku, dan lain-lain
penulis berusaha mencari data yang berkaitan dengan hal-hal yang akan diteliti.
Menurut Miles dan Huberman (2005), teknik analisis data dalam penelitian
kualitatif yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi:
memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan membuang yang tidak
diperlukan. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan
direduksi dalam penelitian ini yaitu data-data yang berkaitan dengan penerbitan
kartu kredit.
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, tabel dan
sebagainya. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi menjadi lebih tersusun
dalam pola yang saling berhubungan dan semakin mudah dipahami. Pada tahap ini
penulis berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang
dapat disimpulkan dan memilliki makna tertentu. Dalam penelitian ini penyajian
data dilakukan dengan menyajikan data secara sederhana ke dalam bentuk tabel.
Dengan data yang terkumpul dapat menjadi dasar untuk menarik suatu kesimpulan
secara tepat.
3.3.1.3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
teknik analisis data kualitatif. Berdasarkan pengumpulan data dan tahapan yang
kesimpulan awal tersebut masih bersifat sementara karena akan berubah bila
Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data.
Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti
yang kuat atau dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat penulis
memperjelas data dengan fakta-fakta yang aktual di lapangan. Dalam penelitian ini
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data itu untuk keperluan pengecekan dan pembandingan data itu (Lexy J. Moleong,
2009). Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data dan metode.
melalui berbagai metode dan sumber perolehan data (M. Rahardjo, 2010).
observasi terlibat, dokumen tertulis, dokumen sejarah, arsip, catatan dan gambar
atau foto. Masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda.
yang handal.
membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda (M. Rahardjo,
dan gambaran utuh mengenai informasi tertentu, penulis bisa menggunakan metode
wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Selain itu, penulis juga bisa
mendekati kebenaran.