Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Eko Sahdo Immanuel Yohan Clinton Sidabutar

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043893051

Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI4205/Bank & Lembaga Keuangan Non Bank

Kode/Nama UPBJJ : 12/UPBJJ‑UT Medan

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
EKSI4205-2

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.1 (2022.2)

Fakultas : FE/Fakultas Ekonomi


Kode/Nama MK : EKSI4205/Bank & Lembaga Keuangan Non Bank
Tugas :1

No. Soal
1 Pihak surplus dana menyimpan uangnya dalam bentuk sekuritas sekunder pada lembaga keuagan bank
dan lembaga keuangan non bank. Sekuritas yang umum digunakan pihak surlus adalah giro, tabungan,
deposito berjangka, sertifikat deposito, polis asuransi, program pensiun, reksa dana, dengan imbal balik
bunga.
Sementara pada pihak defisit menyimpan uangnya dalam bentuk sekuritas primer melaui pasar uang
dan pasar modal. Bentuk yang lazim pada pihak defisit berupa obligasi, saham commecial paper,
promissory notes, repurchase agreement, banker’s acceptance, treasury bills, bill of exchange, dengan
pemberian imbal balik berupa deviden dan bunga

Diminta:
a. Dari penjelasan diata buatlah bagan arus yang menjelaskan fungsi dan peran bank seperti pada
pernyataan diatas
b. Apa keuntungan yang didapat dari pihak defisit

2 Salah satu perkembangan teknologi berdampak pada sektor keuangan, dampak tersebut adalah
munculnya Financial Technology (FinTech) dalam lembaga perbankan. Istilah yang digunakan untuk
menyebut suatu inovasi di bidang jasa finansial, di mana istilah tersebut berasal dari kata “financial” dan
“technology”(FinTech) yang mengacu pada inovasi finansial dengan melalui teknologi modern.
Potensi ekonomi digital sangat besar dan penting untuk dikembangkan. Kecepatan laju inovasi
mengakibatkan berbagai perubahan dalam segala aspek kehidupan dalam hal ini bidang keuangan
termasuk sistem pembayaran dimana perubahan tersebut semakin singkat yang berdampak pada
semakin sempit response time otoritas untuk membuat kebijakan. FinTech secara global
menggambarkan secara pesat bahwa FinTech berkembang di berbagai sektor, mulai dari startup
pembayaran, peminjaman (lending), perencanaan keuangan (personal finance), investasi ritel,
pembiayaan (crowdfunding), remitansi, riset keuangan.
Konsep FinTech tersebut mengadaptasi perkembangan teknologi yang dipadukan dengan bidang
finansial pada lembaga perbankan, sehingga diharapkan dapat memfasilitasi proses transaksi keuangan
yang lebih praktis, modern, meliputi layanan keuangan berbasis yaitu payment channel system, digital
banking, online digital insurance, Peer to Peer (P2P) Lending, serta crowd funding.
Penerapan teknologi finansial untuk meningkatkan efisiensi kegiatan operasional dan mutu pelayanan
bank kepada nasabahnya, sebab pemanfaatan teknologi finansial tersebut sejalan dengan semakin
berkembangnya kebutuhan masyarakat akan layanan keuangan berbasis online dan penggunaan media
internet untuk akses data digital

Diminta:
Dari Gambaran singkat perkembangan Fintech, lakukan Analisis SWOT Financial Technology

3 Perbankan syari’ah dan konvensional di Indonesia memiliki jasa dan produk keuangan yang hampir
mirip, produk yang umum pada bank syari’ah dan bank konvensional tabungan, deposito, Kredit
Pemilikan Rumah (KPR), kartu kredit, Giro. Jasa yang diberikan Bank tersebut secara prinsip ada
perbedaan dari perjanjian, hasil dan proses pelaksanaanya.

1 dari 2
EKSI4205-2

Diminta:
Lakukan analisis pembiayaan yang dilakukan oleh bank syari’ah dan bank konvensional pada jenis
pembiaayaan
a. Deposito
b. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
c. Kartu Kredit

4 Bank Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam tatanan perekonomian di Indonesia.
Bank Indonesia menjadi jantung perekonomian Negara, kinerja Bank Indonesia tergangu akan
mengakibatkan guncangan krisis pada roda perekonomian. Dalam kondisi krisis salah satu tugas bank
inonesia adalah menjaga stabilitas nilai rupiah terhadap mata uang asing.

Diminta:
Lakukan analisis kebijakan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai Rupiah terhadap mata uang
asing pada saat resesi, dengan kebijakan apa dan bagaimana kebijakan tersebut dilakukan bank
Indonesia

5 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Tujuan Bank Indonesia
untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, Tujuan Bank Indonesia perlu di topang dengan
tiga pilar utama yaitu kebijakan moneter dengan prinsip kehati-hatian, sistem pembayaran yang cepat
dan tepat serta sistem perbankan dan keuangan yang sehat.

Diminta:
a. Bagaimana Implementasinya implemntasi tiga pilar utama Bank Indonsia
b. Masih adakah Celah Bank Indonesia mempunyai Fungsi Pengawasan setalah ada Otoritas Jasa
Keuanga

2 dari 2
Jawaban :

Soal 1.
A. Bagan Arus

B. Keuntungan bagi defisit yaitu mendapat pembagian dividen dan bunga dari bank

Soal 2.

A. Analisis Kekuatan (Strenghts Analysis)


1. Sektor Perbankan dan FinTech selalu terikat dengan syarat dan kepatuhan yang dituangkan pada peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesa sebagai pihak regulator. Sebagai bentuk dalam mendukung pelayanan jasa
keuangan yang inovatif, cepat, murah, mudah, dan luas serta untuk meningkatkan inklusi keuangan, investasi,
pembiayaan serta layanan jasa keuangan lainnya. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan Peraturan OJK
Nomor 13/POJK.02/2018 tentang Inovasi Keuangan Digital di Sektor Jasa Keuangan sebagai ketentuan yang
memayungi pengawasan dan pengaturan Industry Finansial Technology (FinTech). Otoritas Jasa Keuangan
sebelumnya telah mengeluarkan peraturan mengenai FinTech Peer to Peer Lending melalui POJK 77/POJK.01/2016
Tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi.
2. Dasar Hukum penyelenggaraan FinTech dalam system pembayaran di Indonesia dituangkan dalam Peraturan
Bank Indonesia Nomor. 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran, Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor. 18/22/DKSP tentang Penyelenggaraan Layanan Keuangan Digital, Peraturan Bank
Indonesia No. 18/17/PBI/2016 tentang Uang Elektronik, Peraturan Bank Indonesia Nomor. 19/12/PBI/2017 tentang
Penyelenggaraan Teknologi Finansial.
3. Mampu melayani masyarakat yang belum dapat dilayani oleh industri keuangan tradisional dikarenakan
ketatnya peraturan perbankan dan adanya keterbatasan industri perbankan tradisional dalam melayani
masyarakat di daerah tertentu.
4. Menjadi alternatif pendanaan selain jasa industri keuangan tradisional dimana masyarakat memerlukan
alternatif pembiayaan yang lebih demokratis dan transparan.

5. Memfasilitasi penyedia dana (lender) dengan pihak yang membutuhkan dana (borrower) melalui pasar digital
yang dibutuhkan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang kesulitan mendapat dana perbankan
untuk meningkatkan inklusi keuangan.
6. Kemudahan, kecepatan layanan, dan biaya yang lebih murah serta kenyamanan bagi konsumen dalam
memanfaatkan akses data layanan jasa keuangan dalam ukuran besar dan kemudahan untuk melakukan transaksi
kapan saja dan di mana saja.
B. Analisis Kelemahan (Weakness Analysis)

1. Tingkat pengetahuan masyarakat akan teknologi finansial yang relatif rendah sehingga tidak dapat maksimal
dalam mengakses layanan keuangan perbankan.

2. Risiko keamanan data (cyber risks), privasi, dan kepemilikan data serta tata kelola (governance) data yang
disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
3. Infrastruktur teknologi informasi yang belum merata di seluruh wilayah Indonesia menyebabkan terjadinya
ketimpangan akses layanan perbankan.
4. Jaringan koneksi internet masih kurang mendukung baik dari segi kecepatan akses, sistem aplikasi maupun server
yang stabil dalam mengirim transaksi data keuangan.
5. Penyediaan layanan FinTech merupakan pihak yang tidak memiliki lisensi untuk memindahkan dana dan kurang
mapan dalam menjalankan usahanya dengan modal yang besar, jika dibandingkan dengan bank.
6. Ada Sebagian perusahaan Fintech belum memiliki kantor fisik, dan kurangnya pengalaman dalam menjalankan
prosedur terkait sistem keamanan dan integritas produknya.
C. Analisis Peluang (Opportunity Analysis)
1. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) menetapkan regulasi dan pengawasan terhadap transaksi
finansial perbankan, sehingga meminimalisasi tindak kriminalitas perbankan dan kekuatiran masyarakat untuk
menggunakan layanan teknologi finansial yang diselenggarakan oleh Lembaga perbankan.
2. Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan jumlah penduduk diperkirakan
mencapai 265 juta jiwa pada 2018 dan mayoritas berusia di bawah 35 tahun dengan pertumbuhan smartphone
dan pengguna internet menjadi peluang bagi tumbuhnya Financial Technology (FinTech) nasional
3. Hadirnya FinTech akan mendorong perbankan untuk melakukan digitalisasi dan otomatisasi agar dapat
mempermudah pelayanan yang lebih praktis.
4. Kesadaran masyarakat mulai tumbuh dalam menyimpan dan meminjam kebutuhan finansial melalui jasa
perbankan.
D. Analisis Ancaman (Threats Analysis)
1. Semakin berkembangnya (Financial Technology) FinTech mengakibatkan adanya ancaman Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) di Industri Perbankan.
2. Adanya potensi kehilangan maupun penurunan kemampuan finansial, baik yang diakibatkan oleh
penyalahgunaan, penipuan, maupun force majeur dari kegiatan FinTech.
3. Tren globalisasi dan keterbukaan dalam melakukan transaksi lintas negara memungkinkan penyedia jasa layanan
teknologi finansial semakin beragam dan menimbulkan kompetisi dalam menarik minat masyarakat untuk
menggunakan jasa layanan perbankan.
4. Situasi politik yang kurang kondusif dan kecenderungan terjadinya inflasi yang relatif tinggi di Indonesia,
menyebabkan lembaga perbankan harus lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat.

Soal 3.
A. Deposito
Deposito syariah adalah produk keuangan beupa simpanan berjangka yang dikelola berdasarkan prinsip syariah.
Deposito syariah ditujukan bagi nasabah perorangan dan perusahaan. Perbedaan antara deposito konvensional
dengan deposito syariah terletak pada cara pengelolaannya yaitu menggunakan akad mudharabah. Manfaat akad
mudharabah yang bisa didapat nasabah sebagai pemilik modal, di antaranya: Saat keuntungan dari usaha
meningkat, secara gak langsung nisbah yang didapat nasabah juga ikut naik. Pengelolaan dana pada deposito
syariah, yaitu dana nasabah dikelola sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan pengelolaan dana pada deposito
konvensional, yaitu bank bebas mengelola dana untuk keuntungan sebesar-besarnya menurut hukum.
B. KPR

KPR syariah adalah produk perbankan syariah untuk pembiayaan kepemilikan rumah. KPR syariah tidak
menggunakan skema bunga dalam aplikasinya, sehingga berbeda dengan KPR konvensional yang memiliki sistem
bunga dengan sifat fluktuatif dan tidak bisa diprediksi.

C. Kartu kredit
Kartu Kredit Syariah memang tidak mengenakan bunga kepada pengguna. Namun berdasarkan fatwa di atas,
dikenai beberapa biaya atau fee, yaitu: Iuran keanggotaan (membership fee) Merchant fee. Sedangkan kartu kredit
bank konvensional menerapkan bunga.

Soal 4.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas sistem keuangan yaitu dengan
melaksanakan kebijakan moneter seperti melakukan operasi pasar terbuka, cadangan kas, kebijakan diskonto dan
juga himbauan moral kepada masyarakat. BI juga mengeluarkan kebijakan intervensi ganda baik di pasar valuta asing
(valas) maupun pemberian SBN dari pasar sekunder. BI juga sudah menyediakan swap valas dengan tingkat harga
yang murah.

Soal 5.
A. Implementasi tiga pilar utama BI: Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran, serta. Menjaga stabilitas sistem keuangan.
B. Tidak ada celah karena Sejak tanggal 31 Desember 2013 fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan telah
dialihkan dari Bank Indonesia kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sesuai ketentuan pada Pasal 55 ayat (2) Undang-
Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai