TUGAS 1
Metode Pembiayaan Langsung Metode pembiayaan langsung atau direct financing method adalah
suatu cara pemberian kredit dimana unit surplus atau ultimate leaders bertemulangsung dengan
Proses pertukaran dana sangat tergantung pada investasi dari pihak ketiga, yaitu broker, dealer,
Unit surplus menyimpan uangnya dalam bentuk sekuritas sekunder (seperti:giro, tabungan,
deposito berjangka, sertifikat deposito, polis asuransi, program pensiun, reksa dana). Sementara
itu unit defisit menyimpan uangnya dalam bentuk sekuritas primer (seperti : obligasi, saham
commecial paper, promissory notes, repurchase agreement, banker’s acceptance, treasury bills,
bill of exchange)
2. Financial technology berupa layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi
merupakan inovasi keuangan yang dapat mendorong tumbuhnya alternatif pembiayaan bagi
masyarakat.
➢ Keuntungan financial technology bagi investor menyederhanakan rantai transaksi, menekan biaya
operasional dan biaya modal, membekukan alur informasi, membantu pelaksanaan invenstasi
➢ Keuntungan Financial Technology bagi pemimjam adalah mendapat layanan yang lebih baik,
➢ financial technology meliputi kurangnya koneksi internet yang memadai dalam menunjang
aktivitas fintech dan pengetahuan masyarakat akan teknologi finansial yang relatif rendah
➢ risiko gagal bayar. Bagi Fintech yang menjalankan bisnis sebagai pembiayaan atau kredit,
risiko gagal bayar adalah hal yang cukup mengkhawatirkan. Para inventor sendiri sejak awal
harus siap bahwa risiko untuk menanggung risiko gagal bayar kredit adalah tanggung jawab
mereka
kehadiran Fintech juga memiliki risiko terhadap kasus pencucian dana dan aksi pendanaan
terorisme. Hal ini disebabkan oleh lebih mudah dan cepatnya dalam melakukan transaksi
keuangan
➢ Bank Indonesia menjamin keamanan dan ketertiban lalu lintas pembayaran dengan menjadi
fasilitator ( dalam hal penyediaan lahan untuk lalu lintas pembayaran), Analis bisnis yang
intelligent (melalui kerjasama dengan otoritas dan agen-agen internasional, Bank Indonesia
menjadi analisi bagi para pelaku usaha terkait Fintech untuk memberikan menciptakan
sistem pembayaran yang aman dan tertib), Asesmen (melakukan monitoring dan penilaian
terhadap setiap kegiatan usaha yang melibatkan Fintech dan system pembayarannya
terkait untuk tetap mendukung keberadaan Fintech system pembayaran di Indonesia dan
Bank Indonesia juga berkomitmen untuk mendukung para pelaku usaha di Indonesia dengan
➢ Dalam hal menjaga ketertiban lalu lintas pembayaran terkait Fintech Bank Indonesia
melakukan beberapa hal : (1) dalam hal penyediaan pasar bagi pelaku usaha Bank Indonesia
data dan informasi konsumen lewat jaringan keamanan siber, (2) Dalam hala tabungan,
pinjaman dan penyertaan modal, Bank Indonesia mewajibkan setiap pelaku usaha untuk
pembayaran sebagai pendukung operasi dan keamanan siber untuk menjada data dan
informasi konsumen, (3) dalam hal inventasi dan manajemen risiko, Bank Indonesia juga
pendalaman mengenai pasar ekuangan, system pembayaran sebagai pendukung operasi dan
keamanan siber untuk menjada data dan informasi konsumen, (4) Dalam hal pembayaran,
penyelesaian/settlement dan kliring, Bank Indonesia memastikan perlindunga terhadap
konsumena, khususnya mengenai jaminan kerahasiaan data dan informasi konsumen lewat
3. Persamaan dan perbedaan dari kredit bank konvensional dengan produk pembiayaan dana
bank syari’ah :
➢ Persamaan dari kredit bank konvensional dengan produk pembiayaan dana bank syari’ah adalah
sama – sama memberikan pelayanan terhadap masyarakat yaitu mengumpulkan dana dari
jaminan pada bank syariah dan konvensional kewajiban adanya jaminan pada pemberian kredit
atau pembiayaan, jika terjadi kemacetan pembayaran maka akan dilakukan beberapa tahapan,
dan apabila tahapan itu tidak berhasil maka jaminan akan dijual untuk melunasi hutang nasabah,
jika harga jual melebihi hutang maka uang nasabah akan dikembalikan dan jika tidak terjadi
➢ Perbedaan dari kredit bank konvensional dengan produk pembiayaan dana bank syari’ah adalah
a) pada bank syariah pemberian biaya melihat dana yang disalurkan kepada masyarakat,
serta hubungan bank dan nasabah berbentuk kemitraan, kedudukan jaminan pada bank
syariah jaminan masih sepenuhnya milik nasabah, sedangkan pada bank konvensional
pemberian kredit dilihat dari jaminan, dan hubungan antara nasabah dan bank berbentuk
kreditur dan debitur, kedudukan jaminan pada bank konvensional untuk sementara
b) Pada bank konvensional, keuntungan yang didapatkan pihak bank adalah berupa bunga
bank, melalui bunga kredit yang dibayarkan oleh debitur ataupun nasabah, sedangkan
pada bank syari’ah keuntungan yang diperoleh bank adalah berupa bagi hasil, yang telah
4. Strategi kebijakan moneter BI agar dapat lebih memfokuskan pada sasaran akhir
➢ Penargetan nilai tukar. Terdapat tiga alternatif dalam penargetan nilai tukar sebagai strategi
pelaksanaan kebijakan moneter. Pertama, dengan menetapkan nilai mata uang domestik
terhadap harga komoditas tertentu yang diakui secara internasional, seperti emas (standar
emas). Kedua, dengan menetapkan nilai mata uang domestik terhadap mata uang negara-
negara besar yang mempunyai laju inflasi yang rendah. Ketiga, dengan menyesuaikan nilai
mata uang domestik terhadap mata uang negara tertentu, ketika perubahan nilai mata uang
diperkenankan sejalan dengan perbedaan laju inflasi di antara kedua negara (crawling peg).
Kelebihan dari penargetan nilai tukar antara lain adalah sebagai berikut. Pertama,
penargetan nilai tukar dapat meredam laju inflasi yang berasal dari perubahan harga barang-
barang impor. Kedua, penargetan nilai tukar dapat mengarahkan inflation expectation
‘ekspektasi masyarakat terhadap inflasi’. Ketiga, penargetan nilai tukar merupakan strategi
kebijakan moneter. Keempat, penargetan nilai tukar bersifat cukup sederhana dan jelas
penerapan strategi ini juga mempunyai kelemahan sebagai berikut. Pertama, penargetan
nilai tukar dalam kondisi ketika perekonomian suatu negara sangat terbuka dan mobilitas
dana luar negeri sangat tinggi, kebijakan moneter tidak dapat dilakukan secara independen.
Kedua, penargetan nilai tukar dapat menyebabkan setiap gejolak struktural yang terjadi di
negara tertentu akan ditransmisikan atau berdampak secara langsung pada stabilitas
perekonomian domestik. Ketiga, penargetan nilai tukar rentan terhadap tindakan spekulasi
➢ Penargetan besaran moneter. Pada banyak negara, penargetan nilai tukar bukan menjadi
pilihan utama dari strategi kebijakan moneternya karena tidak ada suatu negara yang mata
uangnya secara meyakinkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam penetapan strategi
kebijakan oleh negara lain. Untuk itu, beberapa negara lebih memilih penargetan besaran
moneter, yaitu dengan menetapkan pertumbuhan jumlah uang beredar sebagai sasaran
antara, misalnya, uang beredar dalam arti sempit (M1) dan dalam arti luas (M2), serta kredit.
Kelebihan utama dari penargetan besaran moneter dibandingkan dengan penargetan nilai
tukar adalah dimungkinkannya kebijakan moneter yang independen sehingga bank sentral
dapat memfokuskan pencapaian tujuan yang ditetapkan seperti laju inflasi yang rendah dan
kebijakan moneter yang ditempuh oleh bank sentral. Sinyal tersebut diharapkan dapat
mengarahkan ekspektasi masyarakat terhadap laju inflasi yang akan terjadi serta megurangi
tekanan inflasi. Strategi ini sangat bergantung pada kestabilan hubungan antara besaran
moneter dengan sasaran akhir kebijakan (perkembangan harga dan output). Dengan
antara lain yang menjadi alasan mengapa bank sentral tidak menerapkan strategi ini dengan
➢ Penargetan inflasi. Dengan melemahnya hubungan antara besaran moneter dan sasaran
akhir dari kebijakan moneter, banyak negara mulai mengadopsi penargetan inflasi dalam
kepada publik mengenai target inflasi jangka menengah dan komitmen bank sentral untuk
mencapai stabilitas harga sebagai tujuan jangka panjang dari kebijakan moneter. Dengan
mentargetkan inflasi sebagai jangkar nominal, bank sentral dapat menjadi lebih kredibel dan
lebih fokus di dalam mencapai kestabilan harga sebagai tujuan akhir. Walaupun penargetan
dilakukan pada inflasi, strategi ini tidak mengabaikan pencapaian tujuan kebijakan moneter
lainnya seperti perkembangan output dan kesempatan kerja. Dalam hal ini, bank sentral
kesempatan kerja (pada tingkat tertentu) dalam jangka pendek. Selain itu, dalam rangka
secara bertahap sasaran inflasi jangka menengah menuju ke arah sasaran laju inflasi jangka
➢ Strategi kebijakan moneter tanpa “jangkar” yang tegas Dalam rangka mencapai kinerja
perekonomian yang memuaskan (termasuk inflasi yang rendah dan stabil), strategi
kebijakan moneter dapat dilakukan tanpa menerapkan penargetan secara tegas, tetapi tetap
memberikan perhatian dan komitmen untuk mencapai tujuan akhir kebijakan moneter.
Sebagai salah satu contoh kasus adalah bank sentral Amerika Serikat yang tidak
Amerika Serikat strategi ini telah berhasil, tetapi strategi ini dianggap kurang
kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral. Hal ini dapat memicu ketidakpastian di pasar
mengenai prospek perkembangan harga dan output. Ketidaktegasan strategi tersebut juga
dapat menurunkan akuntabilitas bank sentral di mata masyarakat dan parlemen karena tidak
terlebih dahulu.
5. Sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai hubungan dengan pemerintah. Hubungan Bank
Indonesia dengan pemerintah diatur dengan jelas dalam Undang-Undang Republik Indonesia
tentang Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No.6
Tahun 2009, yaitu (1) Sebagai counterpart pemerintah dalam menetapkan sasaran inflasi,
penerbitan surat hutang pemerintah dan penetapan asumsi-asumsi makro ekonomi dengan
penyusunan APBN, (2) Sebagai pemegang kas pemerintah, (3) Dapat mewakili pemerintah dalam
hubungan dengan pihak creditor luar negeri, (4) Memberikan masukan kepada pemerintah (pusat
dan daerah) dalam rangka memajukan perekonomian dan pembangunan (nasional dan daerah)
Peran Bank Indonesia adalah Stabilitas moneter yaitu melalui kebijakan mempertahakan nilai
tukar dan Stabilitas keuangan yaitu Bank Indonesia sebagai bank central membentuk sistem
keuangan untuk berfungsi secara efisien dalam mengalokasikan sumber daya perekonomian