Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN LKPD KELOMPOK 1

PERTANYAAN: menganalisis apa apa yang dimaksud dengan bank konvensional serta
analisis produk bank konvensional serta apa alasan yang mengharuskan masyarakat untuk
menabung di bank konvensional!

JAWAB: Bank konvensional mempunyai makna/arti yang sama seperti bank pada umumnya
yaitu Lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan
menyalurkannya ke masyarakat yang kekurangan dana. Dan memiliki kantor/gedung fisik yang
bisa dikunjungi.

Produk-Produk Bank Konvensional beberapa diantaranya adalah:


1. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan kapan pun, entah itu
menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kwitansi, ataupun ATM.
2. Giro merupakan produk simpanan, di mana nasabah dapat berupa badan usaha yang
memiliki transaksi keuangan yang tinggi dan dalam jumlah yang besar.
3. Deposito adalah simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan pada jangka waktu
tertentu dan syarat-syarat tertentu.

Alasan Kenapa Masyarakat Harus Menabung di Bank Konvensional:


1. Opsi menabung yang Aman
2. Menyediakan layanan yang sangat berguna dan bermanfaat bagi Masyarkat
3. Layanan ATM yang ramah untuk mendapatkan cash secara fisik
4. Penjaminan/Garansi bank yang dapat mengembalikan uang jika tercelaka/tercuri
5. Bank Konvensional melayani secara nasional hingga besar. Jadi merupakan bank yang
kuat.
6. Mudah dan ramah mendapati layanan.
JAWABAN LKPD KELOMPOK 2

PERTANYAAN: menganalisis apa apa yang dimaksud dengan bank digital serta analisis
produk bank digital serta apa alasan yang mengharuskan masyarakat untuk menabung di bank
digital!

JAWABAN:

Bank digital adalah layanan atau kegiatan perbank dengan menggunakan saranan elektronik
atau digital milik bank, dan melalui media digital milik calon nasabah dan nasabah bank, yang
di lakukan secara mandiri.

CONTOH PRODUK BANK DIGITAL


• Mobile Banking
• Phone Banking
• SMS Banking
• Internet Banking

ALASAN KENAPA MASYARAKAT DAPAT MENABUNG DI BANK DIGITAL


Layanan bank digital membuat nasabah sangat dimudahkan. Tak perlu buang waktu dan
tenaga, bahkan keluar biaya banyak untuk mengurusi sejumlah layanan perbankan tadi. Semua
bisa dilakukan hanya dari aplikasi bank digital yang dipasang di smartphone kita, tinggal
pencet keypad saja.
JAWABAN LKPD KELOMPOK 3

PERTANYAAN: Kelompok 3 ditugaskan untuk menganalisis kasus saat pandemi covid 19


pada tahun 2020-2021 saat itu, pandemi bisa saja memicu terjadinya krisis perbankan termasuk
di Indonesia. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

JAWABAN:
Pandemi COVID-19 memiliki potensi untuk memicu krisis perbankan, termasuk di Indonesia,
karena dampak yang luas dan mendalam pada ekonomi dan sektor keuangan. Beberapa faktor
yang dapat menyebabkan krisis perbankan selama pandemi adalah sebagai berikut:

1. Penurunan Ekonomi: Pandemi COVID-19 telah menyebabkan penurunan ekonomi secara


global, termasuk di Indonesia. Pembatasan perjalanan, penutupan bisnis, dan ketidakpastian
yang tinggi telah menghambat aktivitas ekonomi dan menyebabkan penurunan pendapatan
bagi individu dan bisnis. Hal ini berpotensi menyebabkan penurunan kemampuan nasabah
untuk membayar pinjaman mereka kepada bank, meningkatkan risiko kredit macet.

2. Kredit Bermasalah: Pandemi telah menyebabkan gangguan yang signifikan dalam berbagai
sektor industri, seperti pariwisata, perhotelan, transportasi, dan lainnya. Bisnis di sektor-sektor
ini mengalami penurunan pendapatan yang tajam atau bahkan kehilangan pendapatan
sepenuhnya. Ini meningkatkan risiko kredit bermasalah bagi bank, terutama jika sejumlah besar
pinjaman tidak dapat dilunasi secara tepat waktu.

3. Likuiditas yang Terbatas: Selama krisis, banyak bisnis mengalami kesulitan likuiditas, yang
berarti mereka mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek
mereka. Jika banyak bisnis tidak dapat memenuhi kewajiban mereka, likuiditas bank dapat
terpengaruh karena mereka harus menghadapi penarikan besar-besaran oleh nasabah atau
menghadapi risiko likuiditas yang tinggi.

4. Rendahnya Pertumbuhan Ekonomi: Ketika ekonomi mengalami perlambatan atau kontraksi,


bank konvensional mungkin menghadapi kesulitan dalam memperoleh pendapatan baru. Hal
ini dapat menghambat pertumbuhan bank, mempengaruhi profitabilitas mereka, dan
menyebabkan kerentanan pada stabilitas keuangan secara keseluruhan.

Pemerintah dan otoritas perbankan di negara seperti Indonesia menyadari potensi krisis
perbankan selama pandemi COVID-19. Untuk mencegahnya, mereka telah mengambil
langkah-langkah seperti memberikan stimulus ekonomi, program restrukturisasi pinjaman,
injeksi modal, peningkatan likuiditas, dan pengawasan ketat untuk memastikan stabilitas sektor
perbankan dan melindungi kepentingan nasabah serta sistem keuangan secara keseluruhan.
JAWABAN LKPD KELOMPOK 4

PERTANYAAN: seorang nasabah Bank konvensional di Indonesia kehilangan uang sebesar


33 Juta Rupiah karena menjadi korban penipuan dengan modus sosial engineering. Bagaimana
peran Bank Konvensional tersebut untuk mengatasi kasus ini?

JAWABAN:
Dalam kasus seorang nasabah yang kehilangan uang karena menjadi korban penipuan dengan
modus sosial engineering, peran Bank Konvensional adalah sebagai berikut:

1. Investigasi dan Kolaborasi: Setelah nasabah melaporkan kasus penipuan, bank akan
melakukan investigasi internal untuk mengumpulkan informasi dan bukti terkait kasus
tersebut. Mereka juga dapat bekerja sama dengan otoritas penegak hukum seperti kepolisian
atau lembaga pengawas keuangan untuk mengidentifikasi pelaku dan mencoba mengambil
tindakan hukum terhadap mereka.

2. Bantuan dan Dukungan: Bank konvensional biasanya memberikan bantuan dan dukungan
kepada nasabah yang menjadi korban penipuan. Mereka dapat membantu nasabah dalam
proses pelaporan, memblokir atau menghentikan transaksi yang mencurigakan, dan
memberikan informasi tentang langkah-langkah yang harus diambil untuk melindungi diri dan
keuangan mereka.

3. Pemulihan Dana: Jika memungkinkan, bank akan berupaya untuk membantu nasabah dalam
memulihkan dana yang hilang akibat penipuan. Ini bisa melibatkan proses seperti peninjauan
kembali transaksi, memulihkan dana dari pihak ketiga yang terlibat, atau menawarkan
kompensasi sesuai dengan kebijakan dan perjanjian yang berlaku.

4. Edukasi dan Pencegahan: Selain menangani kasus secara individual, bank juga memiliki
peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan edukasi nasabah tentang risiko penipuan dan
langkah-langkah pencegahannya. Mereka dapat menyediakan materi edukatif, sesi pelatihan,
atau tips keamanan kepada nasabah agar mereka lebih waspada terhadap modus penipuan yang
umum dan memahami praktik keamanan yang disarankan.

Penting bagi nasabah yang menjadi korban penipuan untuk segera melaporkan kasus tersebut
ke bank konvensional mereka dan otoritas penegak hukum yang berwenang. Semakin cepat
kasus dilaporkan, semakin besar kemungkinan penanganan yang efektif dan pemulihan dana
yang hilang.

Anda mungkin juga menyukai