PENDAHULUAN
perbankan saat ini tumbuh semakin pesat. Dalam perkembangan peran bank
bank dapat diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari
dapat meningkatkan kearah taraf hidup orang banyak. Kelancaran dari uang
maka harus diperlukannya kondisi sektor perbankan yang sehat dan kuat.
Hukum perbankan adalah suatu aturan atau peraturan hukum yang
perbankan. Hal ini juga mencakup tata cara penyelesaian sengketa dalam
hubungan antara bank dengan nasabah maupun antar bank itu sendiri.1
yang tidak hanya mencakup upaya penyehatan bank secara individual tetapi
nasional menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, bank itu sendiri
Tidak dapat disangkal lagi bahwa pembangunan memerlukan dana yang tidak
1
Annisan Medina Sari, apa itu hukum perbankan, https://fahum .umsu.ac.id/apa-itu-hukum-
perbankan, diakses pada tanggal 13 Juni 2023 pukul 14;43 WIB
sedikit dan berkesinambungan. Dalam hal ini pengerahan dana masyarakat
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
pemberian bunga.4
segera diselesaikan, skor kredit akan menumpuk dan berdampak pada riwayat
kredit yang buruk. Hal ini tentu akan memiliki serentetan efek negatif lainnya
seperti sulit mendapat bantuan finansial di masa depan. Kredit macet adalah
hal yang ingin dihindari mayoritas orang. Berikut beberapa penyebab ketidak
Membeli barang atau jasa guna menaikkan status atau gaya hidup
dengan batas nilai pembiayaan yang terlalu tinggi sebab apabila situasi
kredit macet adalah hal yang bisa terjadi kepada siapa saja sebab kurang
faktor eksternal. Maka dari itu, mengelola keuangan dengan baik adalah
dimilikinya.
dari bank itu sendiri tetapi dana yang berasal dari masyarakat sehingga
dapat kembali tepat pada waktunya sesuai perjanjian kredit yang meliputi
pinjaman pokok dan bunga. Apabila kredit yang telah disalurkan bank
bank tepat pada waktunya sesuai perjanjian kredit maka kualitas kredit
digolongkan menjadi Non Performing Loan (NPL).5 Maka dari itu bank
semester I/2017, rasio NPL BRI masing-masing adalah 2,41 persen dan
adalah 2,24 persen, 2018 sebesar 2,28 persen, dan 2019 sebesar 2,80
persen.
B. Tujuan Penulisan
perbankan.
C. Identifikasi Masalah
perbankan?
D. Manfaat penelitian
Manfaat yang dapat kita ambil dalam penelitian ini adalah kita bisa
kita lalui untuk mengajukan sebuah kredit dan juga tahu tentang prinsip yang
hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang
satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain, berkewajiban
adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih megikatkan
dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Dari perumusan pasal tersebut
Pasal 1338 ayat (1) menentukan bahwa “semua perjanjian yang dibuat
itikad baik”.
pelaksanaan perjanjian harus berjalan diatas rel yang benar, yaitu harus
orang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saking
atau ditulis.7
keluarga.
c. Tanpa menyebut tujuan, sehingga tidak jelas untuk apa para pihak
dengan mana dua orang atau lebih yang mengikatkan diri untuk
9
Neni Sri Imaniyati, Pengantar Perbankan Indonesia, Bandung, PT Refika Aditama, 2016
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
Jika dilihat dari prosebtase dana yang dikelola oleh bank, dana titipian
sekitar 60-70% disbanding modal dari bank itu sendiri yang berkisar 30-
40%. Melihat besarnya dana yang dikelola oleh bank, betapa bank sangat
semestinya.13
bank pasar, lumbung desa, dan sebagainya. Lembaga seperti ini tumbuh
12
Yoyo Sudaryo, Investasi Bank dan Lembaga Keuangan, CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta,
2017, halm 37
13
Neni Sri Imaniyati, Pengantar Hukum Perbankan Indonesia, Bandung, PT Refika Aditama,
2016, hal 17-18
perbankan yang ada membawa korsekuensi terhadap lembaga-lembaga
perkreditan tersebut.14.
atau dieksekusi jika suatu kredit benar benar dalam keadaan macet.
4. Prinsip 5-P yaitu prinsip party atau para pihak. Purpose, yaitu
diperhatikan.
5. Prinsip 3-R returns yaitu hasil yang akan diperoleh oleh debitur.
F. Metode Penelitian
2. Sumber Data
wawancara.
a. Data Primer
b. Data Sekunder
dipertanggung jawabkan.
penelaahan hukum yang ada, serta data-data yang diperoleh dari sumber
internet.17
15
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, PT.Asdi Mahasatya, 2001, hlm 95
16
Ronny H.S, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta, Ghalia, 1990, , hlm 57
17
Johnny Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Malang, Bayu Media
Publishing, 2006, hlm 323
pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang
Indonesia
Keuangan;
akan diteliti;
2. Dokumen-dokumen yang erat kaitannya dengan permasalahan
pembahasan masalah.
4. Analisis Data
kualitatif.
5. Tahapan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti akan menekankan
6. Lokasi Penelitian
A. Perjanjian
1. Pengertian Perjanjian
1) Sudikno Mertokusumo
2) M. Yahya Harahap
18
Ahmadi Miru, Hukum Perikatan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2008, hal 63
19
Sudikno Mertokusumo, Mengenai hukum (suatu pengantar), Liberty, Yogyakarta, 1995, hlm. 97
20
M. Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perikatan, PT Alumni, Bandung, 1982, Hal 03
3) R. Subekti
4) Wirjono Prodjodikoro
benda kekayaan antara dua pihak, dimana satu pihak berjanji atau
2. Macam-macam perjanjian
salah satu pihak saja, akan tetapi berakibat kepada dua pihak, yaitu
KUHPerdata.
21
R. Subekti, Aneka Perjanjian, PT. Alumni, Bandung, 1984, hlm. 1
22
Qirom Syamsudin Meliala, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian, Liberty, Yogyakarta, 1985, hlm. 7
keuntungan kepada pihak yang lain, tanpa menerima suatu manfaat
muka.23
undang-undang.
kepada pihak lain. Hal ini dianut oleh sistem dalam KUHPerdata.
24
I Ketut Setiawan, Hukum Perikatan, Sinar Grafika, Jakarta, 2018, hal 52
kebendaan. Perjanjian kebendaan kebendaan yaitu suatu perjanjian
f. Perjanjian Formal
g. Perjanjian Liberatoir
h. Perjanjian Pembuktian
25
I Ketut Setiawan, Hukum Perikatan, Sinar Grafika, Jakarta, 2018, hal 54
bermanfaat dalam proses perkara, dan disebut juga sebagai
dalam bidang hukum acara sehingga tuntutan ganti rugi atas dasar
seperti ini.
i. Perjanjian Untung-untungan
j. Perjanjian Campuran
dua atau lebih perjanjian Bernama. Jenis perjanjian ini tidak diatur
26
I Ketut Setiawan, Hukum Perikatan, Sinar Grafika, Jakarta, 2018, hal 55
27
I Ketut Setiawan, Hukum Perikatan, Sinar Grafika, Jakarta, 2018, hal 49-56
Perjanjian terdiri atas dua bagian, yaitu bagian inti (wejwnlijk oordeel)
perjanjian.
suatu perikatan; suatu hal tertentu; dan suatu sebab yang halal”.
1. Kesepakatan
kehendaknya.
hari, misalnya kalua seseorang naik kereta api, maka secara diam-
Irama, ternyata yang dating penyanyi lain yang hanya mirip Roma
Irama. Kekhilafan mengenai orangnya dinamakan error in pesona
apabila tipu muslihat yang dipakai oleh salah satu pihak, adalah
sedemikian rupa hingga terang dan nyata bahwa pihak yang lain
tidak telah membuat perikatan itu jika tidak dilakukan tipu muslihat
keterangan yang palsu atau tidak benar disertai tipu muslihat untuk
lawannya.
2. Kecakapan
28
I Ketut Oka Setiawan, Hukum Perikatan, Sinar Grafika, Jakarta, 2018, hal 61
Orang-orang atau pihak pihak dalam membuat suatu
adalah mereka yang belum mencapai umur genap dua puluh satu
putus (cerai) sebelum umur mereka genap dua puluh satu tahun
anak yang belum dewasa itu adalah anak yang berusia belum
perkawinan.
sakit otak atau mata gelap harus ditaruh di bawah pengampunan, pun
keborosannya”.
atau kuratornya. 29
3. Hal Tertentu
KUHPerdata menyatakan:
bahwa jumlah barang tidak tentu, asal saja jumlah itu terkemudian
suatu ladang dalam tahun yang akan datang adalah sah karena telah
29
I Ketut Setiawan, Hukum Perikatan, Sinar Grafika, Jakarta, 2018, hal 64
Objek tertentu itu dapat berupa benda, yang sekarang ada
dan nanti aka nada, kecuali warisan. Hal ini diterangkan oleh Pasal
itu…”.30
menjadi perhatian.
bahwa :
lagi diberi arti mutlak, tetapi diberi arti relatif dan dikaitkan
b) Asas Konsesualisme
32
I Ketut Setiawan, Hukum Perikatan, Sinar Grafika, Jakarta, 2018, hal 46
Asas ini menentukan perjanjian dan dikenal baik dalam system
c) Asas Kepribadian
Asas ini diatur dalam Pasal 1315 jo. Pasal 1340 KUHPerdata.
membuatnya……”.
perjanjia.
d) Asas Keseimbangan
33
I Ketut Oka Setiawan, Hukum Perikatan, Sinar Grafika, Jakarta, 2018, hal 47
janji itu dengan iktikad baik. Dengan demikian, terlihat hak
keduanya seimbang.
pihak.
f) Asal Moral
kepatuhan (moral).34
g) Asas Kepatutan
(Badrulzaman, 2001:89).35
6. Pengertian Kredit
pemberian prestasi (jasa) dari pihak yang satu kepada pihak yang
35
I Ketut Oka Setiawan, Hukum Perikatan, Sinar Grafika, Jakarta, 2018, hal 49
36
Undang-Undang No 10 Tahun 1998
Pengertian lain dikemukakan oleh Brymont P. Kent
7. Unsur-unsur Kredit
perkreditan.38
8. Fungsi Kredit
38
Drs. Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung.
2012, hal 422
Kredit pada awal perkembangannya mengarahkan fungsinya
perhitungan yang wajar dari modal yang dijadikan objek kredit dan
jasa.
hukum.
bank), yakni bank yang kelebihan dana (over cash ratio) dan
proyek.
hari.
pendek.
40
Drs. Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung. 2012,
hal 430
daerah, kredit atau pinjaman daerah hanya diperkenankan untuk
kekurangan kas. 41
41
Drs. Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung. 2012,
hal 431
perjanjian ini biasanya diikuti dengan perjanjian “jaminan
penanggungan” (perorangan).42
bank sesuai dengan kredit yang diajukan dan pihak bank juga
sifatnya konsumtif.
kemudian dijual kembali. Kredit ini ada dua macam, yaitu kredit
42
https://www.neliti.com/id/publications/149154/tanggung-jawab-penanggung-dalam-perjanjian-
kredit.
1) Pihak pemberi atau kreditur pihak adalah bank atau lembaga
baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah
a. Pengertian Perbankan
masalah keuangan.44
a. Peraturan Pokok
44
Dr.Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2017,
hal 24
1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
Tahun 1998.
Penjamin Simpanan.
Perbankan Syariah.
Jasa Keuangan.
b. Peraturan pendukung
menegah.
Uang.
c. Peraturan Pemerintah
Bank.
d. Peraturan Presiden
c. Jenis-Jenis Bank
1. Bank Umum
2. Bank Pembangunan
3. Bank Pasar
4. Bank Desa
5. Lumbung Desa
6. Bank Pegawai
a. Bank Umum
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)46
46
Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta, Rajagrafindo Persada, 2008, hal 20
47
http://repository.untag-sby.ac.id
“Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya,
prinsip kehati-hatian”.48
48
https://www.dhp-lawfirm.com/prinsip-kehati-hatian-dalam-pemberian-kredit-oleh-perbankan
BAB III
PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BRI CABANG
TASIKMALAYA
akta No. 133 tanggal 31 Juli 1992 Notaris Muhani Salim, S.H. dan telah
No. 7216 tanggal 26 Oktober 1999 dan akta No. 7 tanggal 3 Oktober
2003 Notaris Imas Fatimah, S.H., antara lain tentang status perusahaan
2008 tanggal 6 Agustus 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara
2009.
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
dan yang terakhir kali diubah dalam Akta Nomor 4 Tanggal 06 Oktober
disetor.
menghasilkan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk
Terkait
tentang Bank
Rakyat
Indonesia
tentang Bank
Rakyat
Indonesia
Persero tentang
Penyesuaian
Bentuk Hukum
Bank Rakyat
Indonesia
menjadi
Perusahaan
Perseroan
Perseroan Perusahaan
Terbatas Perseroan
(Persero) PT
Bank Rakyat
Indonesia
(Persero
Perusahaan &
Penyesuaian
dengan
Undang-
undang Pasar
Modal
Financial Inclusion.
2. MISI
excellence.
efektif maka aka nada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban dan
dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak
yang kuat untuk mencapai visi perusahaan. BRI One Culture terdiri dari
yang ditetapkannya
pembayaran;
maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar
melakukan penilaian, yang umum dan harus dilakukan oleh bank untuk
diketahui bahwa besar kecilnya suatu risiko pinjaman yang diberikan oleh
bank sangat tergantung dari kualitas hasil penyidikan dan analisis yang
dilakukannya.
1) Character (karakter)
Karakter merupakan sifat yang menunjukkan kemungkinan
2) Capabilty (Kapasitas)
yang diterima tepat pada waktunya sesuai dengan syarat yang telah
ditentukan. Hal ini dapat diteliti melalui perkembangan usaha masa lalu
kredit yang sudah diterima tepat pada waktunya sesuai dengan syarat
3) Capital (Modal)
Capital/modal merupakan modal atau net worth (kekayaan
bersih) yang dimiliki oleh calon debitur. Hal ini dapat dinilai dari posisi
peminjam/debitur.
4) Collateral (jaminan)
dan disediakan untuk menjadi jaminan kredit. Dalam hal ini, dapat
dilihat dari aktiva yang dijadikan barang jaminan atas kredit tersebut
mungkin timbul.
1. Personality
2. Party
3. Purpose
lain-lainnya.
4. Prosfect
tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal
ini penting, mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa
mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga
nasabah.
5. Payment
mana saja dana untuk mengembalikan kredit yang telah diambil atau
salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya.
6. Profitability
diukur dari periode, apakah akan tetap sama atau akan semakin
7. Protection
tahapan kredit kita kenal dengan nama Prosedur Pemberian Kredit. Tujuan
layak atau tidaknya suatu kredit, maka setiap tahap selalu dilakukan
penilaian yang cermat dan akurat. Jika dalam pelaksanaan penilaian
dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, dan dapat juga ditinjau dari
konsumtif.
berikut.
a. Nama pengurus berikut latar belakang pendidikan, jenis bidang
bentuk surat.
bank haruslah jelas dan akurat dengan tujuan agar sengketa, palsu dan
Apabila menurut pihak bank belum lengkap atau belum cukup, maka
debitur ke bank benar dan asli, maka pihak bank menganalisis dan
yang ada.
3. Wawancara 1
sebenarnya.
4. On the spot
berbagai objek yang akan dijadikan oleh calon debitur sebagai usaha
5. Wawancara II
data yang diperoleh dari hasil on the spot, catatan yang ada pada
kebenaran data yang diberikan oleh cslon debitur dengan hasil yang
6. Keputusan Kredit
disetujui.
8. Realisasi Kredit
9. Penyaluran/Penarikan Dana
Pencairan atau penarikan uang dari rekening sebagai realisasi
Petunjuk Pengisian
tanda check list (√) (STS) = sangat tidak setuju, (TS) = tidak setuju, (RR) =
No Pertanyaan STS TS RR S SS
penilaian kelayakan
pemberian pembiayaan.
evaluasi kelayakan
pemberian kredit.
Pernyataan terhadap capacity
No Pertanyaan STS TS RR S SS
kredit.
2. Kesanggupan pembayaran ✓
angsuran calon debitur
3. Kemampuan dalam ✓
menyelesaikan pinjaman
kredit.
No Pertanyaan STS TS RR S SS
kredit.
2. Calon debitur dengan banyak ✓
bidang usaha sebagai sumber
permohonan kredit
permohonan kredit.
No Pertanyaan STS SS TS S SS
fisik.
No Pertanyaan STS SS RR S SS
kredit.
2. Perkembangan ekonomi ✓
calon debitur sebagai evaluasi
kredit.
kredit.
BAB IV
PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN TERHADAP
PENGELUARAN KREDIT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKAN
Perbankan :
solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib
Maksud dari pasal yang disebutkan diatas adalah bank harus menjaga tingkat
Pihak perbankan yang mengeluarkan kredit kepada calon debitur dan yang
1. Tingkat risiko (risk), maksudnya adalah tingkat resiko yang akan dihadapi
penilaian kredit yang telah ditetapkan serta menjaga kualitas kredit yang
situasi yang akan dihadapi di masa yang akan datang sangat besar
risiko yang mungkin dihadapi atas kualitas kredit antara lain sebagai
berikut:
kreditnya. Oleh sebab itu, pemisahan fungsi dalam organisasi kredit perlu
1) Analisis kredit
2) Pemasaran kredit
3) Taksasi jaminan
4) Audit kredit
sempurna, yang tujuannya agar memilik risiko yang rendah dan tidak
1. Lancar (pas)
2. Dalam perhatian khusus (special mention)
3. Kurang lancer (substandard)
4. Diragukan (doubtful)
5. Macet (loss)
Cara untuk mengetahui tingkat Kesehatan suatu bank, maka ditetapkan ketentuan
No Kriteria Bobot %
2. Aktiva Produktif
3. Rentabilitas
4. Likuiditas
b. Pertumbuhan 5,0
5. Efisiensi
Total 100,0
Faktor penyebab terjadinya kredit macet ada 2 faktor yaitu faktor internal dan
kurang baik dari pemilik, pengurus atau pegawai bank, lemahnya sistem
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran