Anda di halaman 1dari 21

1

RANCANGAN PENELITIAN PENULISAN SKRIPSI

A. JUDUL: PENYELESAIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR

BERMASALAH PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT

MUSTAQIM SUKAMAKMUR (SUATU PENELITIAN DI KOTA

BANDA ACEH)

B. PELAKSANA PENELITIAN

a. Nama : Syahrul Markfirah

b. Nomor Induk Mahasiswa : 1803101010257

c. Angkatan : 2018

d. Program Studi : Ilmu Hukum

e. Sudah Lulus/Belum Mata Kuliah Wajib : Sudah

f. SKS yang Dicapai : 136 SKS

g. Alamat : Perumahan Batuphat Kota

Lhokseumawe
2

C. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Permasalahan

Sektor keuangan terutama industri perbankan merupakan lembaga

keuangan yang terpenting dalam perekonomian dalam suatu negara. Fungsi

utama perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dan pada

masyarakat.1 Untuk menunjang kegiatan ekonomi, perbankan melakukan

kegiatan usaha berupa menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan,

menerbitkan surat pengakuan utang serta memberikan kredit.

Pengertian bank menurut pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

tentang Perbankan (selanjutnya disingkat dengan UU Perbankan) yang

menyatakan bahwa “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan tarif hidup rakyat banyak”.

Di Indonesia terdapat dua jenis bank, yaitu Bank Umum dan Bank

Perkreditan Rakyat atau yang disingkat BPR. Bank Umum adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan

prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan

1
Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2003, hlm. 60.
3

Prinsip Syariah yang. dalam kegiatannya tidak memberi jasa dalam lalu lintas

pembayaran.2 Kegiatan BPR antara lain menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan seperti tabungan, deposito berjangka, atau dalam

bentuk lainnya dan memberikan kredit. 3

Fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para

pengusaha mikro, kecil dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari

masyarakat. Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat Fungsi utama BPR

sebagai perantara antara masyarakat kelebihan dana dengan masyarakat

kekurangan dana, maka usaha pokok yang dilaksanakan bank adalah kegiatan

pada sektor perkreditan, atau penyaluran dana. Umumnya, fasilitas kredit yang

disediakan oleh bank guna memenuhi kebutuhan masyarakat digolongkan

menjadi tiga berdasarkan tujuan kegunaannya, yaitu: Kredit Modal Kerja,

Kredit Investasi, dan Kredit Konsumtif. 4Kredit konsumtif salah satu jenis

kredit yang paling banyak diambil oleh masyarakat untuk berbagai kebutuhan

barang-barang konsumtif seperti salah satunya untuk membeli kendaraan

bermotor. BPR merupakan salah satu lembaga keuangan yang paling diminati

dalam hal pemberian kredit, dalam hal pemberian kredit ini diatur dalam UU

Perbankan No. 10 Tahun. 1998 Pasal 1 ayat (4).5

22
Hermansyah, “Hukum Perbankan Nasional Indonesia”, Jakarta: Kencana, 2008,
hlm.21
3
Puji Lestari, “Analisis Kolektibilitas Kredit pada Bank Perkreditan Rakyat –Badan
Kredit Kecamatan (BPR-BKK) di Kabupaten Banyumas”, Jurnal Ilmiah Akuntasi, Vol.6 , No.1,
hlm.4,(2007).
4
Zainal Asikin, “Pengantar Hukum Perbankan di Indonesia”, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2015, hlm. 7.
5
Oktorio Hery Kusworo, “Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia Atas Kendaraan
Bermotor di PT. BPR Artha Mutiara Kab. Semarang”, Diponegoro Law Riview, Vol. 1, No.4,
hlm. 2, (2012).
4

Dalam pemberian kredit, Menurut Pasal 8 UU Perbankan, BPR sebagai

kreditor wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atau

itikad baik dan kemampuan serta kesanggupan nasabah dalam melunasi

hutangnya. Setelah itu bank berkewajiban memberikan kredit sesuai dengan

jumlah yang telah disetujui dan atas prestasinya bank berhak memperoleh

pelunasan kredit dan bunga dari debitor. Debitor juga memiliki hak untuk

memperoleh pinjaman kredit dengan kewajiban untuk mengembalikan kredit

sesuai dengan isi perjanjian.

Dalam kenyataannya tidak semua nasabah debitor dapat melaksanakan

kewajibannya sebagaimana yang telah diperjanjikan dan akhirnya

menimbulkan kredit bermasalah yang menyebabkan risiko usaha bagi bank.

Kredit bermasalah atau nonperforming loan merupakan suatu fenomena sosial

bagi dunia perbankan. Kredit bermasalah mngandung risiko kegagalan dalam

atau kemacetan dalam pelunasannya. Hal ini dapat disebabkan dari bermacam

faktor, misalnya, ada kesengajaan dari pihak-pihak yang terlibat dalam proses

kredit, kesalahan prosedur pemberian kredit, atau disebabkan oleh faktor-faktor

lain seperti faktor ekonomi. Oleh karena itu BPR menggunakan prinsip 3T,

yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Sasaran, karena proses kreditnya yang

relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti akan kebutuhan

Nasabah. 6

Perusahaan Dagang (selanjutnya disingkat PD) Bank Perkreditan Rakyat

Mustaqim Sukamakmur, merupakan salah satu bank yang modalnya 100

6
Dedi Mulyadi “Analisis Manajemen Kredit Dalam Upaya Meminimalkan Kredit
Bermasalah”, Jurnal Manajemen dan Bisnis Kreatif, Vol 1, No 2, hlm.2, (2016).
5

persen milik pemerintah Aceh.7 Perusahaan ini memiliki dasar hukum yaitu

Pasal 5 Ayat (1) Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Aceh Nomor 4

Tahun 1994 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh

menyatakan bahwa Perusahaan Daerah didirikan dengan maksud dan tujuan

untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, turut berperan serta dalam

pengembangan perekonomian daerah, memperluas pemerataan pembangunan

dan hasilnya. Pengaturan penyertaan modal pemerintah Aceh tertuang juga

dalam Qanun Aceh Nomor 16 Tahun 2013 tentang Penyertaan Modal

Pemerintah Aceh Pada Badan Usaha Milik Aceh, Penyertaan Modal

Pemerintah Aceh adalah pengalihan kepemilikan kekayaan Aceh yang semula

merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan

untuk diperhitungkan sebagai modal Aceh pada Badan Usaha Milik Daerah

dengan prinsip saling menguntungkan. 8

Saat ini PD BPR Mustaqim Sukamakmur memiliki 14 kantor cabang yang

tersebar diseluruh Aceh. BPR Mustaqim memberikan pelayanan kepada usaha

mikro, kecil, dan menengah terutama bagi pelaku usaha yang membutuhkan

dana sebagai modal kerja. Salah satu bentuk dari fasilitas yang diberikan BPR

Mustaqim Sukamakmur adalah adanya peminjaman kredit dengan jenis: Kredit

Konsumtif, Kredit Pertanian, Kredit Investasi, dan Kredit Program Pasar

Rakyat.9

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap PD. BPR Mustaqim

7
https://www.acehprov.go.id/news/read/2019/02/05/6148/plt-gubernur-aceh-bpr-
mustaqim-harus-besarkan-usaha-mikro.html.[Diakses 20 /01/2020]
8
Qanun Aceh Nomor 16 Tahun 2013 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Aceh
9
https://www.bprmustaqim.co.id/v2/tentang-kami/sejarah [Diakses 20/12/2019]
6

cabang pusat Batoh diperoleh data mengenai jumlah kredit kendaraan bermotor

yang merupakan bagian dari jenis kredit konsumtif pada PD. BPR Mustaqim

Sukamakmur dari tahun 2018-2109 yaitu:

Tabel 1. Jumlah Debitor Kendaraan Bermotor Tahun 2018-2019

Kredit Kredit Kredit Kredit Jumlah


Tahun Dalam Kurang Diragukan Macet Seluruh
Perhatian Lancar Debitor
Khusus
2018 4 3 3 - 100
2019 5 4 2 1 85
Jumlah 9 7 5 1 185

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah nasabah debitor peminjam kredit

kendaraan bermotor PD. BPR Mustaqim Sukamamur dari tahun 2018 berjumlah 85

nasabah dengan jumlah nasabah debitor kredit bermasalah sebanyak 10 nasabah.

Tahun 2019 sebanyak 100 nasabah dan 12 nasabah debitor mengalami kredit

bermasalah.10

Dari data ini dapat diketahui bahwa peminjam kredit kendaraan bermotor

meningkat dari tahun ke tahun juga diikuti dengan meningkatnya jumlah nasabah

kredit kendaraan bermotor yang mengalami peningkatan kredit bermasalah sebanyak

2%.

Berdasarkan uraian di atas, perlu diketahui apa penyebab kredit kendaraan motor

tersebut bermasalah dan bagaimana solusinya untuk menekan angka jumlah kredit

yang bermasalah, sehingga pihak bank tidak mengalami kerugian dan nasabah pun

tidak mengalami kesulitan dalam proses pelunasan. Maka dari itu penulis melakukan

penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul: “PENYELESAIAN KREDIT

KENDARAAN BERMOTOR BERMASALAH PADA BANK PERKREDITAN


10
Hasil wawancara terhadap kassie Kredit BPR Mustaqim Sukamakmur kantor pusat
Banda Aceh
7

RAKYAT MUSTAQIM SUKAMAKMUR (SUATU PENELITIAN DI KOTA

BANDA ACEH)”

2. Identifikasi Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di identifikasikan

permasalahan sebagai berikut:

1) Apa penyebab terjadinya kredit bermasalah dalam pengembalian Kredit

Konsumtif Kendaraan bermotor pada BPR Mustaqim Sukamakmur Batoh

Banda Aceh?

2) Hambatan apa saja yang terdapat dalam penyelesaian kredit bermasalah

pada BPR Mustaqim Sukamakmur Batoh Banda Aceh?

3) Bagaimana upaya penyelesaian kredit bermasalah terhadap Kredit

Kendaraan Bermotor pada BPR Mustaqim Sukamakmur Batoh Banda

Aceh?

3. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel tersebut, secara

operasional, secara praktik, secara nyata dalam lingkup objek penelitian/objek

yang diteliti. Variabel yang diungkap dalam penelitian adalah:

1. Bank Perkreditan Rakyat adalah Bank Perkreditan Rakyat yang

selanjutnya disebut BPR yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam

lalu lintas pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

mengenai perbankan. 11
11
Pasal 1, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 20/POJK.03/2014 tentang Bank
8

2. Kredit adalah Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

pemberian bunga.12

3. Kredit Konsumtif adalah kredit jangka pendek atau panjang yang

diberikan kepada kreditor untuk membiayai barang-barang kebutuhan atau

konsumsi dalam skala kebutuhan rumah tangga yang pelunasan dari

penghasilan perbulan nasabah debitor yang bersangkutan. 13

4. Kredit Bermasalah adalah merupakan kredit yang pembayaran angsuran

pokok dan/atau bunganya telah lewat 90 hari atau telah jatuh tempo.

5. Nasabah Debitor adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau

pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah atau yan dipersamakan dengan

itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.14

6. Kendaraan Bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh

peralatan teknik yang ada pada kendaraan itu dan biasanya dipergunakan

untuk pengangkutan orang atau barang di jalan selain dari pada kendaraan

yang berjalan di atas rel .15

Perkreditan Rakyat
12
Pasal 1, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun Tentang Perbankan
13
Hermansyah,” Hukum Perbankan Nasional Indonesia”, Jakarta: Kencana Pranada
Media Group,2005,hal.61.
14
Pasal 1 ayat (18) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
15
Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Dan Angkutan Jalan
9

4. Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian yaitu: “Penyelesaian Kredit bermotor

bermasalah di BPR Mustaqim Sukamakmur (suatu penelitian di Kota Banda

Aceh)”, maka ruang lingkup dalam penelitian ini berada dalam bidang Hukum

Perdata khususnya dibidang hukum perbankan difokuskan pada pelaksanaan

perjanjian kredit. Pembahasan dari penelitian ini dibatasi yaitu dari tahun 2018

sampai 2019 yang dilakukan di Kantor Pusat Operasional PD. BPR Mustaqim

Sukamakmur Banda Aceh.

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui dan menjelaskan penyebab terjadinya kredit

bermasalah dalam pengembalian Kredit Konsumsi Kendaraan bermotor

pada BPR Mustaqim Sukamakmur kantor pusat Banda Aceh

b. Untuk mengetahui dan menjelaskan hambatan yang terdapat dalam

penyelesaian kredit bermasalah pada BPR Mustaqim Sukamakmur

kantor pusat Banda Aceh.

c. Untuk mengetahui dan memberikan upaya penyelesaian kredit

bermasalah serta solusi apa yang ditawarkan pihak bank terhadap

permasalahan Kredit Kendaraan Bermotor pada BPR Mustaqim

Sukamakmur kantor pusat Banda Aceh.

5. Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Kegunaan Teoritis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian ilmu


10

pengetahuan hukum, khususnya di dalam bidang Hukum Perbankan yang

di fokuskan pada penyelesaian masalah terhadap pemberian kredit

kendaraan bermotor terhadap nasabah yang dilakukan oleh pihak bank

2) Kegunaan Praktis

a. Bagi Perusahaan Perbankan, diharapkan hasil penelitian ini dapat

menjadi masukan positif dalam keberlangsungan kegiatan Perbankan

di Indonesia terhadap penerapan penyelesaian kredit kendaraan

bermotor bermasalah terhadap pemberian kredit terhadap nasabah.

b. Bagi masyarakat, diharaphkan hasil dari penelitian ini nantinya dapat

dijadikan acuan dalam penyelesaian kredit kendaraan bermotor

bermasalah oleh nasabah agar tidak terjadi permasalahan perbankan di

kemudian hari

6. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan yang dilakukan,

ditemukan beberapa penelitian terkait dengan penelitian ini yang juga meneliti

tentang kredit di suatu bank. Beberapa penelitian yang dimaksud sebagai

berikut:

a. Skripsi atas nama Darul Quthni dengan judul Penyelesaian Kredit Bermasalah

dalam Pelaksanaan Perjanjian Kredt Modal Kerja (Suatu Penelitian Pada PT.

Bank Aceh Cabang Pembantu Perdagangan Kota Banda Aceh tahun 2011,

Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala. Persamaan dalam penelitian ini

adalah sama-sama meneliti tentang penyelesaian kredit bermasalah.

Perbedaanya adalah skripsi tersebut meneliti mengenai jenis kredit modal kerja
11

yang dilakukan di PT. Bank Aceh.

b. Skripsi atas nama Risky Ramayani dengan judul Penerapan Prinsip

Kehati-hatian Dalam Pemberian Kredit Konsumtif (Suatu Penelitian Pada

Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pembantu Simpang Surabaya

Banda Aeh) tahun 2014, Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala.

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang mekanisme

pemberian kredit pada jenis kredit konsumsi. Perbedaannya adalah

skripsi tersebut lebih meneliti mengenai prinsip kehati-hatian dan lokasi

penelitiannya di Bank BRI.

c. Skripsi atas nama Muhammad Ihsan dengan judul Pelaksanaan Prinsip

Mengenal Nasabah Dalam Pemberian Kredit Usaha Mikro (KUM) pada

PT. Bank Mandiri Persero TBK. Cabang Daud Bereuh Banda Aceh tahun

2015, Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala. Persamaan penelitian ini

adalah sama-sama meneliti tentang prinsip mengenal nasabah dalam

pemberian kredit pada Bank. Perbedaannya adalah penelitian tersebut

dilakukan pada pemberian kredit untuk Usaha Mikro dan lokasi

penelitiannya di Bank Mandiri.

D. KERANGKA PEMIKIRAN

1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang


12

menghimpun dana dari masyarakat hanya dalam bentuk deposito berjangka,

tabungan, dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, serta

menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat berupa pinjaman kredit.16

Usaha BPR meliputi usaha untuk menghimpun dan menyalurkan kembali dana

tersebut dengan harapan memperoleh keuntungan, keuntungan BPR didapat

dari spread effect dan pendapatan bunga, usaha-usaha yang dapat dilakukan

BPR antara lain, menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa deposito

berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang disamakan dengan itu,

memberikan kredit, menyediakan pembiayaan kepada nasabah dengan prinsip

bagi hasil, menyimpan dananya pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito

berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.

2. Pengertian Kredit, Unsur-Unsur Kredit, Dan Fungsi Kredit

Kredit berasal dari bahasa romawi “credere” yang berarti percaya.

Sedangkan menurut Pasal 1 angka 11 No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menyebutkan:

“Kredit adalah penyediaan uang/tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan/kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Kredit yang diberikan oleh

suatu lembaga kredit didasarkan atas kepercayaan, sehingga dengan pemberian

kredit merupakan pemberian kepercayaan.17 Lembaga kredit baru akan


16
Shinta Oktavia Zalpi dan Romi Susanto, “Analisis Pemberian Kredit Pada PT. Bank
Perkreditan Rakyat Samudra Painan”, Akademi Keuangan dan Perbankan Pembangunan
Padang, Vol.3 No1, (2018).
17
Anton Suyatno, Kepastian Hukum Dalam Penyelesaian Kredit Macet, Jakarta: Fajar
Intrapratama Mandiri, 2016, hlm. 33.
13

memberikan kredit jika sudah yakin bahwa si penerima kredit akan sanggup

untuk memenuhi kewajibannya di kemudian hari sesuai dengan syarat dan

jangka waktu yang telah ditetapkan. Maka dari itu unsur-unsur kredit yang

perlu dipenuhi adalah:

1. Kepercayaan (Trust)

2. Waktu (Time)

3. Degree of Risk

4. Prestasi, atau objek kredit. 18

Menurut Sinungan, fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian,

perdagangan, dan keuangan. Fungsi-fungsi itu dalam garis besarnya adalah

sebagai berikut:

1. Kredit dapat meningkatkan daya guna uang.

2. Kredit dapat meningkatkan daya guna barang.

3. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

4. Kredit adalah salah satu alat stabilisasi ekonomi.

5. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.

6. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.

Kredit adalah juga sebagai alat hubungan ekonomi.19

18
Thomas Suyatno,dkk, Dasar-Dasar Perkreditan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
2007, hlm. 14.
19
Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti,
2012.hlm .424
14

E. METODE PENELITIAN

Penulisan skripsi ini merupakan penelitian yuridis empiris dan pendekatan

masalah berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

studi kepustakaan, serta untuk melakukan penelitian ini juga dilakukan

penelitian lapangan untuk mendapatkan bahan dan data yang sesuai dengan

permasalahan penelitian yang bersangkutan. 20

1. Lokasi Penelitan

Lokasi penelitian ini adalah di wilayah kota Banda Aceh dalam hal ini

pada PD. BPR Mustaqim Sukamakmur Kantor Pusat.

2. Populasi

Populasi penelitian ini meliputi para pihak yang terlibat dalam perjanjian

kredit pada BPR Mustaqim Sukamakmur Kantor Pusat Banda Aceh, yaitu

Pimpinan, Cassie kredit, Staf bagian kredit, dan nasabah debitor.

3. Metode Penentuan Sampel

Sampel adalah contoh dari suatu populasi atau sub populasi yang cukup

besar jumlahnya dan sampel harus dapat mewakili populasi atau sub populasi.

Pengambilan/penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Non

Random Sampling, yaitu suatu cara dengan menentukan sampel di mana

peneliti telah menentukan / menunjuk sendiri sampel dalam penelitiannya. 21

Dari keseluruhan populasi dipilih beberapa orang untuk dijadikan sampel

penelitian yang terdiri dari:

20
Sulaiman Tripa, “Diskursus Metodelogi Dalam Penelitian Hukum” Banda Aceh:
Bandar Publishing, 2019, hlm. 70
21
Mukti Fajar dan Yulianto Ahmad, Dualisme Penelitian Normatif & Empiris, Jakarta:
Pustaka Pelajar, 2015, hlm. 172
15

a. Responden

1). Kepala Pimpinan Kantor Operasional Pusat BPR Mustaqim Sukamakmur

Banda Aceh

2). Staf Bagian Account Officer Kredit BPR Mustaqim Sukamakmur kantor pusat

sebanyak 3 orang.

3). Nasabah debitor dalam kategori kredit kurang lancar 1 orang, kredit diragukan

2 orang, dan kredit macet 1 orang

b. Informan

1). Staf Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan Aceh

sebanyak 1 orang.

4. Metode Pengumpulan Data

 Penelitian lapangan (field research) untuk memperoleh data primer

yaitu dengan cara melakukan penelitian lapangan dan langsung terlibat

dengan masyarakat setempat22 dengan cara mewawancarai responden

yang telah ditentukan.

 Penelitian kepustakaan (library research) adalah riset pustaka yang

memanfaatkan sumber kepustakaan untuk memperoleh data, 23 yang

dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku teks, teori-teori, peraturan

perundang-undangan, artikel-artikel, tulisan-tulisan ilmiah yang ada

hubungannya dengan masalah yang diteliti.

5. Alat Instrumen yang digunakan

22
JR. Raco, “Metode Penelitian Kualitatif”, Jakarta: Grasinix, 2016, hlm.9
23
Mestika Zed, “Metode Penelitian Kepustakaan”, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2008, hlm. 1.
16

Adapun alat instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan cara mencari bahan pustaka, melakukan pengamatan, wawancara

yang telah dilakukan beberapa kali secara langsung agar mendapatkan

informasi terkait dalam penyelesaian kredit kendaraan bermotor bermasalah

pada BPR Mustaqim Sukamakmur.

6. Cara menganalisis data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan maupun

lapangan di lokasi penelitian yaitu pada BPR Mustaqim Sukamakmur kantor

pusat Banda Aceh dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Data primer dan

sekunder yang berhasil dikumpulkan kemudian diolah secara sistematis.

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan analisis yang mampu

menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Dengan demikian,

penelitian ini tidak hanya menarik sebuah simpulan saja, tetapi dapat juga

memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi.


17

F. JADWAL PENELITIAN

Untuk melaksanakan penelitian ini, penulis memperkirakan waktu yang

diperlukan dengan rincian sebagai berikut :

Pengurusan Surat Izin : 5 hari


Pengumpulan Data : 5 hari
Pengolahan data : 5 hari
Analisa Data : 5 hari
Penulisan Skripsi : 10 hari +
Jumlah : 30 hari

Banda Aceh, 29 Oktober 2021


Pelaksana Penelitian

Amar Maulana
NIM. 1803101010266
18

KERANGKA PENULISAN SKRIPSI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Definisi Operasional Variabel

D. Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian

E. Kegunaan Penelitian

F. Keaslian Penelitian

G. Metode Penelitian

H. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBERIAN KREDIT PADA

BANK PERKREDITAN RAKYAT

A. Pengertian Bank Penkreditan Rakyat

B. Pengertian Kredit

C. Jenis-Jenis Kredit

D. Prinsip dan asas dalam Pemberian Kredit

E. Kredit bermasalah dalam konsep penyelesaiannya

F. Perusahaan BPR Mustaqim Suka Makmur

G. Peran dan Wewenang Dewan Perwakilan Rakyat


19

BAB III PEMBAHASAN PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH

TERHADAP KENDARAAN BERMOTOR PADA BPR MUSTAQIM

SUKAMAKMUR BANDA ACEH

1. Penyebab Terjadinya Kredit Bermasalah Dalam Pengembalian

Kredit Konsumtif Kendaraan Bermotor Pada BPR Mustaqim Banda

Aceh

2. Hambatan Yang Terdapat Dalam Penyelesaian Kredit Bermasalah

Pada BPR Mustaqim Sukamakmur Batoh Banda Aceh

3. Upaya Penyelesaian kredit bermasalah khususnya kredit

kendaraan bermotor pada BPR Mustaqim Sukamakmur

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
20

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Anton Suyatno, Kepastian Hukum Dalam Penyelesaian Kredit Macet,


Jakarta: PT Fajar Intrapratama Mandiri, 2016
Bahsan.M, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002
Budisantoso,Totok dan Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya, .Jakarta:Salemba Empat, 2006.
Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit suatu Tinjauan di
Bidang Yuridis, Jakarta: Rineka Cipta,2009.
Irham Fahmi, Analisi Kredit dan Frand Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif, Bandung: PT Alumni, Bandung, 2008
Iswi Harityani, Restrukturisasi dan Penghampusan Kredit Macet, Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2010.
Julianto, Audit Perkreditan di Bank Umum,, Jakarta: Pelita, 2019.
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2007
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2018.
Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung: PT
Citra Aditya Bakti, 2012.
Muhammad Abdulkadir, Murniati Rilda, Lembaga Keuangan dan
Pembiayaan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000
21

G. LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai