Anda di halaman 1dari 18

USULAN PENGAJUAN PENELITIAN

TUGAS AKHIR

A. JUDUL: Pemenuhan Hak Pengurangan Masa Pidana Pada Rumah


Tahanan Negara Kelas II B Jantho.

B. PELAKSANA PENELITIAN

Nama Mahasiswa : Ahyul Fadhillah

Nomor Induk Mahasiswa : 19150097

Angkatan : 2019

Bagian : Hukum Tata Negara

SKS yang Telah Dicapai : 86

Sudah/ Belum Lulus


dalam Mata Kuliah Wajib : Belum

Alamat : Dusun Ujung Lhok Gapong

Seubun Keutapang Kec.

Lhoknga Kab. Aceh Besar

C. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pemasyarakatan pada hakekatnya adalah salah satu perwujudan dari

pelembagaan reaksi formal masyarakat terhadap kejahatan. Reaksi masyarakat

ini pada awalnya menitikberatkan pada unsur pemberian derita pada pelanggar

hukum. Namun sejalan dengan perkembangan masyarakat, maka unsur

pemberian derita tersebut harus pula di imbangi dengan perlakuan yang


manusiawi dengan memperhatikan hak-hak asasi pelanggar hukum sebagai

makhluk individu, maupun sebagai makhluk sosial. Oleh sebab itu,

permasyarakatan harus juga difungsikan sebagai tempat rehabilitasi para

narapidana dengan berbagai macam kegiatan pembinaan baik melalui

pengurangan masa pidana (Remisi). Upaya pemerintah ini dapat dilihat pada

Peraturan Pemerintah Republik indonesia Nomor 28 Tahun 2006 Tentang

Perubahan Atas PP Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara

Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan dan Keputusan Presiden

Nomor 174 Tahun 1999 Tentang Remisi.

Dalam Pasal 1 angka 1 PP Nomor 28 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas

PP Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak

Warga Binaan Pemasyarakatan ditentukan bahwa:

1) Ketentuan Pasal 34 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 34

2) Setiap Narapidana dan Anak Pidana berhak mendapatkan Remisi.

3) Remisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada

Narapidana dan Anak Pidana apabila memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

a. Berkelakuan baik: dan

b. Telah menjalani masa pidana lebih dari 6 (enam) bulan

4) Bagi Narapidana yang di pidana karena melakukan tindak pidana

terorisme, narkotika, psikotropika, korupsi, kejahatan terhadap keamanan

negara dan kejahatan hak asasi berat, dan kejahatan transnasional

lainnya, diberikan remisi apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:


a. Berkelakuan baik; dan

b. Telah menjalani 1/3 (satu per tiga) masa pidana

Remisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Narapidana

dan Anak Pidana apabila memenuhi persyaratan melakukan perbuatan yang

membantu kegiatan LAPAS. Berdasarkan ketentuan diatas, setiap narapidana

yang memenuhipersyaratan sebagaimana yang telah ditentukan adalah hak

yang harus dipenuhi oleh pemerintah.Oleh karena itu, setiap narapidana yang

telah memenuhi persyaratan sebagaimana yang dimaksud diatas dapat

diberikan remisi, dan tidak diberikan remisi adalah salah satu pelanggaran

terhadap peraturan

Dalam melaksanakan permasyarakatan yang menjunjung tinggi hak-hak

asasi pelaku kejahatan, tentunya hal ini bukan saja merupakan tugas institusi

pemasyarakatan, melainkan juga merupakan tugas pemerintah dan masyarakat.

Dalam Pasal 1 ayat (2) UU No. 12 tahun 1995 menentukan bahwa:

“Sistem Pemasyarakatan adalah suatu tatanan yang mengenai arah dan


batas serta cara pembinaan warga binaan pemasyarakatan berdasarkan
pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara pembina, yang dibina, dan
masyarakat untuk meningkatkan kualitas warga binaan pemasyarakatan agar
menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak lagi mengurangi tindak
pidana sehingga dapat diterima kembali di masyarakat. Selain itu diharapkan
dapat berperan aktif dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar
sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab”1

Berdasarkan ketentuan di atas maka Sistem Pemasyarakatan

diselenggarakan agar narapidana dapat memperbaiki diri dan tidak mengulangi

tindak pidana yang dilakukannya, sehingga narapidana dapat kembali diterima

dalam lingkungan masyarakatnya, kembali aktif berperan dalam pembangunan


1
Pasal 1 Ayat (2) UU No. 12 Tahun 1995
serta hidup secara wajar sebagai seorang warga negara, maka hak-haknya

sebagai warga negara akan dibatasi.Sesuai Pasal 1 ayat 7 Undang-Undang

Nomor 12 tahun 1995, narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana

hilang kemerdekaan di lembaga pemasyarakatan. Walaupun terpidana

kehilangan kemerdekaannya, tapi ada hak-hak narapidana yang tetap

dilindungi dalam sistem pemasyarakatan Indonesia sesuai dengan Pasal 14

Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 yang salah satunya adalah hak untuk

mendapatkan pengurangan masa pidana (Remisi).

Dalam proses pembinaan, tentunya pemerintah juga memberikan apresiasi

kepada warga binaan pemasyarakatan yang dalam kesehariannya berperilaku

perundang-undangan. Remisi merupakan salah satu sarana hukum yang

penting dalam rangka mewujudkan tujuan sistem pemasyarakatan. Sesuai

dengan Keputusan Presiden Nomor 174 Tahun 1999 Tentang Remisi pada

Pasal 1 ayat (1) dinyatakan bahwa setiap narapidana dan anak pidana yang

menjalani pidana penjara dan pidana kurungan dapat diberikan remisi apabila

yang bersangkutan baik selama menjalani pidana.

Sebagaimana yang telah diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 174

Tahun 1999 tesebut, jadi dapat dikemukakan akibat-akibat hukum pemberian

remisi sebagai berikut:

1) Pemberian remisi mengakibatkan berkurangnya masa pidana yang

masih harus dijalani oleh narapidana.

2) Pengurangan masa pidana menyebabkan pembebasan seketika.

3) Masa pembebasan bersyarat/pelepasan bersyarat menjadi singkat.


Pembebasan bersyarat diberikan narapidana yang telah menjalani

masa pidana selama 2/3, sekurang-kurangnya telah menjalani

pidananya selama 9 (sembilan) bulan. Maka dengan pemberian remisi

akan mengurangi masa pidana narapidana yang bersangkutan, hal ini

akan mengakibatkan masa pembebasan bersyarat menjadi lebih

singkat.

4) Akibat hukum lainnya adalah remisi yang didalamnya mengatur pula

ketentuan tentang komulasi atau perubahan pidana penjara seumur

hidup menjadi sementara waktu 15 tahun, dengan syarat antara lain

narapidana tersebut telah menjalani pidana paling sedikit 5 (lima)

tahun berturut-turut dan berkelakuan baik.

Bila mengacu pada Undang-Undang, yang bisa mendapatkan remisi

adalah narapidana yang sudah menjalani pidana minimal 6 (enam) bulan dan

berkelakuan baik. Seharusnya semua tahanan mempunyai hak yang sama dan

diperlakukan sama seperti yang sudah dijamin oleh Undang-Undang.

Perbedaan persyaratan terhadap narapidana berdasarkan jenis tindak pidana

yang dilakukannya merupakan implementasi dari jenis keadilan sebagai tujuan

hukum. Tentunya hal ini dimaksudkan agar pelaku kejahatan sebagaimana

ditentukan dalam Putusan Presiden No. 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan

Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, pada ayat (3)

ketentuan tersebut tidak serta merta diberikan remisi dan disamakan dengan

pelaku kejahatan lainnya. Namun pada penerapannya, tolak ukur terhadap

ketentuan berkelakuan baik ini diatur secara limitatif oleh Undang-Undang,


maupun peraturanperaturan lainnya. Sehingga kelonggaran hukum ini dapat

saja dijadikan sebagai alat bagi para aparat penegak hukum untuk memberikan

syarat

Melihat permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih

lanjut dan menuangkannya dalam penelitian terhadap hak narapidana

khususnya hak pengurangan masa pidana (remisi) dengan judul “Pemenuhan

Hak Pengurangan Masa Pidana Pada Rumah Tahanan Negara Kelas II B

Jantho”.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pemenuhan hak pengurangan masa pidana (remisi)

terhadap narapidana Di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Jantho?

2. Faktor-Faktor apa sajakah yang menghambat terlaksananya

pemenuhan hak pengurangan masa pidana (remisi) terhadap

narapidana Di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Jantho ?

3. Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian

a. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah Hukum Tata Negara. Dalam

hal ini untuk mengetahui bagaimana Pemenuhan Hak Pengurangan Masa

Pidana Pada Rumah Tahanan Negara Kelas II B Jantho”.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah disebutkan diattas

dan supaya penelitian yang dilakukan ini lebih tertuju pada sasaran yang
ingin dicapai, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui pemenuhan hak pengurangan masa pidana (remisi)

terhadap narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Jantho.

b. Untuk mengetahui Faktor-Faktor apa saja yang menghambat

terlaksananya pemenuhan hak pengurangan masa pidana (remisi)

terhadap narapidana Di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Jantho.

4. Penelaahan Kepustakaan

Sebagai bahan pertimbangan untuk mengetahui penelitian ini belum

pernah dilakukan sebelumnya, maka akan dicantumkan beberapa skripsi

terdahulu diantaranya sebagai berikut:

1. Skripsi atas nama Marie Muhammad, dengan judul “Pemenuhan Hak

Pengurangan Masa Pidana Terhadap Narapidana di Lembaga

Pemasyarakatan kelas IIA Sungguminasa”. Tujuan penulisan skripsi ini

adalah untuk mengetahui pemenuhan hak pengurangan masa pidana

(remisi) terhadap narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA

Sungguminasa dan untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang

menghambat pelaksanaan pemenuhan hak pengurangan masa pidana (remisi)

terhadap narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Sungguminasa2.

Sedangkan fokus tujuan skripsi ini yaitu pemenuhan hak pengurangan masa

pidana (remisi) terhadap narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas II B

Jantho dan untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang menghambat

pelaksanaan pemenuhan hak pengurangan masa pidana (remisi) terhadap

2
Skripsi atas nama Marie Muhammad,“ Pemenuhan Hak Pengurangan Masa
Pidana Terhadap Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Sungguminasa”,
Dalam skripsi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin 2014.
narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Jantho.

2. Skripsi atas nama Muhammad Hidayat, dengan judul “Pemenuhan Hak

Pengurangan Masa Pidana Terhadap Narapidana di Lembaga

Pemasyarakatan kelas I Makassar. Tujuan penulisan skripsi ini adalah

untuk mengetahui Apakah pemenuhan hak pengurangan masa pidana

(remisi) terhadap narapidana di lembaga pemasyarakatan kelas I

Makassar sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.3 Sedangkan

fokus tujuan skripsi ini yaitu pemenuhan hak pengurangan masa pidana

(remisi) terhadap narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas II B

Jantho dan untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang

menghambat pelaksanaan pemenuhan hak pengurangan masa pidana

(remisi) terhadap narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas II B

Jantho.

5. Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris, yaitu penelitian dengan

adanya data-data lapangan sebagai sumber data utama, seperti hasil

wawancara dan observasi. Penelitian empiris digunakan untuk menganalisis

hukum yang dilihat sebagai perilaku masyarakat yang berpola dalam

kehidupan masyarakat yang selalu berinteraksi dan berhubungan dalam

aspek kemasyarakatan.4

3
Skripsi atas nama Muhammad Hidayat,“ Pemenuhan Hak Pengurangan Masa
Pidana Terhadap Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas I Makassar”. Dalam
skripsi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin 2014.

4
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo
b. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu

suatu cara analisis hasil penelitian yang menghasilkan data deskriptif

analitis, yaitu data yang dinyatakan secara tertulis atau lisan serta juga

tingkah laku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang
utuh.5 Dalam pendekatan ini ditekankan pada kualitas data, sehingga dalam

pendekatan ini penyusun diharuskan dapat menentukan, memilah dan

memilih data mana atau bahan mana yang memiliki kualitas dan data atau

bahan mana yang tidak relevan dengan materi penelitian.

c. Lokasi Penelitian

Lokasi dari penelitian ini berada di wilayah Kabupaten Aceh Besar

yaitu di Rutan Kelas II B Jantho.

d. Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian hukum empiris

adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari sumber utama seperti


perilaku warga masyarakat yang dilihat melalui penelitian.6 Sumber

data diperoleh dari lapangan dengan mewawancarai :

a) Warga Binaan Pemasyarakatan/ Keluarga;

b) Kepala/ Petugas Kemasyarakatan pada Rutan Kelas II B Jantho.

2. Data Sekunder

Data-data yang diperoleh dari sumber kedua yang merupakan

pelengkap, meliputi buku-buku yang menjadi referensi terhadap tema

yang diangkat. yaitu mengenai lembaga pemasyarakatan, hak asasi

manusia serta buku-buku hukum pidana lainnya yang mengacu ke

judul penelitian ini.

e. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang merupakan teknik yang digunakan

untuk mengumpulkan data dari salah satu atau beberapa sumber data yang

telah ditentukan. Dalam penelitian ini digunakan dua jenis metode

pengumpulan data, antara lain :

1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah Observasi merupakan alat

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan


mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki.7 Pada Rutan

Kelas II B Jantho untuk Untuk mengetahui pemenuhan hak

pengurangan masa pidana (remisi) terhadap narapidana di Rumah

Tahanan Negara Kelas II B Jantho dan Untuk mengetahui Faktor-

Faktor apa saja yang menghambat terlaksananya pemenuhan hak

pengurangan masa pidana (remisi) terhadap narapidana Di Rumah

Tahanan Negara Kelas II B Jantho.

2. Wawancara

Wawancara adalah jalan mendapatkan informasi dengan cara bertanya


langsung kepada responden.8 Jenis wawancara yang penulis gunakan

adalah wawancara bebas terpimpin atau bebas terstruktur dengan

menggunakan panduan pertanyaan yang berfungsi sebagai pengendali


agar proses wawancara tidak kehilangan arah.9

Metode wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi

dengan bertatap muka secara fisik dan bertanya-jawab dengan

1) Warga Binaan Pemasyarakatan/ Keluarga ;

2) Kepala/ Petugas Pemasyarakatan Rutan Kelas II B

Jantho.

3. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan cara mengambil data dari dokumen yang

merupakan suatu pencatatan formal dengan bukti otentik.

f. Metode Analisis Data

Peneliti menerapkan metode analisis data secara kualitatif. Penelitian

kualitatif menggali makna kehidupan berdasarkan perspektif partisipan,

yakni berdasarkan proses subjek mengkonstruk atau menyusun makna dan

berdasarkan proses mendeskrispsikan makna yang disusun subjek. Analisis

data penelitian kualitatif cenderung secara induktif untuk memperoleh

abstraksi dari keseluruhan data yang diperoleh.

Hal ini dikarenakan dalam menganalisis suatu objek penelitian, metode

ini digunakan terhadap penjelasan data yang digunakan. Adapun data yang

dimaksud yakni dalam hal penjelesan terhadap data hasil wawancara,

peraturan hukum yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, data studi

kepustkaaan yakni literature yang yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian.

6. Kerangka Penulisan
Penyusunan skripsi ini terbagi menjadi 4 (empat) bab, sebagaimana

dijabarkan berikut ini:

Pada Bab pertama dengan judul Pendahuluan, berisikan sub bab latar

belakang, identifikasi masalah, Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian,

Kegunaan Penelitian, Keaslian Penelitian, Metode Penelitian dan Kerangka

Penulisan.

Pada Bab kedua dengan merupakan tinjauan teoritis yang membahas

mengenai Pengertian Narapidana, Peran dan Fungsi Lembaga Pemasyarakatan

serta Pengurangan Masa Pidana (Remisi) .

Selanjutnya pada Bab ketiga berisikan hasil penelitian mengenai

pemenuhan hak pengurangan masa pidana (remisi) terhadap narapidana di

Rumah Tahanan Negara Kelas II B Jantho dan Faktor-Faktor apa saja yang

menghambat terlaksananya pemenuhan hak pengurangan masa pidana (remisi)

terhadap narapidana Di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Jantho.

Pada Bab ke empat dengan judul penutupan berisikan kesimpulan dan

saran yang berkaitan dengan hasil penelitian.


DAFTAR PUSTAKA
A. Buku

Abu Achmadi dan Cholid Narkubo, “Metode Penelitian”, Jakarta: PT


Bumi Aksara, 2005.

Bambang Sunggono, “Metodologi Penelitian Hukum”, Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada, 2003.

Cholid Narbuko, Abu Achmadi, “Metodologi Penelitian”, Jakarta:


PT.Bumi Aksara, 2005.

Masri singarimbun, Sofian efendi, “Metode penelitian survai”,


Cet.XIX; Jakarta: LP3ES, 2008.

Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, “ Dualisme Penelitian


Hukum Normatif & Empiris”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Soerjono Soekanto, “Pengantar Penelitian Hukum”, Jakarta: UI Press,


2014.
B. Hasil Penelitian, Jurnal, atau Makalah
Marie Muhammad, “ Pemenuhan Hak Pengurangan Masa Pidana
Terhadap Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA
Sungguminasa”, Dalam skripsi Fakultas Hukum Universitas
Hasanuddin 2014.
Muhammad Hidayat,“ Pemenuhan Hak Pengurangan Masa Pidana
Terhadap Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas I
Makassar”. Dalam skripsi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin
2014.

C. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan.
Persada, 2003, hlm. 43.

5
Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif &
Empiris, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hlm. 192.

6
Soerjono Soekanto, pengantar penelitian hukum, hlm. 25.
7
Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2005,
hlm.192.
8
Masri singarimbun, Sofian efendi, metode penelitian survai, Cet.XIX; Jakarta: LP3ES,
2008, hlm.192.
9
Abu Achmadi dan Cholid Narkubo, Metode Penelitian, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005,
hlm. 85.

Anda mungkin juga menyukai