Anda di halaman 1dari 11

TINJAUAN YURIDIS PEMBERIAN REMISI UMUM DAN REMISI DASAWARSA

TERKAIT PP NO. 99 TAHUN 2012 KASUS NARKOTIKA


(STUDI KASUS LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 MEDAN)

Maurice Rogers
(Fakultas Hukum Universitas Darma Agung)
Email : mauricerogersiburian@gmail.com

Abstrak
Remission of prisoners related to PP number 99 of 2012 narcotics cases at the Medan
Class I Correctional Institution can be given if they have undergone 1/3 (one third) of the
criminal period or have cooperated with law enforcement to uncover the case as
evidenced by the issuance of a letter statement of justice collaborator (JC) by law
enforcement (Polri, prosecutors, BNN). In writing this thesis, the author uses juridical
normative research methods, namely research methods that refer to norms of norms and
principles of legal principles contained in statutory regulations and decisions of court
decisions and legal norms that exist in society and synchronization of a rule with other
rules in a hierarchical manner. Based on research conducted by researchers at the Medan
Class I Correctional Institution, that prisoners of narcotics cases related to PP number 99
of 2012 who received a general remission in 2015 in accordance with Letter of Kep envoy
of the Minister of Law and Human Rights Number M.HH-114.PK.01.01.02 of 2016
concerning the granting of 2015 general remissions to criminal inmates and children
related to article 34A paragraph (1) government regulation number 99 of 2012 dated June
27 2016 as many as 240 people.

Keywords: Remission.

PENDAHULUAN angsur dipandang sebagai suatu sistem


Undangundang Dasar 1945, baik dan sarana yang tidak sejalan dengan
dalam pembukaan maupun dalam batang konsep rehabilitasi dan reintegrasi sosial
tubuhnya menyebutkan secara tegas agar narapidana menyadari
dalam Pasal 1 ayat (3) bahwa Negara kesalahannya, tidak lagi berkehendak
Indonesia adalah Negara hukum.Dalam untuk melakukan tindak pidana dan
konsep Negara Hukum itu, diidealkan kembali menjadi warga masyarakat yang
bahwa yang harus dijadikan panglima bertanggung jawab bagi diri sendiri,
dalam dinamika kehidupan kenegaraan keluarga, dan lingkungan.
adalah hukum.Oleh karena itu, maka Berdasarkan pemikiran tersebut
setiap orang harus tunduk terhadap maka sejak tahun 1964 sistem pembinaan
hukum. Dengan demikian, jika seseorang bagi narapidana dan anak pidana telah
melakukan suatu perbuatan yang berubah secara mendasar yaitu dari
melanggar hukum, maka Hakim akan sistem kepenjaraaan menjadi sistem
menjatuhkan putusan berupa sanksi. pemasyarakatan. Sistem Pemasyarakatan
Salah satu bentuk sanksi yang diberikan adalah suatu tatanan mengenai arah dan
yaitu sanksi pidana yang salah satunya batas serta cara pembinaan warga binaan
berupa pidana penjara.Pidana pemasyarakatan berdasarkan Pancasila
penjaramerupakan salah satu jenis pidana yang dilaksanakan secara terpadu antara
yang terdapat dalam sistem hukum pembina, yang dibina, dan masyarakat
pidana di Indonesia (Pasal 10 KUHP). untuk meningkatkan kualitas warga
Sistem pemenjaraan yang sangat binaan pemasyarakatan agar menyadari
menekankan pada unsur balas dendam kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak
dan penjeraan yang secara berangsur – mengulangi tindak pidana sehingga dapat

JURNAL RECTUM, volume I, Nomor 1, Januari 2019: 18-28 18


diterima kembali oleh lingkungan Pemasyaraktan.Dengan adanya
masyarakat, dapat aktif berperan dalam pemberian remisi menjadikan narapidana
pembangunan, dan dapat hidup secara berusaha tetap menjaga kelakuannya agar
wajar sebagai warga yang baik dan kembali memperoleh remisi selama di
bertanggung jawab.Di Lembaga dalam Lembaga Pemasyarakatan.
Pemasyarakatan, seorang narapidana Ada perbedaan antara pidana
mempunyai hak sesuai dengan Pasal 14 umum dengan pidana khusus dalam hal
Undang undang No. 12 Tahun 1995 pemberian remisi. Remisi terhadap
tentang Pemasyarakatan dikatakan pidana umum mengacu pada Undang
bahwa narapidana berhak untuk : undang No. 12 Tahun 1995 tentang
a. Melakukan Ibadah sesuai dengan Pemasyarakatan Pasal 14 ayat 1 huruf i.
agama dan kepercayaan Sedangkan, remisi terhadap pelaku tindak
b. Mendapat perawatan, baik pidana khusus yang meliputi terorisme,
perawatan Rohani maupun Jasmani narkotika dan prekusor narkotika,
c. Mendapat pendidikan dan psikotropika, korupsi, kejahatan terhadap
pengajaran keamanan Negara, kejahatan hak asasi
d. Mendapatkan pelayanan kesehatan manusia yang berat, serta kejahatan
dan makanan yang layak transnasional terorganisasi lainnya diatur
e. Menyampaikan keluhan tersendiri oleh Peraturan Pemerintah
f. Mendapatkan babhan bacaan dan Nomor 99 Tahun 2012 tentang
mengikuti siaran media massa perubahan atas Peraturan Pemerintah
lainnya yang tidak dilarang Nomor 28 Tahun 2006 tentang Syarat dan
g. Mendapatkan upah atau premi atas Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan
pekerjaan yang dilakukan Pemasyarakatan.
h. Menerima kunjungan keluarga,
penasehat hukum, atau orang Permasalahan
tertentu lainnya 1. Apa dasar Hukum dalam pemberian
i. Mendapatkan pengurangan masa remisi umum dan remisi dasawarsa
pidana ( remisi ) Tahun 2015 terkait PP No. 99 Tahun
j. Mendapatkan kesempatan 2012 terhadap Narapidana Kasus
berasimilasi termasuk cuti Narkotika di Lembaga Pemasyarakatan
mengunjungi keluarga Klas I Medan ?
k. Mendapatkan pembebasan 2. Bagaimanakah pelaksanaan pemberian
bersyarat Remisi Umum dan Remisi Dasawarsa
l. Mendapatkan cuti menjelang bebas Tahun 2015 terhadap Narapidana
m. Mendapatkan hak hak lain sesuai Kasus Narkotika terkait PP No. 99
dengan peraturan perundang Tahun 2012 di Lembaga
undangan yang berlaku. Pemasyarakatan Klas I Medan ?
Sesuai dengan Pasal 14 ayat 1 3. Apa kendala – kendala yang dihadapai
huruf i Undang – undang No 12 Tahun petugas lembaga pemasyarakatan
1995 tentang pemasyarakatan bahwa dalam pemberian remisi umum dan
salah satu hak narapidana adalah remisi dasawarsa tahun 2015 terhadap
mendapatkan pengurangan masa pidana ( narapidana kasus narkotika terkait PP
remisi ). Dengan pemberian remisi, No. 99 Tahun 2012 di Lembaga
narapidana tidak sepenuhnya menjalani Pemasyarakatan Klas I Medan ?
masa hukuman pidananya.Hal tersebut
merupakan hadiah yang diberikan METODE PENELITIAN
pemerintah kepada para narapidana. Adapun metode penelitian hukum yang
Dalam memperoleh remisi, digunakan peneliti dalam adalah :
narapidana harus memenuhi beberapa 1. Jenis penelitian
persyaratan, yang intinya menaati Dalam penulisan ini, peneliti
peraturan yang ada di Lembaga menggunakan metode penelitian

19 Tinjauan Yuridis Pemberian Remisi Umum Dan Remisi Dasawarsa Terkait


PP No. 99 Tahun 2012 Kasus Narkotika
(Studi Kasus Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Medan)
(Maurice rogers)
hukum yuridis normatif, yaitu metode analisis data yang dipergunakan
penelitian yang mengacu kepada adalah analisis secara pendekatan
norma norma dan asas asas hukum kualitatif terhadap data primer dan
yang terdapat dalam peraturan sekunder.Deskriptif tersebut, meliputi
perundang undangan dan putusan isi dan struktur hukum positif, yaitu
putusan pengadilan serta norma suatu kegiatan yang dilakukan oleh
norma hukum yang ada dalam penulis untuk menentukan isi atau
masyarakat serta sinkronisasi suatu makna aturan hukum yang dijadikan
aturan dengan aturan lainnya secara rujukan dalam menyelesaikan
hierarki. permasalahan hukum yang menjadi
2. Sifat penelitian objek kajian.
Penelitian ini bersifat deskriptif
analitis, yaitu mengungkapkan DASAR HUKUM REMISI UMUM DAN
peraturan perundang undangan yang REMISI DASAWARSA TAHUN 2015
berkaitan dengan teori teori hukum TERKAIT PP NO. 99 TAHUN 2012
sebagai objek penelitian.Demikian juga KASUS NARKOTIKA DI LEMBAGA
hukum dalam pelaksanaannya di PEMASYARAKATAN KLAS I MEDAN
dalam masyarakat yang berkenaan Dasar hukum pemberian remisi
objek penelitian. sudah mengalami beberapa kali
3. Jenis data perubahan, bahkan untuk tahun 1999
Data pokok dalam penelitian ini adalah telah dikeluarkan Keppres No. 69 Tahun
: 1999 dan belum sempat diterapkan akan
1) data Primer, yaitu data yang tetapi kemudian dicabut kembali dengan
diperoleh langsung dari sumbernya, Keppres No. 174 Tahun 1999. Remisi
baik melalui wawancara, observasi yang berlaku dan pernah berlaku di
maupun laporan dalam bentuk Indonesia sejak jaman belanda sampai
dokumen tidak resmiyang sekarang adalah berturut turut sebagai
kemudian diolah oleh peneliti. berikut :
2) data sekunder, yaitu data yang 1. Gouvernement Besluit tanggal 10
diperoleh dari dokumen dokumen Agustus 1935 No. 23 Bijblad No. 13515
resmi, buku buku yang jo. 9 Juli 1841 No. 12 dan 26 Januari
berhubungan dengan objek 1942 No. 22; merupakan yang
penelitian, hasil penelitian, diberikan sebagai hadiah semata mata
peraturan perundang undangan. pada hari kelahiran Sri Ratu Belanda.
4. Teknik pengumpulan data 2. Keputusan Presiden Nomor 156
Teknik pengumpulan data dilakukan tanggal 19 April 1950 yang termuat
dengan cara (a) studi kepustakaan dalam Berita Negara No. 26 Tanggal 28
(library research) data kepustakaan April 1950 jo. Peraturan Presiden RI
yang diperoleh melalui penelitian No. 1 Tahun 1946 tanggal 8 Agustus
kepustakaan yang bersumber dari 1946 dan peraturan Menteri
peraturan perundangundangan, buku Kehakiman RI No. G.8/106 tanggal 10
buku, dokumen resmi, publikasi, dan Januari 1947 jo. Keputusan Presiden RI
hasil penelitian. (b) Penelitian Nomor 120 Tahun 1955, tanggal 23
lapangan (field Research). Data Juli 1955 tentang Ampunan Istimewa
lapangan yang diperlukan sebagai data 3. Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun
penunjang diperoleh melalui informasi 1987 jo. Keputusan Menteri
dan pendapat pendapat dari Kehakiman RI No. 01.HN.02.01 Tahun
responden berupa wawancara. 1987 tentang pelaksanaan keputusan
5. Analisis data Presiden No. 5 Tahun 1987, keputusan
Berdasarkan sifat penelitian ini yang Menteri Kehakiman RI No. 04. HN. 02.
menggunakan metode penelitian 01 Tahun 1988 tanggal 14 Mei 1988
bersifat deskriptif analistis, maka tentang tambahan remisi bagi

JURNAL RECTUM, volume I, Nomor 1, Januari 2019: 18-28 20


narapidana yang menjadi Donor Organ 6. Surat Edaran No. W8-PK. 04.01-2586,
Tubuh dan Donor Darah dan tanggal 14 April 1993 tentang
keputusan Menteri Kehakiman RI No. pengangkatan pemuka kerja.
03. HN. 02.01 tahun 1988 tanggal 10 Dasar hukum pemberian remisi
Maret 1988 tantang Tata Cara umum dan Remisi Dasawarsa Tahun 2015
permohonan perubahan pidana bagi narapidana tindak pidana umum
penjara seumur hidup menjadi pidana adalah:
penjara sementara berdasarkan 1. Undang undangNomor 12 Tahun 1995
keputusan Presiden RI No. 5 Tahun tentang pemasyarakatan,
1987 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32
4. Keputusan Presiden No. 69 tahun 1999 Tahun 1999 tentang syarat dan tata
tentang pengurangan Masa Pidana cara pelaksanaan Hak Warga Binaan
(remisi) Pemasyarakatan
5. Keputusan Presiden No. 174 Tahun 3. Peraturan pemerintah Nomor 28
1999 jo. Keputusan Menteri Hukum Tahun 2006 tentang perubahan atas
dan Perundang – undangan RI No. M. Peraturan Pemerintah Nomor 32
09. HN. 02.01 Tahun 1999 tentang Tahun 1999 tentang syarat dan tata
pelaksanaan keputusan Presiden No. cara pelaksanaan Hak Warga Binaan
174 Tahun 1999, keputusan Menteri Pemasyarakatan
Hukum dan Perundang – undangan No. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 99
M. 10. HN. 02.01 Tahun 1999 tentang Tahun 2012 tanggal 12 November
pelimpahan wewenang pemberian 2012 tentang perubahan kedua atas
remisi khusus. Peraturan Pemerintah Nomor 32
Ketentuan yang masih berlaku Tahun 1999 tentang syarat dan tata
adalah ketentuan yang terbaru, yaitu cara pelaksanaan Hak Warga Binaan
nomor 5 (lima), tetapi ketentuan tersebut Pemasyarakatan
masih ditambahkan dengan beberapa 5. Keputusan Presiden Nomor 174 Tahun
ketentuan yang lain, sehingga ketentuan 1999 tentang remisi,
yang masih berlaku untuk remisi saat ini 6. Keputusan Menteri Hukum dan
adalah : perunndang undangan Republik
1. Keputusan Presiden RI No. 120 Tahun Indonesia Nomor : M.09-HN.02.01
1955, tanggal 23 Juli 1955 tentang tahun 1999 tentang pelaksanaan
ampunan istimewa keputusan presiden Republik
2. Keputusan Menteri Kehakiman RI No. Indonesia tahun 1999 tentang remisi
04. HN. 02.01 tahun 1988 tanggal 14 7. Keputusan menteri kehakiman
Mei 1988 tentang Tambahan remisi Republik Indonesia Nomor : M.04-
bagi narapidana yang menjadi Donor HN.02.01 tahun 1998 tentang
Organ Tubuh dan Donor Darah. tambahan Remisi bagi Narapidana
3. Keputusan Menteri Hukum dan yang menjadi Donor Organ Tubuh dan
Perundang – undangan RI No. M. 09. Donor Darah
HN. 02.01 Tahun 1999 tentang 8. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI
pelaksanaan keputusan Presiden No. Nomor : M.HH-01.Pk.02.02 tahun 2010
174 Tahun 1999 tentang remisi susulan
4. Keputusan Menteri Hukum dan 9. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI
Perundang – undangan No. M. 10. Hn. Nomor 21 Tahun 2013 tanggal 12 juni
02. 01 Tahun 1999 tentang 2013 tentang syarat dan tata cara
pelimpahan wewenang pemberian pemberian remisi, cuti mengunjungi
remisi khusus keluarga, pembebasan bersyarat, cuti
5. Surat Edaran No. E. PS. 01-03-15 menjelang bebas dan cuti bersyarat
Tanggal 26 Mei 2000 tentang 10. Surat edaran Direktur Jenderal
perubahan pidana penjara seumur Pemasyarakatan Kementerian Hukum
hidup menjadi pidana penjara dan HAM RI Nomor : PAS –

21 Tinjauan Yuridis Pemberian Remisi Umum Dan Remisi Dasawarsa Terkait


PP No. 99 Tahun 2012 Kasus Narkotika
(Studi Kasus Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Medan)
(Maurice rogers)
PK.01.01.02-43 tanggal 06 mei 2010 2013 tentang petunjuk pelaksanaan
tentang peraturan menteri Hukum dan pemberlakuan Peraturan Pemerintah
HAM RI Nomor : M.HH-01.PK.02.02 Nomor 99 Tahun 2012 tentang Syarat
tahun 2010 tentang remisi susulan dan Tata Cara pelaksanaan Hak Warga
11. Keputusan Menteri Hukum dn Binaan Pemasyarakatan
HAM RI Nomor : M.HH -21.PK.01.01.02 Dasar Hukum pemberian Remisi
Tahun 2015 tanggal 31 Maret 2015 Dasawarsa Tahun 2015 bagi narapidana
tentang penetapan pengurangan terkait Peraturan Pemerintah Nomor 28
hukuman secara khusus pada Tahun 2006 adalah :
peringatan Tujuh puluh tahun 1. Undang undangNomor 12 Tahun 1995
Proklamasi kemerdekaan Republik tentang pemasyarakatan
Indonesia 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32
12. Surat edaran Direktur Jenderal Tahun 1999 tentang syarat dan tata
Pemasyarakatan Nomor : PAS – cara pelaksanaan Hak Warga Binaan
PK.01.01.02 – 259 tanggal 08 Juni Pemasyarakatan
2015 tentang keputusan Menteri 3. Peraturan pemerintah Nomor 28
Hukum dan HAM RI tentang penetapan Tahun 2006 tentang perubahan atas
pengurangan hukuman secara khusus Peraturan Pemerintah Nomor 32
pada peringatan Tujuh Puluh Tahun Tahun 1999 tentang syarat dan tata
Proklamasi Kemerdekaan RI cara pelaksanaan Hak Warga Binaan
Dasar Hukum pemberian remisi Pemasyarakatan
umum Tahun 2015 bagi narapidana 4. Peraturan Pemerintah Nomor 99
terkait Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tanggal 12 November
Tahun 2006 adalah sebagai berikut : 2012 tentang perubahan kedua atas
1. Undang undangNomor 12 Tahun 1995 Peraturan Pemerintah Nomor 32
tentang pemasyarakatan Tahun 1999 tentang syarat dan tata
2. Peraturan pemerintah Nomor 28 cara pelaksanaan Hak Warga Binaan
Tahun 2006 tentang perubahan atas Pemasyarakatan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 5. Keputusan Presiden Nomor 174 Tahun
Tahun 1999 tentang syarat dan tata 1999 tentang remisi
cara pelaksanaan Hak Warga Binaan 6. Keputusan Menteri Kehakiman dan
Pemasyarakatan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
3. Keputusan Presiden Nomor 174 Tahun Nomor M.09.HN.02.01 Tahun 1999
1999 tentang remisi tentang pelaksanaan Keputusan
4. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Presiden Republik Indonesia Nomor
Nomor 21 Tahun 2013 tanggal 12 juni 174 Tahun 1999 tentang Remisi
2013 tentang syarat dan tata cara 7. Keputusan menteri kehakiman
pemberian remisi, cuti mengunjungi Republik Indonesia Nomor : M.04-
keluarga, pembebasan bersyarat, cuti HN.02.01 tahun 1998 tentang
menjelang bebas dan cuti bersyarat tambahan Remisi bagi Narapidana
5. Keputusan Menteri Kehakiman dan yang menjadi Donor Organ Tubuh dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Donor Darah
Nomor M.09.HN.02.01 Tahun 1999 8. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI
tentang pelaksanaan Keputusan Nomor : M.HH-01.Pk.02.02 Tahun
Presiden Republik Indonesia Nomor 2010 tentang remisi susulan
174 Tahun 1999 tentang Remisi. 9. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI
6. Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2013 tanggal 12 juni
RI Nomor M.04.HN.02-01 Tahun 2000 2013 tentang syarat dan tata cara
tentang Remisi Tambahan bagi pemberian remisi, cuti mengunjungi
narapidana dan Anak Pidana keluarga, pembebasan bersyarat, cuti
7. Surat Edaran Menteri Hukum dan HAM menjelang bebas dan cuti bersyarat
RI Nomor M.HH-04.PK.01.05.06 Tahun 10. Surat edaran Direktur Jenderal

JURNAL RECTUM, volume I, Nomor 1, Januari 2019: 18-28 22


Pemasyarakatan Kementerian Hukum petunjuk pelaksanaan pemberlakuan
dan HAM RI Nomor : PAS – Peraturan Pemerintah Nomor 99
PK.01.01.02-43 tanggal 06 mei 2010 Tahun 2012 tentang Syarat dan Tata
tentang peraturan menteri Hukum dan Cara pelaksanaan Hak Warga Binaan
HAM RI Nomor : M.HH-01.PK.02.02 Pemasyarakatan
tahun 2010 tentang remisi susulan Sedangkan dasar Hukum
11. Keputusan Menteri Hukum dn pemberian Remisi Dasawarsa tahun 2015
HAM RI Nomor : M.HH -21.PK.01.01.02 terkait Peraturan Pemerintah Nomor 99
Tahun 2015 tanggal 31 Maret 2015 tahun 2012 tidak ada. Hal ini disebabkan
tentang penetapan pengurangan karena surat keputusan remisi dasawarsa
hukuman secara khusus pada terkait Peraturan Pemerintah Nomor 99
peringatan Tujuh puluh tahun tahun 2012 belum turun sampai
Proklamasi kemerdekaan Republik sekarang.
Indonesia PELAKSANAAN PEMBERIAN REMISI
12. Surat Edaran Direktur Jenderal UMUM DAN REMISI DASAWARSA
Pemasyarakatan Nomor : PAS – PK. TAHUN 2015 KASUS NARKOTIKA
01.01.02-259 Tanggal 08 Juni 2015 TERKAIT PP NO. 99 TAHUN 2012 DI
tentang keputusan Menteri Hukum LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS I
dan HAM RI tentang penetapan MEDAN
pengurangan Hukuman secara Khusus Pelaksanaan pemberian Remisi
pada peringatan Tujuh Puluh Tahun Umum dan Remisi Dasawarsa Tahun
Proklamasi Kemerdekaan RI 2015 dilaksanakan pada hari Senin
13. Surat Edaran Direktur Jenderal Tanggal Tujuh belas Bulan Agustus Tahun
Pemasyarakatan Nomor : PAS.7- Dua ribu lima belas dengan upacara
PK.01.01.02-1183 Tanggal 5 Oktober bendera di Lapangan Upacara Lembaga
2015 tentang Penertiban surat Pemasyarakatan Klas I Medan pukul
Keputusan Remisi Dasawarsa Tahun 13.00 Wib.
2015 Bertindak sebagai Inspektur
Dasar Hukum pemberian Remisi Upacara dalam pemberian Remisi Umum
Umum tahun 2015 terhadap narapidana dan Remisi Dasawarsa adalah Bapak
terkait Peraturan Pemerintah Nomor 99 Wakil Gubernur ( sekarang Gubernur )
Tahun 2012 adalah sebagai berikut : Tengku Erry Nuradi. Beliau membacakan
1. Undang undangNomor 12 Tahun 1995 sambutan Menteri Hukum dan HAM RI
tentang pemasyarakatan tentang pemberian remisi terhadap
2. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Narapidana dan Anak Pidana Tahun
Tahun 2012 tanggal 12 November 2015.Setelah membacakan Sambutan
2012 tentang perubahan kedua atas Menteri Hukum dan HAM RI, Plt.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Gubernur Sumatera Utara langsung
Tahun 1999 tentang syarat dan tata menyerahkan remisi kepada narapidana
cara pelaksanaan Hak Warga Binaan yang masing – masing perwakilan dari
Pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan,
3. Keputusan Presiden Nomor 174 Tahun narapidana dari Lembaga
1999 tentang remisi Pemasyarakatan Klas IIA wanita medan,
4. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Narapidana dari Lembaga Pembinaan
Nomor 21 Tahun 2013 tanggal 12 juni Khusus Anak ( LPKA ) Klas I Medan, serta
2013 tentang syarat dan tata cara narapidana perwakilan dari Rumah
pemberian remisi, cuti mengunjungi Tahanan ( Rutan ) Klas I Medan secara
keluarga, pembebasan bersyarat, cuti simbolis. Adapun besaran remisi yang
menjelang bebas dan cuti bersyarat diterima narapidana yang dipidana di
5. Surat Edaran Menteri Hukum dan HAM Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan
RI Nomor M.HH-04.PK.01.05.06 Tahun tindak pidana umum adalah sebagai
2013 tanggal 12 Juli 2013 tentang berikut :

23 Tinjauan Yuridis Pemberian Remisi Umum Dan Remisi Dasawarsa Terkait


PP No. 99 Tahun 2012 Kasus Narkotika
(Studi Kasus Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Medan)
(Maurice rogers)
1. Remisi umum Umum II yang langsung bebas.
Berdasarkan Keputusan menteri 2. Remisi Dasawarsa
Hukum dan HAM RI nomor W2- Berdasarkan Surat keputusan Menteri
4731.PK. 01. 01. 02 Tahun 2015 hukum dan HAM RI Nomor : W2-7175
tentang pemberian remisi umum Pk.01.01.02 tahun 2015 tentang
tahun 2015 tanggal 13 agustus 2015 Di pemberian remisi dasawarsa tahun
Lembaga Pemasyarakatan Klas I 2015 terkait dengan pasal 34 ayat 3
Medan, Jumlah Narapidana yang peraturan pemerintah nomor 28 tahun
mendapatkan remisi umum tindak 2006 tanggal 18 November 2015
pidana umum tahun 2015 adalah 707 bahwa narapidana yang dipidana di
Orang. Lembaga pemasyarakatan Klas I
2. Remisi Dasawarsa Medan yang mendapatkan remisi
Berdasarkan Keputusan menteri dasawarsa tahun 2015 adalah
Hukum dan HAM RI nomor W2- sebanyak 625 Orang.
4732.PK. 01. 01. 02 Tahun 2015 Sementara untuk narapidana yang
tentang pemberian remisi dasawarsa dipidana terkait peraturan pemerintah
tahun 2015 tanggal 13 agustus 2015 Di nomor 99 tahun 2012 adalah sebagai
Lembaga Pemasyarakatan Klas I berikut :
Medan, jumlah narapidana yang 1. Remisi Umum
mendapatkan remisi dasawarsa tindak Berdasarkan surat keputusan Menteri
pidana umum tahun 2015 adalah 701 Hukum dan HAM RI Nomor : M.HH-
Orang. 114.Pk.01.01.02 tahun 2016 tentang
Adapun besaran remisi untuk pemberian remisi umum tahun 2015
narapidana terkait peraturan pemerintah kepada narapidana dan anak pidana
Nomor 28 Tahun 2006 adalah : terkati dengan pasal 34A ayat 1
1. Remisi umum peraturan pemerintah nomor 99 tahun
Berdasarkan surat keputusan Menteri 2012 tanggal 27 Juni 2016 adalah
Hukum dan HAM RI Nomor : PAS- sebanyak 240 Orang.
616.PK.01.01.02 Tahun 2015 tentang 2. Remisi Dasawarsa
pemberian remisi umum tahhun 2015 Untuk remisi dasawarsa bagi
kepada narapidana dan anak pidana narapidana yang terkait dengan
terkait dengan pasal 34 ayat 3 Peraturan pemerintah Nomor 99
peraturan pemerintah nomor 28 tahun tahun 2012 sampai saat ini belum ada
2006 tanggal 30 november 2015 yang turun di Lembaga
bahwa narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
Pemasyarakatan Klas I Medan yang Berikut diagram pemberian remisi
mendapatkan remisi umum sebanyak umum dan remisi dasawarsa tahun 2015
768 Orang, dimana 06 Orang di Lembaga Pemasyarakatan Klas I
diantaranya mendapatkan Remisi Medan.
800 768
707 701
625
600

400 pidana umum


240
200 pp no. 28 tahun 2006
0 pp no. 99 tahun 2012
0
remisi umum
remisi dasawarsa

Gambar 1 : grafik perbandingan pemberian Remisi Umum dan Remisi Dasawarsa Tahun 2015 antara Tindak Pidana Umum
dengan Pidana Khusus tahun 2015

JURNAL RECTUM, volume I, Nomor 1, Januari 2019: 18-28 24


Dari data diatas bahwa jumlah Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan
narapidana yang mendapatkan remisi pada tanggal 11 Juli 2013 membuat
umum sebanyak : 1515 Orang dan semua berkas berkas Narapidana hangus
narapidana yang mendapatkan remisi terbakar.Hal ini berpengaruh besar
dasawarsa sebanyak : 1326 terhadap pemberian Remisi Umum dan
Orang.Menurut Ibu Sawiyah, selaku Remisi Dasawarsa tahun 2015. Segala
kepala seksi registrasi Lembaga daya upaya telah dilakukan petugas
Pemasyarakatan Klas I Medan bahwa isi Registrasi Lembaga Pemasyarakatan
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan Klas I Medan untuk mendapatkan
pada saat pengusulan remisi sebanyak kembali berkas berkas narapidana
2657 Orang. Dari jumlah narapidana seperti Surat Penahanan dari kepolisian,
tersebut diatas tidak semua dapat Vonis dari Pengadilan Negeri serta surat
diusulkan remisi umum dan remisi perintah pelaksanaan putusan yang
dasawarsa tahun 2015 dikarenakan dikeluarkan oleh Kejaksaan serta
bahwa mayoritas narapidana di Lembaga dokumen dokumen lainnya dengan cara
Pemasyarakatan Klas I Medan terkait mengirimkan surat kepada instansi
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 99 terkait agar mengaeluarkan surat yang
tahun 2012 yaitu tindak pidana dimaksud. Tetapi cara ini tidak berjalan
terorisme, narkotika dan prekursor lancar karena mayoritas narapidana
narkotika, psikotropika, korupsi, yang menjalani pidana di Lembaga
kejahatan terhadap keamanan negara, Pemasyarakatan Klas I Medan berasal
kejahatan hak asasi manusia yang berat, dari kota / kabupaten yang berada di
serta kejahatan transnasional Sumatera Utara sehingga memperlambat
terorganisasi lainnya. Mereka tidak dapat proses pengiriman berkas yang
diajukan remisi umum dan remisi dimaksud.
dasawarsa karena tidak mempunyai 2. Tidak ada Justice Collaborator)
justice collaborator dan juga belum Bagi narapidana tindak pidana
menjalani 1/3 dari hukuman yang yang terkait dengan Peraturan
divonis oleh pengadilan yang telah Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012
mempunyai kekuatan hukum tetap. perkata tindak pidana terorisme,
narkotika dan prekursor narkotika,
KENDALAKENDALA YANG DIHADAPI psikotropika, korupsi, kejahatan
PETUGAS LEMBAGA terhadap keamanan negara, kejahatan
PEMASYARAKATAN KLAS I MEDAN hak asasi manusia yang berat, serta
DALAM PEMBERIAN REMISI UMUM kejahatan transnasional terorganisasi
DAN REMISI DASAWARSA TAHUN lainnya dapat diusulkan remisi umum
2015 TERHADAP NARAPIDANA KASUS dan remisi dasawarsa tahun 2015
NARKOTIKA TERKAIT PP NO. 99 apabila narapidana tersebut mempunyai
TAHUN 2012 DI LEMBAGA surat keterangan untuk bekerjasama
PEMASYARAKATAN KLAS I MEDAN dengan aparat penegak hukum untuk
Menurut Kepala Seksi Registrasi membongkar tuntas perkara yang
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, dilakukannya yang sering disebut justice
Ibu Sawiyah, bahwa kendala kendala collaboratoryang dikeluarkan oleh
yang dihadapi oleh petugas Lembaga penegak hukum(Kepolisian, Kejaksaan,
Pemasyarakatan Klas I Medan khususnya Badan Narkotika Nasional, Badan
petugas/staf Registrasi dalam pemberian Nasional Penanggulangan Terorisme).
Remisi Umum dan Remisi Dasawarsa Apabila penegak hukum tersebut tidak
Tahun 2015 adalah sebagai berikut: bersedia mengeluarkan Surat keterangan
1. Berkas berkas Narapidana justice collaborator maka narapidana
terbakar tidak diusulkan remisi umum dan remisi
Terjadinya kerusuhan yang dasawarsa tahun 2015 sampai dengan
mengakibatkan kebakaran hebat di 1/3 menjalani hukuman.

25 Tinjauan Yuridis Pemberian Remisi Umum Dan Remisi Dasawarsa Terkait


PP No. 99 Tahun 2012 Kasus Narkotika
(Studi Kasus Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Medan)
(Maurice rogers)
3. Gangguan Jaringan Internet pada negara, kejahatan hak asasi manusia
Aplikasi Sistem Database yang berat, serta kejahatan transnasional
Pemasyarakatan (SDP) terorganisasi lainnya yang harus
Semua proses penginputan data dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan
narapidana maupun tahanan yang HAM RI mengakibatkan sering terjadi
dipidana di Lembaga Pemasyarakatan kegaduhan dan keributan di Lembaga
Klas I Medan dilakukan dengan Pemasyarakatan Klas I Medan. Sehingga
menggunakan aplikasi Sistem Database petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas I
Pemasyarakatan (SDP) yang terintegrasi Medan menjadi tidak nyaman dalam
antara Lembaga Pemasyarakatan Klas I melaksanakan tugas tugasnya dengan
Medan, Kantor Wilayah Sumatera Utara baik.
dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan 6. Wacana revisi Peraturan
di jakarta yang online setiap hari. Tetapi Pemerintah nomor 99 tahun 2012
dalam prakteknya, dalam penginputan belum jelas
data narapidana dan tahanan sering Ketidakpastian akan perubahan
terjadi gangguan atau trouble.Adapun Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun
faktor terjadinya gangguan pada aplikasi 2012 Perkara tindak pidana terorisme,
sistem database pemasyarakatan adalah narkotika dan prekursor narkotika,
kuota internet yang terbatas, kabel LAN psikotropika, korupsi, kejahatan
(local area network) yang rusak akibat terhadap keamanan negara, kejahatan
cuaca dan lain lain. Sehingga hak asasi manusia yang berat, serta
mempengaruhi proses penginputan data kejahatan transnasional terorganisasi
usulan remisi umum dan remisi lainnya yang diwacanakan Menteri
dasawarsa tahun 2015. Hukum dan HAM RI (Yasonna H. Laoly)
4. Sumber Daya Manusia (SDM) yang membuat kecemasan bagi petugas
terbatas Lembaga Pemasyarakatan dalam
Proses penerimaan Pegawai menjalankan tugasnya. Sementara
Kementerian Hukum dan HAM narapidana yang dipidana di Lembaga
khususnya tenaga pengamanan di Pemasyarakatan Klas I Medan selalu
Lembaga Pemasyarakatan diseluruh mendesak dan bertanya tanya kapan
Indonesia didominasi oleh peserta yang Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun
berlatar belakang pendidikan Sekolah 2012 akan direvisi.
Menengah Atas (SMA). Sehingga tenaga Itulah kendala kendala yang
sebagai operator komputer untuk dihadapi petugas Lembaga
aplikasi Sistem Database Pemasyarakatan Klas I Medan dalam
Pemasyarakatan (SDP) tidak ada.Hal pemberian remisi umum dan remisi
inilah salah satu faktor penghambat dasawarsa tahun 2015.
pengajuan remisi umum dan remisi
dasawarsa tahun 2015 menjadi lambat KESIMPULAN DAN SARAN
dan terganggu. A. Kesimpulan
5. Proses pengajuan remisi umum 1. Bahwa dasar hukum pemberian
dan remisi dasawarsa terkait PPNo. remisi terhadap narapidana terus
99 tahun 2012 yang panjang mengalami perubahan dari waktu
Panjangnya proses pengajuan ke waktu. Hal ini dilakukan agar
remisi umum dan remisi dasawarsa hak hak narapidana itu sendiri
sampai dengan terbitnya Surat senantiasa terpenuhi. Tetapi dalam
Keputusan (SK) remisi umum dan remisi pelaksanaan pemberian remisi itu
dasawarsa terkait Peraturan Pemerintah sendiri, ada perbedaan yang
Nomor 99 Tahun Tahun 2012 Perkara dilakukan pemerintah terhadap
tindak pidana terorisme, narkotika dan narapidana antara perkara tindak
prekursor narkotika, psikotropika, pidana umum (kriminal umum)
korupsi, kejahatan terhadap keamanan seperti : pembunuhan, pencurian,

JURNAL RECTUM, volume I, Nomor 1, Januari 2019: 18-28 26


perampokan, perlindungan anak prekursor narkotika, psikotropika,
dan lain lain dengan perkara korupsi, kejahatan terhadap
tindak pidana khusus yang diatur keamanan negara, kejahatan hak
dalam Peraturan Pemerintah asasi manusia yang berat, serta
Nomor 99 Tahun 2012 yaitu kejahatan transnasional
perkara tindak pidana terorisme, terorganisasi lainnya agar perlu
narkotika dan prekursor narkotika, direvisi atau ditinjau kembali.
psikotropika, korupsi, kejahatan Karena menurut penulis, hal itu
terhadap keamanan negara, tidak efektif dalam penekanan
kejahatan hak asasi manusia yang jumlah pelaku tindak pidana
berat, serta kejahatan narkotika, terorisme, dan
transnasional terorganisasi terorisme. Justru sebaliknya,
lainnya. menjadi bom waktu bagi Lembaga
2. Bahwa remisi untuk narapidana Pemasyarakatan Karena
perkara tindak pidana yang terkait membludaknya narapidana.
dengan Peraturan Pemerintah Semakin banyak pelaku tindak
Nomor 99 tahun 2012 yaitu pidana narkotika, teroris dan
perkara tindak pidana terorisme, korupsi yang di vonis bersalah oleh
narkotika dan prekursor narkotika, pengadilan, semakin
psikotropika, korupsi, kejahatan membludaknya narapidana tindak
terhadap keamanan negara, pidana tersebut berada didalam
kejahatan hak asasi manusia yang Lembaga Pemasyarakatan.
berat, serta kejahatan Sehingga proses pembinaan
transnasional terorganisasi didalam Lapas menjadi tidak
lainnya, hanya tindak pidana maksimal
narkotika yang mendapatkan 2. Disarankan agar pelaksanaan
remisi umum dan remisi pemberian remisi lebih
dasawarsa yang berjumlah 240 ditingkatkan lagi. Terutama Surat
orang. Keputusan Remisi perkara tindak
3. Bahwa kendala kendala yang pidana yang terkait dengan
dihadapi petugas pemasyarakatan Peraturan Pemerintah Nomor 99
Klas I Medan dalam proses Tahun 2012 yang diterbitkan oleh
pemberian remisi umum dan Menteri Hukum dan HAM RI harus
remisi dasawarsa tahun 2015 tepat waktu. Karena menurut
adalah terbakarnya berkas Kepala Seksi Registrasi Lembaga
narapidana, narapidana yang Pemasyarakatan Klas I Medan,
terkait PP No. 99 tahun 2012 tidak bahwa Surat Keputusan Remisi
mempunyai justice collaborator, perkara tindak pidana yang terkait
kurangnya Sumber Daya Manusia dengan Peraturan Pemerintah
sebagai Operator SDP, panjangnya Nomor 99 Tahun 2012 baru
prosedur pmberian remisi khusus terealisai pada bulan Juli tahun
perkara terkait PP No. 99 tahun 2016. Itu artinya hamper 1 (Satu)
2012, gangguan pada jaringan SDP Tahun. Hal ini membuat
serta wacana revisi PP No. 99 kegaduhan dan kegelisahan
tahun 2012 yang belum terealisasi. narapidana yang akhirnya
B. Saran membuat situasi dan kondisi Lapas
1. Disarankan agar dasar pemberian yang tidak kondusif.
remisi terhadap narapidana 3. Disarankan agar Pemerintah
perkara tindak pidana yang terkait khususnya Kementerian Hukum
Peraturan Pemerintah Nomor 99 dan HAM dalam hal ini Direktorat
Tahun 2012 yaitu perkara tindak Jenderal Pemasyarakatan agar
pidana terorisme, narkotika dan segera mencari solusi terbaik

27 Tinjauan Yuridis Pemberian Remisi Umum Dan Remisi Dasawarsa Terkait


PP No. 99 Tahun 2012 Kasus Narkotika
(Studi Kasus Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Medan)
(Maurice rogers)
untuk merngatasi hal tersebut Paramita, 1993.
diatas. Apakah berupa Hendrosusilo, Waliman, pembinaan Tuna
penambahan kapasitas berupa Warga di
pembangunan Lapas baru, LuarlembagaPemasyarakatan.
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Prasaranapada workshop
Tahun 2012 segera direvisi karena LPHNUNPAD, Bandung, 1971.
itu tidak membuat jera para pelaku Muladi, Lembaga Pidana Bersyarat,
kejahatan terlebih pelaku Bandung : Alumni 1985.
kejahatan narkotika. Justru Rahardjo, Satjipto, masalah penegakan
sebaliknya, selain alasan kelebihan Hukum, suatu tinjauan sosiologis,
kapasitas, Lembaga BPHN, Sinar Baru, Bandung, 1983.
Pemasyarakatan juga menjadi Saharjo, Pohon Beringin Pengayoman,
tempat yang sangat strategis untuk Rumah Pengayoman Sukamiskin,
melancarkan bisnis haram 1963.
tersebut, serta sumber daya Soedarto R, Hukum dan Hukum Pidana,
manusia pegawai Lembaga Bandung : Alumni, 1981.
pemasyarakatan perllu
ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA
Ali Zainuddin, Metode penelitian Hukum,
Sinar Grafika, Jakarta: 2004.
Atmasasmita, Romli.Kepenjaraan.Armico,
Bandung: 1982.
Bambang poernomo, pelaksanaan Pidana
Penjara dengan sistem
pemasyarakatan , Yokyakarta :
Liberty, 1985.
Bambang waluyo.,penelitian hukum
dalam praktek, Jakarta : Sinar
Grafika, 1996.
Barda Nawawi Arief, bunga Rampai
Kebijakan Hukum Pidana, Bandung
: Citra Aditya Bakti,
2002
C.I. Harsono, Suatu Tinjauan Tentang
Keppres No. 5/1987, surabaya post,
21 Agustus 1987
______, Sistem baru pembinaan
narapidana, Djambatan: Jakarta,
1995.
Dwidja Priyatno,Sistem Pelaksanaan
Pidana Penjara di Indonesia, Refika
Aditama, Bandung, 2006.
ELSAM, Pemidanaan Pidanadan
Tindakandalamrancangan KUHP,
position paper advokasi RUU
KUHP seri 3.
Hamzah Andi, Kamus Hukum, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1986.
______, Sistem pidana dan pemidanaan
indonesia, Jakarta : Pradnya

JURNAL RECTUM, volume I, Nomor 1, Januari 2019: 18-28 28

Anda mungkin juga menyukai