Oleh :
M. Dharma Nugraha, S.H.
Pembimbing Kemasyarakatan Ahli Pertama
Pada Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang
Ditambah lagi dalam peradilan pidana Indonesia, kita mulai dikenalkan dengan istilah
Keadilan Restoratif (Justiratif Justice). Dimana keadilan Restoratif merupakan
penyelesaian perkara tindak pidana dengan melibatkan pelaku, korban, keluarga,
pelaku/korban dan pihak lain yang terkat untuk bersama-sama mencari penyelesaian
yang adil dengan menekankan pemulihan kembali pada keadaan semula dan
mengembalikan pola hubungan baik dalam masyarakatan bukannya pembalasan.
Keadilan Restoratif memiliki prinsip dasar berupa pemulihan kepada korban yang
menderita akibat kejahatan dengan memberikan ganti rugi kepada korban, perdamaian
dan pelaku melakukan kerja sosial maupun kesepakatan-kesepakatan lainnya.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Nomor :
1691/DJU/SK/PS.00/12/2020 Tanggal 22 Desember 2020 tentang Pedoman
Penerapan Restoratif Justice di Lingkungan Peradilan Umum, juga telah mengatur
mengenai penerapan Keadilan Restoratif pada perkara Narkotika dimana pendekatan
keadilan restoratif hanya dapat diterapkan terhadap pecandu, penyalahguna, korban
penyalahgunaan, ketergantungan narkotika dan narkotika pemakaian satu hari.
Dimana Majelis Hakim dalam proses persidangannya dapat memerintahkan agar
penyalahguna narkotika untuk melakukan pengobatan, perawatan dan pemulihan pada
lembaga rehabilitasi medis ataupun lembaga rehabilitasi sosial.
Bicara tentang rehabilitasi, mungkin salah satu metode rehabilitasi sosial yang bagus
untuk ditujukan kepada korban penyalahguna narkotika adalah Terapeutic
Community (TC). Metode ini pada prinsipnya menempatkan orang-orang yang berada
dalam suatu masalah yang sama, berjuang ke arah yang sama dengan saling tolong
menolong bersama-sama menangani permasalahan diantara mereka dalam bentuk
komunitas. Pada komunitas tersebut prilaku di kondisikan sehingga terjadi perubahan
perilaku dari yang tidak diinginkan ke arah perilaku yang diharapkan.
Terapeutic Comunity (TC) ini dilakukan dengan asumsi dasar bahwa setiap orang
pasti bisa berubah, dan dalam proses perubahan ini, seorang manusia dikembalikan
kepada hakikat dasarnya sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, akan
tetapi memerlukan bantuan orang lain dan kelompok untuk bertahan hidup.
Terapeutic Community pada dasarnya sudah banyak diaplikasikan dalam institusi
rehabilitatif, termasuk Lembaga Pemasyarakatan.
Tujuan utama Terapeutic Community adalah mengubah pola tingkah laku yang
disfungsional dari seseorang individu, menjadi lebih efektif dan produktif dalam
kehidupannya. Sasaran utama dalam Terapeutic Community yaitu penghentian adiksi
dan mendorong perubahan cara hidup dari yang buruk menjadi lebih baik. Seperti
contoh merubah sikap seseorang pecandu yang semula mempunyai sikap kurang
respons, ceroboh, masa bodoh, emosi berlebihan, menunda-nunda waktu, anggapan
negatif, kurang berke-Tuhanan dan lain sebagainya kearah gaya hidup yang sehat
melalui perkembangan diri.