PROPOSAL
Disusun oleh :
RIZKI WAHYUDI
NIM: 182219541
A. Latar Belakang
Manusia dan hukum merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam
kehidupan di dunia ini karena tanpa adanya hukum yang mengatur tingkah laku
masyarakat yang berkeadilan. Hukum menetapkan apa yang harus dilakukan dan
apa saja yang tidak boleh dilakukan. Sasaran hukum bukan saja orang yang
terjadi, dan kepada alat perlengkapan negara untuk bertindak menurut hukum.
bersama yang dalam pelaksanaannya dapat berupa sanksi. Hukum itu ada untuk
dihormati dan bukan untuk dilanggar. Sifat bawaan manusia yang ingin selalu
menang sendiri dikenal dengan istilah (homo homini lupus) dan egois harus
ditata dan diatur sedemikian rupa oleh hukum tanpa kecuali, agar tidak
khususnya dalam hal pemidanaan seharusnya merujuk pada norma hukum yang
bersifat menghukum warga binaan sehingga dapat memberikan efek jera. Hal ini
masyrakat.
3
memberikan gambaran bahwa kejahatan tersebut hanya terhenti sesaat dan akan
unsur efek jera yang di sertai dengan lembaga rumah pemasyarakatan secara
berangsur-ansur dipandang sebagai suatu sistem sarana yang tak sejalan dengan
kesalahannya, tidak lagi berhendak untuk melakukan tindak pidana dan kembali
lagi menjadi warga masyarakat yang bertanggung jawab pada keluarga dan
sosial.1
lakukannya. Pidana penjara merupakan salah satu jenis sanksi pidana yang paling
belum terpenuhi sesuai hak mereka sebagai warga negara. Hal ini sebabkan
1
Penjelasan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.
2
Dwidja Priyanto, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, (Bandung; PT Reflika Aditama,
2006), h. 2
4
bagian yang tak terpisah dari nilai–nilai yang ada dalam pancasila.
keluarga maupun pihak lain, berhak memperoleh informasi baik melaui media
sering tidak dapat terlaksana dengan baik atau sesuai dengan standar pelayanan
3
Muhammad Farid Aulia, “Implementasi Hak Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Dan Makanan
Yang Layak Bagi Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas II A Sungguminasa”, (Skripsi,
Program Sarjana Hukum Universitas Hasanuddin, 2015), h. 3.
5
pelayanan kesehatan secara manusiawi yang diarahkan pada tingkat harakat dan
keadaan sehat. Maka dari itu penegak hukum khususnya para staf di lembaga
pembinaan terhadap narapidana nya disamping dari warga binaan itu sendiri
Narapidana juga perlu diperhatikan sebagai mana manusia yang lain nya,
melanggar hukum akan tetapi mereka harus di berikan pemenuhan hak pelayanan
4
Pasal 14 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.
6
merupakan salah satu pemberian hak asasi manusia dari negara kepada
warganya.
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
Bengkalis
7
Bengkalis.
D. Tujuan Penelitian
Bengkalis.
Bengkalis.
E. Kegunaan Penelitian
IIA Bengkalis.
F. Penjelasan Judul
keputusan kebijakan.7
atau disarikan dari sumber utama hukum Islam dan harus senantiasa
Pemasyarakatan.9
9
7
Petter Salim DAN Yunny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:
Modern English Press, 2012), h. 722.
8
Abdul Wahhab Khalaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2016, cet. Ke-4), h. 154.
9
Ibid, Pasal 1 Ayat 1
10
G. Telaah Pustaka
1. Lembaga Pemasyarakatan
dibangun agar bangkit menjadi seseorang yang baik. Maka yang perlu
10
Andi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia, Pradnya Paramita, (Jakarta,
2012 ) h. 32
11
a) Pengayoman
masyarakat.
c) Pendidikan
e) Kehilangan Kemerdekaan
Orang tertentu.
empat (4) tahapan sebagai suatu kesatuan proses yang bersifat terpadu, yaitu
11
Surat Edaran No. KP.10.13/3/1 tanggal 8 Februari 1965 tentang Pemasyarakatan
sebagai proses
14
Hak narapidana tersebut antara lain terdapat pada Pasal 9 Ayat (1)
e. Menyampaikan keluhan
tidak dilarang
12
Pasal 9 Ayat (1) UU Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan
15
Terwujudnya tata kehidupan yang aman dan tertib yang pada akhirnya
narapidana mudah pria dan wanita yang berumur kurang dari 21 Tahun.
13
UU Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan
14
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.M.01- PR.O7.03 tanggal 26
Februari 1985 tentang Organisasi dan Tata Cara Kerja Lembaga Pemasyarakatan
16
anak yang berumur sampai dengan Anak Negara dan Anak Sipil
Wanita.
5) Menyampaikan keluhan;
lainnya;
keluarga;
17
b. Kewajiban WBP
kesopanan;
hunian; dan
Pemasyarakatan.
c. Larangan WBP
berwenang;
menjalankan tugas;
hunian; dan
dan sejenisnya;
12) Membuat atau menyimpan senjata api, senjata tajam, atau sejenisnya;
tamu/pengunjung;
sejenis;
17) Memasuki blok dan/atau kamar hunian lain tanpa izin Petugas
Pemasyarakatan;
3. Maqashid Syari'ah
(Shidiq, 2009).
maksud dan tujuan yang hendak dicapai syara' dalam mensyariatkan suatu
dunia maupun akhirat. Para ulama sepakat bahwa dalam setiap hukum yang
ukhrawi.Maka dari itu, setiap mujtahid dalam menetapkan hukum pada kasus
manusia(Susilawati, 2015).
hukum-Nya. Nilai-nilai dan target ini ditafsirkan sebagai tujuan dan rahasia
syariah, yang ditetapkan oleh al-shari' dalam setiap ketentuan hukum. Lebih
yang menjadi sasaran teks dan hukum tertentu untuk diwujudkan dalam
kehidupan manusia.
21
Baik dalam bentuk perintah, larangan, dan izin untuk perorangan, keluarga,
jemaat, dan orang banyak, atau juga dapat diartikan sebagai hikmat yang
agama atau tidak. Karena dalam setiap hukum yang ditentukan oleh Allah
kepada hamba-Nya harus ada tujuan mulia atau hikmat yang ada di balik
bertumpu pada lima manfaat utama, yaitu: kemaslahatan agama (hifz al-
H. Penelitian Relevan
berikut:
Institutions).
22
jumlah personil petugas yang masih kurang, anggaran dana yang belum
mencukupi, dan dari segi warga binaan pemasyarakatan, serta sarana dan
TPP, dan kemudian dari hasil sidang TPP tersebut akan diberikan kepada
selama 6(enam) hari dan bisa diperpanjang selama 2 (dua) kali 6(enam)
orang yang sedang menjalani masa hukuman atau pidana dalam Lembaga
yaitu yang terdapat pada Pasal 14 ayat (1) huruf a sampai m yang harus dipenuhi.
Syarat dan tata cara pemberian hak tersebut pun diatur dengan peraturan
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1999 tentang Syarat dan
I. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
apa yang dialami oleh subjek penelitian. 15 Penelitian kualitatif adalah penelitian
dengan konteks apa adanya melalui pengumpulan data dari latar alami sebagai
sumber lapangan dengan instrumen kunci peneliti itu sendiri. Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menggunakan latar alami dengan jalan melibatkan berbagai
metode yang ada. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
15
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Hal. 5.
16
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006),
Hal 6
25
Adapun lokasi penelitian ini adalah Lapas Kelas IIA Bengkalis, yang
3. Jenis Data
penelitian ini, maka data yang diperoleh digolongkan ke dalam dua jenis
yaitu:
a. Data Primer
b. Data Sekunder
terhadap data primer. Data sekunder ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 19
17
Santoso, M. Iman, Perspektif Imigrasi dalam Pembangunan. JOM FISIP Vol. 4 No. 2
– Oktober 2017 Page 11 Ekonomi dan Ketahanan Nasional. Jakarta : Universitas Indonesia (UI
Press) h.106
18
Ibid, h.108
19
Ibid, h.108
26
oleh pemerintah dan pihak lainnya yang berwenang untuk itu. Bahan-
Rutan di Indonesia
sebagainya.21
bahan hukum primer atau bahan hukum sekunder yang berasal dari
20
Santoso, M. Iman, Perspektif Imigrasi dalam Pembangunan. JOM FISIP Vol. 4 No. 2
– Oktober 2017 Page 11 Ekonomi dan Ketahanan Nasional. Jakarta : Universitas Indonesia (UI
Press), h.224
21
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012),
h.114
22
Zainuddin Ali, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h 106
27
4. Sumber Data
a. Wawancara
narasumber.
b. Dokumentasi
dianalisa. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif, yaitu data
yang tidak berupa angka sehingga tidak menggunakan rumus statistik tetapi
J. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
data dan analisa data sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian.
BAB V : PENUTUP
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Bernard L Tanya dkk, Teori Hukum: Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan
Generasi, (Yogyakarta: Genta Publising, 2013)
Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2013 Tentang Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan Dan Rumah
Tahanan Negara.
Sugiono. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.