Politik Hukum Uu No. 22 Tahun 2022 Tentang Pemasyarakatan: Artha Rizki Isworo (221742018154124)
Politik Hukum Uu No. 22 Tahun 2022 Tentang Pemasyarakatan: Artha Rizki Isworo (221742018154124)
22 TAHUN
2022 TENTANG PEMASYARAKATAN
Artha Rizki Isworo
(221742018154124)
BAB 1. LATAR BELAKANG
. Manakah aturan hukum pidana yang diperbarui dalam UU No. 22 Tahun 2022
Tentang Pemasyarakatan ?
. Apa politik hukum dalam pembaruan hukum pidana melalui pembentukan UU No.
22 Tahun 2022 Tentang Pemasyarakatan ?
. Apa saja yang dapat berpengaruh terhadap pelaksanaan norma hasil pembaruan
hukum pidana sebagaimana diatur dalam UU No. 22 Tahun 2022 Tentang Pemasyarakatan ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
eori Keadilan
eori Relatif
eori keadilan
stilah keadilan berasal dari kata “adil” yang memiliki arti yaitu
tidak memihak, tidak sewenang-wenang, pada dasarnya keadilan
adalah sesuatu yang objektif yang mana setiap orang memiliki
pandangan masing-masing soal keadilan.
elain itu juga keadilan menurut aristoteles yang dijelaskan oleh
Theo Huijibers bahwa keseimbangan dan kesamaan sikap
seseorang dalam berhubungan dengan manusia adalah keadilan,
tolak ukur keseimbangan adalah kesamaan proporsional dan
memiliki kesamaan numerik atau angka atau jumlah.
TEORI RELATIF
) Perluasan cakupan dari tujuan sistem pemasyarakatan yang tidak hanya meningkatkan kualitas narapidana dan anak binaan, namun juga memberikan jaminan perlindungan terhadap hak tahanan dan
anak.
) Pembaruan asas dalam pelaksanaan sistem pemasyarakatan didasarkan pada azas pengayoman, nondiskriminasi, kemanusiaan, gotong royong kemandirian, proporsionalitas, kehilangan
kemerdekaan sebagai satu-satunya penderitaan, serta profesionalitas.
) Pengaturan tentang fungsi pemasyarakatan yang mencakup tentang pelayanan, pembinaan, pembimbing kemasyarakatan, perawatan, pengamanan, dan pengamatan.
) Penegakan mengenai hak dan kewajiban bagi tahanan, anak, dan warga binaan.
) Pengaturan mengenai penyelenggaraan dan pemberian program pelayanan pembinaan pembimbingan kemasyarakatan, serta pelaksanaan perawatan, pengamanan, dan pengamatan.
) Pengaturan tentang dukungan kegiatan intelijen dalam penyelenggaraan fungsi pengamanan dan pengamatan.
) Pengaturan mengenai kode etik dan kode perilaku pemasyarakatan serta jaminan perlindungan hak petugas pemasyarakatan untuk melaksanakan perlindungan keamanan dan bantuan hukum dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
) Pengaturan mengenai kewajiban menyediakan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan sistem pemasyarakatan, termasuk sistem teknologi informasi pemasyarakatan.
) Kerja sama dan peran serta masyarakat yang dilakukan dalam rangka penyelenggaraan sistem pemasyarakatan.
POLITIK HUKUM DALAM PEMBARUAN HUKUM PIDANA
MELALUI PEMBENTUKAN UU NO. 22 TAHUN 2022 TENTANG
PEMASYARAKATAN
ndang – Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan diundangkan sebagai penyempurna dari
lahirnya sistem pemasyarakatan. Peraturan sistem kepenjaraan dengan Reglemen Penjara (Gestichten
Reglement) tahun 1971 yang merupakan peninggalan jaman pemerintahan Belanda bertahan hingga 50 tahun
sejak Indonesia merdeka. Meskipun sistem pemasyarakatan yang dideklarasikan untuk menggantikan sistem
kepenjaraan telah berlangsung mulai tahun 1964 sampai dengan 2022.
ak sedikit pro dan kontra terkait program ini, meskipun sebenarnya program asimilasi dan reintegrasi
bukanlah hal baru lagi, bahkan dalam pasal 14 Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1995 juga telah
disebutkan mengenai hal ini. Perbedaan yang mendasar sebenarnya hanya pada pelaksanaan program
asimilasi tersebut, berdasarkan Permenkumham Nomor 10 Tahun 2020 program asimilasi dilaksanakan di
rumah, hal ini selaras dengan kebijakan pemerintah untuk melaksanakan sosial distancing.
FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
PELAKSANAAN NORMA HASIL
PEMBARUAN HUKUM PIDANA
SEBAGAIMANA DIATUR DALAM UU NO. 22
TAHUN 2022 TENTANG PEMASYARAKATAN
U No. 22 Tahun 2022 ini merupakan subsistem peradilan pidana yang dalam
penyelenggaraannya meliputi penegakan hukum di bidang perlakuan terhadap tahanan, anak,
dan warga binaan yang secara langsung mencabut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995
tentang Pemasyarakatan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum masyarakat
dan belum sepenuhnya mencerminkan kebutuhan pelaksanaan sistem pemasyarakatan.
alam ketentuan lain yang juga mengatur mengenai hak dan kewajiban tahanan
dan narapidana sebagaimana dijelaskan di Pasal 7-8 yang meliputi hak WBP
dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya,
mendapatkan perawatan, baik jasmani maupun rohani, mendapatkan
pendidikan, pengajaran, dan kegiatan rekreasional, serta kesempatan
mengembangkan potensi, mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan
yang layak sesuai dengan kebutuhan gizi, mendapatkan layanan informasi,
mendapatkan penyuluhan hukum dan bantuan hukum,
KESIMPULAN DAN SARAN
.1 Kesimpulan
Lahirnya Undang – Undang Pemasyarakatan yang baru Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2022 yaitu Menjawab problematika dan tantangan yang
dianggap perlu untuk melakukan perubahan terhadap Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1995.
Mengingat Undang-Undang sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan tidak sesuai lagi dengan perkembangan
hukum masyarakat dan belum mengatur secara utuh kebutuhan pelaksanaan tugas Pemasyarakatan.
Berlakunya sistem pemasyarakatan yang dilaksanakan berdasarkan asas pengayoman, nondiskriminasi, kemanusiaan, gotong royong, kemandirian,
proposionalitas. Kehilangan kemerdekaan sebagai satu satunya penderitaan, dan profesionalitas. Pemasyarakatan telah memasuki pemajuan melalui penetapan UU
Pemasyarakatan yang baru.
. Saran
ara Insan Pemasyarakatan harus merespon dan mempersiapan dengan baik agar cita-cita serta harapan pemberlakuan undang-undang tersebut semakin cepat
diimplementasikan.