Oleh
NIM. 2017.06.1.0008
FAKULTAS HUKUM
2022
1
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
MUHAMMAD BOY BHASKARA
NIM. 2017.6.1.0008
PROGRAM STUDI HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2022
TINJAUAN YURIDIS PEMBEBASAN BERSYARAT 23 PELAKU
TINDAK PIDANA KORUPSI MENURUT UNDANG-UNDANG
NOMOR 22 TAHUN 2022
PROPOSAL
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu bangsa hukum yang dengan tegas ada didalam
pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang
dalam melakukan pembangunan rasa tertib, rasa aman, rasa adil, serta mampu
menyejahterahkan rakyat. 1
negaranya, namun tidak dapat terelakan jika mungkin saja terdapat dampak negatif
yang menyertai proses pembangunan sosial tersebut. Salah satu contohnya dampak
Perkembangan tindak pidana korupsi baik dilihat dari sisi kuantitas maupun
dilihat dari sisi kualitas dewasa ini dapat dikatakan bahwa korupsi di Indonesia tidak
lagi merupakan kejahatan biasa atau ordinary crimes tetapi sudah merupakan
1
Muhammad irnas, Mitro Subroto “Pertanggungjawaban Hukum Pada Pembebasan Bersyarat
Narapidana Sebagai Upaya dalam Pencegahan Virus Covid 19 di Lembaga Pemasyarakatan” Jurnal
Pendidikan Tambusai, Vol. 6 No.1 (2022)
2
Yonna B. Salamor “Kebijakan Moratorium Remisi dan Pembebasan Bersyarat Bagi
Narapidana Tindak Pidana Korupsi di Indonesia” Jurnal Sasi, Vol. 22 No.1 (2016)
4
kolusi dan nepotisme, telah cukup lengkap. Ini berarti aparat penegak hukum,
korupsi membuat masyarakat semakin pesimis. Bahkam korupsi telah berurat akar,
berbagai kebijakan hukum pidana lainnya terkait tindak pidana korupsi. Marc Ancel
pernah menyatakan bahwa moder criminal science terdiri dari 3 (tiga) komponen,
yaitu Criminology, Criminal law, dan penal policy. Penal Policy atau kebijakan
hukum pidana adalah suatu ilmu sekaligus seni yang pada akhirnya mempunyai
tujuan praktis untuk memungkinkan peraturan hukum positif dirumuskan secara lebih
baik dan untuk member pedoman lebih baik dan untuk member pedoman tidak hanya
pengadilan.3
undang Nomor 22 Tahun 2022 ini merupakan subsistem peradilan pidana yang dalam
tahanan, anak, dan warga binaan yang secara langsung mencabut Undang-undang
Nomor 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan. Hal tersebut dikarenakan sudah tidak
bersyarat 23 Narapidana Tindak Pidana Korupsi menurut dirinya hal tersebut sudah
bersyarat ini seolah mematahkan usaha dan semangat bangsa ini untuk membangun
memberantas Tindak Pidana korupsi. Tentu sangat tidak adil apabila koruptor yang
berpotensi untuk tidak memberikan efek jera pada terpidana korupsi karena
pembebasan bersyarat ini dapat menjadi jalan keluar untuk lari dari tanggung jawab
atas kerugian negara akibat dari kejahatan Korupsi yang telah mereka lakukan.
4
Kementerian Hukum dan HAM, “UU No. 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan telah
Terbit, Divisi Pas kanwil Kemenkuham Kalteng Berdiskusi” https://kalteng.kemenkumham.go.id/ 5
September 2022, dikunjungi pada tanggal 22 September 2022.
6
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka rumusan
masalah yang akan menjadi pokok kajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
7
3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kajian yuridis
rinci dan terpadu daam pengembangan ilmu hukum mengenai Pembebasan Bersyarat
4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaian tujuan agar
dipecahkan secara tepat dan akurat, maka apa manfaat secara praktis dan secara
teoritis.
5. Kajian Pustaka
sekurang-kurangnya dua per tiga masa pidananya, dengan ketentuan dua per
tiga tersebut tidak kurang dari 9 bulan. Pasal 15 ayat (1) KUHP menegaskan
bahwa yang dapat dibebaskan secara bersyarat itu hanyalah orang-orang yang
oleh hakim telah dijatuhi putusan yang berkekuatan hukum tetap dengan
9
pidana penjara, yang dua pertiga masa pidana mereka telah mereka jalankan,
Nawawi, efektivitas pidana penjara dapat ditinjau dari dua aspek pokok tujuan
untuk sementara waktu dalam penempatan ruang isolasi jauh dari lingkup
5
Sunardi, Syudman Halawa, Edyson Boly Mayristo “Kebijakan Hukum Pidana Pembebasan
Bersyarat Narapidana Dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan Penyebaran Covid 19” Jurnal
Rectu. Vol. 4 No. 1 (2022)
6
Barda Nawawi Arief, “Kebijakan Hukum PidanaI”, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002,
hal. 224-225
7
Petrus Irawan Panjaitan, Pandapotan Simongkari, “Lembaga Pemasyarakatan Dalam
Perspektif Sistem Peradilan Pidana Penjara”, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995, hal. 48.
10
atau corruptus yang itu berasal pula dari kata corrumpere, suatu bahasa Latin
yang lebih tua. Bahasa Latin itulah turun ke banyak bahasa Eropa seperti
sebagainya);
c. Faktor budaya
11
Marwan Mas, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Cetakan Pertama, Bogor: Ghalia
Indonesia, 2014, hal. 11
12
dimiliki seseorang.
menjelaskan secara kata per kata pengertian dari “tindak pidana korupsi”,
melainkan tindak pidana korupsi dapat dilihat dari jenis perbuatan pidana
natar unit kerja yang melibatan pihak ketiga, unit kerja dengan instansi lain,
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah setiap orang, bisa
4. Serta pengajur;
dilakukan; dan
12
Surachmi dan Suhandi Cahaya, Strategis Dan Teknik Korupsi Mengetahui Untuk
Mencegah, Jakarta: Sinar Grafik, 2013, hal. 31-32
14
Kepegawaian;
KUHP);
3. Orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang
4. Orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi lain yang
atau pengaru, kekerasan, ancaman atau tipu daya atau dengan memberi
Orang yang dihukum sebagai yang melakukan dapat dibagi atas 4 (empat)
Oeang ini ialah yang sendirian telah berbuat mewujudkan segala anasir
Disini sedikitnya ada dua orang, yang menyuruh (doen pleger) dan
yang disuruh (pleger). Jadi, bukan orang itu sendiri yang melakukan
Setidaknya harus ada dua orang, ialah orang yang melakukan (pleger)
13
Ibid, hal. 31-35
16
maka orang yang menolong itu tidak masuk sebagai orang yang turut
(ultiloker).
6. Metode Penelitian
Penulisan karya ilmiah atau skripsi harus selalu dibuat dengan
merupakan identitasnya, oleh karena itu ilmu hukum dapat dibedakan dari
ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. secara khusus menurut jenis, sifat dan tujuan
14
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1986, hal. 35
17
yang dihadapi.16
atau metode nya adalah studi dokumen atau buku-buku apabila dirasa
lengkap.
15
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta:Cet. 6 Kencana Prenada Media Group,
2005, hal. 21
16
Ibid, hal. 13
17
Sri Mamudji, Metode Penulisan dan Penelitian Hukum, Jakarta: badan Penerbit Fakultas
Hukum Indonesia, 2005, hal. 1
18
doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi. Hal ini
penelitian yang dilakukan dengan cara mengkaji berbagai aturan hukum yang
undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang
18
Peter Mahmud Marzuki, penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2010, hal. 35
19
Ibid, hal. 29
20
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013,
hal. 133
21
Johni Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Malang: Bayu Publishing,
2006, hal. 302
19
Adapun sumber dan bahan hukum dalam penelitian ini sebagai berikut:
Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara
hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier yang telah
22
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013,
hal. 135-136
20
hasil penelitian pada pengertian hukum, norma hukum, teori-teori hukum serta
(legal facts) dan melalui proses ini akan diperoleh kesimpulan (conclusion)
7. Sistematika Penulisan
membagi penelitian kedalam 4 (empat) bab yang mana setiap bab terdiri dari
sistematika penulisan.
21
rumusan masalah ini akan membahas beberapa sub bab, antara lain
pemasyarakatan, sub bab yang kedua akan membahas tentang “hak dan
sebagai manusia yang memiliki potensi dan harga diri dengan hak dan
kewajiban yang sama dengan manusia lainnya. dalam bab ini akan di
Korupsi..
(kejahatan luar biasa) pada sub bab ini akan dijelaskan sifat-sifat dan
22
pembinaan apa saja yang didapat oleh pelaku tindak pidana korupsi,
dan pada bab 3 ini akan di tutup dengan analisis tentang “alasan
Daftar Bacaan:
Peraturan mPerundang-Undangan :
Buku:
Andi Hamza. 2007. Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan
Barda Nawawi Arief. 2005. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Bandung: PT.
Barda Nawawi Arief. 2002. Kebijakan Hukum Pidana. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti. 2002.
Harapan. 1995.
Evi Hartanti. 2005. Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika. 2005.
Sri mamudji. 2005. Metode Penulisan dan Penelitian Hukum. Jakarta: Badan Penerbit
Johni Ibrahim. 2006. Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif. Malang: Bayu
Publishing. 2006.
6 No. 1.
No. 1.
Internet:
Kementerian Hukum dan HAM, “UU No. 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan