OLEH :
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ( UUD NRI 1945 )
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum
Pidana Hukum Pidana
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3209 )
PERMA Nomor 02 Tahun 2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan Dan
ii
DAFTAR PUTUSAN
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................i
DAFTAR PUTUSAN....................................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iv
1. Latar Belakang............................................................................................................1
2. Rumusan Masalah.......................................................................................................6
3. Tujuan Penelitian..........................................................................................................7
4. Manfaat Penelitian......................................................................................................7
5. Tinjauan Pustaka........................................................................................................8
6. Metode Penelitian.................................................................................................9
Tipe Penelitian.............................................................................................10
Pendekatan Masalah.......................................................................................10
7. Sistematika Penulisan............................................................................................12
DAFTAR BACAAN..............................................................................................13
iv
I. LATAR BELAKANG
menghukum penjahat sehingga dapat memberikan efek jera. Hal ini memberikan
wacana kepada para hakim dalam merumuskan vonis penjatuhan sanksi kepada
Penegakan hukum terhadap kasus pencurian telah banyak dilakukan oleh aparat
tindakan yang mengganggu berlakunya suatu norma. Tujuan yang ingin dicapai
dari penjatuhan sanksi terhadap pelaku tindak pidana adalah agar dapat berbaur
oleh manusia itu dan untuk ditaati oleh manusia itu sendiri. Dalam hal ini hukum
memang berfungsi sebagai acuan bagi perlindungan rasa aman, keadilan, dan
1
Bernald L.Tanya, Hukum dalam Ruang Sosial, Skrikandi, Surabaya, 2005,
hlm.169.
1
2
yang baik pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari tujuan penanggulangan
Nomor 02 Tahun 2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan Dan
Jumlah Denda Dalam KUHP . Yang mengatur mengenai tindak pidana pencurian
yang nilainya dibawah 2,5 juta rupiah tidak dapat ditahan.Yang melatarbelakangi
lahirnya Peraturan Mahkamah Agung No. 02 Tahun 2012 ini, yakni upaya
“Jika dinamika yang berkenaan dengan keseluruhan aspek, elemen, hirarki, dan
komponen tersebut tidak bekerja secara seimbang dan sinergis, maka hukum
sebagai satu kesatuan sistem juga tidak dapat diharpkan tegak seabagaimana
mestinya.”2
15/PN. Lmj terdakwa N yang melakukan tindak pidana pencurian yang diatur
kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum,
diancam karena pencurian, dengan pidana penjara palinkg lama lima tahun atau
denda paling banyak enam puluh rupiah”.dan batasannya yang sekarang sudah
ditaksir dengan harga Rp. 22.000,- (dua puluh dua ribu rupiah).
dengan menggunakan Pasal 362 KUHP yang ancaman pidananya paling lama 5
tindak pidana ringan (lichte misdrijven) yang mana seharusnya lebih tepat
didakwa dengan Pasal 364 KUHP yang ancaman pidananya paling lama 3 (tiga)
bulan penjara atau denda paling banyak Rp 250,00 (dua ratus lima puluh rupiah).
Jika perkara-perkara tersebut didakwa dengan Pasal 364 KUHP tersebut maka
(Pasal 21) serta acara pemeriksaan di pengadilan yang digunakan haruslah Acara
Pemeriksaan Cepat yang cukup diperiksa oleh Hakim Tunggal sebagaimana diatur
dalam Pasal 205-210 KUHAP. Selain itu berdasarkan Pasal 45A Undang-Undang
Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dua kali terakhir
Maret 2015 ;
4
dapat dilakukan terhadap tersangka atau terdakwa yang diancam dengan pidana
penjara lima tahun atau lebih, maka terhadap pelaku tipiring yang ancaman
pidananya “paling lama 3 bulan” penjara atau kurungan tidak dapat dilakukan
penahanan. Ketentuan pasal 21 ayat (4) ini disebut syarat obyektif penahanan.
dipidana, perbuatan apa yang dapat dipidana, dan hukuman apa yang dapat
dijatuhkan. Maka terdakwa N seharusnya tidak ditahan . Selain itu iika Pengadilan
agar segera membebaskan terdakwa tersebut dari tahanan oleh karena tidak lagi
pidana ringan tidak lagi menetapkan majelis hakim untuk menangani perkara
tersebut namun cukup menetapkan hakim tunggal sebagaimana diatur dalam pasal
205-210 KUHAP.
5
masyarakat, di satu pihak Hukum Acara Pidana harus dapat menjamin bahwa
yang bersalah akan fihukum, tetapi dilain pihak ia harus pula dapat mencegah
Penegakan hukum di Indonesia pada saat ini tidak lepas oleh peran
hakimlah yang sangat sensitif. Karena dalam proses pengadilan, hakim yang
hukum.4
3
Djoko Prakoso, Alat Bukti dan Kekuatan Pembuktian di Dalam Proses Pidana,
Liberty, Yogyakarta,1988, hlm.1.
4
2. Perumusan Masalah
2.1 Pelaksanaan penahanan yang dilakukan oleh hakim dan penuntut umum
Tahun 2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan Dan Jumlah
3 Tujuan Penelitian
Tujuan :
3.1 Untuk menganalisis penahanan yang dilakukan oleh hakim dan penuntut
3.2 Penulisan proposal penelitian ini sebagai salah satu prasyarat dalam tugas
4. Manfaat Penelitian
terhadap tersangka atau terdakwa menurut cara yang diatur dalam KUHAP.
Penulis berharap dengan penelitian ini dapat berguna bagi para praktisi
5. Tinjauan Pustaka
diancam dengan pidana penjara atau kurungan paling lama 3 (tiga) bulan
praktik hukum acara pidana dikenal dengan istilah Tipiring, istilah ini
Terdapat dalam Pasal 205 ayat (1) KUHAP: “Yang diperiksa menurut acara
penjara atau kurungan paling lama tiga bulan dan atau denda sebanyak-
banyaknya tujuh ribu lima ratus rupiah dan penghinaan ringan kecuali yang
6 Metode Penelitian
dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi putusan pengadilan yang telah
berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum
tersier.
kekuatan hukum yang bersifat mengikat. Dalam hal ini bahan hukum
kemudian hasil analisis disusun secara sistematik untuk lebih mudah dalam
bersifat deduktif yaitu diawali dari hal umum yang telah diketahui maupun
bersifat lebih khusus sehingga diperoleh suatu jawaban dari permasalahan yang
historis
penelitian ini.
7. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan ini , dibagi dalam 4 (empat) bab dan masing-masing bab
dan pembahasan tesis. Pada bab ini berisikan gambaran umum permasalahan yang
rumusan masalah. Bab ini juga menguraikan mengenai tujuan penelitian dan
Pidana Ringan dan jumlah denda dalam KUHP dan teori dan asas hukum serta
kasus tindak pidana ringan (tipiring) berdasarkan KUHAP dan PERMA Nomor 02
Tahun 2012 Tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan jumlah
DAFTAR BACAAN
A. Buku