Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.

I
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM
POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN
JL. RAYA GANDUL CINERE DEPOK 16512
TELEPON (021) 7538421

LEMBAR TUGAS TARUNA


Program Studi : Manajemen Pemasyarakatan Nama Taruna : Rezky Abadi Lubis
Tingkat / Semester : III / 6 STB : 3924
Kelas : MP – B 54 Pertemuan ke : 12
Mata Kuliah : Seminar Isu-Isu Pemasyarakatan Hari / Tanggal : Selasa, 25 Oktober 2022
Dosen : Dr. Padmono Wibowo Waktu : -

KETENTUAN LEMBAR TUGAS TARUNA :

1. Lembar Tugas Taruna (LTT) adalah media pembelajaran sebagai pengayaan materi kuliah.
2. LTT wajib dikumpulkan diakhir waktu perkuliahan sesuai jadwal mata kulia..
3. Taruna wajib mengerjakan dan menyelesaikan tugas sendiri tanpa kerjasama dengan Taruna lain atau pihak ke 2
dan ke 3.
4. Taruna mengirimkan LTT dalam format word di LTT ini (bukan dilembar lain)
5. Setelah selesai dikumpulkan ke Sespen dan disampaikan ke dosen via googledrive.

Tugas :
1. Anda diminta untuk menjelaskan berdasarkan pengalaman, pengetahuan, dan keilmuan yang
sdr pahami tentang tujuan diselenggarakannya Sistem Pemasyarakatan sebagaimana
tercantum dalam pasal 2 UU Nomor. 22 Tahun 2022 ttg Pemasyarakatan.
Jawab: UU 22 tahun 2022 tentang Pemasyarakatan menyoroti regulasi lama yang belum
mengatur mengenai pelayanan tahanan. Mekanisme pembimbingan bagi warga binaan
pemasyarakata. Belum adanya pengaturan mengenai pelaksanaan pengamanan di lembaga
pemasyarakatan dan perawatan kesehatan bagi narapidana. Belum adanya pelindungan bagi
petugas pemasyarakatan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Serta belum
adanya tambahan dalam hal penggunaan dan pengembangan teknologi informasi.
UU Pemasyarakatan yang baru ini memuat penguatan posisi Pemasyarakatan dalam sistem
peradilan pidana terpadu yang menyelenggarakan penegakan hukum di bidang perlakuan
terhadap Tahanan, Anak, dan Warga Binaan; perluasan cakupan dari tujuan Sistem
Pemasyarakatan tidak hanya meningkatkan kualitas Narapidana dan Anak Binaan namun
juga memberikan jaminan pelindungan terhadap hak Tahanan dan Anak; pembaruan asas
dalam pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan didasarkan pada asas pengayoman,
nondiskriminasi, kemanusiaan, gotong royong, kemandirian, proporsionalitas, kehilangan
kemerdekaan sebagai satu-satunya penderitaan, serta profesionalitas.
Undang-Undang Nomor 22 tahun 2022 tentang Pemasyarakatan memberikan haluan
penegasan pengaturan mengenai hak dan kewajiban bagi Tahanan, Anak, dan Warga
Binaan; Pengaturan mengenai penyelenggaraan dan pemberian program Pelayanan,
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM
POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN
JL. RAYA GANDUL CINERE DEPOK 16512
TELEPON (021) 7538421

Pembinaan, Pembimbingan Kemasyarakatan, serta pelaksanaan Perawatan, Pengamanan,


dan Pengamatan; Pengaturan tentang dukungan kegiatan intelijen dalam penyelenggaraan
fungsi Pengamanan dan Pengamatan; Pengaturan mengenai kode etik dan kode perilaku
Petugas Pemasyarakatan serta jaminan pelindungan hak Petugas Pemasyarakatan untuk
mendapatkan pelindungan keamanan dan bantuan hukum dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.
UU 22 tahun 2022 tentang Pemasyarakatan juga memuat tentang pengaturan mengenai
kewajiban menyediakan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan Sistem
Pemasyarakatan termasuk sistem teknologi informasi Pemasyarakatan; pengaturan tentang
pengawasan terhadap penyelenggaraan fungsi Pemasyarakatan; dan pengaturan mengenai
kerja sama dan peran serta masyarakat yang dilakukan dalam rangka penyelenggaraan
Sistem Pemasyarakatan.

2. Penjelasan anda terkait dengan bagaimana mewujudkan :

a. Sistem Pemasyaraakatan yang mampu memberikan jaminan perlindungan terhadap hak


Tahanan dan Anak ? Apa standar perlindungan ?
Jawab: Anak didik pemasyarakatan ditempatkan di lapas anak dalam rangka
mendapatkan pembinaan agar nantinya dapat kembali ke masyarakat dengan baik.
Dalam penempatannya, anak didik pemasyarakatan ditempatkan terpisah dengan
narapidana dewasa. Pada prinsipnya setiap tempat atau kota terdapat Lapas Anak, akan
tetapi apabila disuatu tempat belum dibangun lapas anak, anak didik pemasyarakatan
dapat ditempatkan di lapas, namun penempatannya harus dipisahkan dengan tempat
narapidana dewasa. Anak yang ditempatkan di lapas tersebut berhak memperoleh
pendidikan dan latihan sesuai dengan bakat dan kemampuannya serta hak lain
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sistem Pemasyarakatan
berasumsi bahwa Warga Binaan Pemasyarakatan (narapidana) bukan saja obyek
melainkan subyek, sebagai manusia yang tidak berbeda dari manusia lainnya maka
sewaktu-waktu ia dapat melakukan kesalahan atau kehilafan yang dapat dikenakan
pidana, sehingga tidak harus diberantas. sistem pemasyarakatan berfungsi untuk
menyiapkan warga binaan pemasyarakatan agar dapat berintegrasi secara sehat dengan
masyarakat, sehingga dapat dipulihkan kembali fitrahnya sebagai manusia dalam
hubungannya dengan tuhannya, dengan pribadinya, dengan sesamanya dan dengan
lingkungannya. Dengan kata lain tujuan sistem pemasyarakatan adalah pemulihan
hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan antara dengan masyarakat reintegrasi
hidup – kehidupan – penghidupan.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995, yang didalamnya juga mencamtumkan
10 prinsip pemasyarakatan, kemudian beberapa instrumen HAM (hukum Internasional)
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM
POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN
JL. RAYA GANDUL CINERE DEPOK 16512
TELEPON (021) 7538421

seperti Konvensi Hak-hak Sipil dan Politik, Konvensi menentang penyiksaan dan
perlakuan lain yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat manusia, bahkan
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1955 telah mengeluarkan Standard Minimum
Rules for Treatment of Prisoners atau PeraturanPeraturan Standar Minimum bagi
Perlakuan terhadap Narapidana.

b. Sistem Pemasyarakatan yang mampu meningkatkan kualitas kepribadian dan


kemandirian Warga Binaan agar mcnyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak
mengulangi tindak pidana, sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat,
dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik, taat hukum, bertanggung jawab, dan
dapat aktif berperan dalam pembangunan ?
Jawab: Sistem Pemasyarakatan saat ini tidak lagi menggunakan sistem penjara atau
pemenjaraan yang hanya memfokuskan kepada balas dendam sebagai pemberian efek
jeranya. Melainkan, sistem pemasyarakatan yang diterapkan sekarang lebih focus
menggunakan konsep reintegrasi social dan keadilan restorative. Dimana konsep ini
lebih bertujuan kepada meningkatkan kualitas kepribadian dan kemandirian WBP.
Untuk itu, proses pembinaan di dalam Lapas lebih menekankan kepada pemberian
kegiatan kerja untuk meningkatkan pelatihan kemandirian para wbp. Dalam hal ini,
lapas juga dapat bekerjasama dengan instansi lain seperti dengan kementerian PUPR
(Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). Kerjasama dengan instansi ini dapat berupa
melakukan pelatihan di berbagai bidang kerajinan seperti bidang meuble dan peralatan
rumah tangga. Agar nantinya, para wbp memiliki keahlian khususnya untuk nantinya
siap berkontribusi dalam lingkungan masyarakat. Dan agar untuk tidak terjadinya
residivisme bagi wbp, maka lapas menerapkan pembinaan kerohanian dengan cara
meningkatkan acara peribadatan ke semua agama dan ras yang dianut oleh wbp, agar
para wbp lebih menyadari kesalahannya dengan cara mendekatkan diri dengan tuhan
agar mampu menjadi pribadi yang taat pada agama dan hukum, memiliki tanggung
jawab atas hidupnya dan hidup orang lain.

c. Sistem Pemasyarakatan yang mampu memberikan perlindungan kepada masyarakat dari


pengulangan tindak pidana ? seperti apa bentuk perlindungan kpd masyarakat ?
Jawab: Suatu Sistem Pemasyarakatan pastilah mempunyai tujuan dan fungsi tersendiri,
salah satu tujuan dari Pemasyarakatan adalah Membentuk Warga Binaan
Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki
diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh
lingkungan masyarakat. Untuk dapat mencapai tujuan ini maka dapat dilaksanakan
program pembinaan.
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM
POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN
JL. RAYA GANDUL CINERE DEPOK 16512
TELEPON (021) 7538421

Pelaksanaan pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan adalah sebagai jalan


keluar untuk membina dan juga untuk mengembalikan narapidana ke jalan yang benar.
Perilaku-perilaku menyimpang yang dulu pernah mereka lakukan diharapkan tidak akan
terjadi lagi dan mereka dapat berubah menjadi anggota masyarakat yang bertingkah laku
baik. Keberhasilan dalam pembinaan akan berdampak baik terhadap para narapidana
yang salah satunya adalah para narapidana yang memiliki tingkat kesadaran diri yang
tinggi sehingga tidak akan terjadi pengulangan tindak pidana (recidive).
Agar narapidana yang baru saja menyelesaikan hukuman pidananya dapat terlindungi
dari stigma negative masyarakat, maka pihak Lembaga Pemasyarakatan diharapkan
dapat memberikan sosialisasi terhadap masyarakat sekitar mengenai pentingnya peran
serta masyarakat dalam proses pembinaan narapidana. Sehingga dapat meminimalisir
stigma negatif yang masih melekat dari masyarakat terhadap mantan narapidana.

Anda mungkin juga menyukai