Anda di halaman 1dari 4

PEMBINAAN BERBASIS MASYARAKAT

(COMMUNITY BASED CORRECTIONS)

Sistem pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai arah dan batasan serta cara
pembinaan warga binaan pemasyarakatan (narapidana, anak didik dan klien pemasyarakatan)
berdasarkan Pancasila. Menurut UU No. 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan pasal 5,
disebutkan bahwa sistem pemasyarakatan dilaksanakan berdasarkan asas pengayoman,
persamaan perlakuan dan pelayanan, pendidikan, pembimbingan, penghormatan harkat dan
martabat manusia, kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan serta
terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan orang tertentu. Dahulu istilah
penjara menunjukan bahwa narapidana dilihat sebagai orang yang bersalah, sehingga harus
merasakan penderitaan sama seperti yang pernah dilakukannya dengan orang lain. Sistem
penjara memiliki kesan menakutkan dan adanya penyiksaan. Perlakuan yang diterapkan dalam
sistem kepenjaraan malah membuat narapidana tidak merasa bertobat, tetapi mereka akan
memiliki niat untuk membalas dendam baik kepada petugas ataupun kepada masyarakat.
Secara berangsur-angsur sistem penjara di Indonesia yang sebelumnya dikenal penuh
penyiksaan dan deskriminatif berubah sejalan dengan perubahan konsepsi penghukuman menuju
konsep rehabilitasi atau pembinaan. Perubahan dari istilah “penjara” agar menjadi
”pemasyarakatan” mencerminkan bagaimana paradigma baru melihat peran dan fungsi lembaga
pemasyarakatan. Sistem ini dilaksanakan dengan memerlukan keikutsertaan masyarakat baik
dengan mengadakan kerjasama dalam pembinaan maupun dengan sikap bersedia menerima
kembali warga binaan pemasyarakatan yang telah selesai menjalani pidananya. Lembaga
pemasyarakatan sebagai ujung tombak pelaksanaan asas pengayoman berfungsi sebagai tempat
untuk mencapai tujuan sistem pembinaan. Pembinaan dilakukan melalui pendidikan, rehabilitasi,
dan reintegrasi. Setiap penjatuhan pidana terhadap pelaku kejahatan harus berhati-hati karena
masalah pemberian pidana sangat berkaitan erat dengan karakter dan sifat setiap orang yang
dijatuhkan sanksi pidana. Sanksi pidana bukan semata-mata sebagai pembalasan tetapi pidana
harus bersifat prospektif dan berorientasi kedepan.
Banyak dari masyarakat memiliki stigma negatif terhadap mantan narapidana setelah
narapidana tersebut bebas dari lembaga pemasyarakatan. Masyarakat luar menganggap bahwa
seorang mantan narapidana adalah orang yang telah melanggar hukum dan dapat membahayakan
bagi masyarakat luar. Untuk menghilangkan stigma negatif tersebut, maka diperlukan
pendekatan antara narapidana kepada masyarakat melalui reintegrasi social. Dengan
mengintegrasikan narapidana kembali ke dalam tengah-tengah masyarakat akan menghilangkan
stigma negatif tersebut. Selain itu dalam rangka meningkatkan kualitas program pembinaan
terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan, maka diperlukan
suatu sistem dan program yang baik dan benar dalam proses pembinaan di Lembaga
Pemasyarakatan. Salah satu program pembinaan yang mengintegrasikan narapidana ke
masyarakata adalah dengan cara menerapkan pembinaan berbasis masyarakat atau biasa disebut
dengan Community Based Correction (CBC).
Comminity Based Correction adalah sebuah konsep atau program pengganti pidana
penjara (alternatif pemidanaan), dimana konsep ini diterapkan kepada pelanggar hukum,
khususnya pidana ringan untuk menjalani pidananya dengan melakukan kerja sosial. Community
Based Correction (CBC) bertujuan untuk membaurkan kembali pelaku kejahatan ke dalam
masyarakat. Pelaku tindak pidana tidak menjalankan sanksi berupa pidana penjara, melainkan
menjalankan hukumannya di tengah lingkungan masyarakat. Dalam program Community Based
Correction (CBC) ini masyarakat akan turut berperan serta dalam proses pembinaan terpidana.
Kemunculan konsep program Community Based Correction (CBC) diawali dengan hukuman
pemenjaraan yang oleh banyak negara dipandang sebagai satu-satunya jenis penghukuman bagi
pelanggar hukum. Akibat dari hal tersebut kondisi penjara di berbagai dunia menjadi
overcrowded dan justru membawa dampak lebih buruk bagi kelangsungan program pembinaan
narapidana.
Penerapan konsep Comminity Based Correction (CBC) dalam sistem pemasyarakatan
memiliki hubungan yang saling berkesinambungan karena Comminity Based Correction sendiri
memiliki makna pembinaan berbasis masyarakat. Hal tersebut sama maknanya dengan sistem
pemasyarakatan yang melakukan pembinaan dengan mengintegrasikan narapidana ke
masyarakat. Salah satu gagasan yang mendukung konsep Comminity Based Correction (CBC)
adalah dengan dibangunnya Lembaga Pemasyarakatan Terbuka yang berfungsi sebagai tempat
bagi narapidana yang masa pidananya hampir habis serta dapat membantu narapidana dalam
proses reintegrasi sosial atau berbaur dengan masyarakat.
Pada awal kemunculan Community Based Correction (CBC) beranjak dari awal
perkembangannya yakni probation (pidana bersyarat) dan parole (pembebasan bersyarat).
Community Based Correction (CBC) dalam hal ini adalah penyediaan pelayanan dalam proses
pembinaan kepada narapidana dengan melibatkan masyarakat. Negara yang sudah berhasil
menerapkan program Community Based Correction (CBC) yaitu seperti Belanda, Norwergia,
Australia dan Selandia Baru. Indonesia sendiri sudah mulai mengadopsi program Community
Based Correction (CBC) ini, namun dalam pelaksanaannya masih terbatas dalam proses diversi
dan pidana non-pemenjaraan bagi anak dalam Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak
(SPPA), pidana bersyarat dan pidana denda yang diatur dalam KUHP, rehabilitasi untuk para
pengguna dan korban penyalahgunaan Napza serta pemenuhan hak-hak narapidana dan anak
sebagai proses reintegrasi ke masyarakat dalam bentuk program asimilasi, PB, CMB, dan CB.
Community Based Correction (CBC) digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
a. Alternatif penghukuman yang menghindarkan terdakwa dari proses peradilan pidana
(pemenjaraan)
b. Alternatif penghukuman yang membatasi terdakwa namun dilakukan di tengah masyarakat
c. Melaksanakan program tertentu sebagai upaya transisi terpidana ke dalam lingkungan
masyarakat

Pada program Community Based Correction (CBC), narapidana yang telah menjalani
setengah dari masa pidananya dan sudah memenuhi syarat untuk menjalani proses integrasi ke
masyarakat akan diberikan bekal melalui proses pembinaan kemandirian, seperti industri,
elektronik, wirausaha dan program pembinaan kemandirian keterampilan lainnya. Dalam
melaksanakan program pembinaan kemandirian, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) atau Rumah
Tahanan Negara (Rutan) akan bekerja sama dengan pihak ketiga sebagai tempat untuk
mengintegrasikan narapidana ke tengah masyarakat sesuai dengan keterampilan yang mereka
kuasai. Kerjasama antara pihak ketiga juga memberikan dampak positif bagi warga binaan
pemasyarakatan karena mereka akan memperoleh kemampuan kemandirian yang bersertifikat
juga mendapatkan upah/premi yang diberikan setiap bulan. Pembinaan berbasis masyarakat atau
Community Based Correction (CBC) selain bertujuan agar mendekatkan narapidana dengan
masyarakat, juga bertujuan agar narapidana mendapatkan pekerjaan yang layak. Oleh karena itu
setelah narapidana keluar atau bebas dari Lembaga Pemasyarakatan, mereka sudah memiliki
pekerjaan tetap dan dapat berguna di masyarakat, sehingga dia tidak akan lagi melakukan
pelanggaran hukum.
Seluruh subperadilan pidana seperti kepolisian, kejaksaan, pengadilan negeri serta
pemasyarakatan memiliki peran penting dalam pelaksanaan Community Based Correction
(CBC). Pada pemasyarakatan sendiri pelaksanaan Community Based Correction (CBC) di
representasikan oleh Pembimbing Kemasyarakatan pada Balai Pemasyarakatan (PK Bapas). PK
Bapas memiliki peran penting dalam mendampingi dalam proses peradilan kasus anak yang
berhadapan dengan hukum maupun sebagai mediator dalam penanganan kasus anak dengan
proses diversi. Selain itu PK Bapas juga berperan sebagai jembatan antara terpidana dan
masyarakat dalam proses pemulihan hubungan ketika narapidana menjalani program Asimilasi,
Pembebasan Bersyarat (PB), Cuti Menjelang Bebas (CMB) dan Cuti Bersyarat (CB). Sebelum
narapidana menjalani asimilasi ataupun program reintegrasi yang lainnya, harus ada penelitian
kemasyarakatan yang dilakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan (PK Bapas).

Pembimbing Kemasyarakatan dalam melaksanakan tugasnya memiliki tanggung


jawab dan dasar pikiran bahwa narapidana bukanlah orang yang jahat, selain mereka
mendapatkan perlindungan hukum, narapidana dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada
di dalam diri mereka. Hal inilah yang akan menjadi penentu keberhasilan dari tugas dan fungsi
pembimbing kemasyarakatan dalam melaksanakan tugasnya. Pembimbing Kemasyarakatan akan
mengupayakan diversi bagi anak yang berhadapan dengan hukum sehingga akan mencegah anak
masuk ke dalam LPKA. Selain itu bagi narapidana dewasa dengan diupayakan untuk
memperoleh hak integrasi dengan baik dan akan kembali ke masyarakat. Pada tahap itulah
Pembimbing Kemasyarakatan harus menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal, dan
dengan adanya pembinaan berbasis masyarakat atau Community Based Correction (CBC) kasus
overcrowded di Lapas/Rutan akan berkurang.

Anda mungkin juga menyukai