PROPOSAL
Diajukan Oleh
MAHYUNI
14.11.1001.1011.234
FAKULTAS HUKUM
2021
i
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................1
D. Metode Penelitian............................................................................................8
1. Jenis Penelitian..........................................................................................9
2. Pendekatan Masalah..................................................................................9
E. Sistematika Penulisan....................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
1
BAB I
PENDAHULUAN
luhur yaitu mendidik para narapidana yang selama ini dianggap salah tersesat,
agar menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara.1 Hal tersebut
dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung
jawab”.
1
Made Darma Weda, 1996, Kriminologi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 12
2
pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan sebagai salah satu unit
terlepas dari sebuah dinamika, yang bertujuan untuk lebih banyak memberikan
menjalani masa hukuman (bebas) dan tidak mengulangi lagi kesalahan yang
sama yaitu Kembali pada narkotika dan mendekam di balik jeruji penjara
(residivis).
narapidana yang dianggap tidak baik menjadi baik di mata masyarakat. Peran
saat ini masih sulit dilaksanakan. Tanpa peran serta masyarakat dalam
2
Josias Simon R- Thomas Suryano,2011, Studi Kebudayaan Lembaga Pemasyarakatan di
Indonesia, Bandung, CV. Lubuk Agung, hlm.14
3
bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa yang pada akhirnya akan
dan korban untuk bertobat dan tidak mengulangi perbuatan tersebut lagi. Di
dilakukan oleh berbagai pihak dengan banyak cara. Salah satu cara
4
narkotika yang dilakukan dengan maksud agar para narapidana narkotika yang
percaya, dan memperlakukan secara tidak wajar. Para mantan narapidana yang
namun masih saja di anggap penjahat dan sulit mendapatkan teman serta
pelaku tindak pidana dan kembali pada penyakit lamanya. Hal ini menjadi
narapidana. Untuk itu dalam pembinaan narapidana harus ada sinergi secara
secara optimal.
yang telah memiliki fasilitas pembinaan yang relatif baik, namun fasilitas
bagaimana proses pembinaan ini dalam beberapa aturan, yaitu dalam Undang-
3
Ibid hlm.13
6
Pemasyarakatan.
melakukan tindakan pidana yang sama serta kembali menjadi warga negara
yang baik dan bertanggung jawab. Namun, apakah pada kenyataannya sistem
didukung dengan sumber daya yang ada, baik petugas yang memumpuni dan
Samarinda.
7
penelitian karya ilmiah agar lebih mendalam, terarah dan tepat pada porsinya
berikut :
Samarinda ?
Narapidana Narkotika.
1. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh pihak Lapas sebagai bentuk
Samarinda.
D. Metode Penelitian.
penelitian yang sesuai dengan metode penelitian ini guna memperoleh hasil yang
1. Jenis Penelitian
menjawab isu hukum yang dihadapi. 6 Pada penelitian hukum jenis ini,
4
Kartini Kartono dalam Marzuki. 2002 Metodologi Riset.Yogyakarta, UII Press. hlm.55
5
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat, PT.
Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 13.
6
Peter Mahmud Marzuki,2010, Penelitian Hukum, Jakarta,:Kencana Prenada, 2010, hlm. 35.
9
2. Pendekatan Masalah
dari yaitu:
Pemasyarakatan
11
Johnny Ibrahim.2007 Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Cet 3. Malang :
Bayumedia Publishing, hlm.306
12
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Cet 5, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2003), hlm 66
13
Ibid, hlm 67
11
Binaan Pemasyarakatan
pengadilan.14
penulis bahas.
berikut:
a. Metode Interview
pertanyaan itu.15
Samarinda.
15
Opcit Lexi. J. Meleong,hlm. 135.
16
Sutrisno Hadi,2004, Metode Research , Andioffset, Yogyakarta, 2004, hlm. 192.
13
b. Metode Observasi.
Kelas II A Samarinda.
c. Metode Dokumentasi.
tertulis lainnya.
17
Ibid., hlm.70
14
E. Sistematika Penulisan.
hukum ini.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bagian I ini diuraikan mengenai alasan pemilihan judul yang menjadi
Pada bab II ini penulis menguraikan semua tinjauan teori-teori yang berkaitan
Pada bab III penulis menjelaskan pemaparan yang menjadi pokok bahasan dan
BAB IV PENUTUP
Pada bab IV berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran yang akan diberikan
hukum.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat,
PT. Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2003
Sutrisno Hadi, Metode Research , Andioffset, Yogyakarta. 2004
2. Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara
17
BAB II
KERANGKA TEORITIS
1. Definisi
manusia yang mempunyai keahlian baru serta kepribadian baru yang taat
Departemen Kehakiman).18
kemerdekaan serta membina atau mendidik para narapidana agar menjadi baik
kokoh dan tinggi serta pintu dan jendela yang terbuat dari terali besi,
terkurung dalam kamar yang gelap dan pengab. Selain itu, pengawasan dan
sangat ketat.
mendapat ijin resmi dari pejabat yang berwenang, sebelum memasuki gedung
20
Romli Atmasasmita. 1997. Tindak Pidana Narkotika Transnasional Dalam Sistem Hukum Pidana
Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bhakti.hlm .45
20
fisik tapi juga batas-batas sosial. Batas fisik seperti pagar, tembok, jeruji,
bisa secara bebas berkomunikasi dengan orang luar, karena telah diisolasikan
dan tidak bisa keluar atau bebas dari lembaga pemasyarakatan tanpa seijin
a. Seutuhnya
b. Menyadari kesalahan
c. Memperbaiki diri
21
R. Abdoel Djamali. 2009. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta,. Rajawali Pers. Hlm.57
21
g. Dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung
jawab.
Pemasyarakatan
1. Definisi Narapidana
1995). Narapidana dapat pula diartikan sebagai orang yang tengah menjalani
tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan
pada Bab II mengenai hak dan kewajiban narapidana dan anak didik
asimilasi
keperdataan lainnya
a. Umur;
b. Jenis kelamin;
pembinaan.
lain:
kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan
Didik Pemasyarakatan.”
dapat menjadi warga masyarakat yang baik. Sebagai abdi negara dan abdi
integritas moral.
1945 dan Standar Minimum Rules (SMR). Pada dasarnya arah pelayanan
dengan bimbingan.
masyarakat.
pembangunan negara.
Pancasila.
10) Sarana fisik bangunan lembaga dewasa ini merupakan salah satu
3. Metode Pembinaan/Bimbingan
4. Asas-asas Pembinaan
a. Pengayoman.
23
Ibid, hlm.97
28
orang-orang tertentu.
dari sistem pemidanaan dalam tata cara peradilan pidana, yang dikenal
Justice System).
kemudian dimasyarakatkan.
tindak pidana;
24
C.I. Harsono Hs. 1995. System Baru Pembinaan Narapidana. Jakarta: Djambatan.hlm.121
29
lain-lain.
5) Jenis-jenis Pembinaan
c. Intelektual
f. Kesadaran hukum
h. Ketrampilan kerja
bagian, yaitu:
(taqwa).
pendidikan, yaitu:
sosial).
a. Pembinaan keterampilan.
Tugas pembinaan ini tentunya bukanlah suatu pekerjaan yang ringan bagi
dan tenaga-tenaga pembina yang cukup cakap dan penuh rasa pengabdian.26
26
Soedjono Dirdjosisworo. 1984. Sejarah dan Azas-Azas Penologi. Bandung: CV. Armico., hlm.78
33
mempunyai standar yang baik dan jelas. Fasilitas pembinaan yang dimaksud
masyarakat yang baik. Fasilitas dalam upaya pembinaan ini adalah berbentuk
fasilitas pembinaan fisik dan fasilitas non fisik atau mental. Tanpa adanya
7. Tahap-Tahap Pembinaan
27
Widiada A. Gunakaya. 1988. Sejarah dan KonsepsiPemasyarakatan. Bandung: Armico.hlm.45
28
Adi Sujatno. 2004. Sistem Pemasyarakatan Indonesia Membangun Manusia Mandiri. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum dan HAM RI.
34
sampai 1/3 masa pidanannya dan pada tahap ini narapidana mulai
security.
dimulai dari 1/3 masa pidana sampai 1/2 masa pidananya yang dimana
kemandirian.
lanjutan pertama sampai dengan 2/3 masa pidannya. Dalam tahap ini
35
proses pembinaan telah dijalani 2/3 dari masa pidana yang sebenarnya.
Bersyarat (CB).
b. Struktur organisasi.
c. Kepemimpinan Kalapas.
e. Manajemen.
f. Kesejahteraan petugas.
36
h. Anggaran.
pemasyarakatan.
Pemasyarakatan
pembinaan yang sejak lebih dari 30 (tiga puluh) tahun yang dikenal dan
Inggris "narcotics" yang artinya obat bius. Narkotika adalah bahan yang
yang dapat membuat kita tidak merasakan apa- apa, bahkan bila bagian
narkotika dan obat- obat telarang. Sedangkan istilah lain dari narkoba
29
Andi Hamzah. 1994. Kejahatan Narkotika dan Psikotropika. Jakarta: Sinar Grafika.,hlm.33
38
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
Narkotika, menegaskan:
muda, dan bahkan anak- anak. Penggunaan narkotika dari tahun ke tahun
Tahun 2009 Pasal 1 ayat (13) adalah “Orang yang menggunakan atau
30
Oemar Seno. 1984. Hukum-Hukum Pidana. Jakarta: Erlangga.,hlm.21
40
hak atau melawan hukum yang ditetapkan sebagai tindak pidana narkotika