Proposal Penelitian
Oleh:
Feriyanto Mayulu
NIM. …………
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I. PENDAHULUAN
dalam sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” menjamin
berstatus sebagai narapidana. Selain itu, pada sila kelima mengatakan bahwa
secara normal.
1
Sarli Zulhendra, Panduan Hukum: Pengetahuan Tentang Aparat Penegak Hukum.
http://www.solider.or.id/2014/07/14/panduan-hukum-pengetahuan-tentang-aparat-penegak-hukum diunduh
tanggal 21 Oktober 2017 jam 5.27
1
2
dijatuhi vonis oleh hakim berupa pidana penjara, selanjutnya vonis hakim tersebut
lebih manusiawi dan disesuaikan dengan kondisi dari warga binaan itu. Dengan
demikian tujuan pidana penjara itu adalah disamping menimbulkan rasa derita
2
Romli Atmasasmita, Sistem Peradilan Pidana : Perspektif Eksistensialisme Dan
Abolisionisme, (Jakarta : Bina Cipta, 1996), hal. 15.
3
Yesmil Anwar dan Adang, Pembaruan Hukum Pidana : Reformasi Hukum, (Jakarta : PT
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2008), hal. 125.
4
Lihat www.kemenkumhamri.go.id di akses pada tanggal 30 September 2017, Jam 13.15
3
juga terdapat hal lain yang membedakan yaitu pemasyarakatan lebih dikenal
dengan sistem pengayoman dimana arah tujuan bagi orang yang melakukan
kelembagaan, dan cara pembinaan yang merupakan bagian akhir dari sistem
pemidanaan dalam tata peradilan pidana. selain itu juga sistem pemasyarakatan
mengatur tentang arah dan batas serta cara pembinaan warga binaan
pembina, yang dibina, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas warga binaan
masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara
wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab. Sistem pembinaan
1) Pengayoman
masyarakat.
Adalah pemberian perlakuan dan pelayanan yang sama kepada warga binaan
3) Pendidikan
ibadah.
4) Penghormatan
asasi pelaku kejahatan, tentunya hal ini bukan saja merupakan tugas institusi
5
dilaksanakan secara terpadu antara pembina, yang dibina dan masyarakat untuk
memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima
dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.”
hukum pidana, oleh karena itu pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan dari
dalam tata peradilan pidana adalah bagian integral dari tata peradilan terpadu
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari satu rangkaian proses penegakan
hukum.
5
Romli Atmasasmita, Kapita Selekta Hukum Pidana dan Kriminologi (Jakarta: Mandar
Maju, 1995), hal. 140.
6
Hukum.
Warga Binaan Pemasyarakatan sebagai warga yang baik juga bertujuan untuk
Warga Binaan Pemasyarakatan, serta merupakan penerapan dan bagian yang tak
atau Klien Pemasyarakatan berhak mendapat pembinaan rohani dan jasmani serta
pihak luar baik keluarga maupun pihak lain, memperoleh informasi baik melalui
media cetak maupun elektronik, memperoleh pendidikan yang layak dan lain
sebagainya.
6
Adi Sujatno, Sistem Pemasyarakatan Indonesia Membangun Manusia Mandiri
(Jakarta:Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum dan HAM RI, 2004), hal. 21.
7
lain di bidang:
2. Kesadaran beragama;
4. Kesadaran hukum;
Narapidana bukan saja obyek melainkan juga subyek yang tidak berbeda
dari manusia lainnya yang sewaktu - waktu dapat melakukan kesalahan atau
kekhilafan yang dapat dikenakan pidana, sehingga tidak harus diberantas. Yang
masyarakat yang baik, taat kepada hukum, menjunjung tinggi nilai-nilai moral,
sosial dan keagamaan, sehingga tercapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib,
dan damai.
7C.I. Harsono Hs, Sistem Baru Pembinaan Narapidana (Jakarta: Djambatan, 1995), hal. 18-19.
8
masing yaitu Anak Pidana, Anak Negara, dan Anak Sipil.Perbedaan status anak
kehidupan setelah selesai menjalani masa hukumannya (bebas). Hal ini seperti
yang juga terjadi sebelumnya terhadap istilah penjara yang telah berubah
suatu permasalahan yang bersifat umum apabila dilihat dari visi dan misi serta
asimilasi.Namun hal ini harus dibedakan dengan asimilasi dalalm arti sempit yaitu
8
Penjelasan Pasal 6 Undang-undang pemasyarakatan
10
perseorangan maupun badan hukum telah melibatkan berbagai pihak yang harus
bimbingan yaitu:
3. Perusahaan/perseorangan/lembaga sosial
5. Masyarakat
Lapas/Rutan (esktra mural) dengan cara bekerja di suatu Lembaga Sosial, maka
perlu suatu kajian hukum mendalam terhadap syarat, pelakanaan kontrak kerja
antara pihak Lapas/ Rutan dengan Lembaga Sosial dan tanggung jawab Lembaga
timbul dalam pelaksanaan asimilasi WBP pelaku tindak pidana korupsi sehingga
maka akan diterima sebagai warga masyarakat sedia kala yang mampu hidup
berperan aktif dalam membangun keluarga bahagia, dan turut serta dalam
B. Rumusan Masalah
Gorontalo?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
literatur perpustakaan.
2. Manfaat Teoritis
bentuk sumbang saran untuk perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan
E. Telaah Pustaka
Terdapat beberapa penelitian terkait dengan asimilasi narapidana di
dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM No.M.2.PK.04-10 Tahun 2007. Namun
dalam pelaksanaannya terdapat hambatan yang dihadapi baik dari aturan yang
diberlakukan, juga bagi narapidana sendiri, walaupun bukan kendala yang berat.Dari
hasil penelitian tersebut narapidana yang mendapatkan asimilasi dengan bekerja pada
masyarakat dan bisa tetap menafkahi keluarga.Hambatan yang mereka hadapi yaitu
jarak tempuh yang sangat jauh dari Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Cinere.Selain
itu, masalah kemacetan di jalan yang harus mereka hadapi. Hal ini membuat jam
kerja mereka tidak sesuai dengan aturan yang ada. Upaya untuk mengatasi masalah
tentang masalah waktu kerja tersebut, terutama pada waktu saat mereka harus
kembali ke LembagaPemasyarakatan.
Klas IIA Yogyakarta sudah berjalan sesuai dengan peraturan tentang pembinaan
narapidana, adapun yang belum sesuai dikarenakan kurangnya jumlah pegawai yang
9
Dwi Afrimetty Timoera, Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Tahap Asimilasi Di
Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Cinere, Fakultas Hukum, Program Pasca Sarjana, Universitas
Indonesia, 2012
14
penelitian ini adalah selain lokasi penelitian juga objek penelitaiannya berbeda yaitu
F. Sistimatika Pembahasan
Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang arah dan tujuan
sebagai berikut:
sistematika pembahasan
Bab IV Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang membahas tentang
1. Definisi Asimilasi
Jika merujuk dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian Asimiliasi
terdapat dua arti yang masing-masing berdasarkan linguistik dan sosial.Dari sisi
tata bahasa atau linguistik lebih diartikan sebagai bagian dari fenomena atau
kejadian antar dua fonem yang memiliki tingkat perbedaan yang tinggi dengan
letak lokasi yang saling berdekatan. Namun jika ditinjau dari aspek sosial,
Asimilasi memiliki arti percampuran antar dua budaya dari kelompok masyarakat
tertentu dalam satu kawasan yang kemudian tercipa sebuah budaya baru dengan
masyarakat juga memiliki beberapa syarat yang harus terpenuhi seperti halnya
adanya kelompok yang memiliki kebudayaan yang berbeda antara kelompok satu
waktu yang cukup lama dan terus menerus serta berubahnya kebudayaan antara
kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga
10
Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pengertian Asimilasi”
16
17
menyesuaikan diri
sebuah buku karangan Human Nature, Class, and Ethnicity (1978) yang
Gordon menambahkan jika tak akan ada asimilasi tanpa ada akulturasi terlebih
dahulu yang merupakan sebuah tahapan dari perubahan pola budaya dari
kelompok tertentu.
kelompok masyarakat, maka dia tidak lagi membedakan dirinya dengan kelompok
tersebut.
itu dengan baik, dan tidak dianggap lagi sebagai orang asing.
berbeda budaya dan suku dengan masyarakat tempat tinggalnya semula. Orang
tempat tersebut. Dengan demikian, ia akan diterima dengan baik, dan dianggap
antara kedua kelompok masyarakat tersebut dapat hilang dan keduanya berbaur
menjadi satu kelompok. Contohnya, orang-orang dari pulau Jawa yang dulunya
bekerja di daerah Deli di Sumatera Utara telah lama mengalami asimilasi dengan
menyesuaikan diri. Hal ini dapat terlihat pada masyarakat yang heterogen
atau majemuk, yang warganya terdiri dari individu-individu yang berasal dari
berbagai macam kebudayaan, berinteraksi satu sama lain sehingga antara satu
harmonis.
a. Asimilasi Budaya
mempengaruhi satu sama lain. Contohnya adat budaya, tradisi, dan praktik
keagamaan. Semua bisa berasimilasi antara dua atau lebih budaya. Sering
kali, kelompok-kelompok tersebut ini tinggal di dekat satu sama lain. Yang
kadang mempengaruhi hal ini biasanya berasal dari sebuah perdagangan, atau
b. Asimilasi Warna
Jenis asimilasi yang kedua adalah “Asimilasi Warna”, Mungkin hal ini
yang paling mudah untuk menunjukkan sebuah asimilasi. Jika Anda akan
mencampur sedikit warnah merah dengan warna biru yang jumlahnya lebih
20
banyak, maka warna merah tersebut berasimilasi dengan campuran yang lebih
besar. Meskipun merah yang akan diserap, perubahan warna biru juga akan
c. Asimilasi Agama
sempurna dari asimilasi agama adalah asimilasi adat Pagan dan upacara
mereka akan mengambil hari suci Pagan seperti Yule dan Spring Equinox,
atau Ostara, dan mengklaim mereka sebagai Natal dan Paskah. Mereka
d. Asimilasi Lingustik
Sebuah contoh kasus dari Asimilasi linguistik atau asimilasi bicara ini
: Jenis asimilasi sering terjadi ketika dua kelompok, tetangga, orang, atau
wilayah yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam cara berbicara.
e. Asimilasi Statistik
mengacu pada pengumpulan data dari waktu ke waktu, dalam rangka untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari apa yang sedang dipelajari. Data
lebih baik tentang bagaimana sesuatu bekerja atas semua. Sepotong data yang
21
f. Asimilasi Fisiologis
energi bahan bakar tubuh secara keseluruhan yang lebih besar. Misalnya,
sebuah molekul pati akan dipecah menjadi karbohidrat yang lebih kecil,
beberapa di antaranya akan digunakan untuk bahan bakar dan lain-lain yang
masyarakat setempat.
asimilasi.
22
f. Musuh bersama dari luar. Bila ada musuh bersama dari luar, kelompok-
melawan.
c. Adanya perbedaan fisik yang nyata, misalnya warna kulit atau ciri fisik
lainnya.
d. Munculnya perasaan takut terhadap suatu kekuatan budaya lain yang lebih
hilang dan keduanya bersatu menjadi satu kelompok. Secara singkat dapat
yang sama, walau terkadang bersifat emosional dalam tujuannya untuk mencapai
kesatuan atau paling tidak mencapai integrasi dalam organisasi, pikiran dan
kebudayaan.
23
2. Proses asimilasi timbul bila ada orang perorangan sebagai warga kelompok tadi
saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama, sehingga
kebudayaan tersebut. Apabila ada prasangka, maka hal demikian akan menjadi
B. Reintegrasi Sosial
Menurut Soekanto - Reintegrasi bertujuan untuk mengembalikan keadaan
yang diinginkan sesuai dengan tujuan persatuan dan keutuhan masyarakat setelah
(pergolakan).
masyarakat.
kepercayaan, modal sosial, dan kohesi sosial. Proses ini bukanlah proses yang
mudah. Proses ini cukup sulit dan memakan waktu yang lama. Disintegrasi atau
25
ketidakserasian unsur dalam masyarakat karena salah satu unsur dalam sistem
kelamaan akan menjadi chaos (kacau). Pada keadaan demikian, akan dijumpai
anomie (tanpa aturan), yaitu suatu keadaan di saat masyarakat tidak mempunyai
pegangan mengenai apa yang baik dan buruk, dan tidak bisa melihat batasan apa
tahap integrasi dimana lembaga politik, ekonomi, pemerintahan, agama, dan sosial
26
berada didalam keadaan yang selaras, serasi, dan seimbang. Proses ini disebut
dengan reintegrasi.
disebut perubahan sosial, yaitu gejala umum yang terjadi sepanjang masa pada setiap
masyarakat.Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang
sebagian upaya untuk membangun kembali kepercayaan, modal sosial, dan kohesi
sosial. Proses ini bukanlah proses yang mudah. Proses ini cukup sulit dan memakan
waktu yang lama.Apabila terjadi disitegrasi sosial situasi dalam masyarakat itu lama
kelamaan akan mejadi chaos (kacau). Pada keadaan yang demikian, akan di jumpai
anomie (tanpa aturan) yaitu suatu keadaan disaat masyarakat tidak mempunyai
pegangan mengenai apa yang baik dan apa yang buruk, dan tidak bisa melihat
batasan apa yang benar dan salah. Hal itu berakibat pada ketidakmampuan anggota
Perubahan sosial memiliki makna yang luas dan mencakup berbagai segi
disintegrasi sosial yaitu, situasi dimana ada ketidak seimbangan atau ketidak serasian
unsur dalam masyarakat karena salah satu sistem masyarakat tidak berfungi.
27
C. Korupsi
1. Definisi Korupsi
Menurut Fockema Andreae, kata korupsi berasal dari bahasa Latin
Kata corruptio itu berasal pula dari kata asal corrumpore = merusak, suatu
kata latin yang lebih tua. Dari bahasa latin itulah turun ke banyak bahasa
ini turun menjadi bahasa Indonesia yaitu korupsi. Arti harafiah dari kata
berikut :
Corruption are :
bribery.
urban America, memberikan pengertian tentang korupsi ini secara umum dari
serta menjijikan.
dalam masyarakat.
rumusan OED atau mengambil salah satu bentuk kategori dasar yang
yaitu :
kepentingan pribadi.
masyarakat.
dicita-citakan.
sedikitnya satu sistem dari tertib umum atau warga negara dan
pribadi.
2. Nathaniel H. Left
tindakan birokrasi.
4. Transparancy International
apakah politikus atau pegawai negeri, dimana mereka secara tidak benar
dan melanggar hukum memperkaya diri sendiri atau pihak lain yang dekat
buruk.
d) Sesuatu yang dikorup, seperti kata yang dirubah atau diganti secara
bukan menjadi haknya. Definisi lain, korupsi adalah mengambil secara tidak
jujur perbendaharaan milik publik atau barang yang diadakan dari pajak yang
Korupsi juga berarti tingkah laku yang menyimpang dari tugas-tugas resmi
kekayaan atau uang untuk perorangan, keluarga dekat atau kelompok sendiri.
(extortion), dan nepotisme. Ketiga hal ini tidaklah sama tetapi ada benang
hukum positif Indonesia. Hal ini akan sangat mempengaruhi sikap dan cara
korupsi.
jenis yaitu :
anggota organisasi.
tertentu.
36
perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan
Tindak Pidana Korupsi adalah setiap orang yang secara melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
yang dapat dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara
minimal 5 tahun dan maksimal 20 tahun dan dengan denda paling sedikit 200
dan strabilitas bangsa Indonesia. Oleh karena itu, maka korupsi merupakan
korupsi ini terus meningkat dari tahun ke tahun, terhitung banyak jumlah
kasus yang terjadi dan jumlah kerugian keuangan negara, serta tindak pidana
Bukan hanya di Indonesia saja, di belahan dunia yang lain tindak pidana
korupsi ini harus dapat dimaklumi, karena mengingat dampak negatif tindak
11
Ermansjah Djaja, 2009. Memberantas Korupsi Bersama KPK (Komisi Pemberantasan
Korupsi). Penerbit Sinar Grafika : Jakarta.
38
sekarang ada masih menunjukkan sifat-sifat asli penjara, sekalipun image yang
Penjara dulu sebutan tempat bagi orang yang menjalani hukuman setelah
12
Harsono, Sistem Baru Pembinaan Narapidana. (Jakarta: Jembatan, 1995), hal. 32.
13
Andi Hamzah, Perbandingan Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 1993), hal. 26.
39
pelanggar.14
teori ini terdapat prevensi khusus dan prevensi umum.Prevensi khusus bertujuan
mencegah niat buruk pelaku tindak pidana untuk tidak mengulangi tindak pidana
penjatuhan pidana juga bertujuan agar pelaku tindak pidana tidak mengulangi
pidana yang memegang peran penting selama beberapa abad terakhir ini yang
penjajahan.Pada zaman VOC pun belum dikenal penjara seperti sekarang, yang
14
Ibid.
40
ketidak jelasan arah dan tujuan yang hendak dicapai dari penjatuhan
pidana.Selain itu juga terlihat dari adanya kewajiban narapidana untuk mengikuti
sistem pemenjaraan adalah rumah penjara bagi narapidana dan rumah pendidikan
penerimaan gelar Doktor Honoris Causa dalam bidang ilmu hukum dari
sebagai berikut :
Muladi, 1992:73).
41
kelembagaan, dan cara pemidanaan yang merupakan bagian akhir dari sistem
bukanlah orang hukuman melainkan orang tersesat yang mempunyai waktu dan
Simorangkir, 1995:38).
Nomor 12 tahun 1995 adalah tatanan mengenai arah dan batas serta cara
diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh
lingkungan masyarakat dan dapat hidup secara wajar sebagai warga negara yang
Pemasyarakatan Nomor J.H.G 8/506/ tanggal 17 Juni 1964, Rumah Penjara dan
lagi sekedar penjeraan tetapi juga merupakan usaha rehabilitasi dan resosialisasi
pembinaan, bimbingan dan diberi keterampilan sebagai bekal hidup agar dapat
kotamadya, namun bila diperlukan dapat didirikan di tingkat kecamatan atau kota
berdasarkan Pasal 1 ayat (7) dan ayat (8), Narapidana adalah Terpidana atau
latihan baik formil maupun informal sesuai dengan bakat dan kemampuannya,
pemasyarakatan, yang bisa disebut juga anak didik pemasyarakatan yaitu yang
44
anak yang sangat menyinggung perasaan dan mensugestikan sesuatu yang tidak
mengenakan bagi anak.15Agar tidak ada kesan yang menyeramkan apabila istilah
a. Menurut usia :
c. Menurut kapasitasnya :
15
Nashriana, Perlindungan hukum pidana bagi anak di Indonesia, cetakan ke satu, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 153.
45
dapat hidup secara wajar sebagai warga negara yang baik dan
bertanggung jawab.
di sidang pengadilan
b. Fungsi
c. Sasaran
kurang, yaitu ;
2) Kualitas intelektual
gangguan kamib.
pada umumnya.
Pemasyarakatan.
E. Pembinaan Narapidana
Pembinaan Narapidana di Indonesia secara konstitusional dikenal
b. Penjatuhan pidana tidak lagi didasari oleh latar belakang pembalasan. lni
berarti tidak boleh ada penyiksaan terhadap narapidana dan anak didik
katannya.
d. Negara tidak berhak membuat mereka menjadi lebih buruk atau lebih
jahat daripada sebelum dijatuhi pidana. Salah satu cara diantaranya agar
dan anak didik tidak boleh diasingkan dari masyarakat. Perlu ada kontak
f. Pekerjaan yang diberikan kepada narapidana dan anak didik tidak boleh
produksi pangan.
didik adalah berdasarkan Pancasila. Hal ini berarti bahwa kepada mereka
yang dianutnya.
h. Narapidana dan anak didik bagaikan orang sakit perlu diobati agar
diperlakukan sebagai manusia biasa yang memiliki pula harga diri agar
j. Untuk pembinaan dan bimbingan para narapidana dan anak didik, maka
mewujudkan hal itu, dengan tujuan akhir, agar narapidana dapat bebas dan
undang-undang tersebutditegaskan,bahwa:
dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajarsebagai warga yang baik
bersumber dari keluarga atau masyarakat yang terwujud dalam bentuk sikap
sebagai response positif atau negatif. Hal ini disebabkan dua faktor :
51
a. Faktor Intern adalah masalah yang ditimbulkan dari diri sendiri pribadi
mantan narapidana, seperti rasa rendah diri sebagai akibat rasa bersalah
masyarakat luas, kemudian hilangnya rasa percaya diri dan tidak ada
b. Faktor Ekstern adalah sikap dari keluarga dan masyarakat, seperti tidak
tengah-tengah masyarakat.
1945 dan Standard Minimum Rules (SMR) yang tercermin dalam 10 Prinsip
Pemasyarakatan.
52
bimbingan yang perlu dilakukan oleh petugas ialah memperbaiki tingkah laku
mereka agar dapat menjadi warga negara yang baik yang dapat
ketentuan yang telah ada yang ditetapkan oleh pemerintah agar dapat
pembangunan masyarakatlingkungannya.
b. Pembinaan Kemandirian.
dan bahan alam menjadi bahan setengah jadi dan jadi (contoh
genteng, batako).
masing.
pendorong, penjurus dan pengantar agar proses tersebut dapat berjalan dengan
kualitas ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kesadaran berbangsa dan
serta latihan kerja dan produksi. Hal tersebut bertujuan untuk membentuk
Pembinaan menurut Masdar Helmi adalah segala hal usaha, ikhtiar dan
Oleh karena itu, proses ini terkait dengan berbagai tujuan organisasi,
16
Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 31 tahun 1999 tentang pembinaan dan
pembimbingan warga binaan Pemasyarakatan Presiden Republik Indonesia,
17
Masdar Helmi, Dakwah dalam Alam Pembangunan I , (Semarang: Toha Putra, 1973), hal.
145
18
Mathis Robert L dan Jackson John H, Human Resoursce Management, Alih Bahasa.
(Jakarta : Salemba Empat. 2002), hal. 112
57
kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku professional,
sekelompok orang yang ditujukan kepada orang atau sekelompok orang lain
yang perlu dilakukan oleh petugas ialah memperbaiki tingkah laku warga
meningkatkan akhlak (budi pekerti) para narapidana dan anak didik yang
persoalan yang dihadapi dengan sebaik - baiknya, dan pragmatis dalam arti
kembali menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna bagi bangsa dan
dan tidak sebagai objek pembinaan seperti yang dilakukan dalam sistem
19
Adi Sujatno, Pencerahan di Balik Penjara (Dari Sangkar Menuju Sanggar Untuk Menjadi
Manusia Mandiri), (Jakarta, Penerbit Teraju (PT Mizan Publika), Tahun 2008).hal. 130
59
warga masyarakat yang baik.Sebagai abdi negara dan abdi masyarakat wajib
sudah dimiliki dan mempelajari hal-hal baru yang belum dimiliki, dengan
watak manusia sebagai pribadi dan makhluk sosial melalui pendidikan dalam
hidupatau kerja yang digumuli secara lebih efisien dan efektif dari sebelumnya.
pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan menjadi lebih
sesuatu. Dalam pengertian ini adadua unsur yakni: pertama, pembinaan itu
sendiri bisa berupa suatu tindakan,proses, atau pernyataan suatu tujuan, dan
23
Walgito Bino. Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi. (Jogjakarta: Psikolog UGM,
1982),h. 12.
24
Miftah Toha, Pembinaan, Organisasi dan Intervensi, (Jakarta: FT. Raja Grafindo
Persada,1996),h.6.
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian kualitatif, yakni suatu
penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya tentang prilaku, persepsi, motivasi, nilai prilaku
dan lain-lain, secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
suatu fenomena atau gejala dari suatu keadaan tertentu, baik berupa keadaan
sikap pendapat maupun cara yang meliputi berbagai aspek tentang pelaksanaan
25
Winarno Surakhmad, Dasar dan Teknik Research (Bandung: Tarsito, 1978), hal. 132.
61
62
dari segi jumlah warga binaan dan sarana prasana penunjang pembinaan di
dalam. Dengan mengamati aktivitas warga binaan maka penulis bisa menemukan
2. Wawancara
tujuan penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah Pimpinan dan pegawai
pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam konteks
3. Dokumentasi
C. Analisis Data
1. Reduksi data
Pada tahapan pertama yang dilakukan oleh penulis dalam proses analisa
data adalah mulai menekan seluruh data yang sudah terkumpul. Adapun maksud
adanya reduksi data tersebut agar terjadi proses pemilihan data, penyederhanaan
data dan upaya pemindahan data kasar dari berbagai macam instrumen penelitian.
Reduksi data merupakan analisis data yang terus menerus dilakukan untuk
2. Display data
dimaksudkan untuk menampilkan informasi yang bersumber dari hasil data yang
telah direduksi dalam artian tidak mengurangi makna data yang tertuang dalam
3. Verifikasi/pengambilan keputusan
Dan tahapan akhir yang dilakukan oleh peneliti dalam keitan dengan
yang didasarkan pada pemaknaan hasil temuan yang akan bermuara pada suatu
penelitian ini.
64
D. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Lembaga Pemasyarakatan kelas II A, dengan
E. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian skripsi ini, peneliti berperan sebagai instrumen yang harus
butuhkan, sehingga data yang dikumpul akan diperoleh benar-benar akurat, autentik
data yang penulis temukan dilapangan. Cara yang penulis lakukan dalam proses ini
frekuensinya.
Dalam rangka akurasi dan validitas data dalam upaya menarik kesimpulan
yang tepat dan objektif sesuai dengan fakta dilapangan, maka eksistensi pengecekan
keabsahan data dalam penelitian yang sangat urgen. Dalam penelitian skripsi ini
berbagai cara yang ada kaitannya dengan proses analisis. Ketekunan pengamatan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penulis dengan teliti mengamati
sesuatu yang lain dengan cara membandingkan : (a) membandingkan data hasil
observasi dengan data hasil wawancara. (b) membandingkan apa yang dikatakan
informan didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. (c)
berkaitan.
F. Tahap-tahap Penelitian
Penelitian ini dapat penulis golongkan dalam tiga tahapan kegiatan yaitu :
1. Tahap perencanaan
- Telaah kepustakaan
- Seminar
2. Tahap pelaksanaan
- Pengumpulan data
- Pengolahan data
Dalam tahap penulis laporan ini penulis menggunakan format atau pedoman
Ulama (UNU) Gorontalo. Selain itu penulis memperhatikan pula aspek pembaca,
bentuk dan isi, serta penyusunan laporan sebagai aspek yang perlu diperhatikan