TINJAUAN PUSTAKA
Pemasyarakatan (Lapas), saat ini telah berkembang jauh lebih baik. Seiring
yang lebih manusiawi, serta lebih mengakui harkat dan martabat narapidana.
penggagasnya adalah Dr. Sahardjo S.H pada tahun 1963, yang digambarkan
disampaikan oleh Dr. Sahardjo S.H pada saat pidato penganugerahan gelar
masyarakat.
akhir dari Sistem Peradilan Pidana. Dari keempat sub sistem pada Sistem
12
meskipun demikian tujuannya tetap sama dan saling berkaitan satu sama
lainnya. Jika salah satunya tidak menjalankan tugasnya dengan baik maka
13
Sistem Pemasyarakatan selain tujuannya untuk menyiapkan Warga
dan bertanggungjawab.
diantaranya :
control.2
1
Ismail Pettanase. Op.Cit. Hal 57
2
Ulang Mangun Sosiawan. 2017. Upaya Penanggulangan Kerusuhan di Lembaga
Pemasyarakatan. Vol 17 No 3. Hal 368.
14
B. Tantangan pada Sistem Pemasyarakatan
menjadi warga yang baik, agar ketika bebas nantinya dapat diterima kembali
dengan memeriksa ketat barang bawaan yang dibawa oleh keluarga / kerabat
semua barang yang dilarang masuk akan tetapi masih ada saja celah
dilakukan oleh Shanti Riskiyani pada tahun 2016 yang pada intinya
3
Farhan Arhami dan Padmono Wibowo. 2021. Analisis SWOT Sebagai Srategi
Pencegahan Penyebaran HALINAR di Lapas Kelas III Sinabang. Vol 8 No 6. Hal 1487
15
yang lainnya, dan dengan petugas. Narapidana yang memiliki uang yang
berlebih akan merasakan bahwa hidup di luar dengan hidup di dalam Lapas
uang berlebih.
oknum petugas dengan ada uang jasa yang diberikan oleh narapidana.
tersebut. Kasus yang menghebohkan publik pada saat itu adalah Freddy
butir ekstasi yang akhirnya mendapatkan vonis hukuman mati. Selain itu
mendapat fasilitas mewah di dalam Lapas yang mana hal ini menunjukkan
Lapas. Pungli di dalam Lapas seperti permasalahan yang tidak akan ada
4
Ferdy Saputra. 2020. Peranan Lembaga Pemasyarakatan dalam Proses Penegakan
Hukum Pidana Dihubungkan dengan Tujuan Pemidanaan. Vol VIII No 1. Hal 3
16
saja membebankan tarif / biaya. Sehingga hal ini menyebabkan narapidana
pada saat kunjungan lebih memilih uang daripada makanan. Hal tersebut
yang baik terkait pemberian hak-hak tahanan dan narapidana. Selain itu
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara
dalam Lapas sudah dipenuhi oleh negara, namun ada beberapa kebutuhan
tambahan yang dibutuhkan oleh narapidana yang itu tidak seluruhnya dapat
5
Farisa Daffanur. 2018. Penjara yang Tidak Menjerakan (Studi Tentang Kehidupan
Narapidana pada Lembaga Pemasyarakatan di Jakarta). Hal 4-9.
6
Umar Anwar. 2018. Pemberantasan Pungutan Liar Dalam Pelayanan Publik (Publik
Service) Pada Rutan Kelas I Bandung. Vol 1 No 2. Journal Correctional Issues. Hal 64.
17
dipenuhi oleh Negara. Sehingga narapidana memenuhi kebutuhan tambahan
selama berada di Lapas. Dari aktivitas ekonomi yang ada di dalam Lapas
(pungli) dengan berbagai modus, yang biasanya uang penitipan untuk WBP
18
lebih senior, hutang piutang, dan sebagainya. Namun peredaran uang tidak
sistem e-money (uang elektronik), yaitu alat tukar pengganti uang tunai. 8
dimasukkan menjadi nilai uang dalam media uang elektronik dalam bentuk
media uang elektronik.9 Besaran uang yang terekam pada e-money akan
tetap sama nilainya dengan nilai yang disetorkan. Dalam e-money terdapat
8
Ejo Imandeka dan Agung Muhammad. Op.Cit. Hal 1.
9
Decky Hendarsyah. Penggunaan Uang Elektronik dan Uang Virtual sebagai Pengganti
Uang Tunai Di Indonesia. Hal 3. Diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/314764-
penggunaan-uang-elektronik-dan-uang-virt-077c8d98.pdf
19
informasi pemegang e-money jika sudah didaftarkan, dan semua catatan
di Lapas dan Rutan. Karena dengan beredarnya uang tunai di Lapas justru
70 pada tahun 2004 Tentang Bebas Peredaran Uang (BPU) yang berbunyi :
10
Suharni. 2018. Uang Elektronik (E-Money) Ditinjau Dari Perspektif Hukum Dan
Perubahan Sosial. Jurnal Spektrum Hukum. Vol. 15 No. 1. Hal 18.
20
a. Uang tunai milik tahanan/narapidana harus didaftar
penyimpanannya dalam Register D
b. Alat bukti pembayaran/transaksi dapat diganti dengan
kupon atau sejenis yang memiliki nominal tertentu
c. Jumlah kupon yang boleh dibelanjakan oleh tahanan /
narapidana dibatasi hanya cukup/wajar untuk memenuhi
kebutuhan tambahan sehari-hari
d. Agar semua transaksi yang dilakukan dapat dikendalikan
dan dipantau maka harus dicatat dalam buku belanja dan
dilakukan melalui kantin yang dikelola oleh
Lapas/Rutan/Cabrutan.
uang tunai tidak beredar di dalam Lapas yang rentan terhadap gangguan
pemberitaan media massa tentang adanya pungli yang terjadi di Lapas Kelas
oleh salah satu keluarga dari narapidana korban tewas yang bernama Petra
21
narapidana diperbolehkan tidur di kamar yang dilengkapi dengan berbagai
supaya bisa tidur beralaskan kardus di lorong tahanan. Selain itu apabila
ingin tidur ditempat yang layak dengan fasilitas yang lebih baik, narapidana
Bebas Peredaran Uang (BPU) di Lapas merupakan suatu keadaan uang tunai
Lapas.
11
Annas Furqon Hakim. Keluarga Korban Beberkan Dugaan Pungli di Lapas Tengerang :
Sewa Kamar, Ambil Makan Harus Bayar. Diakses dari
https://jakarta.tribunnews.com/2021/09/11/keluarga-korban-beberkan-dugaan-pungli-di-lapas-
tangerang-sewa-kamar-ambil-makanan-harus-bayar pada tanggal 25 Maret 2022 pukul 18.50 WIB
12
Agung Sandy Lesmana dan Yaumal Asri Adi Hutasuhut. Napi Byar Kardus Rp 30 Ribu
Buat Tidur, Kasus Pungli di Lapas Cipinang Karena Over Kapasitas?. Diakses dari
https://www.suara.com/news/2022/02/04/174749/napi-bayar-kardus-rp-30-ribu-buat-tidur-kasus-
pungli-di-lapas-cipinang-karena-over-kapasitas pada tanggal 24 Mei 2022 pukul 20.30 WIB
22
(kartu Tap Cash) untuk memenuhi kebutuhan di Lapas. Berbekal kartu Tap
Data Capture) yang nantinya saldo tersebut akan terpotong otomatis sesuai
Bagan 1.
Struktur Organisasi
Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Malang
Kalapas
Kasub Bag TU
23
Peneliti dalam hal ini berkoordinasi dengan Kasubsie Registrasi guna
Pemasyarakatan (WBP).
aktivitas di luar Lapas juga terjadi di dalam Lapas seperti adanya aktivitas
yang dikelola langsung oleh pihak Lapas sendiri (bukan orang luar Lapas)
tersedia di Lapas dengan menggesek kartu Tap Cash ke mesin EDC. Pada
Cash ke mesin EDC, kemudian saldo dari jual beli antara koperasi dengan
belanja stok yang habis kepada distributor. Dari uang yang terakumulasi di
rekening atas nama koperasi, apabila dibutuhkan uang tunai untuk belanja
24
stok maka akan dilakukan tarik tunai terlebih dahulu. Namun apabila pihak
distributor tempat koperasi belanja bersedia dibayar via transfer maka cukup
25