DISUSUN OLEH :
IWAN PUJI ANTORO
NIM. CO6 100 139
FAKULTAS HUKUM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan sistem pemasyarakatan sebagai bagian dari pembangunan
dibidang hukum pada khususnya dan pembangunan bangsa Indonesia pada
umumnya tidak dapat dilepaskan dari pengaruh situasi lingkungan strategis
dan perkembangannya dari waktu ke waktu, baik dalam skala nasional,
regional maupun internaional.1
Pemasyarakatan mempunyai visi, misi dan tujuan antara lain:
a. Visi
Memulihkan kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan warga
binaan pemasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakat dan mahluk
Tuhan YME (Membangun Manusia Mandiri).
b. Misi
Melaksanakan perawatan tahanan, pembinaan dan pembimbingan warga
binaan pemasyarakatan serta pengelolaan benda sitaan negara dalam kerangka
lingkungan
masyarakat,
dapat
aktif
berperan
dalam
pembangunan dan dapat hidup wajar sebagai warga yang baik dan
bertanggung jawab.
-
rutan
dalam
rangka
memperlancar
proses
penyidikan,
pada
tanggal
14
Desember
1990
melalui
resolusi
Harsono, CI, Sistem Baru Pembinaan Narapidana, Jakarta, 1995, Djambatan, hal.2
asal
narapidana,
bilamana
kondisi
setempat
begitu
jawab
lembaga
pemasyarakatan
untuk
memenjarakan
hukuman
atau
untuk
membatasi
penggunaannya
harus
304
6
diputus oleh pengadilan harus dipisahkan dari narapidana yang sudah diputus
oleh pengadilan (United prisoners shall be kept separate from convicted
prisoners). 7
Percampuran tahanan dengan narapidana dibeberapa rutan dan lapas
pun menyebabkan perlakuan terhadap tahanan seakan-akan sudah bersalah
karena diperlakukan dengan tidak layak .8
Percampuran ini akhirnya akan mempengaruhi pola pembinaan, sebab
petugas akan direpotkan dengan dua paradigma yang berbeda yaitu perlakuan
pelayanan terhadap tahanan dan pembinaan terhadap narapidana.9 Bahwa
penempatan narapidana di rutan atau tahanan di lapas merupakan suatu
kesalahan dari konsep pemasyarakatan yang patut dikoreksi dari segi
manajemen lapas.
Sebagai muara dari pembinaan di Rutan senantiasa diberi
kesempatan dan peluang agar warga binaan mampu berintegrasi dalam
masyarakat menurut Richard W. Snarr, sebagai berikut:
Reintegrasi adalah didasarkan pada premis bahwa apabila seseorang
mampu untuk menyatu dalam lingkungan masyarakat yang besar dan
terlibat dalam kegiatan-kegiatan di tengah-tengah masyarakat maka
kesempatan dan peluang untuk kembali berperilaku taat hukum
menjadi lebih terbuka.10
7
8
2009, hal.119
9
2009, hal.127
10
peran
petugas
baik
karena
kekurangan
personil
atau
11
Pandjaitan, Petrus Irwan dan Wiwik Sri Widiarty (2008), Pembaharuan Pemikiran
Dr. Sahardjo mengenai Pemasyarakatan Narapidana, Jakarta: CV Indhill Co,.hal.56
optimalisasi
pelaksanaan
manajerial
rutan
mengunakan
18
Houston, James G, Correctional Management: Function, Skills and System,
Chicago, 1999, Nelson-Hall Inc, hal.33
19
Peraturan Minimum Tentang Standar Perlakuan Terhadap Narapidana, hal.247248
D. Tujuan Penelitian
20
Pandjaitan, Petrus Irwan dan Wiwik Sri Widiarty (2008), Pembaharuan Pemikiran
Dr. Sahardjo mengenai Pemasyarakatan Narapidana, Jakarta: CV Indhill Co,hal.hal.56
b.
E. Batasan Penelitian
Pembangunan gedung lapas dan rutan di Indonesia menyesuaikan
dengan kemampuan keuangan negara. Perkembangan sementara ini guna
menyelesaikan permasalahan over kapasitas. Belum sesuai dengan harapan
KUHAP khususnya pemasyarakatan bahwa lapas dan rutan harus berada
disetiap kabupaten atau kota.
Dalam penulisan ini Penulis fokus pada Rutan Pandeglang yang
berfungsi campuran sebagai pelayanan tahanan sekaligus pembinaan
narapidana. Berkaitan dengan pelaksanaan pembinaan narapidana dan dampak
penempatan narapidana di rutan.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tesis ini diperlukan adanya suatu uraian mengenai
susunan dari tulisan yang dibuat agar pembahasan teratur dan terarah pada
permasalahan yang sedang dibahas. Untuk itu tesis ini akan dibagi ke dalam
lima bab, yaitu:
Bab I
Tinjauan Pustaka,
berisikan
Bab IV
Bab V
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritik
Manajemen lapas menurut Richard W. Snarr yaitu proses manajemen
dalam komunitas penjara yang sangat unik karena melibatkan mengelola
orang (tahanan) yang tidak ingin berada di sana. Dalam konteks keamanan
juga harus dipertahankan, kerja dan program rehabilitasi dioperasikan,
bangunan dipertahankan dan hak-hak konstitusional ditegakkan, situasi yang
menyajikan tantangan berat. Management of prisons, the management process
in a prison community is unique because it involves managing people
(prisoners) who do not want to be there. Within this context security must be
maintained, work and rehabilitation programs operated, building maintained
and constitutional rights upheld, a situation that presents formidable
challenges.21
Yang menjadi fokus bahasan dari management of prisons adalah
manajer dan organisasi (managers and organizations)
1. Manajer adalah orang-orang bergerak dalam proses manajemen pada
berbagai tingkat organisasi. Dalam penjara jabatan sipir atau pengawas
biasanya diberikan untuk posisi manajemen puncak, sedangkan jabatan
petugas pemasyarakatan biasanya diberikan kepada level pertama.
Managers are the people enganged in the process of management at
21
3. Mary Parker Folletts melihat keprihatinan untuk bisnis dan kerja sosial
membuat teori administrasi khususnya instruksi untuk manajer penjara
(concerns for business and social work make her theories of
administration especially instructive to corrections managers)
4. James d. mooney and Alan C. Reiley melihat manajemen adalah teknik
atau seni menginspirasi orang lain. Organisasi adalah teknik yang
berkaitan tugas tertentu atau berfungsi sebagai unit yang terkoordinasi
(management is the technique or art of inspiring others. Organization is
the technique of relating specific duties or functions as a coordinated
unit).
5. Lyndall Urwick yang menganalisa elemen administrasi pada perencanaan,
koordinasi dan kontrol.
6. Chester I. barnard menggunakan komunikasi sebagai penghubung untuk
mendapatkan kerjasama (communication as a jeans of acquiring
cooperation).22
Menurut Stephen P. Robbins dalam teori organisasi adalah disiplin
ilmu yang mempelajari struktur dan desain organisasi. Strukur organisasi
menetapkan bagaimana tugas akan dibagi siapa melapor kepada siapa dan
mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti.
Sedangkan desain organisasi mempertimbangkan konstruksi dan mengubah
struktur organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. 23
22
Houston, James G, Correctional Management: Function, Skills and System,
Chicago, 1999, Nelson-Hall Inc, hal.17-33
23
Robbins, Stephen P; alih bahasa Jusuf Udaya, Teori Organisasi : Struktur, Desain
& Aplikasi,, Jakarta, 1994, Arcan, hal.6-7
24
idem, hal.155-157
Hasibuan, Melayu SP, Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta,
2008, PT Bumi Aksara, hal.171-172
25
Seharusnya bukan hanya perbaikan kondisi fisik rutan dan lapas yang
harus diperbaiki, tetapi yang paling penting adalah perbaikan
manajemen dalam lembaga itu. Terutama menyangkut pembinaan
kepada para tahanan sehingga apabila mereka keluar, dapat diterima
oleh masyarakat. 26
3. Tekhnik
4. Struktural
Input
Output
MANAJER
subsystem
5. Hubungan Sosial
5
26
tertentu.
Tujuannya
adalah
untuk
menyediakan integrasi yang efektif dari sumber daya suatu organisasi terhadap
penyelesaian suatu proyek tertentu. Implementasi pendekatan manajemen
seringkali melibatkan perubahan dramatis dalam hubungan wewenang dan
tanggung jawab. (The project manager becomes the focal point for
information and activities related to a specific project. The goal is to provide
effective integration of an organization's resources towards the completion of
a specific project. Implementing a project management approach often
involves
dramatic
changes
in
the
relationships
of
authority
and
27
B. Kerangka Pemikiran
Salah satu fungsi Rutan adalah memberikan pelayanan kepada tahanan,
meliputi perawatan, pemberian bantuan hukum, pendidikan, penyuluhan
jasmani dan rohani serta pemberian bimbingan dan kegiatan untuk tahanan.
Dengan adanya narapidana di rutan maka pembinaan pun harus
diupayakan sebagaimana fungsi lapas. Sehingga rutan mempunyai tugas
tambahan disamping fungsi pelayanan tahanan juga fungsi pembinaan.
Dalam struktur organisasi rutan kegiatan tersebut dilayani oleh subsi
pelayanan tahanan. Dimana uraian tugas pokok dan fungsinya identik dengan
seksi pembinaan narapidana di lapas. Pelaksanaannya rutan pun dapat
mengusulkan pengurangan pidana baik remisi, PB, CMB dan CB.
30
Pelayanan
Pola
Pembinaan
Pembinaan
Tahanan
1.Proses persidangan
Narapidana
1. Menjalani eksekusi
2. Suka rela
2. Wajib bekerja
3. Diatur
PP 58/99
Menejemen
3. Diatur PP 31/99
Pembinaan
4. Tahanan
4. Narapidana
Campuran
Campuran
Dampak pembinaan
napi di Rutan
3. Fungsi Campuran adalah gabungan pelaksaan kedua fungsi rutan dan lapas
dalam satu tempat. Sehingga mempunyai lingkungan dan penanganan
manajerial yang lebih kompleks.
C. Kerangka Konsep
Fungsi pelayanan tahanan juga harus melaksanakan pembinaan
narapidana. Apalagi isi hunian Rutan Pandeglang yang fluktuatif, terkadang
lebih banyak tahanan dilain waktu lebih banyak narapidana.
Dalam pelaksanaan tugas Rutan Pandeglang tergolong dalam Klas IIB
yang terdiri dari 4 jabatan struktural yaitu kepala, kasubsi pengelolaan, kasusi
pelayanan dan kepala kesatuan pengamanan. Sehingga secara administrasi
maupun pelaksanaan harus menangani permasalahan Lapas. Dimana peran
ganda dimainkan oleh staf dari struktur yang ada.
Keseharian manajemen pengelolaan Rutan dilihat dari manajemen
pelayanan dan manajemen pengamanan.
yang ditinjau dari segi manajemen lapas adalah Teori pelayanan dan
pembinaan dan Teori Pengamanan
Konsep manajemen lapas dengan pendekatan struktur organisasi rutan
antara lain:
1. Konsep Pelayanan
Sesuai dengan fungsi rutan adalah pelayanan dan perawatan
tahanan. Mengantarkan tahanan mendapatkan kepastian hukum selama
statusnya
menjadi
narapidana
dan
berhak
mendapatkan
adalah
kegiatan
untuk
meningkatkan
kualitas
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku,
profesional, kesehatan jasmani dan rohani Narapidana dan Anak Didik
Pemasyaraktan.36
33
pengkonsumsi
Program
pembinaan
yang
menjadi
acuan
adalah
Metode
37
38
Kepmenkeh RI No. M.02-PK.04.10 Tahun 1990 tentang pola pembinaan
narapidana/ tahanan
39
Pandjaitan, Petrus Irwan dan Wiwik Sri Widiarty (2008), Pembaharuan Pemikiran
Dr. Sahardjo mengenai Pemasyarakatan Narapidana, Jakarta: CV Indhill Co,hal.39
dinamis
adalah
pengamanan
(kebebasan
dari
sebagai
sistem
terbuka
karena
bergantung
pada
40
Penal Reform International, Membuat standard-standard bekerja, London, 2001,
Astron Printer Ltd, hal.197
41
Cooke, David J, Pamela J Baldwin and Jaqueline Howidon: penerjemah Hary
Tunggal, Menyingkap Dunia Gelap Penjara, Jakarta, 2008, Gramedia Pustaka Utama, hal.137
dengan karya cipta yang dapat dilihat secara fisik. Sehingga motivasi
pemberian ketrampilan selain pembekalan setelah narapidana bebas juga
mewujudkan salah satu hasil dari pembinaan di rutan.
Kenyataannya,
banyak
tahanan
tidak
punya
pengalaman
Sebagaimana
2. ketentuan
mengenai
syarat-syarat
dan
tata
cara
pelaksanaan
45
Dengan
semakin
banyaknya
jumlah
penghuni
rutan
berarti
Sosialisasi
Program-program
Pembinaan
seperti
Asimilasi,
dan
pengenalan
lingkungan
untuk
menentukan
49
dan
pelaksanaan
program
assimilasi
yang
security.
3.
50
304
penerimaan,
penelitian
dan
pemeriksaan
serta
fasilitas
pendamping
dan
penyuluhan
hukum,
sidang, ijin berobat, permohonan ijin luar biasa, dan bebas demi
hukum serta bagi Narapidana yang bebas dan mutasi ke Lapas
5. Menyiapkan perawatan makanan, kesehatan dan mental rohani
Tahanan serta melakukan bimbingan kegiatan kerja bagi Tahanan
6. Menyiapkan urusan fasilitas pendampingan penyuluhan hukum
Tahanan, bimbingan jasmani dan rohani, perpustakaan/ bahan bacaan,
menyiapkan proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang
pengadilan, serta menyiapkan bahan fasilitas dan melakukan sidang
TPP
7. Menyiapkan bahan pemberitahuan habisnya masa Tahanan 10 hari dan
3 hari
8. Menyelia dan memberikan penilaian hasil kerja bawahan di
lingkungan Rutan sesuai target indikator sasaran
9. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja/ lembaga/ instansi terkait
10. Mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas di lingkungan
Rutan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
11. Melaksanakan waskat di lingkungan Subseksi Pelayanan Tahanan
12. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh
pimpinanpersidangan dan TPP, berkoordinasi, waskat di lingkungan
dan tugas dinas lainnya.
c. Kepala subsi pengelolaan Rutan
1. Membuat rencana kerja Subseksi Pengelolaan Rutan
2. Melakukan urusan keuangan Rutan
urusan
teknis
dan
administrasi
pencegahan
dan
pengamanan
Rutan
sebagai
pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas;
11. Melaksanakan Waskat di lingkungan kesatuan pengamanan Rutan;
dan
12. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh
Pimpinan.Membuat rencana kerja Subseksi Pengelolaan Rutan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Dalam hal metode penulisan yang akan dilakukan, penulis
menggunakan pendekatan kualitatif partisipatoris secara deskriptif dengan
menggambarkan pelaksanaan manajemen pembinaan narapidana dan dampak
penempatan narapidana di rutan.
Rutan Klas IIB Pandeglang dipilih sebagai obyek penelitian karena
secara struktur hanya ada pelayanan tahanan dan tidak ada pembinaan
narapidana. Namun demikian masih ada narapidana bahkan fluktuatif
terkadang lebih banyak narapidana yang tinggal. Karakteristik komunitas
warga binaan yang masih homogen serta latar belakang kota seribu santri yang
agamis mendukung program pembinaan.
Dalam rancangan ini dipaparkan sebagai berikut:
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Unit Pelaksana Tekhnis
Pemasyarakatan Rumah Tahanan Negara Pandeglang Banten. Lokasi ini
penulis ambil sebagai tempat penelitian karena keunikannya dimana
51
Arief Furchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, Surabaya, Usaha Nasional,
1992, hal. 21
52
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Bandung, Pt. Remaja Rosdakarya, 1995,
hal.35
Sedangkan
data
sekunder
dikumpulkan
dengan yang lainnya sehingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh
agar memudahkan pengelolaannya.
-
pokok-pokok
bahasan
masing-masing,
pengolahan
ini
50 Orang
Golongan IV
- Orang
Golongan III
22 Orang
Golongan II
28 Orang
Golongan I
- Orang
No
1
2
3
Tupoksi
Sub Seksi Pengelolaan
Sub Seksi Pelayanan Tahanan
Kesatuan Pengamanan Rutan
Jumlah
Jumlah Petugas
8
10
32
50
Populasi tersebar ke dalam tiga struktur organisasi rutan terdiri dari karutan,
kasubsi pelayanan tahanan, petugas pengamanan dan pelayanan tahanan.
Populasi
60
sampel
5
Ket.
Napi yang
Kepala kamar
21
dikaryakan
Termasuk sel dan
blok wanita
jumlah
10
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Penjara Pandeglang dibangun sejak tahun 1918 kemudian berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kehakiman R.I Nomor : M.04.PR.07.03 1085
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Tahanan Negara dan Rumah
Penyimpanan Barang Sitaan Negara, bahwa Lembaga Pemasyarakatan
Pandeglang telah ditetapkan menjadi Rumah Tahanan Negara Kelas II B.
Keadaan Bangunan Rumah Tahanan Negara Pandeglang :
1. Dibangun Tahun
: 1918.
2. Luas bangunan
: 3.276 M2
3. Luas Tanah
: 3.740 M2
4. Letak Bangunan
: 250 Orang.
6. K a p a s i t a s
: 143 Orang.
: 5 Meter
8. Sarana Penerangan
: PLN
: 4 Buah
rutan
tidak
lepas
dari
sejarah
perkembangan
denda sehingga perlu bangunan penjara. Masa kemerdekaan tahun 1964 istilah
penjara berubah menjadi lembaga pemasyarakatan.
Sejak tahun 1981 dengan semangat memperbaiki produk hukum
kolonial sesuai dengan akar budaya bangsa Indonesia. Pada pasal 22 KUHAP
menyatakan Jenis Penahanan dapat berupa penahanan Rumah Tahanan
Negara, penahanan rumah atau penahanan kota sehingga perlu bangunan
Rutan.
Guna melaksanakan KUHAP muncul SK Menteri Kehakiman No.
M.04.UM.01.06 Tanggal 16 Desember 1983 tentang Penetapan Lapas tertentu
sebagai Rutan. Seiring kemampuan keuangan negara membangun Lapas dan
Rutan pada setiap Kabupaten/ kota. Dipertegas dengan Kepmenkeh RI No.
M.01.PR.07.03 tahun 1985 tentang orta Lapas dan No. M.04.PR.07.03 tahun
1985 tentang orta Rutan dan Rupbasan. Sehingga pelaksanaan tupoksinya
jelas.
Sebagai pedoman pelaksanaan pembinaan terdapat dalam Kepmenkeh
RI No.M.02-PK.04.10 tahun 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/
Tahanan. Hanya saja istilah Rutan tidak secara tegas disebut dalam UU No. 12
tahun 1995 tentang Pemasyarakatan sebagai payung pemasyarakatan karena
lebih fokus kepada Lapas dan Bapas. Selanjutnya pedoman pelaksanaan
pemasyarakatan diatur dalam PP Nomor 31 Th.1999 tentang Pembinaan dan
Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan, PP Nomor 32 Th.1999 tentang
Syarat dan Tata Cara pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan dan PP
Nomor 57 Th.1999 tentang Kerjasama Penyelenggaraan Pembinaan dan
Sub Seksi
Pelayanan Tahanan
Sub Seksi
Pengelolaan RUTAN
Petugas Pengamanan
semakin
kekurangan
petugas.
Sehingga
manajemen
53
Petugas
melaksanaan
penerimaan
tahanan
sampai
dengan
Struktur
rutan
subsi
pelayanan
tahanan
berperan
aktif
proses
tersebut
berlangsung
dapat
dievaluasi
petugas
bukan
alasan
pembenaran
terjadinya
setiap
penanggung
jawab
bagian
perkantoran
bertugas
b. Jenis pidana
c. Lamanya masa pidana
d. Jenis kelamin
e. Usia
f. Agama
g. Suku bangsa
h. Kondisi fisik dan psikologis
i. Residivis atau bukan
j. Latar belakang pribadi
-
Pendidikan
Status keluarga
Tingkat sosial
Status sosial
pembinaan,
termasuk
mengeliminir
faktor-faktor
HARI
Senin
JAM
07.30-08.00
JENIS
KEGIATAN
Senam Pagi
s/d
PENANGGUNG
JAWAB
Koor OR/
Staf Peltah
sabtu
09.00-12.00
11.11-12.00
Paving Blok
Pengajian dr
Staf Bimker
Staf Peltah
Pesantren
2
3
Selasa
Rabu
09.00-12.00
11.00-12.00
Ciputri
Ketrampilan
Pengajian dari
Staf Bimker
Staf Peltah
Staf Peltah
Kamis
09.00-11.00
Depag
PBHL
Jumat
08.30-10.30
(calistung)
Kebersihan
Yasinan WBP
OR &
KPR
Staf Peltah
Staf Peltah
Sabtu
09.00-10.30
09.00-12.00
Kesenian WBP
KET
Dilaksanakan Yasinan bersama setiap hari Jumat pagi di aula dan setiap
selesai sholat magrib setiap malam senin dan malam jumat di kamar masingmasing..
Akar kayu merupakan salah satu potensi kegiatan masyarakat Pandeglang dan
termasuk program unggulan di Rutan Pandeglang
Program pembesaran bibit ikan patin dari 2 inci menjadi 5 inci selama 40 hari
dengan pakan, vitamin dan antar jemput bibit dikondisikan mitra perikanan.
Peran
mengidentifikasi
petugas
seluruh
yang
membina
perkembangan
warga
binaan
warga
binaanya
sepatutnya
sehingga
peran
pengamanan
lebih
mendorong
terjadinya
proses
No Jenis Kejahatan
Pasal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Thd Ketertiban
Mata Uang
Kesusilaan
Perjudian
Penganiayaan
Pencurian
Perampokan
Penggelapan
Penipuan
Penadahan
Senjata Api
KUHP/ UU
154-181
244-251
281-287
303
351-356
362-364
365
372-375
378-395
480-481
UU Dar
12
Narkotika
12/51
Uu No.
13
Korupsi
14
Napi
Jumlah
3
7
1
10/1
6
5
1,2 %
2,8 %
1,2 %
3,2 %
3,2 %
33,3%
6,8 %
0,8 %
10 %
6%
3,2 %
3
7
3
8
8
82/1
17
1/1
22/3
15
8
17
11
11,2%
28
22/97
UU No.
3/1
3,6 %
8/1
Kehutanan
31/71
UU No.
5,2 %
13
15
16
Lantas
Kelautan
41/99
359-360
UU No.
1
4
0,4 %
1,6 %
1
4
17
Farmasi/obat
5/90
UU No.
4/1
2,8 %
6/1
Perlindungan
23/92
UU No.
3,2 %
Anak
23/97
18
Tahanan
2
8
2
48
2
1/1
12/2
9
2/1
6
34/1
15
JUMLAH
126/5
115/3
100%
241/8
Narapidana
Tahanan
Total
Keterangan
40
71
111
116
107
223
113
88
201
112
155
267
121
119
240
Dari data 5 tahun terakhir diatas diketahui bahwa isi hunian rutan
56
Maret
50
73
123
April
49
133
182
Mei
24
111
135
Juni
56
106
162
57
dengan
prinsip
pemasyarakatan
mengantarkan
setelah
galeri
pengayoman
diresmikan.
Semangat
59
semangat
tetap
reformasi
cermat
birokrasi
membaca
dinamika
agar
jajaran
masyarakat.
pembanding
dalam
pelaksanaan
tugas
wali
60
dan
keluarganya.
Tidak
menutup
kemungkinan
dapat
2. Pengamanan
Jabatan pengamanan sebagaimana diatur dalam uraian tugas
adalah membantu sebagian tugas kepala rutan dalam bidang
pengamanan. Dengan dibekali payung hukum juga Kepdirjenpas No.
E.22.PR.08.03 Tahun 2001 tentang prosedur tetap pelaksanaan tugas
pemasyarakatan.
Petugas pengamanan harus membaca potensi gangguan
keamanan
dan
ketertiban
agar
senantiasa
diidentifikasi
serta
Rencana
tersebut
sudah
pernah
digulirkan
Pemda
62
steples bukus kopi yang dikaitkan ke ujung bolpoint dengan pewarna tinta
bolpoint atau bekas jelaga yang dicampur minyak. Kemudian ditusukkan
pada bagian tubuh yang dikendaki membentuk gambar atau tulisan.
Dari sisi kesehatan pembuatan tato dianggap berbahaya karena bisa
menularkan penyakit hepatitis, HIV/ AIDS dan penyakit menular lain
karena alat-alat yang digunakan kurang steril. Dimana peralatan tersebut
sulit didapatkan sehingga dalam penggunaannya harus bergantian. Belum
lagi resiko isolasi kalau ketahuan petugas.
Efek jera pembuatan tato sangat efektif setelah 20 orang penghuni
yang kedapatan membuat tato selama berada dalam rutan diberikan
hukuman disiplin isolasi selama 7 hari. Serta mengedepankan upaya
program penghapusan tato bekerjasama dengan bagian kesehatan
menggunakan kapur yang dicampur minyak dan PK (obat untuk
membunuh kuman penyakit berwarna merah). Upaya tersebut dilakukan
secara bertahap dan dikontrol oleh perawat.
Pemasangan tasbeh dimulai dari membuat butiran bulat dari palstik
sikat gigi sebesar tasbeh atau kelereng. Untuk memperhalus dengan cara
digosokkan ke lantai atau ubin sampai ukuran yang dikehendaki karena
ketiaadaan amplas. Setelah tasbeh dianggap cocok kemudian dimasukan
pada kulit batang kemaluan dengan sikim yaitu sikat gigi yang
diruncingkan dengan cara seperti operasi kecil. Untuk menghentikan
pendarah akibat luka tersebut cukup ditutup bubuk kopi.
64
65
hal.28
kekeluargaan
dan
kebersamaan
senantiasa
66
2010
67
lembaga
pemasyarakatan,
harus
tersedia
layanan
perlu
inovasi
agar
pembinaan
narapidana
khususnya
pengamanan
rutan
sesuai
dengan
tupoksinya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
B. Saran
1.
2.
DEPARTEMEN KEHAKIMAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN
Jl. Veteran No.11
JAKARTA
Nomor
: E.PK.01.10-16
Lampiran
SURAT EDARAN
Kondisi demikian dapat menimbulkan akibat yang kuran baik, khususnya bagi
Warga Binaan Pemasyarakatan dalam hal pencapaian tujuan sebagaimana yang
dikehendaki dalam Pasal 2 Undang-undang No.12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan,
yang
menyatakan
bahwa:
Sistem
Pemasyarakatan
Dalam kerangka itulah, maka pencapaian sasaran secara optimal bagi Warga
Binaan Pemasyarakatan, khususnya yang menyangkut narapidana Reg. B.I yang
mempunyai sisa pidana lebih dari 12 bulan, hanya dapat dicapai apabila
mekanisme pembinaan berada pada alur wadah yang tepat.
Untuk hal tersebut, bersama ini kami instruksikan kepada Kepala Rumah Tahanan
Negara/ Cabang Rumah Tahanan Negara di seluruh Indonesia untuk:
Demikian surat edaran ini dibuat, agar segenap Kepala Rumah Tahanan Negara/
Cabang Rumah Tahanan Negara mempedomaninya.
DIREKTUR JENDERAL
PEMASYARAKATAN
TTD
THAHIR ABDULLAH
NIP. 040012642
Penulis/ subjek
Abstrak
Hasil Penelitian
Upaya
dilakukan
Yang
Tambunan,
S -Tingkat
-Program
Hukum rendah
(Sistem
-Terbatas
-Diklat
-Program
-Peran
sarana ketrampilan
Pembinaan
Kehidupan
Para -Kurangnya
narapidana
-Rendahnya
(pengawasan,
pendidikan napi
bimbingan,
wali
tenaga
konselor
dan
pendidik integrasi)
yang terampil
-Kurangnya
sarana
dan
prasarana
-Kurangnya
partisipasi
2
Zulfikri/
UI
-Pembinaan
masyarakat
-Belum
Prisoners
kepribadian
program
Education
-Pembinaan
bagi
(Kendala
yang kemandirian
ada -Perlu
khusus menyiapkan
narapidana program
kasus korupsi
baik
dihadapi LP atas
-Tidak
tidak
pengklasifikasian
pembinaan
adanya
yang
dalam
ada pembinaan
kasus korupsi
bagi
masih
secara -Meningkatkan
Narapidana Kasus
umum
sumber
Korupsi)
petugas
daya
-Memenuhi
sarana
3
Risdianto/
IPI
-Napi
dan
prasarana
adalah -Pembinaan napi -Yuridis,
LP suasana
Kajian
uapaya
petugas kejahatan/
dalam kriminal,
LP
merehabilitasi
napi
warga
kekeluargaan,
menjadi perilaku
menghargai
pembinaan
negara menyimpang
dan -Moral,
pembimbingan
dapat batin,
norma
dan seluruh
kehidupan sosial
ketenangan
rajin
sabar,
ibadah,
aspek sopan,
(holistik)
wawasannya
dan Kemandirian
termotivasi
menuju
jalan kebaikan
napi -Kemandirian,
ketengah
ketrampilan
kehidupan
untuk membuka
mencari
dan
Sitorus,
napi,
Counseling
dengan
(Pelaksanaan
Community
pembinaan
Based Treatment
pembinaan
khususnya mempunyai
terhadap
-Napi
narapidana
berbagai
tahun
stusi
5
masa LP
hukuman.
-Tidak
semua -napi
Roy -Pelaksanaan
hukuman
satu
memiliki kembali
macam
ketika
menerima
LP
pembinaan
Klas I Cipinang)
Situmeang, Rita -Pembinaan
-pembinaan
Hukum
utnuk
berintegrasi
tipikal
kebawah:
kasus
keluar
-Pendekatan
dan
optimal pemberian
Narapidana
1995
pemasyarakatan
pemasyarakatan
IIA
-Kualitas sumber
Tanjung mewujudkan
Gusta Medan)
manusia
yang
membangun
-Belum
ada
dan
prasarana khusus
UU
khusus
pembinaan wanita
6
belum ada
-Halfway Haouse/ Pelaksanaan
Lapas terbuka
Pre-release -Community
Program
For Based
Prisoners
(Peranan
Terbuka
Pembinaan
sebagai
Treatment
-Personal
dan
training
Napi
-Pelayanan
Upaya
treatment
Reintegrasi Sosial
-Keamanan
dan
Kurangnya
Pelaksanaan
Community Based
sosialisasi
Treatment:
Studi
program
pada
Lapas
Terbuka Jakarta)
Irmayani/ USU -Adanya
Ilmu
Community
-TPP
yang Pembentukan
(Akuntabilitas
membangun
saran
Tim
Pemasyarakatan
(TPP)
-Terjadinya
pada perubahan
pembinaan WBP
anggota
agar
-Anggota
TPP lebih
yang
di
pelaksanaan
tugas
Pembinaan
TPP
fungsinya
-Pembinaan
dan
Narapidana
Dalam Prespektif
rehabilitatif
UU No.12 tahun
edukatif
1995
dan publik
tentang
dimasukan
dalam UU yang
Pemasyarakatan)
nantinya
dapat
mengikat semua
8
Setiawan,
Tutut Wali
Jemi/
sebagai -kurang
pengganti
UI-
Psikologi tua
bagi
orang komunikasi
anak -tingkat
Kriminal
didik
kepercayaan
(program
pemasyarakatan
rendah
Pelatihan
Parent
Effectiveness
-kurang
(PET)
mendeteksi
sebagai
Upaya
Meningkatkan
Peran
Wali
Petugas
di
Lapas/
pihak
Perlu PET
Rutan
Tabel.2 Wali Pemasyarakatan
No
1
Nama Penulis
Fokus bahasan Wali pemasyarakatan
Setiawan, Tutut Wali sebagai pengganti orang tua
2
3
Jemi
Irmayani
Tambunan,
Lenny N