Anda di halaman 1dari 7

KUJUNGAN LAPAS KELAS IIB KOTA SUKABUMI

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Hukum Penitensier

NAMA : MUHAMMAD JODI SETIAWAN

NPM : 181000143

MATAKULIAH : HUKUM PENITENSIER


BAB 1

PENDAHULUAN

Kejahatan merupakan suatu perbuatan menyimpang yang melanggar hukum dan

norma-norma yang telah berlaku serta telah disahkan oleh hukum yang tertulis. Kejahatan

memiliki sifat yang merugikan masyarakat dan dilakukan oleh anggota masyarakat, pemerintah

melalui aparat penegak hukum berusaha menanggulangi gangguan-gangguan dari suatu tindak

kejahatan yang ada dalam lingkungan masyarakat. Secara tradisional Lembaga

Pemasyarakatan lebih dikenal sebagai penjara yang diciptakan sebagai rambu-rambu dalam

menjalani kehidupan sehingga tidak terjadi penyimpangan. Bagi orang yang terbukti bersalah

atau melakukan tindak pidana akan dijatuhi sanksi salah satunya adalah pidana penjara. Bagi

terpidana yang telah dijatuhkan pidana penjara akan melaksanakan hukumannya di Lembaga

Pemasyarakatan. Lembaga Pemasyarakatan adalah wadah yang berfungsi sebagai tempat para

terpidana, guna menjalani apa yang telah di putuskan oleh pengadilan baginya. Lembaga

pemasyarakatan berfungsi sebagai akhir dari proses penyelesaian peradilan. Berhasil atau

tidaknya tujuan peradilan pidana terlihat dari hasil yang telah ditempuh dan dikeluarkan oleh

lembaga pemasyarakatan dalam keseluruhan proses peradilan pidana.

Sebagai lembaga pembangunan dan penegak hukum, Lembaga Pemasyarakatan

merupakan bagian dari sistem peradilan pidana terintegrasi. Selain sebagai penegak hukum,

lembaga pemasyarakatan juga memiliki peran strategis dalam membentuk sumber daya

manusia (SDM) yang mandiri, bertanggung jawab, berkualitas dan bermartabat. Pelaksanaan

pembinaan pada narapidana dalam upaya mengembalikan narapidan menjadi masyarakat yang

baik sangatlah penting dilakukan, tidak hanya bersifat material atau sprititual saja, melainkan

keduanya harus berjalan dengan seimbang.


Dalam proses pemasyarakatan, narapidana akan mendapatkan kemandirian yang pada

dasarnya berarti narapidana akan kembali ke masyarakat yang baik, percaya diri, mandiri, aktif

dan produktif. Oleh karena itu, kegiatan pembinaan harus memperhatikan seluruh aspek

kehidupan narapidana untuk menjaga kemandirian dan kepercayaan diri yang kuat. Bimbingan

Lembaga Pemasyarakatan diharapkan mampu membentuk kepribadian serta mental narapidana

yang dianggap tidak baik dimata masyarakat menjadi berubah kearah yang normal dan sesuai

dengan norma dan hukum yang berlaku

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sukabumi berdiri sejak tahun 1908 dan dikenal

dengan nama penjara nyomplong. Pada saat itu oleh pemerintah Hindia Belanda bangunan ini

digunakan untuk memenjarakan warga pribumi yang melanggar hukum atau yang menentang

kebijakan pemerintahan Hindia Belanda.Pada tahun 1964 dengan berubahnya sistem

kepenjaraan menjadi sistem Pemasyarakatan, Penjara Nyomplong pun berubah sesuai dengan

tuntutan sistem menjadi Lembaga Pemasyarakatan Sukabumi Pada perkembangan berikutnya

pada tahun 1985 sesuai KEPMENKEH & HAM RI, No : 01.PR.07.03 Tahun 1985 secara

organisatoris Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sukabumi kemudian mengalami perubahan

menjadi RumahTahanan Negara Sukabumi. Selanjutnya sesuai KEPMENKEH & HAM RI,

No : M.05.PR.07.03 tanggal 16 April 2003 Tahun 2003 tentang perubahan status Rutan

menjadi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sukabumi. Lapas Sukabumi Beralamat di Jl Lettu

Bakri No 17 Kota Sukabumi.

Sistem pemasyarakatan diatur dalam UU RI No.12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

Adapun pengertian sistem pemasyarakatan menurut UURI No.12 tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan tersebut sebagai berikut:“Sistem pemasyarakatan adalah suatu tatanan

mengenai arah dan batas serta cara pembinaan warga binaan pemasyarakatan berdasarkan

pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara pembina, yang dibinadan masyarakat untuk

meningkatkan kualitas warga binaan pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki


diri, dan tidak mengulangi tindak pidana, sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan

masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai

warga yang baik dan bertanggung jawab.

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembinaan bagi narapidana adalah upaya untuk mencapai reintegrasi sosial, yaitu

memulihkan kehidupan, kehidupan dan penghidupan, baik sebagai individu, makhluk sosial

maupun ciptaan Tuhan dan masyarakat. Tujuan pembinaan narapidana berdasarkan sistem

kedisiplinan adalah untuk memperkuat keyakinan dan menumbuhkan keyakinannya agar

narapidana dapat menjadi manusia seutuhnya seperti arah pembangunan nasional, sehingga

dapat diintegrasikan secara adil ke dalam kehidupan berkelompok di Lapas. Hasil kunjungan

pada Lembaga :

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sukabumi dalam melakukan pembimaan bagi

narapidana diberikan fasilitas, sarana dan prasarana yang menunjang bagi para narapidana

diantaranya seperti komputer untuk sidang secara online, lapangan yang luas untuk berorahraga,

makan, minum, tempat ibadah, tempat tidur, toilet yang semua kebersihannya terjaga.

Setelah melakukan wawancara dengan salah satu narapidana hak-hak warga binaan

diberika sesuai dengan kebutuhannya seperti mereka dibebaskan untuk berolahraga dan

berjemur dilapangan, mendapatkan makan dan minuman yang sesuai dengan aturan yang

berlaku, berkomunikasi bebas dengan narapidana lainnya, dan juga berhak beribadah sesuai

dengan keyakinannya masing-masing.


Pembinaan yang ada di lapas Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sukabumi

diantaranya seperti keagamaan yang sesuai dengan keyakinan narapida, kebugaran fisik, dan

juga minat dan bakat narapida.

Warga binaan yang tidak mengikuti pembinaan dan melanggar ketentuan lapas akan

mendapatkan sanksi yang dapat meningkatkan kebaikan bagi narapidana itu sendiri seperti

sanksi ditambahkannya kegiatan keagamaan, membersihkan toilet, dan hukuman ringan

lainnya yang sesuai dengan yang telah diperbuat oleh warga binaan jika pelanggaranya berat

biasanya diberikan hukum penambahan masa kurungan dan masih banyak lagi.

Hal yang kurang dari lapas Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sukabumi yaitu luas

tempat atau ruangan yang tidak sesuai dengan jumlah warga binaan dengan adanya terdakwa

dan narapidana serta pindahan warga binaan lainnya seperti dari daerah cianjur dikarenakan

kerusukan lapas Cianjur yang di akibatkan gempa yang melanda Cianjur yang semakin

memenuhi kapasitas.

Kegiatan lainnya yang dilakukan oleh warga binaan seperti olahraga, untuk kegiatan

seni jarang sekali warga binaan yang tertarik.

Fasilitas lain yang didapat oleh warga binaan adalah fasilitas kesehatan seperti

diadakannya tes swab antigen dan klinik kesehatan. Selain itu ruang hunian para warga binaan

lapas untuk saat ini cukup baik sesuai dengan standar kesehatan.

Kekurangan lain yang didapat diantaranya selalu saja ada gesekan atau perkelahian

antara warga binaan dan petugas akan tetapi selalu ada solusinya disetiap masalah.
BAB III

KESIMPULAN

1. Lembaga Pemasyarakatan dalam pembinaan narapidana di Lembaga

Pemasyarakatan adalah sebagai pembimbing dan pendidik, pekerja sosial, wali atau

orang tua, pemeliharaan keamanan, dan sebagai komunikator dengan masyarakat,

guna untuk mengatur agar pembinaan tersebut dapat berjalan dengan cepat dan tepat

menurut program yang telah ditetapkan.

2. Problem Lembaga Pemasyarakatan dalam pembentukan karakter dan pribadi di

tinjau dalam perpektif sosiologi meliputi hal hal sebagai berikut Kurang berjalannya

pelaksanaan program pembinaan dengan baik, Rendahnya minat narapidana itu

sendiri untuk mengikuti program pembinaan, Kurangnya memadai tenaga teknis

pemasyarakatan, Rendahnya semangat petugas untuk melaksanakan tugasnya,

Petugas kurang menguasai di bidang tugasnya masing-masing.

3. Fasilitas, sarana, prasarana, dan hak warga binaan sudah sesuai standar dan

memenuhi aturan yang sesuai, akan tetapi kapasitas warga binaan tidak sesuai

dengan luas lapas yang disediakan.


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai