Anda di halaman 1dari 36

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

REPUBLIK INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Umum

Sistem pemasyarakatan merupakan suatu proses pembinaan bimbingan

warga binaan pemasyarakatan yang didasarkan pada Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945. Upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembinaan

warga binaan pemasyarakatan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari upaya

pembangunan nasional, yaitu untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.

Hal ini sesuai dengan yang dimaksud dalam pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan bahwa sistem pemasyarakatan

yaitu suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara pembinaan warga binaan

pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara

pembina, yang dibina dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas warga binaan

pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak

mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan

masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara

wajar sebagai warga yang baik dan bertanggungjawab.

Terciptanya sistem pembinaan warga binaan pemasyarakatan di Lembaga

Pemasyarakatan berhubungan erat dengan sebuah dinamika yang memberikan

bekal kepada warga binaan pemasyarakatan untuk menjalani kehidupan pasca

melaksanakan masa hukuman. Di tinjau dari konteks sistem pemasyarakatan,

1
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

pembinaan warga binaan pemasyarakatan bagian dari rehabilitas watak dan

perilaku warga binaan pemasyarakatan selama melaksanakan hukuman hilang

kemerdekaan, pada akhirnya ketika keluar dari lembaga pemasyarakatan para

warga binaan pemasyarakatan siap bersosial kembali dengan masyarakat di sekitar

tempat pemukimannya. Pembinaan warga binaan pemasyarakatan dilakukan

untuk mengurangi individu yang bermasalah dalam masyarakat. Salah satu

pembinaan yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan adalah Kegiatan Pelatihan

Keterampilan Bersertifikat. Berdasarkan Pasal 7 Ayat (1) Undang-Undang tentang

Pemasyarakatan, pengertian petugas pemasyarakatan adalah pejabat fungsional

penegak hukum yang menjalankan tugas pada aspek pembinaan, pengamanan,

dan pembimbingan warga binaan pemasyarakatan. Dalam sebuah Lembaga

Pemasyarakatan, petugas pemasyarakatan meliputi pengarahan pemasyarakatan,

penasehat pemasyarakatan, dan pelindung pemasyarakatan. Pengarah

pemasyarakatan berarti petugas yang tugasnya membina langsung warga binaan

pemasyarakatan baik secara individu, berkelompok, bahkan organisasi.

Perlindungan juga perlu dilakukan terhadap warga binaan pemasyarakatan untuk

tidak mengulangi perbuatan pidananya, metodenya pemberian pembekalan

Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Keterampilan Bersertifikat.

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai merupakan suatu unit

pelaksanaan teknis dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia, keberadaan Lapas Kelas IIA Binjai meliputi wilayah hukum Kota

Binjai, Sumatera Utara. Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai dalam

kegiatan selalu melakukan penataan dan pembaharuan manajemen

2
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

pemasyarakatan sebagai suatu bentuk perlakuan terhadap tahanan, warga binaan

pemasyarakatan dengan harapan tercapainya Revitalisasi Pemasyarakatan.

Kegiatan Pelatihan Keterampilan Bersertifikat di Lembaga Pemasyarakatan Kelas

IIA Binjai diharapkan dapat membantu narapidana mengembangkan dirinya

sekaligus merupakan bagian aktivitas narapidana untuk menambah pengetahuan

dan keterampilan serta penghasilan sehingga setelah bebas nanti mampu bersaing

dalam bursa tenaga kerja atau dapat hidup mandiri.

2. Dasar Hukum

Dalam melaksanakan Pelatihan Keterampilan Bersertifikat di Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai berpedoman pada ketentuan hukum yang

berlaku yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan

Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan;

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pelatihan

Nasional;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan

Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan;

5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 35 Tahun

2018 tentang Revitalisasi Penyelenggaraan Pemasyarakatan;

6. Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor: M.02.PK.04.10 Tahun 1990

3
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

tanggal 10 April 1990 tentang Pembinaan Narapidana/Tahanan;

7. Intruksi Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.HH-01.OT.03.01

Tahun 2014 Tentang Peningkatan Kegiatan Kerja Narapidana dalam

Rangka Mewujudkan Pemasyarakatan Produktif;

8. Surat Edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor: PAS.3-

1088.PK.01.05.11 Tahun 2019 Tentang Petunjuk Pelaksanaan

Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Di LembagaPemasyarakatan;

9. DIPA Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai Nomor DIPA-

013.05.02.405713/2022 tanggal 15 Desember 2021.

B. Gambaran Umum Organisasi

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai beralamat di Jalan Jenderal

Gatot Subroto No. 72 Binjai merupakan salah satu Unit Pelaksanaan Teknis

(UPT) dari kantor wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera

Utara yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pemasyarakatan dan

pembinaan terhadap narapidana. Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai

adalah peninggalan zaman Belanda yang dibangun pada Tahun 1918 yang

merupakan perwujudan dari sistem pemasyarakatan yang berbeda jauh dengan

sistem sebelumnya yang menganut sistem penjeraan bagi narapidana. Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai sampai sekarang telah berbenah diri dan

melakukan banyak perubahan fisik maupun non fisik. Lembaga Pemasyarakatan

Kelas IIA Binjai dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas yaitu Klinik Lapas,

Gedung Bimbingan Kerja, Dapur Lapas, Tanaman Hidroponik, Pabrik Roti,

Tempat Pangkas, Kolam Ikan, Kantin, Tempat Ibadah seperti Masjid, Gereja dan

4
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

lainnya. Lalu terdapat 5 blok utama dan 1 blok wanita dengan kapasitas

keseluruhan Warga Binaan berjumlah 1931 orang berdasarkan laporan serah

terima regu pengamanan pada hari Rabu, 23 Februari 2021.

C. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Lembaga Pemasyarakatan

Kelas IIA Binjai berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang berlaku :

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan.

2. Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.04-PR.07.01 Tahun 1985

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan.

3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 57 Tahun 1999 Tentang Syarat dan

Tata Cara Kerjasama Penyelenggaraan Pembinaan Pemasyarakatan.

4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 1999 Tentang Syarat dan

Tata Pelaksanaan Wewenang Tugas dan Tanggung Jawab Perawatan

Tahanan.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia

Nomor : M.04-PR.07.01 Tahun 1985, bahwa Lembaga Pemasyarakatan

mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Tugas Pokok

Tugas Pokok Lembaga Pemasyarakatan sebagaimana disebut dalam

Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor :

M.04-PR.-07.01 Tahun 1985 dalam pasal 2 menyatakan bahwa

5
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

Lembaga Pemasyarakatan mempunyai tugas pemasyarakatan

narapidanana/anak.

2. Fungsi

Fungsi Lembaga Pemasyarakatan sebagaimana dalam pasal 3 Surat

Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M.04-PR.-

07.01 Tahun 1985, bahwa Lembaga Pemasyarakatan mempunyai tugas:

a. Melakukan pembinaan narapidana / anak didik

b. Memberikan bimbingan mempersiapkan sarana dan prasarana

pengelompokan hasil kerja narapidana

c. Melakukan bimbingan sosial / kerohanian narapidana / anak didik

pemasyarakatan

d. Menciptakan situasi / kondisi yang memungkinkan bagi

terwujudnya tujuan pemasyarakatan yang merupakan bagian dari

upaya meningkatkan ketahanan sosial dan ketahanan nasional

e. Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib lapas

f. Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga dalam lapas

D. Struktur Organisasi

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai merupakan salah satu unit

pelaksana teknis (UPT) di bidang pemasyarakatan yang berada dibawah dan

bertanggungjawab langsung kepada kepala kantor wilayah Kementerian Hukum

6
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara. Struktur organisasi dan tata kerja

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai terdiri atas:

1. Kepala Lembaga Pemasyarakatan

Kepala Lembaga Pemasyarakatan mempunyai tugas dan tanggung jawab

langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum Dan Hak

Asasi Manusia Sumatera Utara dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan

Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia bidang

subtantif dan fasilitatif dalam penyelenggaraan operasional dan

pemeliharaan perkantoran terhadap pegawai, narapidana, serta pengelolaan

barang-barang milik Negara. Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA

Binjai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya membawahi:

a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

b. Kepala Seksi Bimbingan Narapidana dan Anak Didik

c. Kepala Seksi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib

d. Kepala Seksi Kegiatan Kerja

e. Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan.

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas sebagai pengelola urusan

kepegawaian, pengelolaan urusan keuangan, pengelolaan urusan rumah

tangga, perlengkapan, surat menyurat, dan kearsipan, Kepala Bagian Tata

Usaha Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai membawahi:

a. Kepala Urusan Keuangan dan Kepegawaian

7
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

b. Kepala Urusan Umum

3. Kepala Seksi Bimbingan Narapidana dan Anak Didik

Seksi bimbingan narapidana/anak didik melakukan pencatatan dan membuat

statistik dan dokumentasi sidik jari narapidana / anak didik serta

memberikan bimbingan kemasyarakatan dan perawatan yang meliputi

bimbingan kerohanian dan bimbingan fisik dan mental bagi warga binaan

pemasyarakatan serta memproses system database pemasyarakatan. Kepala

Seksi Bimbingan Narapidanan dan Anak Didik Lembaga Pemasyarakatan

Kelas IIA Binjai membawahi:

a. Kepala Sub Seksi Registrasi

b. Kepala Sub Seksi Perawatan Narapidana dan Anak Didik.

4. Kepala Seksi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib

Seksi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib mempunyai tugas mengatur

jadwal tugas penjagaan, penggunaan perlengkapan sarana keamanan dan

ketertiban dan pembagian tugas pengamanan, menerima laporan harian dan

berita acara dari satuan pengamanan dengan menyusun laporan secara

berkala. Kepala Seksi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai membawahi:

a. Kepala Sub Seksi Keamanan

b. Kepala Sub Seksi Pelaporan dan Tata Tertib

8
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

5. Kepala Seksi Kegiatan Kerja

Seksi Kegiatan Kerja bertugas untuk memberikan pembinaan kemandirian

kepada warga binaan pemasyarakatan dengan memberikan bimbingan

latihan kerja bersertifikat serta mempersiapkan fasilitas sarana kerja dan

mengelola hasil kerja. Kepala Seksi Kegiatan Kerja Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai membawahi:

a. Kepala Sub Seksi Sarana Kerja;

b. Kepala Sub Seksi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja.

6. Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan

Kepala Kesatuan Pengamanan mempunyai tugas melakukan penjagaan dan

pengawasan narapidana/anak didik, melakukan pemeliharaan keamanan dan

ketertiban, melakukan pengawalan, penerimaan, dan penempatan serta

pengeluaran narapidana/anak didik, melakukan pemeriksaan terhadap

pelanggaran keamanan serta membuat laporan harian dan berita acara

pelaksanaan tugas pengamanan. Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai membawahi seluruh Petugas Pengamanan

Pemasyarakatan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai

yang terbagi menjadi tiga regu pengamanan.

Adapun struktur organisasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai

dapat digambarkan pada diagram di bawah ini:

9
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

Gambar 1. Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai

Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran kinerja yang telah ditetapkan,

pelaksanaan program dan kegiatan pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA

Binjai didukung oleh Sumber Daya Manusia yang memiliki profesionalisme dan

kompetensi tinggi. Data seluruh petugas berdasaran sistem kepegawaian

(SIMPEG) Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai sebanyak 137 orang

pegawai termasuk dengan Kepala Lapas, yang tersebar dalam lima seksi.

Berdasarkan data SIMPEG tersebut, persebaran jumlah pegawai Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai dibagi berdasarkan gender, seksi/bagian,

golongan dan jabatan yang dapat dilihat pada table dan grafik berikut ini:

10
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

Gambar 2. Jumlah Petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai


berdasarkan jenis kelamin/gender

Dapat dilihat bahwa berdasarkan jenis kelamin/gender, jumlah Pegawai

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai terdiri atas Pria sebanyak 114 Orang

dan Wanita sebanyak 23 Orang.

Gambar 3. Jumlah Petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai

berdasarkan persebaran pada setiap seksi/bagian

Jumlah Pegawai Lembaga Pemasyarkaatan Kelas IIA Binjai berdasarkan

pembagian pada tiap seksi dapat kita liat pada grafik diatas sebagaimana 137

11
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

Pegawai dibagi menjadi 84 orang di jajaran KPLP, 15 orang di jajaran Tata

Usaha, 19 orang di jajaran Bimnadik, 9 orang di jajaran Administrasi Keamanan

dan Ketertiban serta 9 Orang di jajaran Kegiatan Kerja.

E. Isu Strategis yang Dihadapi

Pendidikan dan pelatihan dalam bidang kemandirian dilakukan dengan

tujuan setelah warga binaan pemasyarakatan keluar dari Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai, mereka dapat mandiri dengan bekerja pada

orang lain atau membuka usaha sendiri, sehingga mereka dapat berguna di tengah-

tengah masyarakat. Meskipun harus diakui bahwa bimbingan dan pelatihan itu

membutuhkan waktu yang lama serta proses yang tidak cepat, namun seiring

dengan berjalannya masa pidananya dapat menjalani proses dengan baik dan bisa

bersosialisasi ditengah-tengah masyarakat. Pendidikan dan pelatihan warga binaan

pemasyarakatan merupakan salah satu upaya yang bersifat Ultimum Remidium

(upaya terakhir) yang lebih tertuju kepada warga binaan pemasyarakatan agar

sadar atas perbuatannya sehingga pada saat kembali kedalam masyarakat ia akan

menjadi baik dari segi keagamaan, sosial budaya, maupun moral sehingga akan

tercipta keserasian dan keseimbangan ditengah-tengah masyarakat dan memiliki

bekal keterampilan yang berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga, dan

masyarakat. Tujuan program bimbingan warga binaan pemasyarakatan secara

umum adalah agar mereka dapat menjadi manusia seutuhnya sebagaimana yang

telah menjadi arah pembangunan nasional melalui jalur pendekatan memantapkan

iman (ketakwaan mental) dan bimbingan bagi mereka agar mampu berintegrasi

12
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

secara wajar di dalam kehidupan (kelompok/masyarakat) setelah selesai menjalani

masa pidananya.

Untuk mewujudkan tujuan sistem revitalisasi pemasyarakatan dan program

aksi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai maka perlu dibuat suatu program

pendidikan dan pelatihan keterampilan bersertifikat yang terstruktur, sistematis,

dan terprogram dengan melibatkan instansi terkait khususnya Balai Besar

Pengembangan Latihan Kerja Medan yang lebih berkompeten. Dalam

pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kemandirian perlu adanya suatu pola

bimbingan yang lebih terstruktur dan terprogram dimana setiap tahapannya

memuat perencanaan, teknis pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi kegiatan.

Dengan tahapan ini akan lebih memudahkan dalam mengukur keberhasilan

maupun hambatan yang ditimbulkan. Khusus dalam implementasi program

bimbingan kemandirian dengan mengadopsi teori pembelajaran orang dewasa

karena fokus dari program ini ditujukan kepada warga binaan pemasyarakatan

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai jika ditinjau dari sisi usia pembinaan

yang dilakukan khusus untuk orang dewasa ( lebih dari 18 tahun). Oleh sebab itu,

pelaksanaannya hendaknya menggunakan model-model pembelajaran orang

dewasa. Hal itu perlu diperhatikan karena; (1) orang dewasa akan termotivasi

dengan baik bila mereka merasa bahwa belajar itu penting bagi dirinya, (2) orang

dewasa menggunakan pengalaman masa lalunya sebagai sumber pijakan belajar,

(3) apa yang dipelajari hendaknya berhubungan erat dengan tahap perkembangan

kemampuan individu ataupun dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, dan (4)

metode digunakan meningkatkan tingkat kemandirian belajar.

13
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis Organisasi

Dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kemandirian, Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai memiliki ruang belajar yang layak. Dari segi

pemanfaatan ruang belajar diharapkan dapat menghasilkan sumber tenaga kerja

yang efektif dan terampil serta memuaskan secara teknis. Jenis kegiatan

pendidikan dan pelatihan keterampilan bersertifikat di Lembaga Pemasyarakatan

Kelas IIA Binjai meliputi Cabinet Maker, Pengelasan SMAW, Practical Office

(Komputer), Garmen Apparel (Menjahit), dan Service AC. Pendidikan dan

pelatihan keterampilan bersertifikat bertujuan agar warga binaan pemasyarakatan

dapat mengenal alat pertukangan, mengetahui penggunaan setiap alat, memahami

cara teknik pertukangan dan menciptakan bahan baku menjadi produk yang

mempunyai nilai ekonomis sehingga terciptanya sistem pengelolaan pendidikan

dan pelatihan yang modern dan profesional. Berdasarkan analisis peluang usaha

terdapat beberapa faktor kelebihan dari kegiatan ini yaitu fleksibilitas desain

sesuai keinginan dan kebutuhan konsumen, proses perakitan langsung di tempat

konsumen, membidik konsumen kelas menengah atas hingga atas, dan Pendidikan

dan pelatihan didapat secara akademis. Adapun tahapan-tahapan dalam

pelaksanaan program pengelolaan pendidikan dan pelatihan keterampilan

bersertifikat meliputi:

14
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

1. Pre Test:

Bertujuan untuk mengetahui kemampuan Warga Binaan sebelum mengikuti

pelatihan

2. Metode Teoritis meliputi kegiatan:

a. Persiapan kurikulum pelatihan pelaksanaan kegiatan pelatihan

b. Teknis Pengenalan Pendidikan dan Pelatihan secara Akademik

c. Pembelajaran menciptakan produk yang ekonomis dan bersaing dikanca

bisnis.

d. Evaluasi Kegiatan

3. Metode Praktek Lapangan meliputi kegiatan:

a. Tahap Pengenalan Peralatan

1) Persiapan sarana prasarana

2) Teknis pengenalan peralatan

b. Tahap Produksi

1) Persiapan pelatihan

2) Tata cara teknik pengolahan bahan

3) Tata cara teknis pengukuran

c. Tahap Finishing produksi

1) Tahapan persiapan finishing produksi

2) Teknis finishing

d. Tahap Akhir Produksi

1) Teknis penilaian hasil produksi

15
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

2) Laporan hasil Produksi

3) Evaluasi hasil produksi

4. Uji Kompetensi

Bertujuan untuk mengetahui hasil setelah mengikuti pelatihan

Program ini selanjutnya akan dikembangkan tidak hanya sebatas produksi

bahan jadi tapi akan dikembangkan kearah pengolahan pendidikan dan pelatihan

melalui program pelatihan keterampilan bersertifikat ini merupakan tahap awal

meningkatkan keterampilan warga binaan pemasyarakatan secara terprogram dan

sistematis untuk mengarah ke jenjang berikutnya. Untuk itu program ini disusun

secara terstruktur dan sistematis melalui tahapan analisis, perencanaan,

implementasi dan evaluasi secara matang. Program bimbingan dikatakan berhasil

apabila program tersebut benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga binaan

pemasyarakatan. Manfaat itu tidak hanya dirasakan pada saat mereka menjalani

masa pidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai, tetapi sampai ia bebas

dan kembali kepada kehidupan masyarakat lingkungannya. Jadi tidak hanya

sekedar dilihat dari profit, tetapi tujuan utamanya adalah sejauh mana Warga

Binaan Pemasyarakatan memahami proses pengenalan peralatan dan bahan

produksi serta diharapkan mampu menghitung biaya yang dibutuhkan dan metode

produksi bahan baku ekonomis yang tepat guna dan kelak menjadi sumber mata

pencaharian di masyarakat.

B. Tujuan Pelatihan Keterampilan Bersertifikat

Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi tujuan pelatihan

keterampilan yang bersertifikat sebagai berikut:

16
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

1. Tujuan Jangka Pendek

Mewujudkan pelatihan keterampilan bersertifikat bagi warga binaan

pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai

2. Tujuan Jangka Menengah

Mengembangkan kemampuan kerja dan keterampilan warga binaan

pemasyarakatan dalam pelatihan keterampilan bersertifikat di Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai

3. Tujuan Jangka Panjang

Mewujudkan pelatihan keterampilan bersertifikat bagi warga binaan

pemasyarakatan yang terampil dan mandiri dalam mengelola berbagai

pendidikan dan pelatihan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai.

C. Manfaat Pelatihan Keterampilan Bersertifikat

Sedangkan manfaat pelatihan keterampilan bersertifikat adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Institusi

Terwujudnya pelatihan keterampilan bersertifikat bagi warga binaan

pemasyarakatan sesuai dengan profil pembinaan dan bimbingan terhadap

warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai dengan

berorientasi terhadap reintegrasi sosial dalam menyiapkan warga binaan

pemasyarakatan yang terampil dan mandiri.

17
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

2. Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan

Memberikan pengalaman dan wawasan keterampilan bagi warga binaan

pemasyarakatan guna meningkatkan kemampuan agar mewujudkan warga

binaan pemasyarakatan yang kreatif dan inovatif di Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai maupun mempersiapkan warga binaan

pemasyarakatan agar mampu berintegrasi bersama masyarakat.

D. Ruang Lingkup Pelatihan Keterampilan Bersertifikat

Adapun yang menjadi ruang lingkup pelatihan keterampilan bersertifikat

berisi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi:

1. Mengadakan pelatihan keterampilan kerja pengeloaan pendidikan dan

pelatihan bagi warga binaan pemasyarakatan.

2. Memberdayakan warga binaan pemasyarakatan yang ikut dalam pelatihan

dapat menjadi pembimbing bagi warga binaan yang lainnya.

3. Dapat mempelajari pola secara teknis sumber daya manusia yang baik dan

benar sehingga dapat menghasilkan pendidikan dan pelatihan yang produktif

secara terstruktur dan terprogram.

4. Hasil pendidikan dan pelatihan yang produktif akan menjadi produk tenaga

kerja yang ekonomis efektif

5. Sebagai program bimbingan kerja yang berkesinambungan

6. Menyusun panduan kerja program Pelatihan Keterampilan Bersertifikat.

7. Melaksanakan Standarisasi.

18
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

8. Melaksanakan Evaluasi.

Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

kegiatan pelatihan keterampilan bersertifikat adalah sebagai berikut:

1. Membentuk Tim Kerja Pelatihan Keterampilan Bersertifikat dan stakeholder

yang terlibat

2. Merumuskan petunjuk pola panduan Pelatihan Keterampilan Bersertifikat

3. Mensosialisasikan rencana Pelatihan Keterampilan Bersertifikat kepada

pegawai dan warga binaan pemasyarakatan

4. Mendata, mengamati, mewawancarai, dan melakukan tes kepada narapidana

yang akan menjadi peserta pelatihan kemudian melaksanakan sidang TPP, tes

kesehatan fisik dan melengkapi administrasi peserta pelatihan.

5. Mengkonfirmasikan kepada Balai besar Pengembangan Latihan Kerja Medan

sebagai stakeholder terkait Pelatihan Keterampilan Bersertifikat untuk

melatih warga binaan pemasyarakatan dalam bentuk bimbingan teknis di

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai

6. Mengadakan bimbingan teknis peningkatan keterampilan kerja melalui

Pelatihan Keterampilan Bersertifikat

7. Mengolah bahan agar menjadi bahan produktif untuk Pelatihan Keterampilan

Bersertifikat

8. Merencanakan Tenaga Pengajar Dan Instruktur

9. Mengadakan Perjanjian Kerjasama Antara Lembaga Pemasyarakatan Kelas

IIA Binjai dengan Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Medan yang

dituangkan dalam MoU

19
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pelatihan keterampilan bersertifikat merupakan suatu program kegiatan

kerja di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai. Hal ini seiring dengan

banyaknya warga binaan pemasyarakatan yang belum terserap pada kegiatan

bimbingan kemandirian. Tujuan jangka pendek pada kegiatan ini yaitu

terlaksananya pelatihan keterampilan bersertifikat bagi warga binaan

pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai secara terus menerus

dan menjadi agenda kegiatan bimbingan. Untuk sasaran jangka menengah yaitu

warga binaan pemasyarakatan sudah menguasai pemanfaatan pendidikan dan

pelatihan yang berkualitas dari program kemandirian Pelatihan Keterampilan

Bersertifikat. Sedangkan untuk sasaran jangka panjang yaitu menciptakan Warga

Binaan Pemasyarakatan yang memiliki keterampilan dan kemandirian secara

berkesinambungan. Dimana pada akhirnya tercipta Buku Panduan sebagai acuan

dalam melaksanakan bimbingan pengelolaan pendidikan dan pelatihan pada

waktu yang akan datang. Berdasarkan kebutuhan masyarakat sekarang ini maka

diadakan Pelatihan Ketrampilan Bersertifikat Paket 12 Bidang Practical Office

(Komputer) bagi warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai.

Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan keahlian sehingga

pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan efektif, untuk

20
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara

rasional, dan untuk mengembangkan sikap yang menimbulkan kemauan

kerjasama dengan teman dan pimpinan. Akhir dari pelatihan keterampilan

bersertfikat adalah warga binaan menjadi terampil dan mempunyai skill dalam

bidang Practical Office (Komputer) sehingga terbitnya sertifikat pelatihan.

Adapun tahapan-tahapan kegiatan, tata kelola peran tim, identifikasi stakeholder,

pembentukan tim efektif, daftar kegiatan dalam pelatihan kegiatan bersertifikat

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tujuan Jangka Pendek

NO. TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/CAPAIAN WAKTU

1. Pembentukan Tim Kerja  SK Tim Kerja 24 Hari


a. Melaksanakan rapat  Undangan,
koordinasi internal notulen, dan
pejabat struktural dan daftar hadir
staff  Draft tugas tim
b. Penentuan anggota tim  Paraf koreksi dan
c. Membuat konsep SK Tim ditandatangani
d. Mengoreksi dan  No Surat
menandatangani SK Tim  Tanda Terima
e. Mengagendakan SK Tim  Terwujudnya
f. Penyampaian SK kepada
rencana pelatihan
yang bersangkutan keterampilan dan
sebagai anggota tim bersertifikat
g. Membuat undangan dan
 Terkumpulnya
penyampaian
data dukung
h. Melakukan kerjasama

21
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

NO. TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/CAPAIAN WAKTU

MoU dan koordinasi bahan materi


dengan stakeholder  Terlaksananya
eksternal persiapan dan
i. Melakukan rapat tim pelatihan
 Terlaksananya
2. Menyusun Panduan Kerja pemahaman
Bimbingan tentang pelatihan
a. Mengumpulkan Bahan  Pelaporan
b. Mengelola Bahan
c. Rapat TIM
d. Pemanfaatan Bahan
e. Persentasi kepada
Kadivpas/Mentor
f. Meminta persetujuan
dengan Mentor/Kalapas
g. Penyempurnaan Bahan
h. Pengajuan draft pedoman
i. Pengesahan

3. Tahap Implementasi Bimbingan


a. Melakukan persiapan bagi
warga binaan
b. Membagi tugas /
persiapan
c. Melakukan persiapan
pelatihan Warga Binaan
d. Bimbingan / pengajaran
dalam ruangan

22
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

NO. TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/CAPAIAN WAKTU

4. Tahap Implementasi Produksi


a. Pengenalan Bahan
b. Pengenalan Alat
c. Tata cara pemahaman
teoritis
d. Tata cara praktek
e. Finishing
5. Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi
a. Rapat Persiapan Evaluasi
b. Penentuan Kriteria
Berdasarkan Pedoman
c. Evaluasi
d. Pengelolaan Evaluasi

2. Tujuan Jangka Menengah

NO. TAHAP KEGIATAN OUTPUT/CAPAIAN WAKTU

1. Rekruitmen petugas yang Tersedianya petugas 2022


menguasai ilmu dalam bidang yang menguasai ilmu di
mebel, konstruksi bangunan, jasa, bidangnya
agribisnis :
a. Mengadakan pendekatan
dengan Balai Besar
Pengembangan Latihan
Kerja Medan agar menjadi
instruktur yang menguasai
ilmu di bidang cabinet
maker, pengelasan smaw,

23
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

NO. TAHAP KEGIATAN OUTPUT/CAPAIAN WAKTU

practical office (komputer),


garmen apparel (menjahit),
dan service ac dapat di
tempatkan di seksi
bimbingan kemasyarakatan
b. Mengadakan rapat internal
dengan pejabat struktural
dan staff
c. Mengadakan pertukaran
petugas antar
bidang/fungsional
d. Melakukan kesepakatan
kerjasama dengan
stakeholder eksternal
(MoU) tahap lanjutan
2. Pelatihan untuk angkatan Pelatihan berjalan 2022
berikutnya : secara terus menerus
a. Menginventarisir Warga dan teregulasi
Binaan yang akan menjadi
peserta pelatihan
b. Menyeleksi Warga Binaan
yang telah menjadi peserta
angkatan pertama, untuk
dijadikan asisten pengajar
pelatihan
c. Menetapkan salah satu
petugas seksi kegiatan
kerja khususnya untuk

24
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

NO. TAHAP KEGIATAN OUTPUT/CAPAIAN WAKTU

menjadi petugas pelaksana,


pembimbing dan pengawas
pelatihan
d. Memasukkan dalam SKP
terhadap petugas yang
ditunjuk untuk bertanggung
jawab terhadap
terlaksananya pelatihan
pertanian secara terus
menerus

3. Tujuan Jangka Panjang

NO. TAHAP KEGIATAN OUTPUT/CAPAIAN WAKTU

1. Sosialisasi / menjadi materi pada Pelatihan berjalan 2022 dan


kegiatan MAPENALING untuk secara terus menerus seterusnya
penelusuran minat dan bakat bagi (17 paket dalam 1
penghuni baru tahun)
2. Pelatihan Cabinet Maker, Sertifikat 2022
Pengelasan Smaw, Practical
Office (Komputer), Garmen
Apparel (Menjahit), Dan Service
Ac tingkat lanjut / keahlian /
terprogram
3. Terprogramnya panduan Terlaksananya program 2022
bimbingan keterampilan yang menghasilkan
WBP yang terampil
4. Pengembangan Keterampilan : Bertambahnya program 2022

25
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

NO. TAHAP KEGIATAN OUTPUT/CAPAIAN WAKTU

- Cabinet Maker Pendidikan dan


- Pengelasan SMAW Pelatihan Keterampilan
- Practical Office Bersertifikat
(Komputer)
- Garmen Apparel
(Menjahit)
- Service AC

4. Tata Kelola Peran Tim

KELOMPOK
NO. PERAN URGENSI
KERJA
1. Kalapas Sebagai pengarah Sangat Urgen
2. Kalapas Sebagai Sangat Urgen
pembimbing a. Tugas rutin sebagai
Pimpinan UPT
b. Menentukan
terselesaikannya
pelatihan
keterampilan
bersertifikat
3. Kasi Kegiatan Kerja Perencanaan dan Menentukan
mengorganisir terselesaikannya pelatihan
kegiatan keterampilan bersertifikat
4. Anggota Tim 1 Selaku Pelaksanaan a. Membuat draft dan
Kegiatan Pelatihan persiapan
dan Pengajaran penandatanganan

26
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

KELOMPOK
NO. PERAN URGENSI
KERJA
MoU
b. Menyusun kegiatan
penyuluhan
c. Menyusun panduan
bimbingan Balai
Besar Pengembangan
Latihan Kerja Medan
d. Melakukan
pengajaran sesuai
dengan panduan
bimbingan
e. Melakukan evaluasi
kegiatan
f. Melakukan penilaian
5. Anggota Tim II Selaku a. Mendampingi Kasi
Memperlancar Kegiatan Kerja
Pelaksanaan Tugas b. Menginventarisir
Bimbingan Kerja peserta pelatihan
c. Menyiapkan sarana
dan prasarana
kegiatan
6. Anggota Tim III Selaku Administrasi a. Menyusun agenda
Penyelengaraan rapat
Kegiatan Pelatihan b. Menyiapkan adm.
berkas yang
berkaitan
dengan kegiatan
c. Melakukan

27
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

KELOMPOK
NO. PERAN URGENSI
KERJA
pengarsipan berkas
kegiatan bimbingan
keterampilan
d. Dokumentasi
terhadap kegiatan
bimbingan kerja

5. Identifikasi Kelompok Kerja Pelatihan Keterampilan Bersertikat

NO. KELOMPOK KERJA DUKUNGAN RESISTENSI

1. Kalapas Memberi arahan dan Kegiatan Mentor


dukungan
2. Kalapas Membimbing dan Memiliki tugas
mengarahkan PP sebagai atasan
3. Kasi Kegiatan Kerja Menggerakkan dan Memiliki tugas dan
memimpin fungsi sebagai Kasi
Giatja
4. Pejabat Struktural Memberikan masukan Memiliki tugas dan
a. Kasubbag Tata dan kerja sama dalam fungsi masing-
Usaha mewujudkan Pelatihan masing
b. Kepala Kesatuan Keterampilan
Pengamanan Bersertifikat
Lembaga
Pemasyarakatan
c. Kepala Seksi
Binadik
d. Kepala Seksi
Adm. Kamtib

28
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

NO. KELOMPOK KERJA DUKUNGAN RESISTENSI

5. Regu Jaga Memberikan dukungan Memiliki tugas dan


penuh pada kegiatan fungsi sebagai regu
Pelatihan Keterampilan jaga
Bersertifikat
6. Staf Tata Usaha Membantu dalam Memiliki tugas dan
urusan administrasi fungsi sebagai staff
tata usaha
7. Sidang TPP Memberikan masukan Terbatas dilakukan
terkait Warga Binaan sebulan sekali
Pemasyarakatan yang
dapat diikutsertakan
pada Pelatihan
Keterampilan
Bersertifikat
8. Balai Besar Memberikan Tenaga fungsional
Pengembangan Latihan pengajaran yang baik
Kerja Medan dan benar

6. Pembentukan Tim Efektif

NO. TIM TUGAS KEWENANGAN

1. Kalapas Memberikan arahan dan Memberikan


bimbingan dalam persetujuan terhadap
melaksanakan Pelatihan pelaksanaan Pelatihan
Keterampilan Keterampilan
Bersertifikat Bersertifikat
2. Kalapas Memberikan motivasi Memberikan saran dan
dalam pelaksanaan pendapat terhadap
Pelatihan Keterampilan tahapan-tahapan

29
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

NO. TIM TUGAS KEWENANGAN

Bersertifikat pelaksanaan kegiatan


Pelatihan Keterampilan
Bersertifikat
3. Kasi Kegiatan Kerja Merencanakan, Menentukan
mengorganisasikan, mekanisme dan tata
melaksanakan pelatihan cara pelaksanaan
keterampilan kegiatan pelatihan
bersertifikat,
monitoring, dan
mengevaluasi
pelaksanaan pelatihan
keterampilan
bersertifikat
4. TIM I Melaksanakan Menentukan metode
pengajaran terhadap pegajaran/materi/modul
peserta pelatihan dan melakukan
penilaian terhadap
peserta Pelatihan
Keterampilan
Bersertifikat
5. TIM II Menyelenggarakan Mengatur pelaksanaan
kegiatan pelatihan kegiatan Pelatihan
Keterampilan
Bersertifikat dariawal
sampai akhir
6. TIM III Mengagendakan, Memberikan catatan
mengarsipkan, dan dan masukan kepada
mendokumentasikan Kasi Kegiatan Kerja
rangkaian kegiatan dari dan kepada TIM I

30
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

NO. TIM TUGAS KEWENANGAN

awal sampai akhir terhadap proses tahapan


kegiatan Pelatihan
Keterampilan
Bersertifikat
7. Tim Pengamat Menyeleksi WBP yang Memberikan
Pemasyarakatan akan di ikutsertakan rekomendasi kepada
dalam pelatihan Kasi Kegiatan Kerja
tentang WBP peserta
Pelatihan Keterampilan
Bersertifikat
8. Stakeholder Eksternal Penanggung jawab Terlaksananya
dari Balai Besar program Pelatihan pelatihan dan
Pengembangan Keterampilan terbentuknya Pelatihan
Latihan Kerja Medan Bersertifikat Keterampilan
Bersertifikat

7. Jenis Kegiatan Pelatihan Keterampilan Bersertifikat

PENANGGUNG TARGET
NAMA KEGIATAN WAKTU
JAWAB CAPAIAN

Memberikan arahan Sahat Marlen 2022 Terlaksana


dan bimbingan dalam Situngkir, S.H., M.Si. pelatihan
melaksanakan pelatihan (Plt Kalapas) keterampilan
keterampilan bersertifikat
berserifikat
Memberikan motivasi Sahat Marlen 2022 Tercapainya
dalam pelaksanaan Situngkir, S.H., M.Si. pelatihan
bimbingan tentang (Plt Kalapas) keterampilan
pelatihan keterampilan bersertifikat

31
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

PENANGGUNG TARGET
NAMA KEGIATAN WAKTU
JAWAB CAPAIAN

bersertifikat
Memimpin / Sahat Bangun, 2022 Tercapainya /
merencanakan, A.Md.I.P., S.H. (Kasi terlaksananya
mengorganisasikan, Kegiatan Kerja) pelatihan
melaksanakan pelatihan keterampilan
keterampilan bersertifikat
bersertifikat,
monitoring dan
mengevaluasi
pelaksanaan pelatihan
keterampilan
bersertifikat

Melaksanakan Balai Besar 2022 Tercapainya


pengajaran terhadap Pengembangan kemampuan
peserta pelatihan Latihan Kerja Medan peserta
keterampilan (Tim I)
bersertifikat
Mengagendakan, Bastian Surya Manik, 2022 Terlaksananya
mengarsipkan, dan A.Md.P., S.H (Tim kegiatan pelatihan
mendokumentasikan II) keterampilan
rangkaian kegiatan dari bersertifikat
awal sampai akhir

Menyeleksi WBP yang Tercapainya WBP


akan di ikutsertakan Balai Besar yang akan
dalam pelatihan Pengembangan mengikuti
keterampilan Latihan Kerja Medan pelatihan

32
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

PENANGGUNG TARGET
NAMA KEGIATAN WAKTU
JAWAB CAPAIAN

bersertifikat (Tim I) keterampilan


bersertifikat
Penanggung jawab Terlaksananya
program pelatihan pelatihan
keterampilan keterampilan
bersertifikat bersertifikat

Menyelenggarakan Robinson H Siregar, 2022 Terlaksananya


kegiatan pelatihan S.H. (Tim III) rekam kegiatan
keterampilan
bersertifikat (Tim III)

B. Realisasi Anggaran

Dalam melaksanakan Pelatihan Keterampilan Bersertifikat di Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai Tahun Anggaran 2022 segala biaya didanai dari

DIPA untuk menunjang program pembinaan. Adapun estimasi rincian anggaran

belanja dan bahan yang digunakan pada Pelaksanaan Pelatihan Keterampilan

Bersertifikat Practical Office (Komputer) sebagai berikut:

Rincian Anggaran Belanja

Keluaran (OUTPUT) Kegiatan T.A 2022

URAIAN SUB VOLUME


RINCIAN HARGA
OUTPUT/KOMPONEN/SUB SUB JUMLAH
PERHITUNGAN SATUAN
KOMPONEN / DETIL OUTPUT
2 3 4 6 7
Pembinaan Kemandirian 340
651.100.000
Narapidana Narapidana

33
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

URAIAN SUB VOLUME


RINCIAN HARGA
OUTPUT/KOMPONEN/SUB SUB JUMLAH
PERHITUNGAN SATUAN
KOMPONEN / DETIL OUTPUT
2 3 4 6 7
Perencanaan
Perencanaan 32.300.000
Belanja Bahan 32.300.000
- Penggandaan, Penjilidan 17.0 Pkt 500.000 8.500.000
- Makan (10org x 4Keg x 17
680.0 OK 25.000 17.000.000
Paket)
- Snack (10org x 4Keg x 17
Paket) 680.0 OK 10.000 6.800.000

Pelaksanaan
Pelaksanaan 578.000.000
Belanja Bahan 578.000.000
- Snack (20 org x 24 Hari x 17
16.320.0 OK 10.000 163.200.000
Paket x 2 Kali)
- Perlengkapan Kegiatan (17
68.0 Pkt 2.500.000 170.000.000
Paket x 4 Keg)

Belanja Jasa Profesi


- Honor Instruktur (1 Org x 6
Jam x 24 Hari x 17 Pkt) 2448.0 OJ 100.000 244.800.000

Evaluasi dan Pelaporan


Evaluasi dan Pelaporan 40.800.000
Belanja Bahan 40.800.000
- Penggandaan, Penjilidan, dan
17.0 Pkt 1.000.000 17.000.000
Pelaporan
- Makan (10org x 4Keg x 17
680.0 OK 25.000 17.000.000
Paket)
- Snack (10org x 4Keg x 17
Paket) 680.0 OK 10.000 6.800.000

34
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

Adapun rincian bahan yang digunakan pada Pelatihan Keterampilan

Bersertifikat Paket 12 Bidang Practical Office (Komputer) adalah sebagai berikut:

NAMA BAHAN
NO VOLUME SATUAN HARGA JUMLAH
PELATIHAN
1 Kertas F4 10 Rim 48.000 Rp 480.000
2 Kertas A4 10 Rim 43.000 Rp 430.000
Tinta Printer Warna
3 1 Set 165.000 Rp 165.000
Canon 790 Hitam
Tinta Printer Warna
4 1 Buah 125.000 Rp 125.000
Canon 790 Biru
Tinta Printer Warna
5 1 unit 125.000 Rp 125.000
Canon 790 Kuning
Tinta Printer Warna
6 1 buah 125.000 Rp 125.000
Canon 790 Merah
7 Printer Canon G1010 1 Buah 1.600.000 Rp 1.600.000
8 Monitor LCD 1 unit 850.000 Rp 850.000
9 Kabel Power (CPU) 1 buah 35.000 Rp 35.000
10 Keyboard Logitech 1 buah 125.000 Rp 125.000
11 Mouse Logitech 1 buah 250.000 Rp 250.000
12 Speaker Simbadda 1 unit 800.000 Rp 800.000
Processor Core i3 + Fan
13 1 buah 950.000 Rp 950.000
Proc
14 Mainboard 1 buah 850.000 Rp 850.000
15 Ram 8 GB DDR 3 1 buah 300.000 Rp 300.000
16 SSD 120 GB 1 buah 350.000 Rp 350.000
17 HDD 500GB 1 buah 750.000 Rp 750.000
18 Casing CPU 1 buah 450.000 Rp 450.000

35
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA

BAB IV
PENUTUP

Dalam melaksanakan program kegiatan pelatihan keterampilan bersertifikat,

secara umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai telah melaksanakan

semua kegiatan sesuai dengan jadwal dan anggaran yang telah direncanakan. Dari

uraian pencapaian kinerja yang dijelaskan pada BAB sebelumnya, dapat

disimpulkan bahwa kinerja Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai telah

mencapai hasil yang baik. Laporan Pelatihan Keterampilan Bersertifikat Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai ini disusun sebagai acuan capaian keberhasilan

kinerja dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan target kinerja yang telah

ditetapkan secara tepat waktu dan akurat, tujuannya adalah agar dapat bekerja dan

berkinerja secara Professional, Akuntabel, Sinergi, Transparan, dan Inovatif

(PASTI).

Demikian Laporan Pelatihan Keterampilan Bersertifikat Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Binjai ini dibuat sebagai pertanggungjawaban atas

pelaksanaan tugas dan sebagai bahan masukan bagi pimpinan Lapas dalam

menentukan kebijaksaan lebih lanjut.

Binjai, 27 Oktober 2022


Kasi Kegiatan Kerja

Sahat Bangun, A.Md.I.P., S.H.


NIP. 19890531 200901 1 001

36

Anda mungkin juga menyukai