Anda di halaman 1dari 5

SOAL KUIS HUKUM PIDANA I

1. Secara umum, kesengajaan dalam hukum pidana terbagi atas 3, yaitu kesengajaan sebagai

maksud, kesengajaan dengan keinsyafan pasti dan kesengajaan dengan keinsafan akan

kemungkinan. Sedangkan menurut doktrin kesengajaan itu terbagi atas kesengajaan

secara umum, adanya hal-hal di luar perhitungan dan timbulnya kekeliruan.

Pertanyaannya. Coba saudara jelaskan dari contoh yang akan saya bacakan termasuk

kedalam kesengajaan yang mana.


A bermaksud membunuh B dengan menggunakan sepucuk senjata. Setelah

ditembakkan kearah B, ternyata peluru tidak mengenai B, akan tetapi mengenai benda

keras lalu mental mengenai C, sehingga C mati karenanya.


Jawab: Adanya hal-hal diluar perhitungan.
2. Secara umum, kesengajaan dalam hukum pidana terbagi atas 3, yaitu kesengajaan sebagai

maksud, kesengajaan dengan keinsyafan pasti dan kesengajaan dengan keinsafan akan

kemungkinan. Sedangkan menurut doktrin kesengajaan itu terbagi atas kesengajaan

secara umum, adanya hal-hal di luar perhitungan dan timbulnya kekeliruan.

Pertanyaannya. Coba saudara jelaskan dari contoh yang akan saya bacakan termasuk

kedalam kesengajaan yang mana.


A bermaksud membunuh B, karena A takut melaksanakan maksudnya dengan terang-

terangan, ia pertama-tama menyelidiki gerak- gerik B dan dapatlah diketahui bahwa B

tiap malam jam 20.00 pulang dari kantornya menuju rumahnya melalui jalan yang gelap.

Pada suatu malam, A berjaga-jaga di balik pohon di jalan gelap tadi yang akan dilalui B.

Tepat pada jam 20.00, A mendengar ada orang dating, A mengira bahwa orang yang

datang itu adalah B. Setelah orang itu datang mendekat, A keluar dari persembunyiannya

dan selanjutnya membunuh orang itu. Akan tetapi, ternyata orang yang dibunuhnya itu

bukan B, tetapi C yang bukan menjadi tujuan A.


Jawab: Timbulnya kekeliruan
3. Dalam skema unsur delik, unsur delik terbagi atas 2 bagian, yaitu unsur subjektif dan

objektif. Unsur subjektif terbagi lagi atas 2 yaitu kesengajaan dan kealpaan sedangkan

unsur objektif terbagi atas 4. Coba saudara sebutkan 4 pembagian unsur delik secara

objektif !
Jawab: Perbuatan manusia, akibat perbuatan, sifat melawan hokum dan dapat dihukum

dan keadaan-keadaan.
4. Samenloop (Concursus) terbagi atas concursus realis, idealis dan perbuatan lanjutan.

Dari contoh yang akan saya bacakan coba saudara sebutkan termasuk kedalam c oncursus

yang mana serta sebutkan alasannya !


S. alias R (33 tahun) pada tahun 2014-2015, beberapa kali telah melakukan sodomi

dengan beberapa anak lelaki berumur sekitar 10-12 tahun. Setelah melakukan sodomi, R

menghabisi nyawa anak-anak tersebut dan meninggalkan mayat para korbannya.


Jawab: Concursus Realis
5. Seorang pemilik toko kacamata telah melanggar ketentuan untuk menutup toko pada jam

yang ditentukan oleh karenanya tepat pada saat menutup tokonya telah datang seorang

orang tua, yakni pak baroto. Pak baroto meminta pertolongan si pemilik toko untuk

diperbolehkan membeli sepasang kacamata dengan alasan bahwa kacamatanya yang

sedang dipakai telah hilang di jalan dan ia tidak mampu menemukan kembali

kacamatanya itu. Permasalahannya, tanpa menggunakan kacamata pak baroto tidak dapat

melihat sesuatu dengan jelas.


Jawabannya: Keadaan terpaksa (Noodtoestand). Keadaan ketika suatu kepentingan

hokum dalam keadaan bahaya dan untuk menghindarkan bahaya itu, terpaksa dilanggar

kepentingan hokum lain.


Dapat disimpukan bahwa telah terjadi konflik antara kepentingan hokum dengan

kewajiban hokum. Dengan demikian maka dapat terjadi:


a. Konflik antara dua kepentingan hokum
b. Konflik antara dua kewajiban hokum
c. Konflik antara kepentingan hokum dan kewajiban hokum.
Berdasarkan kejadian itu, pemilik toko menyadari bahwa ia berkewajiban untuk

mematuhi peraturan. Akan tetapi ia menyadari bahwa ia mempunyai kepentingan

hokum untuk menolong seseorang yang memang perlu untuk ditolong oleh karena

nya ia tahu bahwa pak baroto tidak akan dapat menolong dirinya sendiri untuk pulang

kerumahn ya dan mungkin tanpa memakai kacamata ia dapat mendapat kecelakaan di

jalan.

6. Berdasarkan pasal 55 dan 56 KUHP terdapat 5 peranan pelaku, yakni orang yang

melakukan, orang yang menyuruh melakukan, orang yang turut melakukan, orang yang

sengaja membujuk dan orang yang membantu melakukan. Coba saudara sebutkan diatur

dalam Pasal2 berapa saja kelima peranan tersebut.


Jawab:
a. Orang yang melakukan diatur dalam Pasal 55
b. Orang yang menyuruh melakukan diatur dalam Pasal 55
c. Orang yang turut melakukan diatur dalam Pasal 55
d. Orang yang sengaja membujuk diatur dalam Pasal 55
e. Orang yang membantu melakukan diatur dalam Pasal 56
7. Dasar ancaman hukuman bagi pelaku poging, dalam ilmu hokum pidana ada 2 teori,

yakni teori subjektif dan teori objektif. Coba saudara jelaskan teori objektif nya?
Jawab: menurut teori ini, dasar ancaman hukuman bagi pelaku percobaan adalah karena

sifat perbuatan si pelaku telah membahayakan. Jadi, disini kehendak berbuat jahat belum

cukup untuk menentukan ancaman hukuman.


8. Coba saudara sebutkan alasan-alasan yang dimuat dalam perundang-undangan untuk

hapusnya hak penuntutan dan diatur dalam Pasal berapa masing2 alasan tersebut !
Jawab:
a. Adanya suatu putusan yang telah berkekuatan hokum tetap (Pasal 76)
b. Kematian orang yang melakukan delik (Pasal 77)
c. Daluarsa (Pasal 78)
d. Penyelesaian perkara diluar persidangan. (Pasal 82 ayat (1)
9. Coba saudara sebutkan alasan-alasan yang dapat menghapuskan hak eksekusi
a. Kematian terpidana
b. Daluarsa
c. Grasi
10. Dalam pasal 50 KUHP berbunyi sbb: Tiada boleh dihukum barangsiapa melakukan

perbuatan untuk menjalankan peraturan perundang-undangan. Dan dalam Pasal 51 ayat

(1) berbunyi sbb: Tiada boleh dihukum barangsiapa melakukan perbuatan untuk

menjalankan suatu perintah jabatan yang sah, yang diberikan oleh pembesar (penguasa)

yang berhak untuk itu. Dari contoh yang akan saya bacakan, termasuk kedalam hal yang

mana perintah undang2 kah atau perintah jabatan.


Pada suatu malam, seorang anggota polisi melakukan tugas mengawasi lalu lintas.

Kemudian, ada seorang anak naik sepeda motor tanpa lampu. Anak itu ditegur, akan

tetapi tidak mengindahkannya dan jalan terus. Anggota polisi ini melepaskan tembakan

yang mengakibatkan si anak meninggal dunia.


11. A dan B bermufakat untuk mencuri di rumah C, jika perlu dengan melakukan kekerasan,

mereka berdua memasuki rumah si C tersebut dan mencuri beberapa barang. Saat mereka

melakukan pencurian itu, si C terbangun, A menyerang si C dan melukainya dengan

sebuah golok. B tidak turut serta menyerang si C. C kemudian meninggal dunia karena

luka-luka tadi. Berdasarkan contoh diatas apakah B turut bertanggung jawab tentang

melakukan kekerasan itu meskipun ia tidak turut serta melakukannya?


Jawab: B turut bertanggung jawab tentang melakukan kekerasan itu meskipun ia tidak

turut serta melakukannya. Karena jelas bahwa setiap orang yang bersama-sama

melakukan suatu tindak pidana bertanggungjawab sepenuhnya atas segala akibat yang

timbul dalam ruang lingkup kerja sama tersebut.


12. A, B, C dan D bersepakat untuk mencuri di rumah P, A dan B akan memasuki rumah P. C

menjaga di depan rumah, sedangkan D ditugaskan untuk menjaga dan memasuki rumah

dari belakang. Pada saat D memasuki rumah dari belakang, ia melihat seorang wanita

sedang tidur sedemikian rupa sehingga timbul niatnya untuk memperkosa perempuan itu,

kemudian ia memperkosanya. Dari contoh yang telah saya bacakan apakah terhadap
perubuatan si D tersebut dapat dipertangunggjawabkan kepada A, B dan C ? Sebutkan

alasannya !
Jawab: terhadap perbuatan si D tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada A, B

dan C karena hal ini tidak lagi dalam ruang lingkup kerja sama mereka. Dengan kata lain

terhadap D dibebankan tanggungjawab pemerkosaan yang dilakukannya.


13. Paksaan yang kemungkinan dapat dielakkan walaupun secara perhitungan yang layak,

sulit diharapkan bahwa yang mengalami keadaan memaksa tersebut akan dapat

mengadakan perlawanan. Dari apa yang telah saya bacakan tadi, termasuk pengertian

atau penjelasan dari apa?


Jawab: Vis Compusiva atau paksaan Relatif
14. Seorang warga Negara Belanda ditahan oleh tentara Jerman, dalam masa penahanan

tersebut dia disuruh untuk memilih salah satu yaitu masuk ke dalam tawanan atau

secara sukarela memasuki angkatan bersenjata jerman. Orang tersebut memilih

memasuki angkatan bersenjata Jerman. Setelah perang dunia ke II usai, orang tersebut

diajukan ke depan pengadilan dengan dakwaan ia telah melakukan pengkhianatan

terhadap negaranya dengan cara memasuki angkatan bersenjata musuh. Putusan

Pengadilan membebaskan orang tersebut dengan pertimbangan, antara lain: disitu

terdapat suatu noodstand. Pertanyaannya, mengapa dikatan noodstand terhadap kasus

tersebut?
Jawab: karena pada kasus tersebut terjadi konflik antara kepentingan hokum, yakni

kebebasannya atau kesetiaannya kepada negaranya. Dalam kasus diatas dia memilih

kebebasannya.

Anda mungkin juga menyukai