Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara pembinaan
warga binaan pemasyarakatan berdasarkan pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara
pembina, yang dibina, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas warga binaan
pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak
pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan
dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung
jawab. Sesuai dengan sistem pemasyarakatan tersebut seorang narapidana atau tahanan ketika
berada di dalam lembaga pemasyarakatan atau Rutan mendapatkan jaminan hak-haknya sebagai
seorang narapidana tidak terkecuali jaminan rasa aman di dalam lembaga pemasyarakatan
ataupun Rutan, namun sebagian hak Narapidana dan Tahanan tidak akan didapat ketika mereka
tidak mematuhi ketentuan yang berlaku didalam Lapas atau Rutan demi terciptanya situasi atau
kondisi yang aman dan kondusif.
Berdasarkan ketentuan Pasal 4 Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 6 Tahun
2013 Tentang Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara bahwa Setiap
Narapidana atau Tahanan dilarang:
a. mempunyai hubungan keuangan dengan Narapidana atau Tahanan lain maupun dengan
Petugas Pemasyarakatan;
b. melakukan perbuatan asusila dan/atau penyimpangan seksual;
c. melakukan upaya melarikan diri atau membantu pelarian;
d. memasuki Steril Area atau tempat tertentu yang ditetapkan Kepala Lapas atau Rutan tanpa
izin dari Petugas Pemasyarakatan yang berwenang;
e. melawan atau menghalangi Petugas Pemasyarakatan dalam menjalankan tugas;
f. membawa dan/atau menyimpan uang secara tidak sah dan barang berharga lainnya;
g. menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan, dan/atau mengkonsumsi narkotika
dan/atau prekursor narkotika serta obat-obatan lain yang berbahaya;
h. menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan, dan/atau mengkonsumsi minuman yang
mengandung alkohol;
i. melengkapi kamar hunian dengan alat pendingin, kipas angin, televisi,dan/atau alat
elektronik lainnya;
j. memiliki, membawa dan/atau menggunakan alat elektronik, seperti laptop atau komputer,
kamera, alat perekam, telepon genggam, pager, dan sejenisnya;
k. melakukan pemasangan instalasi listrik di dalam kamar hunian;
l. membuat atau menyimpan senjata api, senjata tajam, atau sejenisnya;
m. membawa dan/atau menyimpan barang-barang yang dapat menimbulkan ledakan dan/atau
kebakaran;
n. melakukan tindakan kekerasan, baik kekerasan fisik maupun psikis,terhadap sesama
Narapidana, Tahanan, Petugas Pemasyarakatan, atau tamu/pengunjung;
o. mengeluarkan perkataan yang bersifat provokatif yang dapat menimbulkan terjadinya
gangguan keamanan dan ketertiban;
p. membuat tato, memanjangkan rambut bagi Narapidana atau Tahanan Laki-laki, membuat
tindik, mengenakan anting, atau lainnya yang sejenis;
q. memasuki blok dan/atau kamar hunian lain tanpa izin Petugas Pemasyarakatan;
r. melakukan aktifitas yang dapat mengganggu atau membahayakan keselamatan pribadi atau
Narapidana, Tahanan, Petugas Pemasyarakatan, pengunjung, atau tamu;
s. melakukan perusakan terhadap fasilitas Lapas atau Rutan;
t. melakukan pencurian, pemerasan, perjudian, atau penipuan;
u. menyebarkan ajaran sesat; dan
v. melakukan aktifitas lain yang dapat menimbulkan gangguan keamanandan ketertiban
Lapas atau Rutan.

Melihat dari ketentuan di atas, bahwa tata tertib yang di susun demi terciptanya keamanan
dan ketertiban di dalam Lapas dan Rutan sangatlah baik. namun yang sering terjadi di lapangan,
tepatnya di Rumah Tahanan Negera Kelas II B SoE masih didapati narapidana ataupun tahanan
masih belum sepenuhnya menaati semua tata tertib yang berlaku di dalam Rutan. Sering sekali
narapidana atau tahanan memasuki Steril Area tanpa izin dari Petugas Pemasyarakatan yang
berwenang. Kondisi yang demikian ini bila tidak segera diatasi dapat menimbulkan gangguan
keamanan dalam rutan, mengancam upaya pembinaan narapidana yang dalam kerangka sistem
pemasyarakatan diarahkan untuk membentuk narapidana sebagai warga binaan pemasyarakatan
agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulang
tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif
berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan
bertanggung jawab.
Menyikapi berbagai gangguan terhadap keamanan dan ketertiban Lapas dan Rutan,
pemerintah melalui Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 tahun 2013
menerbitkan Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara. Adapun
pertimbangannya antara lain untuk menjamin terselenggaranya tertib kehidupan di Lapas dan
Rutan; adanya tata tertib yang wajib dipatuhi oleh setiap narapidana dan tahanan beserta
mekanisme penjatuhan hukuman disiplin; dan sebagai salah satu indikator dalam menentukan
kriteria berkelakuan baik terhadap narapidana dan tahanan.

Dengan alasan tersebut diatas maka penulis menulis laporan aktualisasi dengan judul
“Optimalisasi Ketertiban Lalu Lintas Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Di Area
Steril Rutan Kelas IIB Soe”.

1.2. Visi, Misi, Tujuan Dan Tugas Pokok Organisasi Dan Peserta
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : M.04-PR.07.03 Tahun 1985
tanggal 20 September 1985 tentang organisasi dan tata kerja Rumah Tahanan Negara dan
Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara, RUTAN adalah Unit Pelaksana Teknis dibidang
penahanan untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan disidang pengadilan
yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah.
RUTAN mempunyai tugas melaksanakan perawatan terhadap atau terdakwa sesuai dangan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk menyelengarakan tugas tersebut, RUTAN
mempunyai fungsi : melakukan pelayanan tahanan, melakukan pemeliharaan keamanan dan
tata tertib RUTAN, melakukan pengelolaan RUTAN, melakukan urusan tata usaha.
Karena di dalam RUTAN selain tahanan terdapat narapidana, maka selain tugas tersebut
diatas RUTAN juga mempunyai tugas untuk melaksanakan pemasyarakatan narapidana atau
anak didik, serta mempunyai fungsi :
1. Melakukan pembinaan Narapidana / Anak didik ;
2. Memberikan bimbingan, mempersiapkan sarana dan mengelola hasil kerja ;
3. Melakukan bimbingan sosial / kerohanian Narapidana / Anak didik.

Dari data yang diperoleh, di RUTAN SoE yang mempunyai daya tampung 146 namun
pada saat ini jumlah warga binaan sudah mencapai 190 orang yang terdiri dari 59 Tahanan dan
131 Narapidana. Jumlah Pegawai yang ada sebanyak 50 orang, dimana sebanyak 30 Pegawai
menempati pada bagian keamanan.Hal ini menunjukan, bahwa segi pengamanan sangat di
utamakan sedangkan sisanya terbagi pada bagian pelayanan tahanan dan pengelolaan.

Rumah Tahanan Negara klas IIB SoE adalah Unit Pelaksana Teknis dibawah naungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,. Rumah Tahanan Negara
Klas IIB SoE dipimpin oleh seorang kepala Rumah Tahanan Negara (KARUTAN), dan dalam
pelaksanaan tugasnya seorang Kepala Rumah tahanan Negara dibantu oleh seorang Kepala
Kesatuan Pengamanan Rutan, Kepala Sub Seksi Pelayanan Tahanan dan Kepala Sub Seksi
Pengelolaan.
Adapun Visi dan Misi dari Rumah Tahanan Negara Klas IIB SoE :
Visi :

Masyarakat memperoleh Kepastian Hukum.

Misi :

1. Menegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia terhadap tahanan, narapidana, anak, dan
klien pemasyarakatan.
2. Melakukan pelayanan tahanan, pengelolaan basan dan baran, pembinaan narapidana,
pembimbing klien pemasyarakatan, pendidikan dan pengentasan kinerja.
3. Mewujudkan lembaga yang akuntabel, transparan dan berbasis kinerja.
4. Mengembangkan kompetensi, integritas, profesionalisme dan etos kerja petugas
pemasyrakatan.
5. Mengembangkan sistem layanan pemasyarakatan berbasis teknologi informasi.

Nilai-nilai dasar yang menjadi dasar dalam kinerja Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Soe
adalah Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan dan Inovatif untuk mewujudkan visi dan
misi dari Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Soe.

Untuk mewujudkan visi dan misi Rutan, ditetapkanlah tujuan Rutan adalah pembinaan
tahanan selama proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan, hingga
keluarnya putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

Gambar 1.1

STRUKTUR ORGANISASI RUTAN KLAS II B SOE

KEPALA RUTAN

PETUGAS TATA USAHA


KASUBSI YANTAN
KA.KP. RUTAN KASUBSI
PENGELOLAAN

REGU PENGAMANAN

ket : gambar Struktur Organisasi Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Soe

1.3. Tujuan Dan Manfaat Aktualisasi


1.3.1. Tujuan Aktualisasi
Tujuan dari laporan aktualisasi pendidikan dan pelatihan prajabatan (pelatihan dasar)
calon PNS pada kegiatan ini yaitu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS serta kedudukan
dan peran PNS dalam kerangka NKRI pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai
pelayan masyarakat, dan menerapkan akuntabilitas dalam setiap tugas, dengan semangat
nasionalisme, menjunjung kode etik sebagai ASN dalam memberikan pelayanan masyarakat,
memiliki Komitmen Mutu dalam tugas pokok dan fungsinya dan nilai-nilai anti korupsi dalam
melaksanakantugas untuk melayani masyarakat.

1.3.2. Manfaat Aktualisasi


Manfaat Aktualisasi calon PNS pada kegiatan ini adalah berperan untuk memberikan
pelayan publik yang professional dan berkualitas. Dalam mewujudkan fungsi ASN sebagai
pelayan publik yang profesional, diindikasikan dengan kemampuan mengaktualisasikan lima
nilai dasar yaitu :
a. Kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya;
b. Kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
c. Kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
d. Kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya;
e. Kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi
di lingkungan instansinya

1.4. Ruang Lingkup Aktualisasi


Ruang lingkup laporan kegiatan aktualisasi ini meliputi aktualisasi kegiatan petugas
Pemasyarakatan bagian Penjaga Tahanan Rumah Tahanan Kelas IIB Soe selaku Aparatur Sipil
Negara (ASN), yang menerapkan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) yang nilai-nilai dapat dilihat pada table 1.1,
Manajemen ASN, Whole of Government dan Pelayanan Publik, dan kegiatan yang bersumber
dari Tridarma Petugas Pemasyarakatan, tugas dari atasan dan inisiatif sendiri.

Tabel 1.1

Akuntabilitas Nasionalisme Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi


Integritas Diri Ideologi Negara Pelayanan Perbaikan Mutu Organisasi
Publik Layanan Dan
Organisasi
Habit atau Mengamalkan Refleksi : Perilaku,
kebiasaan nilai-nilai baik/buruk, system dan
pancasila : dampak
paham
kebangsaan, rasa
kebangsaan,
semangat
kebangsaan
1. Tanggung Sila ke-1 1. Jujur 1. Efektifitas 1. Jujur
jawab 1. Etos kerja 2. Bertang (konsisten, tepat 2. Peduli
2. Jujur 2. Religius gung jawab sasaran, 3. Mandi
3. Kejelasan 3. Toleransi 3. Integrita sistematis, ri
target 4. Amanah s tinggi praktis) 4. Disipli
4. Netral 5. Tanggung 4. Cermat 2. Efisiensi n
5. Mendahulukan jawab 5. Disiplin (termuda, 5. Tangg
kepentingan Sila ke-2 6. Hormat termurah, ung jawab
public 1. Humanis 7. Sopan tersingkat, 6. Kerj
6. Adil 2. Tidak 8. Taat teringan, a keras
7. Transparan diskriminatif pada terpendek) 7. Sede
8. Konsisten 3. Saling peraturan 3. Inovasi rhana
9. partisipatif menghormati perundang- 4. Berorientas 8. Bera
4. Tenggang rasa undangan i mutu ni
Sila ke-3 9. Taat 9. Adil
1. Rela berkorban perintah
2. Cinta tanah air 10. Menjaga
3. Menjaga rahasia
ketertiban
Sila ke-4
1. Musyawarah
mufakat
2. Menghargai
pendapat orang
lain
3. Kekeluargaan
Sila ke-5
1. Tolong
menolong
2. Tidak serakah
3. Bersikap adil

ket : Tabel Nilai-nilai Dasar ANEKA

BAB II
DESKRIPSI AKTUALISASI

2.1. Diskripsi Isu/ Situasi Problematik


Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan isu sebagai sebuah masalah yang
dikedepankan (untuk ditanggapi dan sebagainya), kemudian Regester & Larkin (2003:42)
menjelaskan bahwa sebuah isu mempresentasikan suatu kesenjangan antara praktek organisasi
dengan harapan-harapan para stakeholder. Dijelaskan kemudian bahwa apabila isu tidak
ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadap organisasi bahkan dapat berlanjut
pada tahap krisis. Sejalan dengan pendapat Hogwood dan Gunn dalam Wahab yang
menyatakan isu bukan hanya mengandung makna adanya masalah atau ancaman, tetapi juga
peluang-peluang bagi tindakan positif tertentu dan kecenderungan-kecenderungan yang
dipersiapkan sebagai memiliki nilai potensial yang signifikan.
Pemahaman dari Alford dan Friedland dalam Wahab yang menyatakan bahwa “isu bisa
jadi merupakan kebijakan-kebijakan alternatif, atau suatu proses yang dimaksudkan untuk
menciptakan kebijakan baru, atau kesadaran suatu kelompok mengenai kebijakan-kebijakan
tertentu yang dianggap bermanfaat bagi mereka”. Definisi diatas mendasari batasan operasional
dari konteks isu yang akan digunakan pada tulisan ini, yaitu ; isu adalah sebuah masalah yang
muncul pada sebuah instansi akibat dari kesenjangan antara realita (kondisi saat ini) dengan
kondisi ideal (harapan para stakeholder).
Rancangan aktualisasi ini dimulai dengan mengidentifikasi isu yang muncul pada
instansi kerja penulis, yaitu Rutan Kelas IIB Soe. Isu muncul dari berbagai sumber yaitu :1)
Hasil observasi dan pengalaman penulis selama masa percobaan (CPNS), 2) Tugas pokok dan
fungsi penulis sebagai Penjaga Tahanan dan 3) Sasaran kinerja pegawai.
Beberapa isu yang muncul dari sumber-sumber diatas kemudian di inventarisir dengan
mengkategorikannya kedalam tiga prinsip ASN yaitu ; 1) Manajemen ASN, 2) Pelayanan
Publik, dan 3) Whole of Government (WoG). Langkah selanjutnya adalah penulis
mengkonsulasikan isu yang telah teridentifikasi kepada coach, mentor dan co-mentor untuk
kemudian dapat dianalisis secara mendalam sehingga terpilihlah sebuah core issue.
Berdasarkan alur tersebut, maka didapatkanlah 4 buah isu yang telah diidentifikasi dan
terkategorisasi dengan prinsip ASN, sebagai berikut : 1) Kurangnya pemahaman Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP) tentang tata tertib keluar masuk Area Steril Rutan Kelas IIB Soe, 2)
Kurang optimalnya penggeledahan fisik Warga Binaan Pemasyarakatan yang melakukan lalu
lintas di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe, 3) Kurang optimalnya pemeriksaan barang bawaan
warga Binaan Pemasyarakatan yang melewati Area Steril Rutan Kelas IIB Soe, 4) Kurang
tertibnya aktifitas lalu lintas Warga Binaan Pemasyarakatan di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe.
Dengan definisi operasional isu yang telah ditetapkan, akan menggambarkan
kesenjangan antara kondisi realita dan kondisi ideal yang diharapkan oleh stakeholder. Hasil
penilaian berdasarkan alat bantu penetapan kriteria dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1

Kriteria
Total
No Isu AKPK Rangking
Skor
A K P K
1. Kurangnya pemahaman Warga Binaan
Pemasyarakatan tentang tata tertib keluar 4 4 4 4 16 4
masuk Area Steril di Rutan Kelas IIB Soe
2. Kurang optimalnya penggeledahan fisik
Warga Binaan Pemasyarakatan yang
3 4 5 5 17 3
melakukan aktifitas lalu lintas di Area
Steril Rutan Kelas IIB Soe
3. Kurangnya optimalnya pemeriksaan 4 4 5 5 18 2
barang bawaan Warga Binaan
Pemasyarakatan yang melewati Area
Steril Rutan Kelas IIB Soe
4. Kurang tertibnya aktifitas lalu lintas
Warga Binaan Pemasyarakatan di Area 5 5 5 5 20 1
Steril Rutan Kelas IIB Soe
Ket : tabel Hasil penetapan kualitas isu dengan AKPK

Keterangan Tabel :
A : Aktual
K : Kekhalayakan
P : Problematik
K2 : Kelayakan

2.2. Analisis Isu / Situasi Problematik

Guna mencapai core issue, diperlukan upaya untuk menganalisis secara mendalam
kualitas masing- masing isu. Proses identifikasi isu tersebut menggunakan dua alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu. Kriteria pertama adalah AKPK (Aktual, Kekhalayakan,
Problematik dan Kelayakan). Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu
dicarikan solusinya. Sedangkan kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Kriteria kedua adalah USG (Urgency, Seriousness, Growth). Urgency artinya seberapa
mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti. Seriousness merujuk pada
seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Dan Growth
menekankan pada seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
segera. Rentang penilaian yang digunakan pada matriks USG adalah dengan memberikan skor
1-5, semakin tinggi skor menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat serius untuk
segera ditangani.

Bobot nilai pada kedua metode tersebut diberikan penulis secara objektif dengan
mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu : Hasil Konsultasi, Analisis Teoritis, dan Analisis
Strategis Organisasi. Hasil konsultasi merujuk pada rekomendasi yang didapatkan penulis dari
coach, mentor dan co-mentor. Analisis teoritis merujuk pada sudut pandang teori yang dapat
menjadi prediksi berkembangnya isu, sedangkan analisis strategis organisasi dilakukan dengan
mempertimbangkan dampak isu terhadap citra organisasi. Hasil penilaian dengan alat bantu
USG bisa dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2

Skor USG Total


No Isu Rangking
U S G Skor
1. Kurang tertibnya aktifitas lalu lintas
Warga Binaan Pemasyarakatan di Area 5 5 5 15 1
Steril Rutan Kelas IIB Soe
2. Kurang optimalnya penggeledahan fisik
Warga Binaan Pemasyarakatan yang
4 5 4 13 3
melakukan aktifitas lalu lintas di Area
Steril Rutan Kelas IIB Soe
3. Kurangnya optimalnya pemeriksaan
barang bawaan Warga Binaan
5 5 4 14 2
Pemasyarakatan yang melewati Area
Steril Rutan Kelas IIB Soe
ket : tabel Hasil Analisis Isu dengan USG

Keterangan :

U : Urgency

S : Seriousness

G : Growth

2.3. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih


Melalui proses analisis isu menggunakan metode AKPK dan USG maka ditentukanlah
core issue yaitu : Optimalisasi ketertiban lalu lintas warga binaan pemasyarakatan di area steril
Rutan Kelas IIB Soe. Fokus dari isu ini adalah dengan membuat titik penjagaan di Area Steril
untuk petugas keamanan di dalam Rutan guna membantu pengawasan lalu lintas WBP di area
steril Rutan Kelas IIB Soe.
Area Steril adalah tempat atau wilayah di dalam Lapas atau Rutan yang dinyatakan
terlarang untuk dimasuki dan/atau dijadikan tempat beraktifitas oleh Narapidana dan Tahanan
Negara tanpa izin yang sah. Hal ini disebutkan dalam Permenkumham No. 6 Tahun 2013
tentang Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan Dan Rumah Tahanan Negara Pasal 4 huruf d,
yaitu setiap Narapidana atau Tahanan dilarang memasuki steril area atau tempat tertentu yang
ditetapkan Kepala Lapas atau Rutan tanpa izin dari Petugas Pemasyarakatan yang berwenang.
Melalui analisis isu, maka terpilihlah isu kurang tertibnya lalu lintas Warga Binaan
Pemasyarakatan di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe sehingga fungsi pengawasan menjadi tidak
optimal sebagai core issue. Pada kegiatan aktualisasi, peserta disyaratkan untuk merancang
kegiatan yang syarat akan nilai-nilai ANEKA dalam proses pelaksanaannya. Berdasarkan
landasan teoritis yang digunakan, maka penulis merancang delapan kegiatan dengan kesamaan
output/hasil yaitu untuk menertibkan lalu lintas Warga Binaan Pemasyarakatan di Area Steril
Rutan Kelas IIB Soe.

2.4. Kegiatan Dan Tahapan Kegiatan Pemecahan Core Issue


1. Melaporkan dan melakukan konsultasi dengan co-mentor (KPR) terkait rencana kegiatan
untuk mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril
a. Melaporkan dan melakukan konsultasi kepada co-mentor sebagai atasan langsung
terkait isu yang ditemukan melalui media social whatsapp.
b. Menanyakan kesediaan waktu kepada co-mentor untuk melakukan konsultasi
terkait rencana kegiatan melalui media social whatsapp.
c. Bertemu dengan co-mentor untuk menyampaikan rencana kegiatan untuk
mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe.

2. Melaporkan dan melakukan konsultasi dengan Karutan terkait kegiatan mengoptimalkan


ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe
a. Menanyakan kesediaan waktu Karutan untuk melakukan pertemuan melalui
media social whatsapp.
b. Melakukan pertemuan dengan Karutan untuk menyampaikan rencana kegiatan
mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe.
c. Meminta karutan untuk menentukan jadwal sosialisasi kepada staf dan regu
pengamanan terkait rencana kegiatan mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP
di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe.
3. Menyiapkan jadwal untuk melakukan kegiatan sosialisasi terkait rencana kegiatan
mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe kepada staf
dan regu pengamanan serta warga binaan pemasyarakatan
a. Membuat pengumuman sosialisasi kepada staf.
b. Membuat daftar hadir staf dan regu pengamanan dalam kegiatan sosialisasi.
c. Memasang pengumuman sosialisasi kepada staf dan regu pengamanan.
d. Membuat pengumuman sosialisasi kepada seluruh WBP.
e. Membuat daftar hadir WBP.
f. Memasang pengumuman sosialisasi untuk WBP.

4. Menyiapkan bahan sosialisasi untuk regu pengamanan dan warga binaan pemasyarakatan
a. Membuat denah rutan untuk menetapkan titik penjagaan dan pemantauan di Area
Steril.
b. Membuat tata tertib lalu lintas WBP di Area Steril.
c. Membuat format buku laporan lalu lintas WBP di Area Steril.

5. Mengikuti sosialisasi yang dipimpin oleh co-mentor (KPR) untuk staf dan regu pengamanan
terkait rencana kegiatan untuk mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril
Rutan Kelas IIB Soe
a. Menyiapkan tempat sosialisasi.
b. Mengumpulkan pegawai staf di tempat yang telah disediakan.
c. Mendengarkan Atasan langsung (KPR) pada saat melakukan sosialisasi tentang
tata tertib lalu lintas WBP di Area Steril.
d. Mendengarkan Atasan langsung (KPR) pada saat melakukan sosialisasi tentang
titik penjagaan regu pengamanan untuk melakukan pemantauan dan pengawasan
lalu lintas WBP di Area Steril.
e. Mendengarkan Atasan langsung (KPR) pada saat menjelaskan prosedur pengisian
buku lalu lintas WBP di Area Steril.

6. Membuat poster tata tertib lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe serta
menentukan tempat pemasangan poster
a. Membuat desain poster tata tertib lalu lintas WBP di Area Steril.
b. Mencetak poster tata tertib lalu lintas WBP di Area Steril.
c. Menentukan titik pemasangan poster.
7. Mengikuti sosialisasi yang dipimpin oleh co-mentor (KPR) kepada seluruh warga binaan
pemasyarakatan tentang tata tertib lalu lintas di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe
a. Menyiapkan tempat sosialisasi.
b. Mengumpulkan WBP di tempat yang telah disediakan.
c. Mendengarkan Atasan langsung (KPR) pada saat menjelaskan tentang tata tertib
lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe.
d. Mendengarkan Atasan langsung (KPR) pada saat menjelaskan tentang prosedur
dan tahapan terhadap WBP yang akan melakukan lelu lintas di Area Steril Rutan
Kelas IIB Soe.

8. Pelaksanaan kegiatan optimalisasi ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB
Soe
a. Pemasangan poster tata tertib lalu lintas WBP di Area Steril.
b. Regu pengamanan/anggota jaga yang bertugas di pos Area Steril melakukan
pengawasan lalu lintas WBP di Area Steril.
c. Regu pengamanan/anggota jaga yang bertugas di Pos Area Steril menulis buku
lalu lintas WBP di Area Steril.
d. Anggota Regu Pengamanan melakukan penggeledahan fisik berbusana terhadap
WBP yang melakukan lalu lintas di Area Steril.
e. Anggota Regu Pengamanan memeriksa barang bawaan yang dibawa oleh WBP
dari Area Steril.
f. Mengevaluasi kegiatan.

3. Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Visi, Misi, Dan Tujuan Organisasi

1. Pada kegiatan melaporkan dan melakukan konsultasi kepada co-mentor dalam hal ini
adalah Kepala Pengamanan Rutan (KPR) terkait rencana kegiatan mengoptimalkan
ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe memberikan kontribusi
terhadap visi, misi dan tujuan organisasi yaitu mengembangkan kompetensi, integritas,
profesionalisme dan etos kerja Pemasyarakatan.
2. Pada kegiatan melaporkan dan melakukan konsultasi kepada Atasan dalam hal ini
adalah Kepala Rutan (Karutan) terkait rencana kegiatan mengoptimalkan ketertiban lalu
lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe memberikan kontribusi terhadap visi,
misi dan tujuan organisasi yaitu mengembangkan kompetensi, integritas,
profesionalisme dan etos kerja Pemasyarakatan
3. Pada kegiatan menyiapkan jadwal untuk melakukan kegiatan sosialisasi terkait rencana
kegiatan mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe
memberikan kontribusi terhadap visi, misi, dan tujuan organisasi yaitu mengembangkan
kompetensi, integritas, profesionalisme dan etos kerja Pemasyarakatan
4. Pada kegiatan menyiapkan bahan sosialisasi untuk staf, regu pengamanan dan WBP
terkait rencana kegiatan mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril
Rutan Kelas IIB Soe memberikan kontribusi terhadap visi, misi, dan tujuan organisasi
yaitu mengembangkan kompetensi, integritas, profesionalisme, dan etos kerja
Pemasyarakatan
5. Pada kegiatan mengikuti sosialisasi yang dipimpin oleh atasan langsung dalam hal ini
Kepala Pengamanan Rutan (KPR) untuk staf dan regu pengamanan terkait rencana
kegiatan mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe
memberikan kontribusi terhadap visi, misi, dan tujuan organisasi yaitu mengembangkan
kompetensi, integritas, profesionalisme, dan etos kerja Pemasyarakatan
6. Pada kegiatan membuat poster tata tertib lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB
Soe serta mementukan tempat untuk menempatkan poster memberikan kontribusi
terhadap visi, misi dan tujuan organisasi yaitu mengembangkan kompetensi, integritas,
profesionalisme dan etos kerja Pemasyarakatan.
7. Pada kegiatan mengikuti sosialisasi yang dipimpin oleh atasan langsung dalam hal ini
Kepala Pengamanan Rutan (KPR) kepada seluruh warga binaan pemasyarakatan tentang
tata tertib lalu lintas di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe memberikan kontribusi terhadap
visi, misi dan tujuan organisasi yaitu melakukan pelayanan tahanan, pengelolaan basan
dan barang, pembinaan narapidana, pembimbingan klien pemasyarakatan, pendidikan
dan pengentasan kinerja.
8. Pada pelaksanaan kegiatan optimalisasi ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan
Kelas IIB Soe memberikan kontribusi terhadap visi, misi dan tujuan organisasi yaitu
a. Melakukan pelayanan tahanan, pengelolaan basan dan barang, pembinaan
narapidana, pembimbingan klien pemasyarakatan, pendidikan dan pengentasan
kinerja
b. Mengembangkan kompetensi, integritas, profesionalisme, dan etos kerja
Pemasyarakatan
BAB III
PELAKSANAAN AKTUALISASI

3.1. Pendalaman Core Issue Terpilih

Dari isu yang terpilih yaitu “Upaya Optimalisasi Ketertiban Lalu Lintas Warga
Binaan Pemasyarakatan (WBP) Di Area Steril Rumah Tahanan Negara Rutan Kelas IIB
Soe” maka penulis berusaha untuk mengoptimalisasi ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril
Rutan Kelas IIB Soe sehingga nantinya Rutan Kelas IIB Soe akan memiliki atmosfir sistem
keamanan yang baik karena terbentuknya ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril yang baik
dan menciptakan kesadaran kepada WBP akan pentingnya mentaati setiap peraturan yang ada
di dalam Rutan sebagai warga binaan pemasyarakatan Rutan Kelas IIB Soe.
Petugas Pemasyarakatan merupakan bagian dari ASN yang memiliki fungsi kebijakan
publik, pelayanan publik, dan pemersatu bangsa. Untuk itu tugas Petugas Pemasyarakatan
adalah mampu mendidik dan membina serta membentuk warga binaan pemasyarakatan untuk
menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi
tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif
berperan dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga negara yang baik
dan bertanggung jawab.
Petugas Pemasyarakatan dapat memberikan kebijakan berupa aturan-aturan kepada
warga binaan pemasyarakatan didalam proses kegiatan pembinaan selama menjalani masa
pidana atau masa tahanan yang mampu menunjang perubahan bagi pribadi warga binaan
pemasyarakatan untuk menjadi lebih baik. Selain itu Petugas Pemasyarakatan juga harus bisa
memberi pelayanan kepada warga binaan pemasyarakatan baik itu pelayanan mengenai
pembinaan maupun pelayanan keamanan, sehingga warga binaan pemasyarakatan dapat terarah
dan aman didalam proses pembinaan selama menjalani proses masa pidana atau masa tahanan.
Maka dari itu Petugas Pemasyarakatan di dalam lingkungan Lapas maupun Rutan selalu
berupaya untuk meningkatkan kualitas pembinaan dan sistem keamanan melalui berbagai cara
dan kegiatan yang dapat menunjang perbaikan bagi warga binaan pemasyarakatan untuk
menjadikan mereka sebagai manusia yang dapat berintegrasi secara sehat dengan masyarakat,
dan dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab
serta taat dan patuh terhadap peraturan perundang-undangan.
Sehingga tujuan dari upaya mengoptimalisasikan ketertiban lalu lintas warga binaan
pemasyarakatan di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe dapat terealisasi dan terciptanya kemajuan
sistem keamanan di lingkungan Rutan. Berikut penjelasan dari penerapan aktivitas pemecahan
core issue :
1. Kegiatan Pertama

Kegiatan : Melaporkan dan melakukan konsultasi kepada co-mentor


sebagai Atasan langsung dalam hal ini Kepala Pengamanan
Rutan (KPR) terkait isu aktual yang ditemukan serta gagasan
pemecahan isu dari isu aktual tersebut.
Tanggal : 16 Agustus 2018
Daftar Lampiran : Dokumen Rancangan Aktualisasi
Surat Persetujuan Atasan Lansung
Foto Kegiatan
Output Kegiatan : Mendapatkan persetujuan dan saran dari co-mentor sebagai
Atasan langsung dalam hal ini Kepala Pengamanan Rutan
(KPR) terkait isu aktual yang ditemukan serta gagasan
pemecahan isu dari isu aktual tersebut.

1. Deskripsi Proses
Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 16 Agustus 2018. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengetahui persepsi dan saran dari Kepala Pengamanan Rutan atas usulan-
usulan rancangan kegiatan untuk mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di
Area Steril Rutan Kelas IIB Soe. Kegiatan ini penting untuk dilakukan guna tidak
terjadinya perbedaan pendapat dan persepsi dari Kepala Pengamanan Rutan terkait
aturan tata tertib lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe. Sehingga
dengan adanya kegiatan ini Kepala Pengamanan Rutan dapat memberikan saran
untuk mencapai aturan-aturan yang baik dan sesuai harapan.

2. Tahapan Kegiatan
 Koordinasi dengan co-mentor terkait isu aktual
Melaporkan dan melakukan koordinasi dengan co-mentor sebagai Kepala
Pengamanan Rutan terkait isu aktual yang ditemukan untuk mendapatkan
saran dan persetujuan atas isu yang ditemukan melalui media sosial
whatsapp.
 Menanyakan kesediaan waktu co-mentor untuk melakukan konsultasi
Meminta kesediaan waktu Kepala Pengamanan Rutan untuk
menyediakan waktu guna melakukan konsultasi serta menyampaikan
gagasan pemecahan isu dari isu aktual yang ditemukan melalui media
social whatsapp.
Gambar 3.1
Ket :bukti komunikasi “Menanyakan kesediaan waktu” KPR via Whatsapp

 Bertemu dengan Kepala Pengamanan Rutan


Melakukan pertemuan dengan Kepala Pengamanan Rutan untuk
melakukan konsultasi terkait rencana kegiatan mengoptimalkan
ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe.

Gambar 3.2
Ket : “melakukan pertemuan Dengan Kepala Pengamanan Rutan

3. Nilai Dasar
a. Etika Publik
Melaporkan dan melakukan konsultasi kepada co-mentor sebagai Kepala
Pengamanan Rutan terkait rencana kegiatan mengoptimalisasi ketertiban lalu
lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe ini dilakukan guna
mendapatkan persamaan persepsi dan saran dari Kepala Pengamanan Rutan
mengenai pentingnya ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril. Sehingga
muncul nilai jujur akan ide-ide yang ada yang ingin dan dapat
diimplementasikan pada aturan tata tertib lalu lintas WBP di Area Steril
Rutan Kelas IIB Soe. Kepala Pengamanan Rutan dalam memberi saran juga
harus cermat untuk melihat kebutuhan dan situasi yang sedang terjadi saat
ini di lingkungan dalam Rutan. Selain itu hal ini merupakan bagian dari
tanggung jawab Kepala Pengamanan Rutan didalam menjaga keamanan
dan ketertiban didalam Rutan sehingga proses pembinaan kepada WBP bisa
bejalan dengan baik.

b. Nasionalisme
Melaporkan dan melakukan konsultasi kepada co-mentor sebagai Kepala
Pengamanan Rutan terkait rencana kegiatan mengoptimalisasi ketertiban lalu
lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe adalah bentuk rasa hormat
penulis kepada Kepala Pengamanan Rutan sebagai atasan langsung yang
memiliki tanggung jawab terhadap keamanan dan ketertiban di dalam Rutan.
Hal ini juga merupakan salah satu bentuk kerja sama antara Kepala
Pengamanan Rutan dan penulis sebagai Anggota Regu Pengamanan dalam
meningkatkan sistem keamanan dan ketertiban didalam Rutan.
c. Whole of Government
Melaporkan dan melakukan konsultasi kepada co-mentor sebagai Kepala
Pengamanan Rutan terkait rencana kegiatan mengoptimalkan ketertiban lalu
lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe merupakan bentuk
koordinasi yang baik antara Kepala Pengamanan Rutan dengan penulis
sebagai Anggota regu pengamanan untuk demi meningkatkan sistem
keamanan dan ketertiban didalam Rutan sehingga proses pembinaan
terhadap WBP bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang
diharapkan.

4. Kontribusi terhadap visi, misi dan tujuan organisasi


Dengan melakukan konsultasi kepada co-mentor sebagai atasan langsung terkait
rencana kegiatan mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril
Rutan Kelas IIB Soe, akan meningkatkan hubungan kerja sama antara Kepala
Pengamanan Rutan dengan penulis sebagai Anggota regu pengamanan dalam
meningkatkan sistem keamanan di dalam Rutan. Hal ini sesuai dengan Misi
Rutan Kelas IIB Soe untuk mengembangkan kompetensi, integritas,
profesionalisme dan etos kerja Pemasyarakatan.

2. Kegiatan Kedua

Kegiatan : Melaporkan dan melakukan konsultasi kepada Atasan dalam


hal ini Kepala Rumah Tahanan Negara (Karutan) Kelas IIB Soe
terkait isu aktual yang ditemukan serta gagasan pemecahan isu
dari isu aktual tersebut
Tanggal : 10 Agustus 2018
Daftar lampiran : Foto Kegiatan
Output Kegiatan : Mendapatkan persetujuan dan saran dari Atasan dalam hal ini
Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Soe (Karutan)
terkait isu aktual yang ditemukan serta gagasan pemecahan isu
dari isu aktual tersebut.

1. Deskripsi Proses
Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 10 Agustus 2017 tepatnya di Aula Rutan
Kelas IIB Soe. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas
IIB Soe beserta para Kasubsi. Kegiatan ini juga dihadiri oleh CPNS guna
melaporkan dan melakukan konsultasi terkait rencana kegiatan aktualisasi yang
telah diseminarkan dan disetujui pada masa pelatihan dasar untuk dapat
diaktualisasikan pada masa off class pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil
tahun 2017.
Kegiatan ini sangat penting untuk dilakukan guna tidak terjadinya perbedaan
persepsi dari Kepala Rumah Tahanan Negara (Karutan) terkait rencana kegiatan
untuk mengoptimalisasi ketertiban lalu lintas di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe.
Sehingga dengan adanya kegiatan ini, Kepala Rumah Tahanan Negara kelas IIB
Soe dapat memberikan saran dan menyatukan persepsi untuk mencapai aturan-
aturan yang baik dan sesuai harapan.

2. Tahapan Kegiatan
 Menanyakan kesediaan waktu Karutan
Meminta kesediaan waktu Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Soe guna
melakukan konsultasi terkait rencana kegiatan untuk mengoptimalisasi
ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe.

Gambar 3.3
Ket :bukti komunikasi “Menanyakan kesediaan waktu” Karutan via Whatsapp

 Melakukan pertemuan dengan Karutan


Melakukan pertemuan dengan Karutan untuk melakukan konsultasi serta
menyampaikan rencana kegiatan mengoptimalisasi ketertiban lalu lintas WBP di
Area Steril Rutan kelas IIB Soe.
Gambar 3.4

Ket : Melakukan pertemuan dengan Karutan beserta kasubsi


 Meminta Karutan Menentukan Jadwal Sosialisasi
Meminta Karutan untuk menentukan jadwal sosialisasi terkait rencana kegiatan
untuk mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB
Soe yang akan disosialisasikan kepada pegawai dan warga binaan
pemasyarakatan. (tersedianya jadwal umum) teknisnya di kegiatan 3

3. Nilai Dasar
a. Etika Publik

Melaporkan dan melakukan konsultasi kepada Atasan sebagai Kepala


Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Soe terkait rencana kegiatan
mengoptimalisasi ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB
Soe ini dilakukan guna mendapatkan persamaan persepsi dan saran dari
Kepala Rutan mengenai pentingnya ketertiban lalu lintas WBP di Area
Steril. Sehingga muncul nilai jujur akan ide-ide yang ada yang ingin dan
dapat diimplementasikan pada aturan tata tertib lalu lintas WBP di Area
Steril Rutan Kelas IIB Soe. Kepala Rutan dalam memberi saran juga harus
cermat untuk melihat kebutuhan dan situasi yang sedang terjadi saat ini di
lingkungan dalam Rutan. Selain itu hal ini merupakan bagian dari tanggung
jawab Kepala Rutan didalam menjaga keamanan dan ketertiban didalam
Rutan sehingga proses pembinaan kepada WBP bisa bejalan dengan baik.

b. Nasionalisme
Melaporkan dan melakukan konsultasi kepada Kepala Rutan terkait rencana
kegiatan mengoptimalisasi ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan
Kelas IIB Soe adalah bentuk rasa hormat penulis kepada Kepala Rutan
sebagai atasan yang memiliki tanggung jawab terhadap keamanan dan
ketertiban serta aturan-aturan di dalam Rutan. Hal ini juga merupakan salah
satu bentuk kerja sama antara Kepala Rutan dan penulis sebagai Anggota
Regu Pengamanan dalam meningkatkan sistem keamanan dan ketertiban
didalam Rutan.
c. Whole of Government
Melaporkan dan melakukan konsultasi kepada co-mentor sebagai Kepala
Rutan terkait rencana kegiatan mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP
di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe merupakan bentuk koordinasi yang baik
antara Kepala Rutan dengan penulis sebagai Anggota regu pengamanan
untuk demi meningkatkan sistem keamanan dan ketertiban didalam Rutan
sehingga proses pembinaan terhadap WBP bisa berjalan dengan baik dan
sesuai dengan apa yang diharapkan.
4. Kontribusi Terhadap Visi, Misi dan Tujuan Organisasi
Dengan melakukan konsultasi kepada Kepala Rutan sebagai Atasan terkait
rencana kegiatan mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril
Rutan Kelas IIB Soe, akan meningkatkan hubungan kerja sama antara Kepala
Rutan dengan Anggota regu pengamanan dalam meningkatkan sistem keamanan
di dalam Rutan. Hal ini sesuai dengan Misi Rutan Kelas IIB Soe untuk
mengembangkan kompetensi, integritas, profesionalisme dan etos kerja
Pemasyarakatan.

3. Kegiatan Ketiga

Kegiatan : Menyiapkan jadwal untuk melakukan kegiatan sosialisasi


terkait rencana kegiatan untuk mengoptimalkan ketertiban lalu
lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe.
Tanggal : 20 Agustus 2018
Daftar Lampiran :  Pengumuman Sosialisasi
 Daftar hadir pegawai
 Daftar hadir WBP
Output Kegiatan : Tersedianya jadwal sosialisasi terkait rencana kegiatan untuk
mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril
Rutan Kelas IIB Soe kepada pegawai dan juga kepada WBP
yang telah disetujui.

1. Deskripsi Proses
Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 20 Agustus 2018. Kegiatan ini bertujuan
untuk mengumumkan kepada pegawai dan kepada WBP tentang sosialisasi yang
akan dilaksanakan sehingga kegiatan sosialisasi nantinya bisa dihadiri oleh
seluruh pegawai dan juga warga binaan pemasyarakatan.

2. Tahapan Kegiatan
 Membuat pengumuman sosialisasi untuk pegawai
Membuat pengumuman sosialisasi untuk pegawai sehingga pegawai
mengetahui tanggal, waktu dan tempat akan dilaksanakannya sosialisasi
terkait kegiatan untuk mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area
Steril Rutan Kelas IIB Soe.
Gambar 3.5
Ket : Membuat Pengumuman sosialisasi untuk pegawai

 Membuat daftar hadir pegawai


Membuat daftar hadir pegawai sebagai bukti kehadiran pegawai dalam
kegiatan sosialisasi.

Gambar 3.6
Ket : membuat daftar hadir pegawai

 Memasang pengumuman sosialisasi untuk pegawai


Memasang pengumuman di papan pengumuman sebagai informasi untuk
pegawai terkait kegiatan sosialisasi.
Gambar 3.7

Ket : Memasang pengumuman sosialisasi untuk pegawai

 Membuat pengumuman sosialisasi untuk WBP


Membuat pengumuman sosialisasi untuk WBP sehingga WBP mengetahui
tanggal, waktu dan tempat akan dilaksanaknnya sosialisasi terkait kegiatan
untuk mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas
IIB Soe.
Gambar 3.8
Ket : Membuat pengumuman sosialisasi untuk WBP

 Membuat daftar hadir seluruh WBP dalam kegiatan sosialisasi


Membuat daftar hadir WBP dalam kegiatan sosialisasi sebagai bukti
kehadiran WBP dalam kegiatan sosialisasi.
Gambar 3.9

Ket : Membuat daftar hadir untuk WBP

 Memasang pengumuman sosialisasi untuk WBP


Memasang pengumuman di setiap blok hunian sebagai informasi untuk WBP
terkait kegiatan sosialisasi.
Gambar 3.10
Ket :Memasang pengumuman sosialisasi untuk WBP

3. Nilai Dasar
a. Akuntabilitas
Menyiapkan jadwal untuk melakukan kegiatan sosialisasi adalah bentuk
tanggung jawab penulis agar kegiatan sosialisasi bisa dilaksanakan tepat
pada waktu yang ditentukan sehingga rencana kegiatan untuk
mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB
Soe dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
b. Anti Korupsi
Jujur , mandiri dan kerja keras dari penulis sangat penting dalam kegiatan
ini sehingga jadwal untuk melakukan sosialisasi bisa terlaksana sesuai
dengan apa yang diharapkan.

4. Kontribusi terhadap Visi, Misi dan Tujuan Organisasi


Menyiapkan jadwal untuk melakukan kegiatan sosialisasi terkait rencana
mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril memberikan
kontribusi terhadap misi organisasi yaitu mengembangkan kompetensi,
integritas, profesionalisme dan etos kerja Pemasyarakatan

4. Kegiatan Keempat

Kegiatan : Menyiapkan bahan sosialisasi terkait rencana kegiatan untuk


mengoptimalisasi ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril
Rutan Kelas IIB Soe.
Tanggal : 1 September 2018
Daftar Lampiran :  Denah Rutan
 Draft leaflet Tata Tertib lalu lintas WBP di Area Steril
 Contoh format buku laporan lalu lintas WBP di Area Steril
Output Kegiatan : Tersedianya bahan sosialisasi yaitu Denah Rutan untuk
menetapkan titik penjagaan, draft leaflet tata tertib lalu lintas
WBP di Area Steril dan contoh format buku laporan lalu lintas
WBP di Area Steril

1. Deskripsi Proses
Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 1 september 2018. Kegiatan ini sebagai
persiapan untuk melakukan sosialisasi sehingga alur, maksud dan tujuan dari
kegiatan sosialisasi bisa terarah dengan baik. Dengan begitu rencana kegiatan
untuk mengoptimalisasi ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas
IIB Soe bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Tahapan Kegiatan
 Membuat Denah Rutan
Membuat denah Rutan untuk menetapkan titik penjagaan dan pemantauan di
area steril sehingga lalu lintas WBP di Area Steril bisa teratur dengan baik.
Gambar 3.11

Ket : Membuat denah Rutan untuk menetapkan titik penjagaan


 Membuat Tata Tertib Lalu Lintas WBP di Area Steril
Mencari referensi mengenai aturan-aturan tata tertib bagi warga binaan
pemasyarakatan di dalam Rutan baik itu aturan-aturan tertulis dan dari
aturan-aturan yang terdapat di berbagai Lapas atau Rutan yang ada untuk
diadopsi.
Gambar 3.12
Ket : Membuat draft leaflet tata tertib lalu lintas WBP di Area Steril

 Membuat Contoh Format Buku Laporan Lalu Lintas WBP


Mencari referensi mengenai buku laporan lalu lintas WBP di area steril dari
Lapas atau Rutan yang ada untuk diadopsi.

Gambar 3.13
Ket : Membuat contoh format buku laporan di Pos Area Steril

3. Nilai Dasar
a. Akuntabilitas
Menyiapkan bahan sosialisasi adalah bentuk tanggung jawab penulis
terhadap kegiatan yang ingin dilaksanakan sehingga kegiatan sosialisasi bisa
berjalan dengan baik dan terarah dan juga maksud serta tujuan dari kegiatan
sosialisasi tersebut lebih terarah.
b. Komitmen Mutu
Menyiapkan bahan sosialisasi berupa denah Rutan untuk menetapkan titik
penjagan, membuat tata tertib lalu lintas WBP di Area Steril serta dcontoh
format buku laporan lalu lintas di Area Steril sebagai materi sosialisasi
memunculkan nilai inovatif dari penulis, dan akhirnya didapatkan orientasi
mutu yang baik untuk kegiatan sosialisasi terkait rencana kegiatan
mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB
Soe.
c. Anti Korupsi
Membuat denah Rutan untuk menetapkan titik penjagaan, membuat tata
tertib lalu lintas WBP di Area Steril dan membuat format buku laporan lalu
lintas merupakan bentuk kerja keras penulis untuk dapat membuat
ketertiban lalu lintas WBP di area steril. Selain itu merupakan sikap mandiri
dari penulis dalam mencari referensi dan merancang draft rancangan tata
tertib lalu lintas WBP di Area Steril demi menciptakan sistem keamanan
yang lebih baik.
4. Kontribusi terhadap Visi, Misi dan Tujuan Organisasi
Menyiapkan bahan sosialisasi untuk pegawai dan WBP terkait rencana kegiatan
mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe
ini akhirnya memberikan kontribusi terhadap misi organisasi yaitu
mengembangkan kompetensi, integritas, profesionalisme dan etos kerja
Pemasyarakatan.

5. Kegiatan Kelima

Kegiatan : Mengikuti sosialisasi yang dipimpin oleh Kepala Pengamanan


Rutan untuk seluruh pegawai khususnya Anggota Regu
Pengamanan terkait rencana kegiatan untuk mengoptimalkan
ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe.
Tanggal : 17 September 2018
Daftar Lampiran : Foto Kegiatan
Output Kegiatan : Pegawai Rutan Kelas IIB Soe khususnya regu pengamanan
mengetahui titik penjagaan untuk mengawasi dan memantau
lalu lintas WBP di Area Steril, Anggota Regu Pengamanan
mendapatkan pengetahuan tentang pedoman cara mengisi buku
laporan lalu lintas WBP di Area Steril dan tata tertib untuk
WBP yang melakukan lalu lintas di Area Steril Rutan Kelas IIB
Soe.

1. Deskripsi Proses
Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 17 September 2018 di Aula Rutan Kelas
IIB Soe dan pemateri pada kegiatan sosialisasi ini adalah Kepala Pengamanan
Rutan (KPR). Kegiatan ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan sekaligus
memberi pemahaman dan pengetahuan bagi seluruh pegawai Rutan Kelas IIB
Soe akan pentingnya keamanan di dalam Rutan termasuk pentingnya fungsi
pengawasan terhadap WBP yang melakukan lalu lintas di Area Steril dan tata
tertib bagi WBP di Area Steril. Pada kegiatan sosialisasi ini Kepala Pengamanan
Rutan menentukan titik pengawasan di Area Steril sehingga memudahkan
petugas didalam melakukan pengawasan. Kepala Pengamanan Rutan juga
menjelaskan bagaimana prosedur pengisian buku laporan lalu lintas di Area
Steril serta tata tertib yang harus dipatuhi WBP saat melakukan lalu lintas di
Area Steril sehingga akan tercipta sistem keamanan yang kondusif.

2. Tahapan Kegiatan
 Menyiapkan tempat sosialisasi
Menyiapkan tempat sosialisasi yang telah ditentukan yaitu di Aula Rutan
Kelas IIB Soe satu jam sebelum pelaksanaan kegiatan sosialisasi.
Gambar 3.14

Ket : Menyiapkan tempat sosialisasi untuk pegawai

 Mendengarkan Kepala Pengamanan Rutan saat melakukan sosialisasi


Kepala Pengamanan Rutan sebagai pemateri dalam kegiatan sosialisasi ini
menjelaskan tentang tata tertib bagi warga binaan pemasyarakatan yang
melakukan lalu lintas di Area Steril Rutan kelas IIB Soe kepada pegawai.

Gambar 3.15
Ket : KPR menjelaskan tentang tata tertib WBP di Area Steril

 Mendengarkan Kepala Pengamanan Rutan saat melakukan sosialisasi


Kepala Pengamanan Rutan sebagai pemateri dalam kegiatan sosialisasi ini
menjelaskan tentang titik penjagaan dan pengawasan yang nantinya akan
menjadi pos area steril untuk anggota regu pengamanan yang bertugas
sebagai tempat untuk melakukan pengawasan dan pemantauan di Area Steril.
Gambar 3.16

Ket : KPR menjelaskan tentang titik pengamanan di Area Steril

 Mendengarkan Kepala Pengamanan Rutan saat melakukan sosialisasi


Kepala Pengamanan Rutan sebagai pemateri dalam kegiatan sosialisasi ini
juga menjelaskan tentang prosedur dalam mengisi buku laporan di Pos Area
Steril. Buku laporan ini sebagai bahan laporan dalam bentuk tulisan bagi
warga binaan pemasyarakatan yang melakukan lalu lintas di Area Steril.
Gambar 3.17

Ket : KPR menjelaskan tentang prosedur pengisian buku laporan

3. Nilai Dasar
a. Akuntabilitas
Kegiatan sosialisasi untuk mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di
Area Steril ini merupakan bagian dari tanggung jawab bersama para
Petugas Pemasyarakatan dalam melaksanakan tugas pengamanan, sehingga
dengan adanya sosialisasi tentang rencana kegiatan untuk mengoptimalkan
ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril ini seluruh pegawai Rutan Kelas
IIB Soe bisa memahami maksud dan tujuan dari rencana kegiatan yang
disosialisasikan. Hal ini juga bagian dari transparansi mengenai aturan tata
tertib yang dibuat melalui referensi dari aturan-aturan yang tertulis maupun
aturan-aturan yang ada di berbagai Lapas dan Rutan sehingga seluruh
pegawai mengetahui tentang tata tertib yang telah dirancang dan akan
diimplementasikan dalam kegiatan untuk mengoptimalkan ketertiban lalu
lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe.
b. Nasionalisme
Kegiatan sosialisasi untuk mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di
Area Steril Rutan Kelas IIB Soe ini merupakan bagian dari sikap saling
menghormati, saling menghargai pendapat dan yang paling utama adalah
musyawarah mufakat. Karena dengan adanya kegiatan sosialisasi ini
Pegawai staf dan Anggota Regu Pengamanan dapat bertemu dan bersama-
sama menyepakati kegiatan yang direncanakan termasuk aturan-aturan
tentang tata tertib WBP di Area Steril lalu kemudian dapat diperbaiki dan
disetujui untuk menjadi aturan tata tertib WBP di Area Steril Rutan Kelas
IIB Soe.
c. Etika Publik
Kegiatan sosialisasi untuk mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di
Area Steril Rutan Kelas IIB Soe ini juga didasari sikap hormat dan sopan,
dimana Kepala Pengamanan Rutan sebagai pemateri maupun para pegawai
yang hadir saling menghormati dan juga sopan dalam bertanya maupun
menjawab pertanyaan yang timbul dalam kegiatan sosialisasi terkait rencana
kegiatan mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan
Kelas IIB Soe.
4. Kontribusi Terhadap Visi, Misi dan Tujuan Organisasi
Kegiatan sosialisasi kepada pegawai Rutan Kelas IIB Soe ini memberikan
kontribusi terhadap misi organisasi yaitu mengembangkan kompetensi,
integritas, profesionalisme dan etos kerja Pemasyarakatan.

6. Kegiatan Keenam

Kegitan : Membuat Poster tata tertib lalu lintas WBP di Area Steril Rutan
Kelas IIB Soe serta menentukan tempat penempatan poster tata
tertib.
Tanggal : 20 September 2018
Daftar Lampiran :  Desain Poster
 Foto Kegiatan
Output Kegiatan : Tersedianya poster tata tertib lalu lintas WBP di Area Steril
Rutan Kelas IIB Soe yang kemudian ditempatkan pada tempat
yang telah ditentukan sehingga WBP yang akan melintasi area
steril bisa melihat dan membaca serta mengikuti tata tertib yang
tercantum dalam tulisan pada poster yang telah dicetak.

1. Deskripsi Proses
Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 20 September 2018. Pembuatan poster tata
tertib lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe ini dilakukan selama 3
(tiga) hari. Kegiatan ini dimaksudkan bahwa dengan adanya poster tentang tata
tertib WBP di area steril diharapkan mampu untuk menciptakan kesadaran warga
binaan pemasyarakatan di Rutan Kelas IIB Soe akan pentingnya ketertiban di
Area Steril sehingga nantinya tercipta keadaan lalu lintas yang tertib dan
kondusif. Selain itu dengan adanya poster tata tertib lalu lintas WBP di Area
Steril juga dapat selalu mengingatkan kepada seluruh warga binaan
pemasyarakatan untuk selalu mentaati peraturan yang berlaku.

2. Tahapan Kegiatan
 Membuat desain poster
Tata tertib yang telah disetujui kemudian didesain dalam bentuk poster
sehingga menjadi acuan bagi ketertiban lalu lintas warga binaan
pemasyarakatan di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe.
Gambar 3.18

Ket : Model desain poster tata tertib WBP di Area Steril

 Mencetak poster
Tata tertib yang telah disetujui dan telah didesain kemudian dicetak dalam
bentuk poster sebagai peraturan yang tertulis untuk ditaati oleh setiap warga
binaan pemasyarakatan dalam melakukan lalu lintas di Area Steril Rutan
Kelas IIB Soe.
Gambar 3.19
Ket: mencetak Poster

 Menentukan tempat penempatan poster


Menentukan tempat untuk menempatkan poster tata tertib WBP di Area
Steril Rutan Kelas IIB Soe sehingga nantinya poster tata tertib tersebut bisa
dilihat dan dibaca serta dipahami oleh WBP sehingga dapat ditaati dan
dilaksanakan dalam melakukan lalu lintas di Area Steril Rutan Kelas IIB
Soe.
Gambar 3.20

Ket : Menentukan titik penempatan poster

3. Nilai Dasar
a. Akuntabilitas
Pembuatan poster ini memiliki kejelasan target yaitu untuk dapat dilihat dan
diingat selalu oleh para warga binaan pemasyarakatan Rutan Kelas IIB Soe
sehingga WBP akan selalu mengimplementasikannya dalam melakukan lalu
lintas di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe. Selain itu juga merupakan bentuk
tanggung jawab penulis sebagai Petugas Pemasyarakatan untuk
meningkatkan keamanan dan ketertiban di dalam Rutan.
b. Nasionalisme
Pembuatan poster ini merupakan bagian dari etos kerja penulis sebagai
Petugas Pemasyarakatan dalam meningkatkan sistem keamanan dan
ketertiban di dalam Rutan. Cermat dalam membuat desain poster dan
pemilihan kata sangat penting sehingga nantinya pesan dari aturan tata tertib
yang tertuang dalam tulisan pada poster tersebut mudah dipahami dan
dimengerti oleh warga binaan pemasyarakatan Rutan Kelas IIB Soe.
c. Komitmen Mutu
Membuat Poster tata tertib ini merupakan kegiatan yang efektif dan efisien
untuk dapat membantu dalam menertibkan lalu lintas WBP di Area Steril
Rutan Kelas IIB Soe karena dengan adanya poster tentang tata tertib ini,
warga binaan pemasyarakatan Rutan Kelas IIB Soe diharapkan sadar akan
betapa pentingnya mentaati aturan yang berlaku dan menjaga ketertiban di
dalam Rutan termasuk ketertibaan dalam melakukan lalu lintas di Area Steril
Rutan Kelas IIB Soe sehingga nantinya akan tercipta lingkungan Rutan yang
tertib dan aman sebagai orientasi mutu yang ingin dicapai oleh Petugas
Pemasyarakatan dalam melaksanakan tugas .
d. Anti Korupsi
Membuat poster tata tertib merupakan sikap peduli terhadap pentingnya
dibuat sebuah aturan mengenai tata tertib lalu lintas di Area Steril Rutan
Kelas IIB Soe untuk menjaga serta meningkatkan keamanan dan ketertiban
di dalam lingkungan Rutan Kelas IIB Soe. Selain itu hal ini merupakan
bentuk kerja keras Petugas Pemasyarakatan dalam menjaga keamanan dan
ketertiban di lingkungan Rutan.

4. Kontribusi Terhadap Visi, Misi dan Tujuan Organisasi


Membuat poster tata tertib lalu lintas WBP di Area Steril serta menentukan
tempat penempatan poster akhirnya memberikan kontribusi terhadap misi
organisasi yaitu mengembangkan kompetensi, integritas, profesionalisme dan
etos kerja Pemasyarakatan.
7. Kegiatan Ketujuh

Kegiatan : Mengikuti sosialisasi yang dipimpin oleh Kepala Pengamanan


Rutan untuk seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan Rutan
Kelas IIB Soe terkait rencana kegiatan untuk mengoptimalkan
ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe
Tanggal : 25 September 2018
Daftar Lampiran : Foto Kegiatan
Output Kegiatan : Terlaksananya kegiatan sosialisasi untuk seluruh Warga Binaan
Pemasyarakatan Rutan Kelas IIB Soe dan warga binaan
mendapatkan pengetahuan mengenai tata tertib serta aturan lalu
lintas di Area Steril Rytan Kelas IIB Soe

1. Deskripsi Proses
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 September 2018 dpimpin oleh Kepala
Pengamanan Rutan. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan di masing-masing blok
hunian WBP pada saat kegiatan rutin penghitungan jumlah warga binaan
pemasyarakatan di setiap blok yang ada. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan pada
saat penghitungan jumlah WBP di pagi hari supaya seluruh WBP bisa terlibat
pada kegiatan sosialisasi ini untuk mendengarkan Kepala Pengamanan Rutan
menjelaskan tentang aturan dan tata tertib lalu lintas WBP di Area Steril Rutan
Kelas IIB Soe. Sehingga nantinya aturan serta tata tertib tersebut bisa dipatuhi
dan dilaksanakan oleh seluruh warga binaan pemasyarakatan Rutan Kelas IIB
Soe.
2. Tahapan Kegiatan
 Menyiapkan tempat sosialisasi
Menyiapkan tempat sosialisasi yang telah ditentukan yaitu di masing-masing
blok hunian dan memberi informasi kepada WBP Rutan Kelas IIB Soe
bahwa setelah penghitungan jumlah WBP akan dilaksanakan sosialisasi di
masing-masing blok hunian sehingga diharapkan setelah selesai
penghitungan, WBP tidak beranjak dari blok Hunian untuk mendengarkan
sosialisasi dari Kepala Pengamanan Rutan tentang aturan dan tata tertib lalu
lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe.
Gambar 3.21
Ket : Menyiapkan tempat sosialisasiuntuk WBP

 Mengumpulkan WBP di tempat yang telah disediakan


Warga binaan pemasyarakatan dikumpulkan di blok hunian masing-masing
untuk mendengarkan sosialisasi terkait aturan dan tata tertib lalu lintas WBP
di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe.
Gambar 3.22

Ket : Mengumpulkan WBP di masing-masing blok hunian

 Mendengarkan Kepala Pengamanan Rutan saat melakukan sosialisasi


Mendengarkan Kepala Pengamanan Rutan pada saat menjelaskan kepada
warga binaan pemasyarakatan tentang tata tertib lalu lintas WBP di Area
Steril yang telah dibuat dan ditetapkan sebagai aturan.
Gambar 3.23
Ket : KPR menjelaskan tentang tata tertib kepada WBP

 Mendengarkan Kepala Pengamanan Rutan saat melakukan sosialisasi


Mendengarkan Kepala Pengamanan Rutan saat menjelaskan kepada warga
binaan pemasyarakatan tentang prosedur dan tahapan bagi warga binaan
yang akan melakukan lalu lintas di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe.
Gambar 3.24

Ket : KPR menjelaskan tentang protap bagi WBP yang melakukan lalu lintas di Area Steril

3. Nilai Dasar
a. Akuntabilitas
Kegiatan sosialisasi untuk mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di
Area Steril ini merupakan bagian dari tanggung jawab bersama para
Petugas Pemasyarakatan dalam melaksanakan tugas pengamanan, sehingga
dengan adanya sosialisasi tentang kegiatan untuk mengoptimalkan ketertiban
lalu lintas WBP di Area Steril ini seluruh warga binaan pemasyarakatan
Rutan Kelas IIB Soe bisa memahami maksud dan tujuan dari rencana
kegiatan yang disosialisasikan. Hal ini juga bagian dari transparansi
mengenai aturan tata tertib yang dibuat melalui referensi dari aturan-aturan
yang tertulis maupun aturan-aturan yang ada di berbagai Lapas dan Rutan
sehingga seluruh warga binaan pemasyarakatan Rutan Kelas IIB Soe
mengetahui tentang tata tertib yang telah dirancang dan akan
diimplementasikan dalam kegiatan untuk mengoptimalkan ketertiban lalu
lintas WBP di Area Steril.
b. Nasionalisme
Kegiatan sosialisasi untuk mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di
Area Steril Rutan Kelas IIB Soe ini merupakan bagian dari sikap saling
menghormati, saling menghargai pendapat dan yang paling utama adalah
musyawarah mufakat. Karena dengan adanya kegiatan sosialisasi ini
seluruh warga binaan pemasyarakatan Rutan Kelas IIB Soe dapat
mengetahui dan mentaati aturan-aturan tentang tata tertib WBP di Area Steril
Rutan Kelas IIB Soe.
c. Etika Publik
Kegiatan sosialisasi untuk mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di
Area Steril ini juga didasari sikap hormat dan sopan, dimana Kepala
Pengamanan Rutan sebagai pemateri maupun para warga binaan
pemasyarakatan Rutan Kelas IIB Soe yang mengikuti kegiatan sosialisasi ini
saling menghormati dan juga sopan dalam bertanya maupun menjawab
pertanyaan yang timbul dalam kegiatan sosialisasi terkait rencana kegiatan
mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB
Soe.

4. Kontribusi Terhadap Visi, Misi dan Tujuan Organisasi


Kegiatan sosialisasi kepada seluruh warga binaan pemasyarakatan Rutan Kelas
IIB Soe ini akhirnya memberikan kontribusi terhadap misi organisasi yaitu
melakukan pelayanan tahanan, pengelolaan basan dan barang, pembinaan
narapidana, pembimbingan klien pemasyarakatan, pendidikan dan pengentasan
kinerja.

8. Kegiatan Kedelapan

Kegiatan : Pelaksanaan kegiatan optimalisasi ketertiban lalu lintas WBP di


Area Steril Rutan Kelas IIB Soe
Tanggal : 1 Oktober 2018
Daftar Lampiran :  Foto Kegiatan
 Format Buku Laporan yang telah ditulis
Output Kegiatan : Terlaksananya kegiatan optimalisasi ketertiban lalu lintas WBP
di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe

1. Deskripsi Proses
Kegiatan ini mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2018. Anggota regu
pengamanan yang bertugas di Pos Area Steril melakukan penjagaan dan
pemantauan dari Pos Area Steril . selain melakukan pemantauan, anggota regu
pengamanan yang bertugas di Pos Area Steril juga mendata WBP yang melintasi
Pos Area Steril di buku laporan yang telah disediakan sehingga petugas
mengetahui dengan jelas keperluan dari WBP yang ingin memasuki Area Steril.
Petugas juga melakukan penggeledahan fisik berbusana kepada WBP yang
hendak memasuki Area Steril sehingga petugas juga mengetahui dengan jelas
bahwa WBP tersebut tidak membawa atau menyembunyikan barang terlarang
yang dapat mengganggu keamanan di dalam Rutan. Barang bawaan WBP juga
diperiksa ketika melintasi Pos Area Steril oleh petugas. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi barang terlarang yang dapat mengganggu keamanan masuk
kedalam blok hunian.

2. Tahapan kegiatan
 Pemasangan poster tata tertib lalu lintas WBP di Area Steril
Poster tentang tata tertib lalu lintas WBP di Area Steril yang telah dicetak di
pasang di Pos Area Steril yang telah ditentukan sebagai titik penjagaan dan
pengawasan di Area Steril. Penempatan poster ini bertujuan agar setiap WBP
yang melintasi Pos Area Steril dapat membaca dan menaati peraturan yang
tertulis di dalam tata tertib lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB
Soe.
Gambar 3.25
Ket : Pemasangan Poster

 Melakukan pengawasan lalu lintas WBP di area steril


Anggota regu jaga yang bertugas di pos area steril selalu memantau dan
mengawasi lalu lintas WBP di area steril untuk memastikan situasi di area
steril selalu aman.

 Menulis buku laporan lalu lintas WBP di area steril


Anggota regu jaga yang bertugas di pos area steril mendata nama WBP yang
ingin melakukan lalu lintas di area steril dengan keperluan tertentu, mulai
dari WBP yang menerima besukan, WBP yang ingin menelpon di wartel atau
keperluan tertentu di area steril kedalam buku laporan pos area steril. Selain
keperluan, jam keluar dan masuk juga di data sehingga petugas mengetahui
berapa lama WBP berada di area steril dan jika melewati waktu yang telah
ditentukan, WBP akan diberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Gambar 3.26
Ket : Petugas mendata WBP yang melintasi pos area steril di buku laporan

 Melakukan penggeladahan fisik berbusana terhadap WBP


Anggota regu jaga yang bertugas di pos area steril melakukan penggeledahan
fisik berbusana terhadap WBP yang hendak melakukan lalu lintas di area
steril dengan keperluan tertentu. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa
WBP yang akan memasuki area steril tidak membawa barang terlarang yang
dapat mengganggu keamanan di dalam Rutan. Begitu pun setelah selesai
keperluan dan masuk kembali kedalam blok hunian, petugas pos area steril
melakukan penggeledahan terhadap WBP agar memastikan bahwa tidak ada
barang terlarang yang masuk kedalam blok hunian.

Gambar 3.27
Ket : Petugas melakukan penggeledahan fisik berbusana

 Memeriksa barang bawaan dari area steril bagi WBP yang menerima
besukan
Anggota regu jaga yang bertugas di pos area steril melakukan pemeriksaan
barang bawaan WBP yang menerima besukan atau titipan dari keluarga di
pos area steril. Hal ini dilakukan untuk memastikan barang bawaan WBP
aman dan mencegah barang terlarang yang dapat mengganggu keamanan
masuk kedalam blok hunian.

Gambar 3.28

Ket : Petugas memeriksa barang bawaan WBP

3. Nilai Dasar
a. Akuntabilitas
Pelaksanaan kegiatan optimalisasi ketertiban lalu lintas warga binaan
pemasyarakatan di area steril Rutan Kelas IIB Soe ini merupakan bentuk
tanggung jawab Petugas Pemasyarakatan dalam menjaga ketertiban dan
keamanan di dalam Rutan. Konsisten terhadap visi, misi dan tujuan
organisasi adalah kunci agar kegiatan ini bisa berjalan dengan baik. Petugas
Pemasyarakatan pun harus bersikap netral dalam melayani warga binaan
pemasyarakatan didalam proses pembinaan.
b. Nasionalisme
Kegiatan ini membutuhkan kerja sama antara Petugas Pemasyarakatan
dengan warga binaan pemasyarakatan sehingga kegiatan untuk
mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di area steril Rutan Kelas IIB
Soe bisa berjalan dengan baik. Petugas pemasyarakatan juga harus bersikap
adil dalam proses kegiatan ini tanpa harus membedakan WBP yang satu
dengan yang lain.
c. Etika Publik
Melakukan pengawasan dan pemantauan di pos area steril merupakan sikap
disiplin dalam menjalankan tugas. Anggota regu pengamanan yang bertugas
di pos area steril harus selalu cermat dalam melakukan penggeledahan fisik
maupun pemeriksaan barang bawaan WBP sehingga dapat mencegah
gangguan keamanan di dalam Rutan. Dalam melayani WBP pun harus
dilandasi dengan sikap hormat dan sopan sehingga terciptanya suasana
yang harmonis di dalam Rutan.
d. Komitmen Mutu
Kegiatan untuk mengoptimalkan ketertiban lalu lintas warga binaan
pemasyarakatan di area steril Rutan Kelas IIB Soe ini sangat efektif untuk
menunjang sistem keamanan dan ketertiban sehingga dengan adanya
kegiatan ini, Rutan Kelas IIB Soe memiliki lingkungan yang tertib dan aman.

4. Kontribusi terhadap Visi, Misi dan Tujuan Organisasi


Kegiatan untuk mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di area steril Rutan
Kelas IIB Soe ini pada akhirnya memberikan kontribusi terhadap misi organisasi
yaitu melakukan pelayanan tahanan, pengelolaan basan dan barang, pembinaan
narapidana, pembimbingan klien pemasyarakatan pendidikan dan pengentasan
kerja. Kegiatan ini juga memberikan kontribusi terhadap misi organisasi yaitu
mengembangkan kompetensi, integritas, profesionalisme dan etos kerja
Pemasyarakatan.

3.2. Capaian Kegiatan Aktualisasi


Tabel 3.1
Presentas
No. Kegiatan Output Keterangan
e Capaian
1. Melaporkan dan Memperoleh
melakukan persetujuan atas
konsultasi kepada isu aktual dan
co-mentor terkait rencana kegiatan
rencana kegiatan untuk
untuk mengoptimalkan
100%
mengoptimalkan ketertiban lalu
ketertiban lalu lintas lintas WBP di
WBP di area steril area steril Rutan
Rutan Kelas IIB Soe Kelas IIB Soe

16 Agustus 2018
2. Melakukan Memperoleh
Konsultasi dengan persetujuan atas
Kepala Rumah rencana kegiatan
Tahanan Negara untuk
Kelas IIB Soe terkait mengoptimalkan
rencana kegiatan ketertiban lalu
untuk lintas WBP di
mengoptimalkan area steril Rutan
ketertiban lalu lintas kelas IIB Soe
WBP di area steril
Rutan Kelas IIB Soe

100%

10 Agustus 2018
Presentas
No. Kegiatan Output Keterangan
e Capaian
3. Menyiapkan jadwal Tersedianya
untuk melakukan jadwal
kegiatan sosialisasi sosialisasi
terkait rencana terkait rencana
kegiatan untuk kegiatan untuk
mengoptimalkan mengoptimalkan
ketertiban lalu lintas ketertiban lalu
100%
WBP di area steril lintas WBP di
kepada seluruh area steril
pegawai dan warga kepada pegawai
binaan dan warga
pemasyarakatan binaan
pemasyarakatan
20 Agustus 2018
4. Menyiapkan bahan Tersedianya
sosialisasi terkait bahan sosialisasi
rencana kegiatan terkait rencana
untuk kegiatan untuk
mengoptimalkan mengoptimalkan
ketertiban lalu lintas ketertiban lalu
WBP di area steril lintas WBP di
Rutan Kelas IIB Soe area steril Rutan
100%
kelas IIB Soe

1 September 2018
5. Mengikuti sosialisasi Terlaksana
yang dipimpin oleh kegiatan
Kepala Pengamanan sosialisasi untuk
Rutan (KPR) untuk pegawai terkait
pegawai terkait rencana kegiatan
rencana kegiatan untuk
untuk 100% mengoptimalkan
mengoptimalkan ketertiban lalu
ketertiban lalu lintas lintas WBP di
WBP di area steril area steril Rutan
Rutan Kelas IIB Soe Kelas IIB Soe

17 September 2018
Presentas
No. Kegiatan Output Keterangan
e Capaian
6. Membuat Poster tata Tersedianya
tertib lalu lintas Poster tata tertib
WBP di area steril lalu lintas WBP
Rutan kelas IIB Soe di area steril
Rutan Kelas IIB
Soe
100%

20 September 2018

7. Mengikuti sosialisasi Terlaksananya


yang dipimpin oleh Kegiatan
Kepala Pengamanan sosialisasi untuk
Rutan (KPR) untuk seluruh warga
seluruh warga binaan binaan
Pemasyarakatan pemasyarakata
terkait rencana terkait rencana
kegiatan untuk 100% kegiatan untuk
mengoptimalkan mengoptimalkan
ketertiban lalu lintas ketertiban lalu
WBP di area steril lintas WBP di
Rutan Kelas IIB Soe area steril Rutan
Kelas IIB Soe

25 September 2018
8. Pelaksanaan kegiatan Terlaksananya
optimalisasi kegiatan
ketertiban lalu lintas optimalisasi
warga binaan ketertiban lalu
pemasyarakatan lintas warga
(WBP) di area steril binaan
Rutan Kelas IIB Soe pemasyarakatan
(WBP) di area
steril Rutan
100% Kelas IIB Soe

1 Oktober 2018

ket : Tabel capaian kegiatan aktualisasi

BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari 8 kegiatan yang telah dilaksanakan selama masa
habituasi adalah keberhasilan peserta diklat CPNS gelombang I angkatan IV untuk melakukan
upaya optimalisasi ketertiban lalu lintas warga binaan pemasyarakatan (WBP) di area steril
Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Soe. Seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan masing-
masing memberikan kontribusi spesifik, baik langsung maupun tidak langsung pada proses
pengembangan sistem keamanan di dalam Rumah Tahanan Kelas IIB Soe khususnya terhadap
ketertiban lalu lintas warga binaan pemasyarakatan di area steril Rutan Kelas IIB Soe.
Hal ini dibuktikan melalui keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang mendukung yaitu :
1. Melaporkan dan melakukan konsultasi dengan co-mentor (KPR) terkait rencana
kegiatan untuk mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril
2. Melaporkan dan melakukan konsultasi dengan Karutan terkait kegiatan
mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe
3. Menyiapkan jadwal untuk melakukan kegiatan sosialisasi terkait rencana
kegiatan mengoptimalkan ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas
IIB Soe kepada staf dan regu pengamanan serta warga binaan pemasyarakatan
4. Menyiapkan bahan sosialisasi untuk regu pengamanan dan warga binaan
pemasyarakatan
5. Mengikuti sosialisasi yang dipimpin oleh co-mentor (KPR) untuk staf dan regu
pengamanan terkait rencana kegiatan untuk mengoptimalkan ketertiban lalu
lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe
6. Membuat poster tata tertib lalu lintas WBP di Area Steril Rutan Kelas IIB Soe
serta menentukan tempat pemasangan poster
7. Mengikuti sosialisasi yang dipimpin oleh co-mentor (KPR) kepada seluruh
warga binaan pemasyarakatan tentang tata tertib lalu lintas di Area Steril Rutan
Kelas IIB Soe
8. Pelaksanaan kegiatan optimalisasi ketertiban lalu lintas WBP di Area Steril
Rutan Kelas IIB Soe

B. Rekomendasi
Dengan terlaksananya seluruh kegiatan aktualisasi ini, beberapa rekomendasi yang
diajukan adalah :
1. Diperlukan konsistensi secara berkelanjutan untuk menjaga peraturan tata tertib lalu
lintas warga binaan di area steril Rutan Kelas IIB Soe.
2. Diperlukan dukungan dari Kepala Pengamanan Rutan Kelas IIB Soe untuk dapat
menegakkan peraturan tata tertib lalu lintas warga binaan pemasyarakatan di area
steril Rutan Kelas IIB Soe.
3. Diperlukan kerja sama sistematik antara anggota regu keamanan apabila terjadi
pelanggaran terhadap tata tertib lalu lintas warga binaan pemasyarakatan di area
steril Rutan Kelas IIB Soe.

DAFTAR PUSTAKA

Modul LATSAR, ANEKA……

Kamus Besar Bahasa Indonesia.2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Diakses tanggal
02 Oktober 2018 melalui http://kbbi.web.id

Koesuma, 2008.Pendidikan Karakter: Mengembangkan visi Pendidik sebagai pelaku


perubahan, Grasindo, Jakarta.

Nawawi Arief, Barda. Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan Pengembangan Hukum
Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1998.

Peraturan Menteri Hukum DanHak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2013
Tentang Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan Dan Rumah Tahanan Negara. Diakses tanggal
05 September 2018 melalui http://ngada.org
LEMBAR PENGESAHAN

Rancangan Aktualisasi ini diajukan oleh :

Nama :

NIP :

Profesi :

Unit Kerja :

Telah berhasil diseminarkan dan diterima sebagai bagian persyaratan Pelatihan Dasar

Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III untuk selanjutnya diaktualisasikan.

Kupang,

1. Pembimbing

Editrudis Natalisa,SST.,M.Pd

Nip. 196812251990022003 …………………

2. Mentor
Nama;

Nip. …………………

3. Penguji

Nama

NIP

…………………

Mengetahui,

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Dr. KERON AMA PETRUS, SE.,MA

PEMBINA UTAMA MUDA


NIP. 196207161986011002
LEMBAR PERSETUJUAN RANCANGAN

AKTUALISASI (HABITUASI)

“ Judul………………………………..”

Disusun oleh:

NAMA :

NIP :

ANGKATAN :

NOMOR ABSEN :

Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal ……di BPSDMD Provinsi NTT Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Mentor Pembimbing/Coach

Nama ………… EditrudisNatalisa,S.ST, M.Pd

NIP. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,, NIP.19681225199002


Catatan;
1. Semua Foto Bukti Kegiatan di print berwarna
2. Semua Bukti Kegiatan disertai Cap Lokasi Tempat Melaksakan Aktualisasi
3. Gunakan Kertas HVS berwarna sebagai Pembatas Bab demi Bab
4. Buatkan Video Testimomi dari atasan Langsung yg menerangkan Anda sudah melakukan
Kegiatan Aktualisasi mulai dari tanggal……..sampai…..

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT


57

Anda mungkin juga menyukai