I. LATAR BELAKANG
Undang Nomor 12 Tahun 1995, tentang Pemasyarakatan ditegaskan
bahwa Sistem pemasyarakatan diselenggarakan dalam rangka membentuk
Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari
kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat
diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam
pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan
bertanggung jawab.
Dalam perkembangannya pemasyarakatan harus mengenal lebih dalam
terkait manajemen birokrasi dan pelayanan public. Seperti berkembangnya
wacana Good Governance yang menekankan bagaimana proses kebijakan
partisipatif multistakeholder dilakukan serta bagaimana memperbaiki substansi
dan mekanisme pelayanan kepada publik. Munculnya wacana Good Governance
ini menjadi salah satu aternatif dalam memecah kekakuan proses kebijakan
dalam organisasi pemerintah atau birokrasi yang cenderung bersifat top down.
Dalam upaya menciptakan birokrasi yang efektif dan efisien, pemerintah
telah melahirkan prinsip yang dikenal dengan prinsip-prinsip tata pemerintahan
yang baik (good governance). Prinsip prinsip ini terimplemtasikan dalam delapan
area perubahan yang harus diperhatikan oleh seluruh instansi pemasyarakatan.
Antara lain:
1. Pola Pikir dan Budaya Kerja (Manajemen Perubahan)
2. Penataan Peraturan Per-UU-
3. Penataan dan Penguatan Organisasi
4. Penataan Tata Laksana
5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur (Berbasis IT)
6. Penguatan Pengawasan
7. Penguatan Akuntabilitas Kinerja
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
Salah satu bentuk pelayanan publik yang ada di pemasyarakatan yaitu
terkati pemenuhan hak-hak WBP seperti Pemberian Remisi, Program Integrasi
Sosial, Pelayanan dan perawatan Tahanan, penyelenggaraan bahan makanan
dan layanan kunjungan berbasis IT.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan melalui Divisi Pemasyarakatan Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat mempunyai tugas
menjamin kualitas pelayanan public pemasyarakatan di Lapas/Rutan di Sulawesi
Barat. Oleh karena itu perlu secara rutin dilakukan pembinaan sekaligus
bintorwasdal terhadap pelaksanaan pelayanan public tersebut untuk mencegah
terjadinya pelanggaran-pelanggaran diluar peraturan yang berlaku sehingga
masyarakat dan WBP (Publik) mendapatkan pelayanan sesuai standar yang
sudah ditetapkan oleh pemerintah saat ini.
VII. PENUTUP
Demikian laporan pelaksanaan kegiatan ini dibuat, untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Ketua Tim,